cover
Contact Name
Ni Luh Gde Sumardani
Contact Email
-
Phone
+6281338996609
Journal Mail Official
fapetmip@gmail.com
Editorial Address
Gd. Agrokompleks Lt.1 Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Peternakan
Published by Universitas Udayana
ISSN : 08538999     EISSN : 26568373     DOI : https://doi.org/10.24843/MIP
Majalah Ilmiah Peternakan (MIP) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana. MIP terbit secara berkala, tiga kali dalam setahun, pada bulan Februari, Juni dan Oktober. MIP merangkum berbagai manuskrip di bidang peternakan seperti nutrisi, produksi, reproduksi, pasca panen (pengolahan dan tekhnologi) serta sosial ekonomi bidang peternakan. Manuskrip terbuka untuk para dosen dan peneliti yang berkaitan dengan bidang peternakan, serta terbuka untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, dengan mengikuti kaidah yang telah ditetapkan oleh MIP.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)" : 8 Documents clear
UPAYA MENEKAN JUMLAH LEMAK TUBUH DAN GAS AMONIA EKSKRETA ITIK MELALUI MANAJEMEN PAKAN PROBIOTIK Roni, N. G. K.; Puspani, E.; Bidura, I. G. N. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.644 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p08

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransumsebagai upaya untuk menekan jumlah lemak tubuh dan gas ammonia ekskreta itik, dilaksanakan di Tabanan,Bali. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kaliulangan. Tiap ulangan menggunakan enam ekor itik bali jantan umur dua minggu dengan berat badan homogen.Ransum yang diberikan selama penelitian disusun dengan kandungan protein kasar 18% dan energi termetabolis2900 kkal/kg tanpa suplementasi kultur Saccharomyces spp. sebagai kontrol (A); suplementasi masing-masing:0,10%, 0,20%, dan 0,30% kultur Saccharomyces spp. dalam ransum kontrol, masing-masing sebagai perlakuanB, C, dan D. Ransum dan air minum selama penelitian diberikan secara ad libitum. Variabel yang diamati adalahkonsumsi ransum, berat potong, lemak abdomen, dan kadar gas amonia ekskreta. Hasil penelitian menunjukkanbahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. dalam ransum basal pada level 0,20% (C) dan 0,30% (D) secaranyata (P<0,05) dapat meningkatkan berat potong itik dibandingkan dengan tanpa suplementasi (A). Akan tetapi,jumlah lemak abdomen, kadar kolesterol plasma, dan kadar gas amonia ekskreta itik nyata (P<0,05) lebih rendahdaripada kontrol. Dapat disimpulkan bahwa suplementasi kultur Saccharomyces spp. yang diisolasi dari ragi tapedalam ransum basal pada level 0,20-0,30% dapat meningkatkan bobot potong dan menurunkan jumlah lemakabdomen tubuh, serta kadar gas amonia dalam ekskreta itik Bali jantan umur 2-8 minggu.
STUDI RAGAM EKSTERIOR DAN KARAKTERISTIK REPRODUKSI BABI BALI Sudiastra, I. W.; Budaarsa, K.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.724 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ragam eksterior dan karakteristik reproduksi babi bali yang masihbertahan hidup di Pulau Bali. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Juli sampai September 2015.Data ini sangat diperlukan untuk menjelaskan mengapa babi bali sampai saat ini masih bisa bertahan di beberapadaerah di Bali. Penelitian menggunakan metode survei dan penentuan responden menggunakan teknik purposivesampling atau juggmental sampling dengan pertimbangan populasi babi bali di Bali tidak merata, hanya ada dibeberapa kabupaten. Kabupaten yang dipilih adalah Klungkung, Karangasem dan Buleleng. Data yang diperolehanalisis secara deskriptif. Eksterior babi bali ada dua yaitu yang berwarna hitam dan berwarna hitam denganbelang putih pada perut dan keempat kakinya. Ciri khas babi bali yang utama adalah perutnya melengkung kebawah (lordosis). Dimensi tubuh babi bali secara umum di ketiga daerah hampir sama dengan panjang badanriil kisarannya antara 97 – 137 cm. Pengukuran berbasis tulang (standar) yaitu antara 80 – 97 cm. Kalau dirataratakandari ketiga tempat pengukuran maka tinggi babi bali sekitar 49 cm. Dewasa kelamin pada umur 7-8 bulan,siklus birahi antara 15-20 hari, dikawinkan secara alami dengan jumlah anak 10 -14 ekor sekali beranak.
