cover
Contact Name
Verdinand Robertua
Contact Email
verdinand.robertua@gmail.com
Phone
+6221-8009190
Journal Mail Official
sp@uki.ac.id
Editorial Address
Sekretariat Fisipol UKI, Jl. Mayjen Sutoyo 2, Cawang, Jakarta 13630
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Sociae Polites: Majalah Ilmiah Sosial-Politik
ISSN : 14103745     EISSN : 26204975     DOI : https://doi.org/10.33541/sp.v21i3.2245
Core Subject : Social,
Sociae Polites has the vision to be the leading journal in the issue of Sustainable Development Goals
Articles 154 Documents
STRATEGI PEMIMPIN POPULIS BARU INDONESIA MENCAPAI KEKUASAAN Imelda Masni Juniaty Sianipar
Sociae Polites Vol. 16 No. 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v16i1.491

Abstract

AbstractIndonesia has already had a populist leader, Ir.Soekarno. He is the first President of the RepublicIndonesia. Sukarno is categorized as a populistleader because He is charismatic and close to thepeople. In 2014, Indonesia has witnessed thepresence of populist leader in national politicalarena. The new populist leader is Joko Widodo orwho is wellknown as Jokowi. This figure was chosenby the majority of the people of Indonesia as apresident because it was believed that Jokowi has apopulist style leadership. He is also close to thepeople. This paper will specifically explain Jokowi’sstrategies as a new populist leader in order to gainpower. This paper argues that in order to gainpower and also to get the support from Indonesianpeople, Jokowi relies on his organizationalexperiences, skills, leadership and achievements.He also built a coalition with organized societyespecially with PDI-P participant and alsounorganized society who is known as RelawanJokowi. The last strategy of Jokowi is to promotedemand policy oriented. Based on those strategies,this paper categorizes Jokowi as a rational populistleader.Keywords: populist leader, Jokowi, power,Indonesia, rational populism. AbstrakIndonesia pernah memiliki pemimpin populis yaituIr. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia.Soekarno dikategorikan sebagai pemimpin populiskarena memiliki gaya kepemimpinan yangkharismatik dan dekat dengan rakyat. Pada tahun2014, Indonesia kembali menyaksikan hadirnyapemimpin populis di kancah perpolitikan nasional.Pemimpin populis baru tersebut adalah JokoWidodo atau akrab dikenal dengan Jokowi. Tokohini dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia sebagaipresiden karena diyakini memiliki karakterkepemimpinan populis dan dekat dengan rakyat.Tulisan ini secara khusus akan membahas strategiJokowi sebagai pemimpin populis Indonesia barudalam rangka mencapai kekuasan. Tulisan iniberargumen bahwa Jokowi mengandalkanpengalaman organisasi, skill dan leadership danprestasi yang dimilikinya, membangun koalisi baikdengan masyarakat terorganisir maupun yangtidak terorganisir serta mengedepankan kebijakanyang berorientasi pada demand (tuntutan) dalamrangka mendapatkan dukungan rakyat untukmencapai kekuasaan. Karenanya, Tulisan inimengkategorikan Jokowi sebagai pemimpinpopulis rasional.Kata kunci: pemimpin populis, Jokowi, kekuasaan,Indonesia, populisme rasional
MAKNA IKLAN CETAK INDOVISION VERSI “MENGAPA MEMILIH INDOVISION?” DI SURATKABAR KOMPAS Erna Mariana Susilowardhani
Sociae Polites Vol. 16 No. 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v16i1.492

