cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sari Pediatri
ISSN : 08547823     EISSN : 23385030     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 5 (2020)" : 10 Documents clear
Hubungan High Sensitivity C-Reactive Protein dan Tekanan Darah pada Anak dengan Riwayat Berat Lahir Rendah Kecil Masa Kehamilan Adi Suryadinata Krisetya; Adrian Umboh; Jose M. Mandei
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.289-94

Abstract

Latar belakang. Anak dengan riwayat berat lahir rendah (BLR) kecil masa kehamilan (KMK) memiliki peningkatan risiko menderita hipertensi dan gangguan kardiovaskular di kemudian hari. High sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) memengaruhi kerusakan pembuluh darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Tujuan. Menganalisis hubungan hs-CRP dengan berat lahir dan tekanan darah pada anak dengan riwayat BLR KMK.Metode. Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan dari bulan Oktober - Desember 2018 di Manado. Kriteria inklusi adalah anak dengan riwayat BLR KMK, lahir pada tahun 2004-2009 di Rumah Sakit Umum Pusat Kandou, berdomisili di Manado, memiliki catatan medis lengkap, status gizi baik, dan mendapat persetujuan dari orang tua. Kriteria eksklusi adalah anak yang memiliki riwayat penyakit ginjal, sakit dan mengonsumsi obat-obatan dalam 2 minggu terakhir. Pengukuran Hs-CRP digunakan metode imunonephelometric dengan Dade Behring kit. Data dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan uji regresi linier sederhana.Hasil. Total 40 anak dengan riwayat BLR KMK terdiri dari 16 anak laki-laki dan 24 anak perempuan. Rerata berat lahir adalah 2338,75 gram dan rerata kadar hs-CRP adalah 1,3158 mg/L. Terdapat hubungan negatif antara hs-CRP dan berat lahir (r=-0,275; p=0,043), hubungan positif antara hs-CRP dan tekanan darah sistolik (TDS) (r=0,559; p<0,0001), dan juga antara hs-CRP dengan tekanan darah diastolik (TDD) (r=0,451; p=0,002).Kesimpulan. Terdapat korelasi negatif antara hs-CRP dan berat lahir. Nilai hs-CRP yang tinggi berhubungan dengan TDS dan TDD yang lebih tinggi pada anak berusia 9 – 14 tahun dengan riwayat BLR KMK.
Kelainan Mineral Tulang pada Anak dengan Penyakit Ginjal Kronik Hertanti Indah Lestari; Eka Intan Fitriania; Aditiawati Aditiawati; Minerva Riani Kadir
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.282-8

Abstract

Latar belakang. Penderita penyakit ginjal kronis (PGK) berisiko mengalami abnormalitas mineral, sejalan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) atau peningkatan stadium PGK. Di Palembang, belum ada laporan mengenai penyakit mineral tulang pada anak akibat penyakit ginjal kronik. Tujuan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kejadian penyakit mineral tulang pada anak dengan PGK.Metode. Penelitian potong lintang untuk mengetahui kejadian penyakit mineral tulang akibat PGK, dengan pemeriksaan kadar hormon paratiroid, kadar vitamin D, serta pemeriksaan densitas tulang. Subyek penelitian dibagi menjadi kelompok 1 (PGK stadium 1-2) dan kelompok 2 (PGK stadium 3-5). Hasil. Dari 28 subyek penelitian, rerata usia 10,7 tahun, rasio laki-laki dan perempuan, yaitu 2,5:1. Berdasarkan stadium PGK, 14 subyek dengan stadium 1. Rerata kadar hormon paratiroid pada PGK stadium 3-5 secara bermakna lebih tinggi. Subyek dengan PGK stadium 3-5 memiliki risiko 2x lebih besar mengalami hiperparatiroid. Kejadian defisiensi/insufisiensi vitamin D didapatkan pada 23 subyek (82%). Kejadian defisiensi/insufisiensi vitamin D tidak berbeda bermakna di antara kedua kelompok. Penurunan densitas tulang terjadi pada 8 subyek , 5 diantaranya osteopenia, dan 3 lainnya osteoporosis. Kesimpulan. Semua anak dengan PGK baik stadium 1-2 maupun 3-5 menunjukkan tanda kelainan mineral tulang secara laboratorium dan/atau densitometri.
Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Perilaku pada Anak Sekolah Dasar Nurul Istiqomah; Retno Sutomo; Sri Hartini
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.302-9

