Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

DISEMINASI HASIL RISET KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI Setia, Tatang Mitra; Hutabarat, Herda Pamela; Kusumahadi, Khoe Susanto
BERITA BIOLOGI Vol 6, No 1 (2002)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.571 KB) | DOI: 10.14203/beritabiologi.v6i1.1183

Abstract

Indonesia, walaupun sebagai negara yang kaya akan keragaman hayati, namun dewasa ini mengalami berbagai tekanan terhadap keanekaragaman ini.Tekanan-tekanan ini bersumber dari dua masalah utama yaitu pertama, pembangunan yang tanpa memperhatikan keseimbangan alam sehingga telah menimbulkan perubahan yang merusak, dan kedua, meningkatnya populasi (penduduk).Perlu langkah-langkah untuk melestarikan alam dan fungsinya di Indonesia, secara serentak dan lintas sektoral {total football),demi meningkatkan daya dukung alam itu sendiri.Oleh karena itu, pelestarian alam ini harus menjadi pola perilaku hidup.Untuk membentuk pola perilaku ini perlu dilaksanakan 2 program utama yaitu a) pendidikan pelestarian alam dan lingkungan dan b) pendidikan etika dan moral.Pendidikan konservasi dan lingkungan selain sebagai langkah awal dalam strategi pelestarian alam, juga dipandang sebagai salah satu media untuk desiminasi hasil riset dan pengembangan dalam bidang keanekagaraman hayati.Aspek diseminasi dibahas dalam makalah ini.
PENYEBARAN BIJI OLEH SATWA LIAR DI KAWASAN PUSAT PENDIDIKAN KONSERVASI ALAM BODOGOL DAN PUSAT RISET BODOGOL, TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO, JAWA BARAT Tatang Mitra Setia
VIS VITALIS Jurnal Ilmiah Biologi Vol 1, No 1 (2008): VIS VITALIS
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.585 KB)

Abstract

Pemencaran tumbuh-tumbuhan secara alami salah satunya dibantu oleh satwa liar. Penelitian mengenai pemencaran biji oleh satwa liar mempunyai implikasi pada pelestarian hutan hujan tropis. Oleh sebab itu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hewan apa saja dan bagaimana perannya dalam membantu  regenerasi hutan melalui penyebaran biji. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2003. Lokasi penelitian seluas 56 ha, terletak di hutan PPKA Bodogol dan hutan Pusat Riset Bodogol yang berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan setiap sabtu-minggu dimulai pada pukul 08.00 hingga pukul 12.00 di sepanjang jalan setapak yang ada di hutan untuk mencari sampel kotoran satwa liar, mengamati bagian dan komposisi pakan pada kotoran  dan mengamati perkecambahan biji dari kotoran satwa liar. Hasil penelitian menyimpulkan, ada 3 jenis satwa liar yang mempunyai potensi penyebaran biji melalui kotorannya yaitu: Musang Luwak (Paradoxurus hermaphroditus); Owa Jawa (Hylobates moloch) dan Burung Kutilang (Picnonotus sp). Setiap jenis satwa liar memakan bervariasi sumber pakan mulai dari satu sampai lima jenis pakan, terdiri dari binatang avertebrata; binatang vertebrata kecil dan sebagian besar terdiri dari buah berbiji keras. Jenis Aprika merupakan sumber pakan yang hampir ada di setiap kotoran. Biji yang berasal dari kotoran dapat tumbuh dan lebih cepat berkecambah dibanding biji yang jatuh langsung dari pohon induknya.
KEANEKARAGAMAN DAN POTENSI JAMUR MAKRO DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA BUKIT RIMBANG BUKIT BALING (SMBRBB) PROPINSI RIAU, SUMATERA Noverita Noverita; Dennys Perdana Armanda; Ikhsan Matondang; Tatang Mitra Setia; Ratna Wati
Jurnal Pro-Life Vol. 6 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/jpvol6Iss2pp102