Abstract

AbstractAdvertisement as a tool to convey message of aproduct has been a must in the business world. Thestrong competition beetwen products makes theproducer has to design special promotion strategycarefully, especially through advertisement in themass media. Indovision as a TV cable provider alsopose an advertisement in mass media in the formof messsage as a construction result of what theproducer want to communicate to the mass. Thisresearch want to analyse the meaning of symbol ofmessage on the printed advertisement of theIndovision version of “Why choose Indovision?” byusing concepts of advertising, advertising media,semiotics and theory of reality construction byusing descriptive explorative approach. The unit ofanalysis will cover all elements which is find in thatprinted advertisement on Kompas, at Saturday,October 4th, 2014. The research shows that printedadvertisement of Indovision version “Why chooseIndovision?” is using comparative interest throughpicture appearance in the television screen thatIndovision is providing distinct and clearer picturecompare to other brand especially during badweather although the price of reguler subscriptionis more expensive.Keywords: advertisement meaning, Indovisionprinted advertisement, Semiotics, RealityConstruction in the advertisement AbstrakIklan sebagai sarana penyampaian pesan bagiproduk sudah menjadi keharusan dalam duniabisnis. Kompetisi antar produk yang ketatmembuat para produsen harus merancang strategipromosi secara seksama, terutama melalui iklan dimedia massa. Indovision, sebagai penyedia jasatelevisi berlangganan juga memuat iklan di mediamassa dalam bentuk pesan sebagai hasilkonstruksi yang ingin disampaikan produsenkepada khalayak. Penelitian ini ingin menganalisismakna dari lambang pesan pada iklan cetakIndovision versi “Mengapa Memilih Indovison?”dengan menggunakan konsep periklanan, mediaperiklanan, semiotika dan teori konstruksi realitasdengan pendekatan deskriptif eksploratif. Unitanalisis mencakup semua unsur yang terdapatdalam iklan cetak tersebut yang dimuat padaKompas, Sabtu 4 Oktober 2014. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa iklan cetak Indovision versi“Mengapa Memilih Indovision?” menggunakandaya tarik komparatif melalui tampilan gambar dilayar televisi bahwa Indovision memberikangambar yang lebih jelas dan jernih dibandingkanmerek lain terutama saat cuaca buruk meskipunharga langganan lebih mahal.Kata kunci: Makna Iklan, Iklan cetak Indovision,Semiotika, Konstruksi Realitas dalam Iklan.
PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT PERTAMINA REFINERY UNIT VI BALONGAN DALAM MENINGKATKAN KEBERDAYAAN MASYARAKAT (Kasus Pada Desa Balongan, Majakerta, Sukaurip dan Karangsong) Ilona V. Oisina Situmeang
Sociae Polites Vol. 16 No. 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v16i1.493

Abstract

AbstractThe Government requires that any companyoperating in Indonesia to undertake CSR programsfor the surrounding community, which programsare not only charity but also to empowercommunities, so that the surrounding communitiesbe empowered; and this has been done by PTPertamina Balongan. This study used a qualitativeapproach that is descriptive. Primary datacollection is done by in-depth interviews and groupdiscussions while secondarily conducted throughthe study of literature. The result is that Pertaminaconducting activities in various areas of public life,including in the field leads to more social charityactivities, in economics with a focus on communitydevelopment activities needed by the communityand in the environmental field is directed to acleaner environment and comfortable as it mayimprove the quality of life as well as in the field ofreligion and education. This activity is routinelymaintained by Pertamina by listening to the keyneeds of the community.Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR),People Empowerment, Charity, Clean Environment AbstrakPemerintah mewajibkan setiap perusahaan yangberoperasi di Indonesia untuk melakukan programCSR bagi masyarakat sekitar, dimana programyang dilakukan tidak hanya sekedar perbuatanamal namun lebih kepada pemberdayaanmasyarakat, sehingga masyarakat sekitar menjadiberdaya. Hal ini sudah dilakukan oleh PT PertaminaBalongan. Penelitian ini menggunakan pendekatankualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulandata primer dilakukan dengan wawancaramendalam dan diskusi kelompok sedangkan datasekunder dilakukan dengan studi literatur. Hasilyang diperoleh bahwa Pertamina melakukankegiatan di berbagai bidang kehidupanmasyarakat, yaitu bidang sosial lebih mengarahkepada kegiatan amal, di bidang ekonomi fokuspemberdayaan masyarakat dengan berbagaikegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dandibidang lingkungan mengarah kepada lingkunganyang bersih, nyaman dan dapat meningkatkankualitas hidup serta di bidang agama danpendidikan. Kegiatan ini rutin dilakukan Pertaminadengan mendengarkan kebutuhan-kebutuhanutama dari masyarakat.Kata kunci: CSR, Tanggung Jawab SosialMasyarakat, Pemberdayaan Masyarakat, Amal,Lingkungan Bersih
KOMUNIKASI VERBAL DAN NON VERBAL DALAM JALINAN IKATAN COMMITTED RELATIONSHIP PADA PASANGAN GAY Novi Andayani Praptiningsih
Sociae Polites Vol. 16 No. 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v16i1.494