Abstract

Latar belakang. Anak usia sekolah dengan masalah perilaku akan memperlihatkan kerusakan keterampilan sosial dan mengalami penolakan dari teman sebayanya. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak juga akan memengaruhi kepribadian anak. Anak akan sulit bersosialisasi dan berkembang apabila terdapat kesalahan pola asuhorang tua.Tujuan. Mengetahui hubungan antara pola asuh Ibu dengan perilaku pada anak sekolah dasar.Metode. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2018. Subjek penelitian berjumlah 110 bu dari anak SD yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih secara multistage cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pola asuh orang tua, Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ), Brief Family Relationship Scale (BFRS), dan kuesioner demografi. Analisis data bivariat dengan Chi-square atau Fisher’s dan dilanjutkan dengan Coefficient Contingency. Hasil. Anak yang mengalami masalah perilaku secara keseluruhan sebesar 43,7%. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh terbanyak yang diterapkan oleh ibu (78,2%). Terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku anak (p<0,05). Kesimpulan. Terdapat hubungan antara pola asuh ibu dengan perilaku anak SD. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti pola asuh dan perilaku anak tidak hanya menggunakan laporan ibu saja, tetapi menggunakaan metode observasi serta melibatkan lebih dari satu informan.
Gambaran Klinis dan Karakteristik Genetik Human Enterovirus 71 Penyebab Hand Foot and Mouth Disease di Banjarmasin – Kalimantan Selatan Tahun 2016 Edi Hartoyo
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.271-5

Abstract

Latar belakang. Hand foot and mouth desease (HFMD) adalah infeksi virus akut yang biasanya menyerang anak dibawah 10 tahun, sangat menular dan dapat menimbulkan komplikasi fatal. Tujuan. Untuk mengetahui gejala klinis, komplikasi, dan serotipe penyebab HFMD di Banjarmasin. Metode. Penelitian deskriptif, sampel diambil di poliklinik RSUD Ulin dan RS. Islam Banjarmasin periode November 2015 sampai dengan Febuari 2016 yang terdiagnosis HFMD oleh dokter spesialis anak, terdapat 23 sampel.Hasil. Dari 23 pasien secara klinis HFMD terdapat 18 (78%) positif entero virus, 71, 2 (9%) positif campak, dan 3 (13%) negatif. Umur rata rata ±20,77 bulan, laki laki 12 (52%) dan perempuan 11 (48%). Gejala klinis demam 17 (74%), rash/ lesi kulit 23 (100%), susah makan 14(61%), batuk 8(35%), pilek 9(39%), diare 5(22%), konjungtivitis 2(9%), muntah 4(17%), nyeri menelan 14(61%), dan kenjang 2(9%).Kesimpulan. Penyebab HFMD terbanyak adalah EV71, umur tesering kurang dari 3 tahun, gejala klinis terbanyak lesi kulit, demam dan tidak didapatkan komplikasi serius (intakranial).
Laporan kasus berbasis bukti: Pedoman Skrining Populasi dengan Risiko Tinggi Talasemia Nur Melani Sari; Irene Arini; Nur Suryawan; Susi Susanah; Lelani Reniarti; Harry Raspati Achmad; Ponpon Idjradinata
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.322-8

Abstract

Latar belakang. Talasemia merupakan penyakit keturunan akibat kelainan sel darah merah yang belum dapat disembuhkan, tetapi dapat dicegah. Berbagai studi memperlihatkan bahwa program pencegahan melalui skrining talasemia jauh lebih menguntungkan dibandingkan pengobatan. Skrining dapat dilakukan melalui berbagai metode, di antaranya skrining populasi umum dan populasi khusus. Sampai saat ini belum ada pedoman skrining khusus pada populasi dengan risiko tinggi. Tujuan. Mengumpulkan bukti ilmiah mengenai validitas, manfaat, dan rekomendasi metode skrining keluarga (cascade family screening) pada penyandang talasemia.Metode. Penelusuran pustaka secara daring lewat Pubmed Clinical Queries, Cochrane Library, dan Google Scholar.Hasil. Didapatkan tiga artikel studi potong lintang yang berhubungan dengan pertanyaan klinis penelitian. Ketiga penelitian tersebut mempraktikan skrining kaskade pada anggota keluarga pasien talasemia-β mayor dalam tiga generasi. Studi pertama (Ansari, dkk) menunjukkan 62,2% anggota keluarga yang diskrining merupakan pembawa sifat talasemia beta. Studi kedua (Gorakshakar, dkk) menunjukkan angka pembawa sifat sebesar 21,9%. Studi ketiga (Baig, dkk) menunjukkan angka pembawa sifat sebesar 44,4%. Angka ini lebih besar dari frekuensi pembawa sifat talasemia dari populasi umum sebesar 5−8%. Kesimpulan. Skrining kaskade merupakan pilihan yang efektif dan praktikal dibandingkan dengan skrining populasi pada negara-negara dengan keterbatasan biaya dan sumber daya fasilitas kesehatan.
Pedoman Resusitasi Syok Septik “Surviving Sepsis Campaign” Butuh Penyesuaian Antonius Hocky Pudjiadi
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.329-32