MODEL MATEMATIK HUBUNGAN LUAS LAHAN DENGAN JUMLAH POPULASI TERNAK SAPI BALI DI PROVINSI BALI Sukada, I. K.; Suarta, I. G.; Parimartha, I. N. W.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.323 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p05

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan perkembangan populasi sapi bali di Baliterhadap luas lahan pertanian. Untuk mendapatkan data yang representative mewakili Bali maka sampling dilakukandi berbagai Kabupaten Kota (BPS). Data dianalisis dengan beberapa model regresi yaitu regresi polinomial, regresiexponensial, regresi logaritmik dan Hoerl’s regresi. Data diolah dengan Costat. Hasil penelitian menunjukkan bahwamelalui model regresi polinomal didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubunganpositif sangat nyata (P<0,05) R2 =0.6696 dan Mode persamaan matematika Y = 9.426 + 1,1061X. Melalui modelregresi exponensial didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif sangatnyata (P<0,05) R2=0,6580 dan model persamaan matematika Y = 14,0396 e 0,0278. (3). Melalui model regresilogaritmik didapatkan bahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif nyata (P<0,05)R2 = 0,5867 dan model persamaan matematika Y = - 35,1095 + 25,9318 Ln(X) dan (4). Melalui Hoerl’s didapatkanbahwa hubungan luas lahan terhadap populasi sapi bali berhubungan positif sangat nyata (P<0,05) R = 0,8923dan model persamaan matematika Y = 2,5042 X0,8504 e -0,0017. Dari ke empat model yang dicoba disimpulkanbahwa semua menunjukkan bahwa model hubungan fungsi matematika antara luas kepemilikan lahan terhadapjumlah populasi sapi bali menunjukkan hubungan yang positif significant sampai sangat significant (P<0,05)dengan demikian alih fungsi lahan pertanian di Bali mengakibatkan luas lahan peternakan berkurang dan dapatmembahayakan poulasi sapi bali.
PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN MINERAL TERHADAP KECERNAAN NUTRIEN DAN PRODUK FERMENTASI RUMEN SAPI BALI YANG DIBERI RANSUM BERBASIS RUMPUT GAJAH Puspitasari, N. M.; Partama, I. B. G.; Cakra, I. G. L. O.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.751 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p01

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi multi vitamin-mineral terhadap kecernaannutrien, produk fermentasi rumen, serta level optimal suplemen multi-vitamin yang menghasilkan sintesa proteinmikroba pada sapi bali. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat (4) perlakuandan lima (5) kelompok sebagai ulangan berdasarkan berat badan ternak. Sampel berjumlah 20 ekor sapi balijantan. Satu unit percobaan adalah 1 ekor sapi bali jantan yang ditempatkan secara acak dalam kandang individusesuai dengan rancangan percobaan. Keempat perlakuan tersebut adalah R0: 5 kg ransum konsentrat+rumputgajah diberikan ad libitum, R1: R0+ 0,1 % pignox dalam ransum konsentrat, R2: R0+0,2% pignox dalam ransumkonsentratserta R3: R0+0,3 % pignox dalam ransum konsentrat. Variabel yang diukur adalah konsumsi bahankering ransum dan nutrien ransum, derajat keasaman, konsentrasi N-amonia (N-NH3) cairan rumen, konsentrasiVFA, produksi gas metan, kadar allantoin urin, absorbsi purin mikroba rumen (Abs. Purin MO), sintesis proteinmikroba rumen (SPM), dan efisiensi sintesis protein mikroba rumen (eSPM). Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa suplementasi vitamin-mineral dalam konsentrat berpengaruh terhadap peningkatan sintesis proteinmikroba dan terhadap produk fermentasi, konsentrasi N-NH3 cairan rumen, konsentrasi asam propionat, sehinggasangat cocok digunakan sebagai bahan alternatif suplemen pakan dalamusaha penggemukan sapi bali.
