cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
ZOO INDONESIA
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022" : 7 Documents clear
KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN DAN HABITATNYA DI PERAIRAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) GUNUNG BROMO, KARANGANYAR, JAWA TENGAH Ade Lukman Mubarik; Rahma Nabila Irsiananda Sutarqo; Sugiyarto Sugiyarto; Galuh Masyithoh; Ike Nurjuita Nayasilana
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4166

Abstract

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Gunung Bromo dalam pengelolaannya wajib melaksanakan perlindungan biodiversitas yang ada di dalamnya. Pada kawasan tersebut terdapat aliran sungai yang menjadi habitat berbagai jenis ikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendataan keanekaragaman ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman ikan, nilai fisikokimiawi air, dan hubungan antara keduanya. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2020 di Sungai KHDTK Gunung Bromo. Stasiun penelitian terdiri dari tiga stasiun (I, II, III) yang didasarkan perbedaan tipe habitat (vegetasi riparian dan substrat dasar sungai). Pengambilan sampel ikan menggunakan bubu, pancing, dan serok. Sampling ikan dilakukan dua hari per minggu di setiap stasiun, kemudian ikan diidentifikasi dan dicatat jenis serta jumlah. Karakteristik fisikokimiawi air berupa suhu, lebar, dan kedalaman sungai, kecepatan arus, pH, oksigen terlarut, serta total padatan terlarut diukur secara in situ setiap seminggu sekali. Data jenis ikan dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi. Hubungan keanekaragaman dan fisikokimia air dianalisis statistik menggunakan koefisien korelasi Pearson. Ikan yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak lima jenis dengan tingkat keanekaragaman berkisar antara 0,64 – 0,86 dengan nilai tertinggi di stasiun III dan terendah di stasiun I. Sungai KHDTK Gunung Bromo memiliki lebar 4,70 - 7,37 meter, kedalaman 0,42 - 1,15 meter kecepatan arus 0,08 - 0,21 m/s, suhu 27,62 - 31,09°C, oksigen terlarut 7,16 - 8,55 ppm, total padatan terlarut 825,80 - 995,4 mg/l, dan pH 7,18 - 7,34. Nilai-nilai tersebut masuk dalam kisaran optimum bagi ikan yang ditemukan. Analisis koefisien korelasi Pearson menunjukkan bahwa faktor abiotik tidak berkorelasi secara signifikan terhadap keanekaragaman ikan.
KARAKTERISTIK MORFOLOGI SIPUT TANPA CANGKANG (GASTROPODA: ONCHIDIIDAE) DI EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN PEMANGKAT KALIMANTAN BARAT Tri Rima Setyawati; Junardi Junardi; Asad Ahmad Jagad
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4254

Abstract

Onchidiidae merupakan salah satu famili siput tanpa cangkang dalam Pulmonata yang sepenuhnya bernafas menggunakan paru-paru yang dapat ditemukan di ekosistem mangrove. Terdapat 15 jenis Onchidiidae di Indonesia dari 143 jenis di dunia. Minimnya data diduga karena kurangnya penelitian dan publikasi mengenai Famili Onchidiidae. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik morfologi siput dalam Famili Onchidiidae yang terdapat di ekosistem mangrove Kecamatan Pemangkat, Kalimantan Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus hingga September 2020 di empat titik lokasi di ekosistem mangrove. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan handcollecting berbasis waktu pasang-surut air laut. Sebanyak 180 individu dikoleksi pada penelitian ini, yang terdiri lima jenis dari anggota Famili Onchidiidae, meliputi Onchidium typhae (50 individu), Onchidium stuxbergii (35 individu), Platevindex martensi (20 individu), Platevindex tigrinus (15 individu), dan Paromoionchis sp. (60 individu). Anggota Famili Onchidiidae yang ditemukan memiliki variasi ukuran panjang tubuh yang dikelompokkan menjadi Onchidiidae berukuran kecil (Paromoionchis: 18-25mm); berukuran sedang (Platevindex: 32-35mm) dan berukuran besar (Onchidium: 55-60mm). Bentuk tubuh oval, memanjang atau membulat dengan warna tubuh bagian dorsal lebih gelap dibandingkan dengan bagian ventral tubuh kecuali pada P.tigrinus. Karakter pembeda antargenera Onchidiidae yang ditemukan adalah tonjolan pada tentakel mulut, bercak pada permukaan hyponotum, dan perbedaan posisi lubang kelamin.
LANDSCAPE ECOLOGY OF ENDEMIC BLACK-WINGED STARLING Acridotheres melanopterus tricolor (HORSFIELD, 1821) RELATED TO ENVIRONMENTAL FACTORS IN A TROPICAL SAVANNA OF INDONESIA Andriwibowo Andriwibowo; Katherine Hedger; Adi Basukriadi; Erwin Nurdin
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4229