Abstract

Surviving sepsis campaign (SSC) mengeluarkan pedoman tata laksana klinis pasien sepsis. Pedoman tata laksana ini dibuat atas dasar ilmu kedokteran berbasis bukti berdasarkan data pasien sepsis dewasa. Dalam panduannya, terdapat target-target tata laksana yang perlu dicapai dalam batas waktu tertentu, termasuk target hemodinamik sebagai panduan resusitasi, seperti jumlah cairan resusitasi, rerata tekanan arteri, dan tekanan vena sentral. Makalah ini bertujuan untuk mengupas permasalahan dari adaptasi target SSC, khususnya pada pasien anak di Indonesia.
Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Difteri Berat pada Pasien Anak yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Januari 2015 – Juli 2019 Elsa Aliyya Harsanti; Djatnika Setiabudi; Merry Wijaya
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.317-21

Abstract

Latar belakang. Jawa Barat menjadi provinsi kedua dengan insiden difteri terbanyak di Indonesia pada tahun 2016 dan 2018. Infeksi difteri berat ditandai oleh bull neck dan komplikasi seperti miokarditis, neuritis, dan obstruksi saluran napas atas (OSNA). Status imunisasi merupakan faktor yang memengaruhi infeksi difteri. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status imunisasi dengan kejadian difteri berat.Metode. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang. Populasi penelitian adalah data rekam medis pasien difteri anak rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari 2015 – Juli 2019 dengan metode total sampling. Kriteria inklusi adalah rekam medis yang terdapat data mengenai jenis kelamin, usia, status imunisasi, manifestasi klinis, durasi, serta keluaran. Hubungan status imunisasi dengan kejadian difteri berat dianalisis menggunakan uji eksak Fisher.Hasil. 42 pasien terdiri dari 29 (69 %) laki-laki dan 13 (31 %) perempuan, usia terbanyak 5-9 tahun. Terdapat 20 (47,6%) pasien dengan bull neck, 13 (31,0%) pasien OSNA, 1 (2,4%) pasien neuritis. Satu orang meninggal, yaitu pasien difteri berat dengan OSNA dan sepsis. Hasil analisis uji eksak Fisher diperoleh hubungan antara status imunisasi dengan kejadian difteri berat dengan nilai p=0,036. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara status imunisasi dengan kejadian difteri berat.
Perbedaan antara Pemberian MPASI Komersil dan Buatan Rumah Tangga dengan Kejadian Perawakan Pendek pada Anak Usia 11-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor Tisnasari Hafsah; Nisita Widyastari; Rodman Tarigan; Viramitha Kusnandi Rusmil
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.295-301

Abstract

Latar belakang. Perawakan pendek masih menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi pendek secara nasional adalah 37,2%. Pemilihan dan pemberian makanan pendamping ASI yang tepat berperan sangat penting demi memenuhi kebutuhan gizi anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan guna mencapai pertumbuhan yang optimal. Tujuan. Mengetahui perbedaan antara pemberian makanan pendamping ASI komersil dan buatan rumah tangga terhadap kejadian perawakan pendek pada anak usia 11-23 bulan.Metode. Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 82 anak kasus dan kontrol yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling secara berpasangan. Mengacu pada kurva pertumbuhan WHO, kasus adalah perawakan pendek yang didefinisikan sebagai anak dengan z-score TB/U <-2 SD dan kontrol adalah anak yang tidak pendek. Kedua kelompok dipilih secara matching berdasarkan usia dan jenis kelamin.Hasil. Jenis pemberian makanan pendamping ASI ketika usia 9-11 bulan merupakan faktor dominan yang dapat menyebabkan perawakan pendek.Kesimpulan. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian jenis makanan pendamping ASI komersil dan buatan rumah tangga yang diberikan pada rentang usia 9-11 bulan dengan kejadian perawakan pendek pada anak usia 11-23 bulan (OR=0,22;p=0,01).
Hubungan Gangguan Tidur dan Prestasi Akademik pada Siswa Kelas III, IV, dan V Sekolah Dasar di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat Inge Yasmien; Rodman Tarigan; Lynna Lidyana
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.310-16