KARAKTERISTIK GELATIN DARI KULIT KAKI TERNAK DAN POTENSINYA SEBAGAI EDIBLE FILM Miwada, I. N. S.; Simpen, I. N.; Hartawan, M.; Puger, A. W.; Sriyani, N. L. P.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.268 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p06

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan potensi protein kolagen yang terdapat pada kulit kaki ternak(kulit kaki ayam broiler/kka, kulit kaki kambing/kkk dan kulit kaki sapi/kks) menjadi produk gelatin dan mengkajipotensinya sebagai edible film. Ekstraksi protein pada kka, kks, dan kkk dalam water bath yang sebelumnyadicuring dengan asam asetat (1,5%) selama 3 hari. Dilanjutkan produksi edible film dalam 100 ml aquades denganperlakuan formulasi gelatin dan gliserol (1:0); (5:1); (10:1); (15:1) dan (20:1). Hasil penelitian menunjukkan bahwagelatin kks paling tinggi (P<0,05) kandungan proteinnya (85,17%) diikuti gelatin kkk (80,38%) dan kka (79,43%).Namun secara viskositas gelatin kkk (5,70 poise) paling tinggi (P<0,05) diikuti oleh kks (5,27 poise) dan kka (4,93poise). Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa gelatin jenis kks, kkk, dan kka terbukti sebagai gelatin melaluikarakterisasi serapan gugus fungsi. Karakterisasi tersebut terbagi dalam 4 bagian puncak serapan khas gelatinyaitu serapan amida A, amida I, amida II dan amida III. Kajian penggunaan jenis gelatin-gliserol dengan rasioberbeda menghasilkan viskositas edible film yang cenderung meningkat (P<0,05) dengan rentang rata-rata 1,89-3,77 poise. Sementara kandungan proteinnya nyata berbeda dengan nilai tertinggi pada rasio 10:1. Kandunganprotein edible dari gelatin kkk tertinggi (P<0,05) diikuti kka dan kks dengan nilai berturut-turut (0,38%; 0,27%dan 0,25%). Kesimpulan penelitian bahwa gelatin kks nilainya lebih tinggi diikuti kkk dan kka. Penggunaan ketigajenis gelatin ini sebagai edible film menghasilkan formula terbaik pada rasio 10:1 yaitu 10 g gelatin dan 1 ml gliseroldalam 100 ml aquades.
PENGARUH LEVEL ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM KAMPUNG UMUR 0-10 MINGGU Ariesta, A. H.; Mahardika, I. G.; Dewi, G. A. M. K.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.021 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p02

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level energi dan protein ransum terhadap penampilanayam kampung umur 0-10 minggu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empatperlakuan dan empat ulangan, setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam. Ayam kampung yang digunakan tanpamembedakan jenis kelamin. Perlakuan yang diberikan adalah A: energi 3100 kkal/kg dan protein 22%; B: energi3000 kkal/kg dan protein 20%; C: energi 2900 kkal /kg dan protein 18%; dan D: energi 2800 kkal /kg dan protein16%. Varabel yang diamati adalah: berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsiransum, feed convertion ratio (FCR), kecernaan pakan, neraca energi, neraca protein, kebutuhan protein danenergi untuk hidup pokok dan pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan energi3100 kkal dan 22% protein berbeda nyata lebih baik (P<0,05) untuk pertumbuhan dan untuk neraca protein danenergi dibanding perlakuan; level energi 3000 kkal dan 18 % protein; dan level energi 2900 kkal dan 16% protein.Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ayam kampung yang mendapat energi-protein yang lebih tinggi lebih baikdaripada ayam kampung yang mendapat ransum dengan energi dan protein yang lebih rendah. Kebutuhan energiuntuk hidup pokok pada ayam kampung umur 0-10 minggu adalah 95,88 W 0,75 kkal/hari dan kebutuhan proteinuntuk hidup pokok sebesar 2,91 g/W0,75/hari. Kebutuhan energi untuk pertumbuhan adalah 2,73 kkal per satugram kenaikan berat badan, sedangkan kebutuhan protein untuk pertumbuhan adalah 0,31 protein setiap kenaikan1 g berat badan.
PEMANFAATAN KULIT BAUAH MANGGIS SEBAGAI MEDIA PEMBUATAN TELUR ASIN Agustina, K. K.; Dharmayuda, A. A. G. O.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.348 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p07

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi telur asin yang mengandung antioksidan yang bersumber darikulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), dan membandingkan kandungan gizi dan kualitasnya dengantelur asin yang umumnya dibuat. Pada penelitian dipergunakan dua media pembuatan telur asin yang berbeda:yaitu media kulit buah manggis dan media batu bata dengan penambahan garam yang sama yaitu 3:1. Prosespemeraman (pengasinan) dilakukan selama 10 hari. Parameter yang diamati adalah kandungan antioksidan,kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat, indeks kuning telur, indeks putih telur dan Haugh Unit. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa hanya telur asin yang dibuat dengan media kulit buah manggis yang memilikikandungan antioksidan sebesar 5,76 %. Nilai kadar ari, abu, protein, lemak dan karbohidrat tidak berbeda nyata(P>0,05) diantara kedua telur asin yang dihasilkan dari dua media tersebut. Berdasarkan parameter kualitas telur,kedua media pengasinan yang dipergunakan memproduksi telur asin yang memiliki kualitas tidak berbeda nyata(P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa kulit buah manggis dapat dipergunakan sebagai media pembuatan telur asin,dimana telur asin yang dihasilkan memiliki keunggulan yaitu adanya kandungan antioksidan.