Abstract

AbstractThis study focuses on verbal and non verbalcommunication between gay couple in establishinga committed relationship. The conflict consists ofinternal conflict between the gay couple of differentnations and external conflict caused by stigm,discrimination, and bullying is done by thecommunity. This study is a qualitative study usingdata collection by conducting in-depth interviewsand observations of three gay couples. The resultsshowed that gay couples have a specific strategy inmaintaining a relationship commitment thatreflected through their verbal or nonverbalcommunication that is tailored to the character oftheir relationship. Emotional attachment that isgoing on between the two gay couples could also bea reason for them to maintain their intimacyrelationship. Conflict experienced by gay couples,because of jealousy, possessive and aggressiveattitudes that dominate one partner, and thepresence of one partner's infidelity. While theconflict that occurs as a result of a growing stigmain the community, resulting in discrimination andbullying, such as harassment, humiliation, andviolence experienced that same-sex couples.Keywords: Gay, Verbal and Non VerbalCommunication, Committed Relationship. AbstrakStudi ini ingin melihat bagaimana komunikasi verbaldan non-verbal terjadi dalam jalinan ikatancommitted relationship pasangan gay, dimanaditemukan konflik internal pada pasangan bedabangsa dan konflik eksternal akibat stigma,diskriminasi dan bullying yang dipraktekkanmasyarakat. Penelitian kualitif ini dilaksanakandengan wawancara mendalam dan observasiterhadap tiga pasangan gay. Hasil studimenunjukkan bahwa untuk mempertahankanhubungan, pasangan melakukan strategi khususdalam bentuk komunikasi verbal dan non-verbalyang akan menunjukkan karakter hubunganmereka. Ikatan emosi diantara pasangan gaymenjadi alasan mereka mempertahankanhubungan intim. Konflik mereka terjadi karenakecemburuan, sikap posesif, agresif, dan danketidaksetiaan salah satu dari pasangan. Stigmadari keluarga, masyarakat bahkan negara jugamengakibatkan konflik pada pasangan karenamereka mengalami berbagai bentuk penghinaan,pelecehan maupun kekerasan.Kata kunci: Gay, Komunikasi verbal dan non-verbal,Committed Relationship
ASIA TENGGARA: PENGANTAR KLASIK DAN PENTINGNYA SEJARAH V.L. Sinta Herindrasti
Sociae Polites Vol. 16 No. 1 (2015): Januari - Juni
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v16i1.495

Abstract

Tidak ada Abstrak
DOSMETIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN PRODUK PERAWATAN BAYI DAN ANAK Endah Muwarni
Sociae Polites Vol. 5 No. 23 (2005): Juli-Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v5i23.506

Abstract

Abstrak Dikatikan dengan gender, teks-teks iklan di berbagai media umumnya semakin mempertegas bahwa perempuan barada di wilayah domestik dengan urusan-urusan tetk-bengek rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Semua penggambaran perempuan dalam praktik wacana dan praktik sosial budaya ini menunjukkan nilai-nilai yang megarahkan pada ideologi pengibuan (motherhood) yang selama ini oleh akal sehat masyarakat telah diabsolutkan kebenarannya. Tidak heran jika iklan-iklan produk bayi dan anak, misalnya, selalu menampilkan perempuan sehingga akan menggiring dan menciptakan ideologi pengibuan dan pada akhirnya akan melestarikan bias gender dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam kehidupan rumah tangga.
PERAN MEDIA TELEVISI DALAM PEMBENTUKAN REALITAS SOSIAL Chontina Siahaan
Sociae Polites Vol. 5 No. 23 (2005): Juli-Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v5i23.508

Abstract

AbstrakEra globalisasi dengan teknologi infromasi yang berkembang kian canggih, menyebabkan dunia puns seolah makin mengecil. Dunia tak ubahnya sebuah desa global yang tidak mengenal batas-batas, sehingga informasi dapat diakses dari berbagai peolosok hanya dalam hitungan detik melalui media. Media itu sendiri adalah pesan, sehingga yang ditonjolkan bukan lagi “apa yang dikatakan media,” melainkan “bagaimana infromasi itu disampaikan” media. Media tidak lagi hanya sekedar menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi berusaha membentuk opini publik tentang apa yang disampaikan media. Oleh karena itu, media bebas membentuk realitas sosial dengan kontruksi yang dibuat oleh media, sehingga khalayak mempercayai apa yang disajikan oleh media sebagai suatu realitas yang sesungguhnya.
DAMPAK PENOLAKAN KONSITUSI UNI EROPA DALAM REFRENDUM DI PERANCIS Leonard F. Hutabarat
Sociae Polites Vol. 5 No. 23 (2005): Juli-Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v5i23.509

