Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ISLAMOPHOBIA DI JERMAN DAN PRANCIS Putri Raisa Islamy; Lusi Andriyani
Independen Vol 2, No 2 (2021): INDEPENDEN: Jurnal Politik Indonesia dan Global
Publisher : Independen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.362 KB) | DOI: 10.24853/independen.2.2.62-71

Abstract

Islamophobia di Jerman dan Prancis, pasca kejadian WTC 11 September 2001 di New York serta jeritan peperangan kepada terorisme, komunitas Islam seakan jadi bagian rumor, Komunitas Islam ditatap  pemicu seluruh kasus. Di tahun 2021  Kantor Federal Migrasi dan Pengungsi (BAMF), saat ini jumlah Muslim berada di antara 5,3 dan 5,6 juta. Ini sesuai dengan populasi antara 6,4 dan 6,7 persen Mayoritas penggungsi para imigran dari  keturunan Turki. para pekerja yang di bayar rendah oleh pemerintah jerman. Metode Penelitian menggunakan kualitatif yang di peroleh dari internet, jurnal dan sumbr-sumber lainnya. Dan menggunakan Teori Budaya Samuel Hungtington pada tahun 1996 menyatakan bahwa kebudayaan Eropa berakar pada umat islam-kristen menjadi identitas. Islamophobia di Jerman dengan cara kultural Jerman bukan “rumah” untuk Islam, agama ini berkembang  sangat cepat di Jerman seperti banyaknya orang yang masuk ke Agama Islam dan mendirikan organisasi islam di jerman. Islamophobia, Bertolak belakang dari sejarah-nya. multikulturalisme di Prancis di sinyalir terjalin di era sesudah Perang Dunia II. Prancis mempunyai kurangnya sejumlah daya kegiatan,  banyak imigran ( utama dari Afrika) tiba ke Prancis buat mencari perkerjaan. Tidak sedikit dari imigran membawa keluarga mereka serta menetap di Prancis. Beberapa dari imigran tersebut berawal dari suku bangsa negroid serta berkeyakinan Islam. Keragaman yang terjalin dampak cara imigrasi menghasilkan Prancis suatu negeri multikulturalisme. berjalannya jumlah imigran terus meningkat. Karena keberadaannya mempengaruhi pada ranah sosial, politik, dan  adat. Kesenjangan sosial antar masyarakat setempat serta imigran memunculkan gesekan sosial yang berakhir bentrokan dalam ikatan keduanya, semacam datang kepada tempat bermukim imigran serta perbuatan Diskriminatif dan Rasis.
Diplomasi HAM Bantuan Kemanusiaan Muhammadiyah Agency For International Development untuk Rohingya di Myanmar Tahun 2017-2020 Surya, Dian Ariyani; Andriyani, Lusi; Ridwan, Wachid; Usni, Usni
JURNAL LANSKAP POLITIK Vol 1 No 3 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unwahas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/jlp.2023.1.3.9328

Abstract

ABSTRAKPimpinan Pusat Muhammadiyah bersama dengan majelis dan lembaga tingkat pusat menginisiasi terbentuknya Muhammadiyah Agency For International Development atau (MuhammadiyahAID) sebagai salah satu wadah bagi Muhammadiyah dalam menjalankan misi-misi bantuan kemanusiaan internasional. MuhammadiyahAID sendiri merupakan program kemanusiaan Persyarikatan Muhammadiyah untuk lingkup internasional yang berlandaskan pada sistem gerakan dan jaringan. Sistem gerakan dengan menyusun dan memproduksi konsep/pemikiran strategi dalam menghadapi isu, masalah dan tantangan umat bangsa dan kemanusian global sebagai bingkai dan kerangka konseptual bagi seluruh institusi dan anggota Muhammadiyah dalam menghadapi perkembangan zaman. Pendidikan adalah kunci untuk mengamankan masa depan yang lebih baik bagi siapapun dan dari kalangan manapun terutama untuk etnis Rohingya. Etnis Rohingya sendiri tidak memiliki akses untuk program pendidikan yang sama sekali dari negara mereka hal tersebut tentu saja dapat merugikan perkembangan masyarakat dan masuk ke dalam kategori pelanggaran berat hak anak atas pendidikan yang dapat menempatkan mereka pada risiko generasi yang hilang. Maka dari itu pada tahun 2017 silam sampai dengan Tahun 2020 MuhammadiyahAID memberikan bantuan kemanusiaan internasional untuk etnis Muslim Rohingya di Myanmar karena etnis ini mendapatkan pelanggaran hak asasi manusia terutama dalam bidang pendidikan dan etnis ini juga tidak ada yang bisa untuk melanjutkan pendidikan ditingkat Universitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data sendiri menggunakan teknik wawancara yang mendalam kepada pihak MuhammadiyahAID. Penelitian ini juga menggunakan data yang sekunder dengan melalui studi literatur dari sebuah jurnal serta media online yang dijadikan sebagai bahan referensi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa etnis Rohingya mendapat pelanggaran hak asasi manusia dari negaranya sendiri dan tidak ada etnis Muslim Rohingya di Myanmar yang bisa untuk naik ke atas namun pada Tahun 2020 MuhammadiyahAID berhasil memberikan bantuan kemanusiaan internasional dalam bidang pendidikan untuk etnis Rohingya serta bisa memberikan hak-hak- hak mereka sebagai manusia.
Quality Of Pie Skin From Corn Flour andriyani, lusi; Holinesti, Rahmi
Jurnal Pendidikan Tata Boga dan Teknologi Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Pendidikan, Tata Boga dan Teknologi
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.161 KB) | DOI: 10.24036/jptbt.v3i1.276