Abstract

Latar belakang. Dampak gangguan tidur yang melibatkan beberapa aspek dan angka kejadian gangguan tidur yang cukup tinggi masih kurang mendapatkan perhatian dari orang tua anak maupun tenaga medis. Gangguan tidur dikaitkan dengan fungsi kognitif dan keberhasilan akademik anak.Tujuan. Menggambarkan prevalensi gangguan tidur pada anak usia sekolah dasar serta mengetahui pengaruh gangguan tidur dan faktor sosiodemografi terhadap prestasi akademik di kawasan Jatinangor.Metode. Desain penelitian potong lintang dilakukan di tiga sekolah dasar kelas 3, 4, dan 5 di kawasan Jatinangor pada bulan Agustus-September 2019. Orang tua mengisi lembar kuesioner skala gangguan tidur untuk anak (SDSC) dan kuesioner karakteristik subjek. Prestasi akademik dinilai dengan membandingkan nilai rata-rata individu terhadap nilai rata-rata satu kelas.Hasil. Subjek yang dapat dianalisis berjumlah 101 anak. Sebanyak 65,3% subjek mengalami gangguan tidur dan 49,5% subjek memiliki nilai di bawah nilai rata-rata kelas. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan berarti antara gangguan tidur dengan hasil prestasi akademik anak (p=0,044). Terdapat juga hubungan yang berarti antara pendidikan orang tua (p=0,042) dan jenis kelamin (p=0,037) dengan hasil prestasi akademik anak. Kesimpulan. Penelitian menunjukkan adanya hubungan bermakna antara gangguan tidur dan prestasi akademik. Faktor sosiodemograsi yang berpengaruh terhadap prestasi akademik adalah jenis kelamin dan pendidikan orang tua anak.
Faktor Risiko Pneumonia pada Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Tia Harelina; Retno Asih Setyoningrum; Yan Efrata Sembiring
Sari Pediatri Vol 21, No 5 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp21.5.2020.276-81

