cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin | Universitas Ialam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Jl. AH Nasution No 105, Cibiru Bandung.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jaqfi : Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam
ISSN : 27149420     EISSN : 2541352X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Ilmiah JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil kajian dan penelitian orisinal terbaru dalam ilmu murni Filsafat Islam dan Aqidah (Teologi Islam), serta cakupannya meliputi kajian filsafat kontemporer, pendidikan, sosial, dan keagamaan dari perspektif filsafat maupun aqidah. Tujuan Jurnal berkala ini adalah untuk upaya meningkatkan intensitas kajian Filsafat Islam dan Aqidah, mengupayakan teori baru serta kontekstualisasinya bagi perkembangan intelektualitas.
Arjuna Subject : -
Articles 216 Documents
ANALISIS TEORI DEHUMANISASI PENDIDIKAN PAULO FREIRE Rijal Abdillah
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.243 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4247

Abstract

Paulo Freire adalah seorang tokoh dari Brazil yang memperjuangkan pendidikan demi sebuah harapan yang menurut orang lain utopis, Pendidikan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama untuk mengenal eksistensinya. Pendidikan humanis adalah yang diperlukan masyarakat saat itu, pendidikan yang menempatkan manusia sebagai salah satu objek terpenting dalam pendidikan.Pendidikan yang digagas oleh Paulo Freire adalah sebuah pendidikan yang membebaskan, karena saat kita mengharapkan pendidikan yang humanis, itu artinya kita sedang berjuang melawan pendidikan yang dehumanis yaitu pendidikan yang menjadikan guru sebagai pemeran utama dan murid harus menerima apapun yang disampaikan oleh gurunya, siswa tidak diberikan ruang gerak yang bebas sehingga yang dicetak bukanlah siswa yang kritis, namun siswa yang seperti robot. Paulo Freire menyebut pendidikan seperti ini sebagai “pendidikan sistem bank”, dimana guru sebagai nasabah yang akan mengisi, dan siswa adalah rekening kosong yang siap di isi.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seperti apa yang dimaksud dehumanisasi pendidikan menurut Paulo Freire, serta berusaha menganalisisnya menggunakan perspektif filsafat. Selanjutnya penulis memilih jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah library reserch atau penelitian kepustakaan, metode yang digunakan dalam analisis ini adalah kualitatif, dengan cara menganalisis isi (content analysis). Sumber data yang diperoleh dari data primer (pokok) yaitu buku-buku tulisan Paulo Freire yang di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia, dan data sekunder (penunjang dan pendukung data primer) yaitu data yeng berkaitan dengan Paulo Freire atau tentang pendidikan, filsafat, dan lainnya.Analisis yang dilakukan oleh penulis membuahkan hasil bahwa dehumanisasi pendidikan yang dimaksudkan oleh Paulo Freire adalah pendidikan yang malah menjauhkan manusia dari eksistensinya sebagai manusia yang harusnya berpikir bebas dan kritis, bukan malah menjadi kaum tertindas yang terus menerus dimanfaatkan oleh para penindas, yang oleh Paulo Freire disebut dengan pendidikan “gaya bank”, namun Freire memberikan alternatif dengan pendidikan hadap/berbasis masalah. Dapat disimpulkan pendidikan dehumanisasi yang Paulo Freire maksud adalah pendidikan yang menjauhkan manusia dari fitrahnya, secara Real pula pendidikan yang digagas oleh Freire memiliki dasar yang sangat mengakar dengan bantuan dari pemikirannya yang berlandaskan filosofis, sehingga sistematis, terukur, dan kritis.
STUDI ANALISIS TERHADAP PEMIKIRAN ABDURRAHMAN WAHID TENTANG AGAMA Alif Pratama Susila
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.398 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4254