STUDY MIKROBIOLOGIS KEFIR DENGAN WAKTU SIMPAN BERBEDA Lindawati, S. A.; Sriyani, N. L. P.; Hartawan, M.; Suranjaya, I. G.
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.717 KB) | DOI: 10.24843/MIP.2015.v18.i03.p03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas mikrobiologis kefir dengan waktu simpan sampai 12 haridengan bakteri asam laktat yang stabil. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan limaperlakuan dan setiap perlakuan terdiri dari empat ulangan. Kelima perlakuan itu adalah T0 (kefir dengan waktusimpan 0 hari), T3 (kefir dengan waktu simpan 3 hari), T6 (kefir dengan waktu simpan 6 hari), T9 (kefir denganwaktu simpan 9 hari), dan T12 (kefir dengan waktu simpan 12 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa totalbakteri asam laktat pada kefir dengan waktu simpan 0-12 hari diperoleh 2,81.107 -9,65.107cfu/g. Kisaran nilai pHpada semua perlakuan berkisar antara 3,52-3,88, sedangkan total asam menunjukan bahwa semakin lama waktusimpan kefir semakin meningkat nilai total asamnya (1,75-5,57%) serta tidak ditemukan adanya pertumbuhanE.coli sebagai indikator bakteri sanitasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kefir dengan waktu simpansampai 12 hari pada suhu 5°C memiliki kualitas mikrobiologi yang baik dengan bakteri asam laktat berkisar antara2,81.107–5,98.107cfu/g; pH 3,52-3,88; total asam 1,75-3,45%; dan tidak ditemukan adanya pertumbuhan E. coli.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 27 No 1 (2024): Vol. 27 No. 1 (2024) Vol 26 No 3 (2023): Vol. 26 No. 3 (2023) Vol 26 No 2 (2023): Vol. 26 No. 2 (2023) Vol 26 No 1 (2023): Vol. 26 No. 1 (2023) Vol 25 No 3 (2022): Vol. 25 No. 3 (2022) Vol 25 No 2 (2022): Vol. 25 No. 2 (2022) Vol 25 No 1 (2022): Vol 25, No 1 (2022) Vol 24 No 3 (2021): Vol. 24 No. 3 (2021) Vol 24 No 2 (2021): Vol. 24 No. 2 (2021) Vol 24 No 1 (2021): Vol. 24 No. 1 (2021) Vol 23 No 3 (2020): Vol. 23 No. 3 (2020) Vol 23 No 2 (2020): Vol. 23 No. 2 (2020) Vol 23 No 1 (2020): Vol. 23 No. 1 (2020) Vol 22 No 3 (2019): Vol. 22 No.3 (2019) Vol 22 No 2 (2019): Vol. 22 No.2 (2019) Vol 22 No 1 (2019): Vol. 22 No.1 (2019) Vol 21 No 3 (2018): Vol 21, No 3 (2018) Vol 21 No 2 (2018): Vol 21, No 2 (2018) Vol 21 No 1 (2018): Vol 21, No 1 (2018) Vol 20 No 1 (2017): Vol 20, N0 1 (2017) Vol 20 No 3 (2017): Vol 20, No 3 (2017) Vol 20 No 2 (2017): Vol 20, No 2 (2017) Vol 19 No 3 (2016): Vol 19, No 3 (2016) Vol 19 No 2 (2016): Vol 19, No 2 (2016) Vol 19 No 1 (2016): Vol 19, No 1 (2016) Vol 18 No 3 (2015): Vol 18, No 3 (2015) Vol 18 No 2 (2015): Vol 18, No 2 (2015) Vol 18 No 1 (2015): Vol 18, No 1 (2015) Vol 17 No 3 (2014): Vol 17, No 3 (2014) Vol 17 No 2 (2014): Vol 17, No 2 (2014) Vol 17 No 1 (2014): Vol 17, No 1 (2014) Vol 16, No 1 (2013) Vol 15, No 1 (2012) Vol 14, No 1 (2011) Vol 13, No 3 (2010) Vol 13 No 1 (2010) Vol 12 No 3 (2009) Vol 11 No 1 (2008) Vol 10 No 3 (2007) Vol 10 No 2 (2007) Vol 10 No 1 (2007) Vol 9 No 3 (2006) Vol 9 No 2 (2006) Vol 9 No 1 (2006) Vol 8 No 3 (2005) Vol 8 No 2 (2005) Vol 8 No 1 (2005) Vol 7 No 2 (2004) More Issue