Abstract

Latar belakang. Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan faktor risiko utama yang memperparah infeksi saluran pernapasan bawah akut. Infeksi saluran pernapasan bawah akut yang paling umum adalah pneumonia. Beberapa faktor predisposisi untuk pneumonia telah diidentifikasi, seperti pada malnutrisi berat.Tujuan. Untuk mengetahui faktor risiko kejadian pneumonia anak dengan penyakit jantung bawaan di RSUD Dr.Soetomo Surabaya.Metode. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain kasus kontrol berdasarkan data rekam medik pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya selama periode Januari 2016 sampai dengan Desember 2016. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square dan regresi logistik. Kriteria inklusi untuk kelompok kasus adalah pasien PJB dengan pneumonia, sedangkan kelompok kontrol pasien PJB tanpa pneumonia dengan umur 1 bulan sampai 60 bulan. Kriteria eksklusi adalah rekam medik yang tidak lengkap.Hasil. Diperoleh subjek sebesar 66 pasien, dengan perbandingan kasus-kontrol 1:1. Hasil analisis multivariat ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian pneumonia pada anak dengan PJB (p=0,002) dan terdapat hubungan yang signifikan antara neuromuscular disease dengan kejadian pneumonia pada anak dengan PJB (p=0,015).Kesimpulan. Adanya hubungan antara anemia dan neuromuscular disease dengan pneumonia pada anak dengan penyakit jantung bawaaan.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 3 (2025) Vol 27, No 2 (2025) Vol 27, No 1 (2025) Vol 26, No 6 (2025) Vol 26, No 5 (2025) Vol 26, No 4 (2024) Vol 26, No 3 (2024) Vol 26, No 2 (2024) Vol 26, No 1 (2024) Vol 25, No 6 (2024) Vol 25, No 5 (2024) Vol 25, No 4 (2023) Vol 25, No 3 (2023) Vol 25, No 2 (2023) Vol 25, No 1 (2023) Vol 24, No 6 (2023) Vol 24, No 5 (2023) Vol 24, No 4 (2022) Vol 24, No 3 (2022) Vol 24, No 2 (2022) Vol 24, No 1 (2022) Vol 23, No 6 (2022) Vol 23, No 5 (2022) Vol 23, No 4 (2021) Vol 23, No 3 (2021) Vol 23, No 2 (2021) Vol 23, No 1 (2021) Vol 22, No 6 (2021) Vol 22, No 5 (2021) Vol 22, No 4 (2020) Vol 22, No 3 (2020) Vol 22, No 2 (2020) Vol 22, No 1 (2020) Vol 21, No 6 (2020) Vol 21, No 5 (2020) Vol 21, No 4 (2019) Vol 21, No 3 (2019) Vol 21, No 2 (2019) Vol 21, No 1 (2019) Vol 20, No 6 (2019) Vol 20, No 5 (2019) Vol 20, No 4 (2018) Vol 20, No 3 (2018) Vol 20, No 2 (2018) Vol 20, No 1 (2018) Vol 19, No 6 (2018) Vol 19, No 5 (2018) Vol 19, No 4 (2017) Vol 19, No 3 (2017) Vol 19, No 2 (2017) Vol 19, No 1 (2017) Vol 18, No 6 (2017) Vol 18, No 5 (2017) Vol 18, No 4 (2016) Vol 18, No 3 (2016) Vol 18, No 2 (2016) Vol 18, No 1 (2016) Vol 17, No 6 (2016) Vol 17, No 5 (2016) Vol 17, No 4 (2015) Vol 17, No 3 (2015) Vol 17, No 2 (2015) Vol 17, No 1 (2015) Vol 16, No 6 (2015) Vol 16, No 5 (2015) Vol 16, No 4 (2014) Vol 16, No 3 (2014) Vol 16, No 2 (2014) Vol 16, No 1 (2014) Vol 15, No 6 (2014) Vol 15, No 5 (2014) Vol 15, No 4 (2013) Vol 15, No 3 (2013) Vol 15, No 2 (2013) Vol 15, No 1 (2013) Vol 14, No 6 (2013) Vol 14, No 5 (2013) Vol 14, No 4 (2012) Vol 14, No 3 (2012) Vol 14, No 2 (2012) Vol 14, No 1 (2012) Vol 13, No 6 (2012) Vol 13, No 5 (2012) Vol 13, No 4 (2011) Vol 13, No 3 (2011) Vol 13, No 2 (2011) Vol 13, No 1 (2011) Vol 12, No 6 (2011) Vol 12, No 5 (2011) Vol 12, No 4 (2010) Vol 12, No 3 (2010) Vol 12, No 2 (2010) Vol 12, No 1 (2010) Vol 11, No 6 (2010) Vol 11, No 5 (2010) Vol 11, No 4 (2009) Vol 11, No 3 (2009) Vol 11, No 2 (2009) Vol 11, No 1 (2009) Vol 10, No 6 (2009) Vol 10, No 5 (2009) Vol 10, No 4 (2008) Vol 10, No 3 (2008) Vol 10, No 2 (2008) Vol 10, No 1 (2008) Vol 9, No 6 (2008) Vol 9, No 5 (2008) Vol 9, No 4 (2007) Vol 9, No 3 (2007) Vol 9, No 2 (2007) Vol 9, No 1 (2007) Vol 8, No 4 (2007) Vol 8, No 3 (2006) Vol 8, No 2 (2006) Vol 8, No 1 (2006) Vol 7, No 4 (2006) Vol 7, No 3 (2005) Vol 7, No 2 (2005) Vol 7, No 1 (2005) Vol 6, No 4 (2005) Vol 6, No 3 (2004) Vol 6, No 2 (2004) Vol 6, No 1 (2004) Vol 5, No 4 (2004) Vol 5, No 3 (2003) Vol 5, No 2 (2003) Vol 5, No 1 (2003) Vol 4, No 4 (2003) Vol 4, No 3 (2002) Vol 4, No 2 (2002) Vol 4, No 1 (2002) Vol 3, No 4 (2002) Vol 3, No 3 (2001) Vol 3, No 2 (2001) Vol 3, No 1 (2001) Vol 2, No 4 (2001) Vol 2, No 3 (2000) Vol 2, No 2 (2000) Vol 2, No 1 (2000) More Issue