Abstract

Sosok Abdurrahman Wahid merupakan sosok yang unik dan pemikirannya tergolong tipikal. Bagi kebanyakan orang, beliau dikategorikan sebagai cendikiawan inovatif yang melahirkan banyak karya intelektual, diantaranya pemikiran mengenai tentang agama. pertama, pengertian agama menurutnya mengarahkan kepada konsep kontrak sosial dalam kehidupan masyarakat agar mampu membangun kehidupan yang lebih baik. Kedua, makna agama berfungsi sebagai panduan dan solusi untuk setiap masalah yang tumbuh di tengah kehidupan manusia. Ketiga, tujuan agama adalah untuk memuliakan manusia, karena agama memanifestasikan manfaat dan kemakmuran dan memberikan kemudahan dalam hidup mereka, tidak memberikan kesulitan, apalagi intimidasi, teror, dan sebagainya. Keempat, kebenaran agama diarahkan pada penciptaan tatanan sosial, karena menurutnya agama mengajarkan moral dan tatanan kehidupan lainnya. Jika nilai agama tidak muncul dalam kehidupan, itu berarti bahwa ia belum menemukan kebenaran agama sebagai makhluk hidup. Hal yang paling penting, menurutnya, adalah bahwa pemahaman orang tentang kebenaran agama dibangun di atas realitas empiris dalam pengalaman hidup manusia.  
Autonomi Perempuan dalam Dunia Maskulin (Analisis Feminisme Liberal Terhadap Film Dangal) Siti Jenab
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.615 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4248

Abstract

Film merupakan alat dalam proses sosialisasi yang membuka pandangan baru masyarakat tanpa menggurui. Salah satu pandangan yang ada di masyarakat ialah kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki lebih diutamakan, salah satunya dalam pendidikan dan kesempatan bekerja. Sedangkan kaum perempuan selalu di nomor dua kan. Film sebagai media mampu merefleksikan isu yang berkembang dalam masyarakat. Film Dangal diambil dari kisah nyata perempuan India yang berhasil di bidang olahraga Gulat yang biasanya di dominasi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal lebih dalam mengenai makna autonomi perempuan. Dimana perempuan berhak menentukan pilihannya, baik dalam ranah publik maupun ranah privat. Dengan autonomi perempuan akan mampu membawa perubahan untuk dirinya dan memotivasi perempuan lain. Dalam bahasa yunani autonomi berasal dari kata autos dan nomos. Autos berarti sendiri dan namos aturan. Sehingga dapat diartikan autonomi adalah wewenang untuk mangatur diri sendiri. Feminisme adalah paham yang mendukung hak-hak sosial dan politik yang setara bagi perempuan. wollstonecraft menekankan bahwa pendidikan perempuan dan laki-laki harus setara agar perempuan mampu mengimbangi laki-laki. Jenis penelitian menggunakan deskriftif kualitatif. Teori feminisme liberal yang mengkategorikan perempuan dan lak-laki memiliki hak dan kesempata yang sama. Teknik analisis data menggunakan semiotika Roland Bartes dimana ia menganalisis berdasarkan makna denotasi, konotasi dan makna mitos yang mengarah ke makna kultural, simbol-simbol dan makna emosonal. Pertama peneliti memilih kata-kata dan kalimat yang mengadung autonomi perempuan dan tindakan yang mengandung gender. Kedua mengurai kalimat yang mengandung kemandirian perempuan. Terakhir peneliti menginterpretasikan dengan tanda-tanda tersebut dengan mitos yang berkembang di masyarakat. Hasil penelitian menunjukan bahwa perempuan mampu berprestasi di wilayah maskulin, dengan pendidikan atau pelatihan yang serius. Selain itu ditemukan juga perubahan terhadap pemberdayaan sosial, dimana perempuan memiliki kekuasaan, hak dan kemampuan untuk menunjukan hasil latihan dan usaha kepada masyarakat. Dengan semangat untuk mengambil resiko akan memunculkan inspirasi baru dan perubahan. Sosialisasi gender sejak dini akan menghilangkan stereotipe yang merugikan perempuan dan menghambat perempuan dalam berbagai partisipasi.
SEKS DALAM ISLAM; (STUDI DEKSRIPTIF TENTANG PERSOALAN DAN PEMAHAMAN SEKSUALITAS DIKALANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG) Riska Andi Komara
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.552 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v2i1.4255