Abstract

The Bukit Rimbang Bukit Baling Wildlife Reserve Area (SMBRBB) Riau is one of the areas that has the characteristics of lowland rainforest types with high biodiversity, so it is possible to find many macro fungi, but there is no data on macrofungi diversity. This research was conducted with the aim of obtaining diversity data and potential data on macrofungi, both as food ingredients and as medicinal ingredients. This study uses a searching method that is modified by the path method using sample plots. 138 macrofungi species were obtained, which included 52 genera, 37 families and 3 phyla. Macrofungi diversity index at this location is relatively moderate, and high uniformity index. 66 species potentially as medicinal ingredients, including Amauroderma rugosum, Ganoderma aplanatum, Ganoderma lucidum, Lentinus sajo-caju, Lentinus squamolosus, Cymatoderma elegans, Daldinea concentrica, Microporus xantopus, M. afinitis, Pycnoporus cinnabarius, Polyporus arcularius, Rigidoporus microporus, Rigidoporus microporus, Trametes versikularis, and Xylaria longipes. As many as 32 species have potential as food ingredients, including Auricularia auricula, Auricularia delicata, Auricularia polytricha, Cookeina sulcipes, Phallus indusiatus, Lentinus sajor-caju, Lentinus squamolosus, Pleurotus ostreatus, Schizophyllum commune, Tramella fuciformis, and Volvariellavolvacea. Keywords: cultivation, diversity, food, makrofungi, medicine.
Studi Keanekaragaman Jenis Burung Di Kawasan Ekoeduwisata Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Asep Koswara; Tatang Mitra Setia; Dewi Malia Prawiradilaga
Jurnal Pro-Life Vol. 9 No. 1 (2022): Maret
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/jpvol6Iss2pp102

Abstract

The limited study of bird in The Ecoturism area of Ciliwung watershed has led to the inability of the management authority to inform the community about diversity of birds in this area. The purpose of this study is to find out the composition, abundance, and diversity of bird species. The research was carried out in March – July 2021 at 14 observation points divided into 2 research stations called: Saung Matpeci and Shibi. Saung Matpeci Station has five observation points, and Shibi Station has nine observation points. The method used was Point Count method. and the bird diversity was analysid using the Shannon-Wiener Index. There were 518 individuals consisting of 38 species, 26 genera and 19 families of birds. The highest bird abundance value in this area was 0,247 and the lowest abundance was 0,002. The diversity of bird in this area was classified into moderate category (2,54). The Brontok eagle (Nisaetus cirrhatus) and The Striped fan (Rhipidura javanica) are protected birds in Indonesia
KEANEKARAGAMAN JAMUR MAKROSKOPIS DI BEBERAPA HABITAT KAWASAN TAMAN NASIONAL BALURAN Ratna Wati; Noverita Noverita; Tatang Mitra Setia
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 12, No 2 (2019): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v12i2.10363

Abstract

AbstrakJamur merupakan komponen dasar yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Taman Nasional Baluran merupakan salah satu ekosistem dengan beberapa tipe habitat yang mendukung pertumbuhan jamur. Kawasan ini memiliki keanekaragaman jamur yang belum banyak dieksplorasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi, keanekaragaman jenis dan potensi jamur makroskopis di lima tipe habitat di kawasan Taman Nasional Baluran. Penelitian dilakukan pada tipe habitat hutan primer perbukitan, hutan primer dataran rendah, hutan evergreen, hutan musim dan hutan jati pada bulan Maret 2013. Metode yang digunakan adalah petak kuadrat yang berukuran 10 x 10 m pada jalur dengan interval 50 m sebanyak 20 plot pada masing-masing tipe habitat. Jumlah jenis jamur makroskopis yang ditemukan adalah sebanyak 152 jenis, 37 marga dan 25 suku. Masing-masing lokasi memiliki kesamaan jenis yang berbeda. Indeks keanekaragaman termasuk kategori rendah. Pada hutan primer perbukitan sebesar 2,154; hutan primer dataran rendah sebesar 2,144; hutan jati sebesar 2,423; hutan musim sebesar 1,375; dan evergreen sebesar 1,063. Terdapat perbedaan jenis jamur makroskopis yang mendominasi setiap habitat. Pada penelitian ini ditemukan jamur makroskopis berpotensi dekomposer, mikoriza, obat dan pangan. Hasil penelitian diharapkan para pihak dapat menjaga kawasan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati khususnya jamur makroskopis sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.Abstract The fungus is a basic component that is very important in the forest ecosystem. Baluran National Park is one of the ecosystems with several types of habitats, which supports the growth of fungus. This area has a diversity of macrofungi that has not been much explored. The purpose of this study was to determine the composition, diversity and potential of macrofungi in five habitat types in Baluran National Park area.The study was conducted on habitat types of hills hilly primary forest, primary forest of lowland, evergreen forest, forest season and jati forests in March 2013.The method used is the swath of squares measuring 10 x 10 m on track, with an interval of 50 m, as many as 20 plots in each habitat type. Number of species of macrofungi found as many as 152 species, 37 genera and 25 familiy. Each location has a different kind of similarity. The diversity index is categorized as low. hills hilly primary forest amounted to 2.154, primary forest of lowland amounted to 2.144, jati forest of 2.423, seasons forest of 1.375 and evergreen of 1.063. There are different types of macrofungi that dominate in every habitat. In this study found macroscopic fungi potentially as decomposers, mycorrhizae, medicinal and food. From the research result expected the management of Baluran National Park can maintain the area to protect biodiversity in particular macrofungi so that it can be further research and can be used by the local community.
PENGGUNAAN POHON TIDUR MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI HUTAN LINDUNG ANGKE KAPUK DAN EKOWISATA MANGROVE PANTAI INDAH KAPUK JAKARTA Ahmad Baihaqi; Tatang Mitra Setia; Jito Sugardjito; Glave Lorenzo
Al-Kauniyah: Jurnal Biologi Vol 10, No 1 (2017): Al-Kauniyah Jurnal Biologi
Publisher : Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Syarif Hidayatullah State Islami