Abstract

The black-winged starling (Acridotheres melanopterus tricolor) is a bird species in Southeast Asia, and this species still exists within Indonesia's tropical savanna landscape. This study aims to estimate the population density of the A. m. tricolor and to model the relationship between this species density and its environmental factors in several land cover types in the Baluran National Park savanna landscape in Java. The environmental factors were Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), land cover size, and distance to river obtained from Landsat 8 Operational Land Imager (OLI) and analyzed using Geographical Information System (GIS). General Additive Models (GAM) combined with Principal Component Analysis (PCA) was used to analyze the correlation of bird density with environmental factors. Based on the results, the average density of the A. m. tricolor was eight (8) inds./km2. The correlation model showed a significant positive relationship between bird density and NDVI and a significant negative relationship for distance to river factors, while land cover size did not significantly correlate with the bird density. These findings suggest that vegetation and access to water sources remain a relatively important environmental factors for supporting A. m. tricolor populations and this species conservation in the tropical landscape. The novelty of this research is satellite imagery and GIS usage to elaborate the landscape and habitat of A. m. tricolor. In addition, this study also contributes to modelling the most overarching environmental factors of A. m. tricolor in Indonesia's tropical savanna landscape.
DESKRIPSI SERANGGA ORDO HEMIPTERA PENYEBAB PURU TUMBUHAN DI BOGOR, CIANJUR DAN SUKABUMI, JAWA BARAT Mahindra Dewi Nur Aisyah; Purnama Hidayat; Aunu Rauf
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4317

Abstract

Puru merupakan salah satu pertumbuhan tidak normal pada bagian tanaman, salah satunya dapat disebabkan oleh serangga yang berasal dari Ordo Hemiptera. Serangga Hemiptera penyebab puru memiliki distribusi yang luas, terutama di daerah tropis. Terdapat 11 famili dalam Ordo Hemiptera yang dilaporkan menyebabkan puru pada berbagai tumbuhan, namun laporannya di Indonesia masih terbatas. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi serangga Ordo Hemiptera penyebab puru dan mendeskripsikan puru yang terbentuk di beberapa wilayah di Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan Mei 2018 di Bogor, Cianjur, dan Sukabumi dengan metode purposive. Penanganan sampel dan identifikasi serangga dilakukan di Laboratorium Biosistematika Serangga, IPB. Terdapat empat famili yang menyebabkan puru tumbuhan, yaitu Psyllidae, Tingidae, Pseudochopteridae, dan Tingidae. Keempat famili tersebut menyebabkan 14 puru di 12 spesies tumbuhan. Enam puru sudah dilaporkan, puru lainnya merupakan laporan baru. Secara umum, puru yang ditemukan terbentuk di daun tumbuhan.
AMFIBI DI CAGAR ALAM LEUWEUNG SANCANG, JAWA BARAT, INDONESIA Fajar Kaprawi; Farits Alhadi; Fitriah Basalamah; Ona Noerwana; Tom Kirschey; Tatang Mitra Setia; Amir Hamidy
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4337

Abstract

Cagar Alam Leuweung Sancang merupakan cagar alam yang terletak di bagian selatan dari Kabupaten Garut, tepatnya Kecamatan Cibalong, Jawa Barat. Keanekaragaman flora dan fauna pada kawasan ini diketahui tinggi. Chirixalus pantaiselatan merupakan jenis baru yang ditemukan dan menunjukkan bahwa amfibi di kawasan ini belum sepenuhnya terungkap. Pengumpulan data dalam survei ini menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) yang dipadukan dengan sistem transek sampling yang dilakukan secara purposive berdasarkan tipe habitat. Survei dilakukan pada dua lokasi, yaitu Cijeruk dan Cikalongberan dengan waktu survei selama lima hari. Selain data amfibi, diukur juga komponen habitatnya meliputi cuaca, suhu udara, kelembaban, dan pH air. Berdasarkan hasil survei, ditemukan sebanyak 82 individu yang terdiri dari 4 suku dan 11 jenis dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H') keseluruhan sebesar 1,59. Hasil perhitungan tersebut juga tidak berbeda siginifikan pada masing-masing lokasi survei. Suhu pada lokasi survei berkisar antara 29,9ºC hingga 33,2ºC dengan kelembaban cukup tinggi antara 69,1 - 85,8%, serta pH air antara 6-7. Jenis amfibi yang paling umum ditemukan pada lokasi survei, yaitu Chirixalus pantaiselatan sebanyak 38 individu. Sementara itu, jenis amfibi dengan jumlah temuan paling sedikit, yaitu Indosylvirana nicobariensis, Fejervarya iskandari, Ingerophrynus biporcatus, Limnonectes macrodon, Kaloula baleata, dan Polypedates leucomystax dengan masing-masing sebanyak satu individu.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERDAGANGAN BURUNG HANTU DI JAWA Diyah Wara Restiyati
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4018