Abstract

Cara pandang mahasiswa atau remaja dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan atau perubahan baik kearah yang bersifat positif maupun ke arah yang bersifat negatif. Salah satu perilaku yang dapat dikategorikan perilaku negatif adalah perilaku pacaran di kalangan mahasiswa yang melebihi batas dan tidak sedikit menjurumus pada perilaku seks pranikah. Bahkan hal ini terjadi juga di lingkungan kampus yang notabene dikategorikan kampus yang mengajarkan dan menuntut mahasiswanya untuk berprilaku Islami.Tujuan dari penelitian ini yaitu, pertama, untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai seks bebas. Kedua, bagaimana pemahaman mahasiswa tentang ajaran Islam mengenai seks bebas.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode deksriptif-analisis dengan pendekatan fenomenologis. Teknik pengumpulan data yang bersifat primer dilakukan dengan cara observasi langsung serta wawancara. Sedangkan data yang bersifat skunder yaitu berupa buku-buku, artikel, jurnal dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan tema penelitian.Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Michel Foucault tentang seks dan kekuasaan.Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pemahaman tentang seksualitas mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung memiliki beragam pemahaman antara lain bahwa seksualitas merupakan timbulnya perasaan menyukai terhadap lawan jenis atau pun berhubungan biologis yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan di dalam pernikahan ataupun di luar pernikahan. Dari sisi persoalan, ditemukan bahwa mahasiswa Universitas Islam Negeri Bandung cenderung melakukan seksualitas diluar pernikahan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa melakukan seks di kalangan mahasiswa merupakan sebuah hal yang wajar, karena hal itu merupakan sebagai tanda untuk membuktikan rasa sayang dan merupakan pengorbanan terhadap pasangan.
Teori Idea Plato Izul Haq
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.638 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i1.6859

Abstract

ABSTRAK Teori Idea Plato adalah sebuah pemikiran filsuf Yunani yang bernama Plato dengan teorinya yang terkenal ini menimbulkan pengaruh yang sangat besar di Dunia filsafat samapai berabad-abad sehingga muncul filsuf islam yang terpengaruh oleh Idea Plato, hal ini terjadi Karena menurut filsuf Islam Idea tidak bertentangan dengan konsep Islam, bahkan ada yang mengatakan Plato adalah seorang Nabi yang menyebarkan pemikiran agama Samawi dengan indikator bahwa idea Plato sama dengan pemikiran nabi-nabi samawi lainya. Konsep islam bisa dikatakan dengan bagaimana seorang muslim beragama islam yang didalamanya terdapat tuhan sebagai yang disembah, pengatur dunia dan Absolut kebenaran mutlak. Dilihat dari Substansinya maka Idea tidak bertentangan dengan konsep islam, idea mengatakan kebenaran mutlak adalah milik satu. Tetapi asumsi-asumsi ini juga banyak yang tidak setuju sepeti Al Ghozali, maka dari itu tulisan ini berusaha mengupas bagaimana Idea Plato ditinjau dari Konsep Islam apakah bertentangan dengan Islam atau malah memiliki konsep yang sama sehingga pendapat oarng yang mengatakan Nabi adalah sebuah kebenarana.
Kebersatuan Hamba - Tuhan: Study Pemikiran Hamzah Fansuri dan Nurunddin Al Raniry Siti Musarofah
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.916 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i1.2903