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/kauniyah.v10i1.4910

Abstract

Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui penggunaan pohon tidur monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Penelitian menggunakan metode Pencatatan Perjumpaan Langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Hutan Lindung Angke Kapuk  (HLAK) hanya terdapat sekelompok monyet ekor panjang yang berjumlah 26 individu dengan komposisi: 1 jantan alfa, 3  jantan dewasa, 4 betina dewasa, 4 bayi, dan 14 remaja. Ada 15 jenis tumbuhan mangrove di HLAK dan kelompok monyet ekor panjang hanya memanfaatkan satu pohon Rhizophora apiculata untuk tidur, dengan ketinggian 16 m dan berjarak 10 m dari tepi jalan. Pada kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (EMPIK) terdapat sekelompok monyet ekor panjang yang berjumlah 13 individu dengan komposisi: 1 jantan alfa, 1 jantan dewasa, 3 betina dewasa, dan 8 remaja. Ada 8 jenis tumbuhan mangrove di EMPIK dan kelompok monyet ekor panjang yang memanfaatkan hanya satu pohon Avicennia officinalis untuk tidur, dengan ketinggian 20 m dan berjarak 5 m dari tepi danau. Abstract The study aims to determine the use of roosting trees by long-tailed macaque (Macaca fascicularis). The recording method used is the Direct Encounter. The results showed that in Hutan Lindung Angke Kapuk  (HLAK) there was only a group of the long-tailed macaque with a total of 26 individuals comprised of: 1 alpha male, 3 adult males, 4 adult females, 4 infants, and 14 juveniles. There were 15 species of mangrove plants in HLAK and a group of long-tailed macaque utilized only one tree Rhizophora apiculata to sleep, which is characterized by approximately 10 m high and located 10 m from the edge of the road. In the area of Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (EMPIK), there was a group of the long-tailed macaque with 13 individuals, the composition as follows: one alpha male, one adult male, 3 female adult females, and 8 juveniles. There were 8 species of mangrove plants in EMPIK and a group of long-tailed macaque utilized only one tree Avicennia officinalis to sleep, which is characterized by approximately 20 m high and approximately 5 m from the edge of the lake.
DISEMINASI HASIL RISET KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI Tatang Mitra Setia; Herda Pamela Hutabarat; Khoe Susanto Kusumahadi
BERITA BIOLOGI Vol 6, No 1 (2002)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v6i1.1183