Abstract

Masyarakat Jawa secara budaya memercayai bahwa burung hantu identik dengan kematian, sihir, hal gaib, dan wahana untuk menuju dunia arwah. Namun, perdagangan burung hantu di pasar dan secara daring di daerah Jawa terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil monitoring perdagangan di pasar burung pada tahun 2018-2019, tercatat ada satu ekor burung terjual setiap minggunya, sedangkan perdagangan secara daring tercatat bahwa satu ekor burung terjual setiap harinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Jawa terhadap perdagangan burung hantu. Kajian etnoornitologi dilakukan untuk melihat hubungan atau keterkaitan antara budaya masyarakat dengan burung, khususnya burung hantu. Kajian dilakukan dalam waktu lima bulan dengan melakukan monitoring perdagangan daring, survei daring, dan wawancara. Hasil kajian ini untuk memberi masukan pada pembuat kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan dan pelestarian satwa liar terutama burung hantu.
NEW DISTRIBUTIONAL RECORD OF ASIAN OPENBILL Anastomus oscitans IN SUMATRA, INDONESIA: AN UPDATE TO AMINUDDIN et al. (2020) Syahras Fathin Aminuddin; Chairunas Adha Putra; Prayitno Geonarto; Taufik Ardiansyah; Tedi Setiadi
ZOO INDONESIA Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Masyarakat Zoologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52508/zi.v31i1.4183

Abstract

The occurrence of Asian Openbill Anastomus oscitans has been confirmed in Indonesia, specifically in the Sumatra region. Its first two confirmed observations were in December 2019 at Abang Island (Riau Islands) and in September 2020 at Bagan Percut (North Sumatra). We conducted more observations to record its presence in the eastern side of Sumatra Island for several months in 2020. We observed Asian Openbill at three new locations in Riau province. There are many aspects from the occurrences of these birds in the Sumatra region that need to be investigated, especially to picture its current distribution and status, ecological requirement, and potential role as rice pest control.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2022 2022


Filter By Issues
All Issue Vol 33, No 1 (2024): Juli 2024 Vol 32, No 2 (2023): Desember 2023 Vol 32, No 1 (2023): Juli 2023 Vol 31, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 31, No 1 (2022): Juli 2022 Vol 30, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 30, No 1 (2021): Juli 2021 Vol 29, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 29, No 1 (2020): Juli 2020 Vol 28, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 28, No 1 (2019): Juli 2019 Vol 27, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 27, No 1 (2018): Juli 2018 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 26, No 1 (2017): Juli 2017 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 25, No 1 (2016): Juli 2016 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 24, No 1 (2015): Juli 2015 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 23, No 1 (2014): Juli 2014 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 22, No 1 (2013): Juli 2013 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 21, No 1 (2012): Juli 2012 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 20, No 1 (2011): Juli 2011 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 19, No 1 (2010): Juli 2010 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 2 (2009): November 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 18, No 1 (2009): Juli 2009 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 2 (2008): November 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 17, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 2 (2007): November 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 16, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 Vol 15, No 2 (2006): November 2006 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 29 (2002): Zoo Indonesia No. 29 Desember 2002 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 28 (2001): Zoo Indonesia No. 28 September 2001 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 31 (1997): Zoo Indonesia No. 31 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 30 (1997): Zoo Indonesia No. 30 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 29 (1997): Zoo Indonesia No. 29 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 28 (1996): Zoo Indonesia No 28 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 27 (1996): Zoo Indonesia No 27 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 26 (1995): Zoo Indonesia No 26 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 25 (1995): Zoo Indonesia No 25 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 24 (1994): Zoo Indonesia No 24 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 23 (1994): Zoo Indonesia no 23 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 22 (1993): Zoo Indonesia No 22 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 21 (1993): Zoo Indonesia No 21 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 20 (1993): Zoo Indonesia No 20 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 19 (1993): Zoo Indonesia No 19 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 18 (1993): Zoo Indonesia No 18 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 17 (1993): Zoo Indonesia No 17 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 16 (1992): Zoo Indonesia No 16 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 15 (1992): Zoo Indonesia No. 15 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 14 (1992): Zoo Indonesia No.14 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 13 (1992): Zoo Indonesia No. 13 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 12 (1991): Zoo Indonesia No. 12 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 11 (1991): Zoo Indonesia No. 11 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 10 (1990): Zoo Indonesia No. 10 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 9 (1990): Zoo Indonesia No. 9 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 8 (1989): Zoo Indonesia No. 8 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 7 (1987): Zoo Indonesia No. 7 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 6 (1986): Zoo Indonesia No 6 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 5 (1985): Zoo Indonesia No. 5 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 4 (1985): Zoo Indonesia No. 4 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 3 (1985): Zoo Indonesia No. 3 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 2 (1983): Zoo Indonesia No. 2 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 No 1 (1983): Zoo Indonesia No. 1 More Issue