Abstract

This study aims to understand the thoughts of Hamzah Fansuri and Nur al-Din Raniry about the unity of the soul or human life (servant) with God, after death. This research is a literature study. The method that writer use to analyze data in this research is method of literature receptions. The results of this study include: about the departure of human life after the release of the body (death) according to Hamzah Fansuri that life will re-united with God Dhat because at the origin of human life it comes from God through the process tajalli (emanasi). Meanwhile, according to Nur al-Din al-Raniry human life after death will taraqqi up to the sky to-one until the ninth sky in accordance with the degree of goodness in the world. So also with the soul of a mortal '(dead tabi'i) then according to the spirit will rise to the sky in accordance with the degree of faith. This opinion is a rejection of Hamzah's opinion that the spirit of mortal man will be united with God's Dhat.Penelitian ini bertujuan memahami pemikiran Hamzah Fansuri dan Nuruddin al-Raniry tentang bersatunya ruh hamba dengan Tuhan, setelah mati. Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka, menggunakan metode resepsi sastra. Situasi peneliti ketika membaca teks sastra karya Hamzah Fansuri maupun Nuruddin al-Raniry terlebih dahulu sudah dibekali dengan pengetahuan tentang teks sastra terkait, yang mengarahkan pembacaany. Temuan penelitian: kepergian nyawa manusia setelah lepas dari badan (mati), menurut Hamzah Fansuri nyawa itu akan kembali bersatu dengan Dhat Allah karena pada asalnya nyawa manusia itu berasal dari Allah melalui proses tajalli (emanasi). Sedangkan menurut Nuruddin al-Raniry nyawa manusia setelah mati akan taraqqi naik ke langit ke-satu sampai langit ke-sembilan sesuai dengan derajat kebaikannya di dunia. Begitu juga dengan ruh orang yang sedang fana’ (mati tabi’i) maka menurutnya ruh tersebut akan naik ke langit sesuai dengan derajat keimanannya. Pendapat ini merupakan penolakan terhadap pendapat Hamzah bahwa ruh orang yang sedang fana’ akan bersatu dengan Dhat Allah.
IMPLEMENTASI PRAGMATISME PADA PENDIDIKAN TINGGI VOKASIONAL ABAD XXI Deni Supardi Hambali; Ahmad Syamsu Rizal; Encep Syarief Nurdin
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.71 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i1.7325

Abstract

Bentuk perdagangan bebas di era global ini dampaknya adalah Indonesia harus mempersiapkan pengembangan  Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetensi dan standarisasinya mengikuti kualifikasi dunia. Penerapan teknologi baru dalam industri mengandung konsekuensi peningkatan permintaan  Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi guna mendukung peningkatan  Produktivitas.Perguruan Tinggi Vokasional   sebagai lembaga pendidikan tinggi  selepas sekolah tingkat menengah, memiliki  peran besar  dalam merencanakan dan menciptakan SDM  yang profesional  dan  produktif. Pendidikan  di berbagai perguruan tinggi vokasional setingkat akademi maupun politeknik    bertujuan untuk meningkatkan  pengetahuan  dan  keterampilan  mahasiswa  dalam  rangka  menyiapkan  mereka  sebagai  tenaga  kerja   tingkat  midle atau top namun memilki ketrampilan yang memadai  disamping memiliki ketrampilan konseptual  yang bisa diandalkan  Pendidikan vokasional merupakan jenis pendidikan yang unik karena bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, sikap dan kebiasaan kerja yang berguna bagi individu sehingga dapat memenuhi kebutuhan sosial, politik, dan ekonomi sesuai dengan ciri yang dimiliki. Pendidikan dan pelatihan kejuruan merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada kebutuhan industri sehingga peningkatan dan pengembangan individu dapat dilakukan di industri. Berdasar teori yang ada, pendidikan vokasional berpeluang untuk menjawab berbagai tantangan perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi yang ditandai oleh revolusi digital dan era disrupsi.Namun kebijakan yang akhir-akhir ini ditetapkan oleh kemendikbud pada dasarnya adalah kebijakan yang mengimplementasikan pemikiran-pemikiran filsafat pragmatisme yakni filsafat yang menggunakan konsekuensi-konsekuensi praktis sebagai standar untuk menentukan nilai dan kebenaran.   Akar dari pemikiran pragmatisme ini selajutnya akan memiliki implikasi dalam menetapkan tujuan pendidikan kedepan seperti: ketrampilan-ketrampilan kejuruan (pekerjaan), kemampuan bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah sosial (mampu memecahkan masalah-masalah social secara secara efektif). Bagi perguruan tinggi yang yang menyelenggarakan pendidikan vokasional, kondisi ini dapat menjadi peluang sekaligus tantangan untuk lebih meningkatkan perannya sebagai penghasil sumberdaya manusia yang mampu menopang kebutuhan pasar dunia industri yang terus menuntut kualitas  sumberaya  manusia guna mengimbangi perubahan yang ada.
MODERNIMSE DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM afandi, arif fandi
Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.338 KB)