Abstract

Indonesia, walaupun sebagai negara yang kaya akan keragaman hayati, namun dewasa ini mengalami berbagai tekanan terhadap keanekaragaman ini.Tekanan-tekanan ini bersumber dari dua masalah utama yaitu pertama, pembangunan yang tanpa memperhatikan keseimbangan alam sehingga telah menimbulkan perubahan yang merusak, dan kedua, meningkatnya populasi (penduduk).Perlu langkah-langkah untuk melestarikan alam dan fungsinya di Indonesia, secara serentak dan lintas sektoral {total football),demi meningkatkan daya dukung alam itu sendiri.Oleh karena itu, pelestarian alam ini harus menjadi pola perilaku hidup.Untuk membentuk pola perilaku ini perlu dilaksanakan 2 program utama yaitu a) pendidikan pelestarian alam dan lingkungan dan b) pendidikan etika dan moral.Pendidikan konservasi dan lingkungan selain sebagai langkah awal dalam strategi pelestarian alam, juga dipandang sebagai salah satu media untuk desiminasi hasil riset dan pengembangan dalam bidang keanekagaraman hayati.Aspek diseminasi dibahas dalam makalah ini.
Pemahaman Keanekaragaman Hayati Pada Guru Dan Penggunaan Ruang Terbuka Hijau Dalam Pembelajaran Keanekaragaman Hayati Rooselina Dwi Rahayu; Tatang Mitra Setia; Fachrudin Mangunjaya
Jurnal BIOEDUIN : Program Studi Pendidikan Biologi Vol 11, No 2 (2021): Bioeduin Agustus
Publisher : Department of Biology Education UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/bioeduin.v11i2.14314

Abstract

Inventory of macrofungi at peat swamp forest area, Kapuas Hulu, West Kalimantan Noverita Noverita; Tatang Mitra Setia
Journal of Microbial Systematics and Biotechnology Vol 1, No 1 (2019): June 2019
Publisher : Microbiology Division, Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.884 KB) | DOI: 10.37604/jmsb.v1i1.17

Abstract

The areas surrounding peat swamp forest at Dusun Meliau and Bukit Peninjau, Kapuas Hulu, West Kalimantan host a diverse species of flora and fauna, including macrofungi. However, the information on the macrofungal diversity in this area has not been reported. The goal of this study was to obtain information on the diversity of macrofungi that can be used as food and medicine. Data was collected by direct modified collection method using plot (10 × 20 m) with interval 10 m along the transect line. A total of 79 specimens of macrofungi discovered from the two locations, of which 23 and 66 specimens were collected from Dusun Meliau and Bukit Peninjau, respectively. Of the 79 macrofungi specimens, 16 specimens were potential as a food source, and 41 as medicine. The macrofungi in this study was dominated by members of Ordo Aphyllophorales.
Determination of The Parents Based on Molecular Analysis for Soybean Lines Development Slamet Slamet; Nonon Saribanon; Saptowo Jumali Pardal; Tatang Mitra Setia; Wening Enggarini; Reflinur Reflinur
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 12 No. 3 (2022): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.514 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v12i3.391