Abstract

Abstrak Suatu revolusi geopolitik sedang terjadi di kawasan Eropa, yaitu unifikasi Eropa. Apa yang disebut sebagai ”United States of Europe” yang baru, memiliki lebih banyak penduduk, perdagangan, kemakmuran, dan lebih banyak suara dalam organisasi internasional. Bahkan konsitusi Eropa yang baru menetapkan motto resmi UE, yaitu “Unity in Diversity” berkenan dengan penolakan publik Perancis dalam referendum mengenai “European Constitutional Treaty”, para politisi nasional dan Eropa harus terlibat dalam sautau dialog terbuka dengan rakyat Eropa untuk menjembatani proses integrasi dengan adanya suatu “sense of ownership”. Sementara itu, hasil referendum di Perancis juga telah mengirimkan simbol yang kuat bagi para pemimpin Eropa. “Brusssels” tidak lagi dapat dijadikan kambing hitam bagi kebijakan-kebijakan dalam negeri yang tidak populer. Artikel ini menjelaskan mengapa Eropa menyatakan “no” bagi konsitusi Eropa bulan Mei 2005 lalu, dimana Perancis juga merupakan salah satu negara “the Founding Fathers” dari UE. Dijelaskan juga akar dari krisis yang dialami EU dan kemungkinan-kemungkinan dari “the European Dream” pada masa mendatang. Where the European Union go from here?
Menghadapi Gelombang Tsunami Kedua: Studi kasus Rekontruksi Aceh, pasca-Helsinki George Junus Aditjondro
Sociae Polites Vol. 5 No. 23 (2005): Juli-Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v5i23.510

Abstract

Abstrak Tulisan ini secara khusus membahas masalah-masalah yang terkait dengan Aceh. Selain menghadapi kolonalisme Jakarta, Aceh menghadapi masalah tamabahan, karena negeri itu harus dibangun kembali setelah diluluhlantkan oleh gempa bumi dan tsunami, yang telah menelan ratusan ribu jiwa. Sementara itu, kesepakatan kemerdekaan Aceh yang lebih dikenal dengan singkatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka), dengan pemerintah Republik Indonesia. Dengan demikian, Aceh dapat menjadi „Laboratorium‟ untuk meneliti apakah semangat untuk merdeka akan pudar, setelah berbagai tuntutan GAM dikabulkan oleh Jakarta. Aceh sekaligus dapat menjadi laboratorium untuk menguji apakah transformasi GAM menjadi partai lokal, yang kemungkinan besar terpilih menjadi pemerintah Aceh yang legal, akan terperangkap dalam bentuk-bentuk korupsi mirip seperti di Aceh sebelum kesepakatan Helsinki. Sebab dalam fase pasca-revolusi, banyak pemimpinn gerakan kemerdekaan berubah menjadi elit baru yang korup, seperti diamati Frantz Fanon (1971) di Afrika. Hal serupa sudah terulang di Timor Leste, pasca refrendum. Juga di Filipina Selatan, setelah Nur Misuari, mantan pemimpin Front Nasional Pembela Mindanao (MNLF, Mindanao National Liberation Front), diangkat oleh Manila menjadi Gubernur ARMM (Autonomous Region of Muslim Mindanao).
PERJUANGAN HAK-HAK SIPIL DALAM KONTEKS POLITIK LOKAL: Studi Kasus Gerakan Perlawanan Rakyat Porsea terhadap Indorayon Victor Silaen
Sociae Polites Vol. 5 No. 23 (2005): Juli-Desember
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/sp.v5i23.511

Abstract

Abstrak Gerakan rakyat dalam rangka menentang kehadiran perusahaan raksasa Indorayon di Desa Sosorladang, Porsea, telah dimulai sejak lahir 1980-an. Dalam tulisan ini, kurun waktu tersebut dibagi menjadi dua babak. Pertama, ketika lingkup gerakan masih sebatas lokal. Kedua, ketika lingkup gerakan sudah meluas dan berjaring dengan kelompok-kelompok lainnya, baik secara nasional maupun lintasnegara. Tapi, hingga kini, Indorayon masih berdiri tegak. Dalam perpsektif ilmu politik, gerakan rakyat yang dikategorikan sebagai Gerakan Sosial Baru itu bukan berarti tidak efektif sama sekali. Karena, bagaimanapun, pihak Indorayon sendiri sudah mengalami beberapa “kekalahan” dalam menghadapi perlawanan rakyat. Memang, tujuan utama gerakan penyebabnya, yang utama karena Indorayon sebagai perusahaan swasta memiliki patronase politik dengan kekuatan yang sangat besar dan selalu siap membela serta mendukungnya. Patron yang dimaksud adalah negara, sementara Indorayon adalah adalah kliennya. Ada relasi erat dan kuat yang mencerminkan adanya simbiose mutualistik antara penguasa dan pengusaha dalam kasus ini.

Page 4 of 16 | Total Record : 154