Abstract

Environmental damage is a serious problem at this time. Environmental damage is caused by human activities themselves. We have felt the impact of environmental damage at this time. Weather anomalies, air, land and water pollution have become part of our daily lives. Environmental damage must be repaired immediately, because this concerns the sustainability of human life. Knowing the main causes of environmental damage is a must before repairing the damage. modernism turned out to be the main cause of environmental damage. Modernism is disastrous for human life because it separates between science and religion. In fact, religion, especially Islam, teaches people to always preserve the environment. Therefore, returning to the teachings of Islam is a solution to overcome environmental damage.
Eskatologi Mulla Sadra: Kebangkitan setelah Kematian Rizki Rizki Supriatna
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.579 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i1.6329

Abstract

Eskatologi merupakan kajian yang paling paling penting di dunia filsafat dan teologi karena membahas tentang keyakinan kepada hal yang mistik, atau di luar nalar manusia. Akan tetapi kajian ini tetap menjadi kajian yang sangat menarik untuk dibahas apalagi pada zaman sekarang ketika manusia sudah tidak percaya lagi akan sebuah kematian dan kebangkitan. Pembahasan eskatologi ini telah berakhir dan dibakukan oleh filusuf modern yaitu Al-Ghazali dengan serangan-serangannya terhadap para filusuf dan pemikiranya yang terdapat dalam kitab Tahafut Al-Falasifah. Membuat kemunduran para pengkaji ilmu filsafat. Akan tetapi dengan kemunculan filusuf modern yaitu Mulla Sadra, dengan pemikiran-pemikiranya membuat hidup kembali kajian eskatologi dan filsafat-filsafat lain.Eskatologi merupakan ilmu yang membahas kebangkitan setelah kematian, yang mana membicarakan tentang nasib manusia setelah mati, tempat balasan, surga dan neraka dan yang lainya. Kajian eskatologi ini merupakan kajian yang harus kita ketahui, karena dalam kajian ini memahas keimanan manusia, pakah dia beriman atau mereka tidak mengimaninya. Bagi yang beriman maka akan selamat bagi yang tidak akan mendapat siksa.Eskatologi juga membahs tentang jiwa dan bentuk jiwa serta nasib jiwa, jiwa merupakan hal yang paling mendasar dalam diri manusia, karena jiwa yang menggerakan tubuh supaya dapat bergerak. Serta ketika badan ini mati, jiwa akan terus hidup dan akan menuju kesempurnaanya. Badan ini akan mengalami kehancuran tapi jiwa tetap pada keabadian, jiwa tidak mati, hancur, bahkan tidak menghilang.Jiwa ini akan mendapatkan tubuh fisik baru tetapi bukan dari pemberian atau perpindahan jiwa terhadap tubuh lain. Billa seperti itu maka itu disebut reinkarnasi. Dan reinkarnasi itu mustahil karena jiwa yang sudah mendapatkan derajat tinggi akan kembali pada derajat yang rendah, jadi tidak mungkinan reinkarniasi itu. Jiwa akan mendapatkan tubuhnya sendiri hasil dari proyeksi atau mengeluarkan jati dirinya. Dan itu dihasilkan dari kepribadian serta karakteristik-nya pada masa hidup di alam duniawi.  Manusia hidup satu kali, mati satu kali dan dibangkitkan satu kali, hidup manusia itu satu alur yaitu kedepan tidak memiliki alur lain. Dengan begituh manusia akan sampai pada bentuk kesempurnaan dan akan bertemu denganTuhanya.
Epistemologi Dalam Filsafat Barat diana ana sari
Jaqfi: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam Vol 5, No 1 (2020): TUHAN DAN ESKATOLOGI
Publisher : Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Universitas Negri Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.775 KB) | DOI: 10.15575/jaqfi.v5i1.5685

Abstract

Abstract: The presence of epistemology in western philosophy is very influential in life, especially in regulating the strategy of power or power to achieve goals. The style of western thought brought a big change in the knowledge of thinking, perspectives, and behavior that became the motors of civilization. Two main influential schools in the study of western philosophy such as rationalism and empiricism are conflicting. Both favor reason and five senses, but also inseparable from the weaknesses of each that will be revealed by researchers. Likewise the negative impact behind the superiority of western epistemology on the nature and development and existence of humans.

Page 3 of 22 | Total Record : 216