Abstract

Soybean is the third most important food commodity in Indonesia, which is a cheap source of protein and rich in different nutritional contents for humans. This study aimed to analyze the four genotypes of the crossing parents using SSR primers and select one SSR polymorphic primer to confirm the F1 generation alleles compared to their parents. The research was conducted in the laboratory and greenhouse of the Indonesian Center for Agricultural Biotechnology and Genetic Resources Research and Development (ICABIOGRAD). The research activities included a polymorphic primers survey, population formation, and confirmation of crossing populations using one polymorphic primer. A total of 20 SSR primers were used to amplify the DNA of the four crossing parents (Biosoy 1, Biosoy 2, Demas, and Tanggamus). The results of the polymorphic SSR survey showed that 6 SSR primers could distinguish the combination of Biosoy 2 vs Demas parents, then 7 SSR primers could distinguish the combination of Biosoy 1 vs Tanggamus and Biosoy 2 vs Tanggamus parents. Satt 406 polymorphic primer was chosen to analyze F1 hybrid lines of three crossings. Based on phenotypic observation, two individuals were suspected to be hybrid lines. Molecular analysis using Satt 406 showed that alleles from male parents were not found in 16 F1 individuals from the three crossings. Selection using molecular markers such as Satt 406 polymorphic SSR can help breeders screen heterozygous populations in F1 generations to check successful crossings.Keywords: biosoy 1; biosoy 2; Demas; Tanggamus; Al tolerance; SSR markers ABSTRAKPenentuan Tetua Berbasis Analisis Molekuler Untuk Pembentukan Galur KedelaiKedelai merupakan komoditas pangan penting ketiga di Indonesia yang dimanfaatkan sebagai sumber protein yang murah dan kaya berbagai kandungan gizi bagi manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk menganalisis 4 genotip tetua persilangan menggunakan primer SSR dan memilih satu primer polimorfik SSR untuk mengonfirmasi alel-alel generasi F1 dibandingkan dengan para tetuanya. Penelitian dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen). Kegiatan penelitian terdiri dari survei primer polimorfik, pembentukan populasi, dan konfirmasi populasi persilangan menggunakan satu primer polimorfik. Sebanyak 20 primer SSR digunakan untuk mengamplifikasi DNA dari empat tetua persilangan kedelai (Biosoy 1, Biosoy 2, Demas, dan Tanggamus). Hasil survei polimorfisme SSR menunjukkan bahwa 6 primer SSR dapat membedakan kombinasi tetua Biosoy 2 vs Demas, serta 7 primer SSR dapat membedakan Biosoy 1 vs Tanggamus dan Biosoy 2 vs Tanggamus. Primer polimorfik Satt 406 terpilih untuk menganalisis hibrida F1 dari tiga persilangan. Berdasarkan hasil pengamatan fenotipik, diperoleh 2 nomor individu F1 yang diduga sebagai generasi hibrida. Analisis molekuler menggunakan Satt 406 menunjukkan bahwa alel-alel dari tetua jantan tidak ditemukan pada 16 nomor tanaman dari 3 populasi  persilangan. Seleksi menggunakan marka molekuler seperti SSR polimorfik Satt 406 membantu pemulia dalam menskrining populasi heterozigot pada generasi F1 untuk mengetahui keberhasilan persilangan.Kata kunci: biosoy 1, biosoy 2, Demas, Tanggamus, toleransi Al, marka SSR
Co-Authors Achmad Sofyan Achmad Yanuar Ahmad Baihaqi Alinar Alinar Alvira Noer Effendi Alvira Noer Effendi Amir Hamidy Anang Aditiya Andrew John Marshall Annastasya Rahma Ramadhani Arief Kurniawan Asep Koswara Assalam, Muhammad Hudan Aziz, Panji B. Surata Boby Muslimin Campbell Owen Webb Cheryl Denise Knott Cipto Utomo Cipto Utomo Dedy Darnaedy Dennys Perdana Armanda Devi Alamsyah Dewi Malia Prawiradilaga Dewi, Fitriya Nur Annisa Dewinta Febriyanti Domingus Da Costa Endro Setiawan Fachruddin Majeri Mangunjaya Fachruddin Majeri Mangunjaya Fachruddin Majeri Mangunjaya Fachruddin Majeri Mangunjaya Fachrudin Mangunjaya Fadhillah, Hilwa Syifa Fajar Kaprawi Farits Alhadi Firmansyah Firmansyah Fitriah Basalamah Fitriah Basalamah Glave Lorenzo Gugah Praharawati Gugah Praharawati Halim, Nauhal Nazri HANDAYANI Handayani, Sri Hariyanto Hariyanto Herda Pamela Hutabarat Hermansyah Hermansyah Hermansyah Hermansyah Hilwa Syifa Fadhillah Huda Shalahudin Darusman Hutabarat, Herda Pamela Ikhsan Matondang Ilmi, Fauziah Indarjani Indarjani, Indarjani Indriastuti, Hapsari Isai Yusidarta Jito Sugardjito Khoe Susanto Kusumahadi Khoe Susanto Kusumahadi Kusholany LUTHFIRALDA SJAHFIRDI M Syukur Wahyu Putra Melta Rini Fahmi Mochammad Zamroni Moh. Hamdani Nira Zulifa Silawane Nita Nurjanah Njo Fransiscus Xaverius Anditya Ciptadi Putra Nonon Saribanon Noverita Novida, Rika Nurdian Sahrila Nurhasanah, Annisa Haryanti Nyoto Santoso Ona Noerwana Panji B Surata Azis Prawesti Wulandari Putra, Njo Fransiscus Xaverius Anditya Ciptadi Ramadani, Annisa Ratna Wati Ratna Wati Ratni Ernita Reflinur Reflinur Rooselina Dwi Rahayu Sakdullah Sapari, Iman Saptowo Jumali Pardal Satrio, Muhammad Bagus Septiana Anggraini Pratiwi Slamet Slamet Sri Suci Utami Atmoko Tamaulina Br Sembiring Tegas Gentur Sosiawan Tegas Gentur Sosiawan Tom Kirschey Wening Enggarini Wicaksono, Gusti Widyaningrum, Dita Fitria Yanuar, Achmad Yenisbar Yeremiah Rubin Tjamin