Abstract

West Pasaman is the city with the highest corn production in West Sumatra. High corn production is mostly used for animal feed. The utilization of corn in West Pasaman in processed food is not optimal, even though corn has good nutritional content. Corn has the weakness of perishability, so it needs to be processed into semi-finished products such as flour so that it is resistant to storage and easy to apply to processed foods, such as pies. Pies vary a lot from the filling, so it is necessary to innovate the pie crust. The purpose of this study was to analyze the quality (shape, color, aroma, texture, and taste) of pie crust from corn flour as much as 20%, 30%, and 40%. This type of research is a pure experiment with a completely randomized design method (CRD) and uses primary data obtained from 5 expert panelists through a questionnaire. After the data was obtained, it was tabulated in the form of a table and an Analysis of Variance (ANOVA) was performed. If the analysis of variance shows Fcount Ftable, then it is continued with Duncan's test. The best results were found in X3 treatment with 40% corn flour substitution, therefore it is recommended for further researchers to use 40% corn flour substitution.
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM TERHADAP PENGUNGSI ROHINGNYA TAHUN 2020-2022 Andriyani, Lusi; Islamy, Putri Raisa; Ridwan, Wachid; B, Jauchar
Journal Social Politica Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Jurnal Sosial-Politika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54144/jsp.v4i1.63

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kebijakan yang dilakukan dalam menangani pengungsi Rohingnya di Aceh dan mengetahui upaya Pemda NAD dalam penanganan pengungsi Rohingya di Aceh. Bentuk penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data-data mengenai perkembangan pengungsi Rohingya. Dalam hal ini bentuk penjelasan data tidak disertai dengan angka-angka. Melainkan dijelaskan mengenai bentuk kebijakan Pemda NAD terhadap pengungsi dan bentuk penanganan serta upayanya terhadap pengungsi Rohingya. Bentuk kebijakan bersama-sama dengan masyarakat lokal untuk menyediakan makanan dan minuman serta sandang. Bentuk tindakan Pemerintah Daerah NAD yaitu menyediakan penampungan sementara, mengirimkan relawan-relawan untuk membantu pengungsi Rohingya, membantu penyediaan bantuan kemanusiaan mencapai 7000 orang. Disamping itu Pemerintah juga membangun rumah Detensi Imigrasi untuk masyarakat Rohingya. Pemerintah Daerah NAD juga bekerja sama dengan UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) yaitu membangun tentang non-refoulment, non penalization dan non discrimination. Bentuk bantuan IOM (Organisasi Internasional untuk Migrasi) memberikan perawatan medis di rumah-rumah sakit yang ada di Aceh. Dengan hal ini Human Trafficking yaitu pemerintah daerah selalu berusaha dan menjaga agar Human Trafficking tidak terjadi.
Learning Activities by Instilling Religious Values with Karimah Morals at Taam Daarul Muntaz and TPQ Daarul Muntaz Aziiz, Abdul; Surya, Alviano; Erika, Aprilia Chandra; Hilmawan, Aris; Andriyani, Lusi
Educationist: Journal of Educational and Cultural Studies Vol. 1 No. 3 (2023): Journal of Educational and Cultural Studies
Publisher : PT Literasi Nusantara Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The level of education is considered very important for each individual, this also applies to early age children because at that age is the golden age, which is seen from the child's sensitivity to what he feels. In this golden age, children start to find out what makes them curious. They start to be enthusiastic about learning to read and find interesting new things. The more interesting he finds at that time, the more opportunities for the child to find a passion or potential that he can develop from an early age. As is known, the level of education available for early childhood is quite diverse, such as TK (kindergarten), TAAM (Muslim children's nursery), TPQ (al-quran education park), PAUD (early childhood education). This level of education is given in order to be able to show a new world to children, help children develop, form good characters for children, increase enthusiasm for learning, and build quality human resources in the future. This is directly related to KKN activities that were made related to the implementation of work programs held at Taam Daarul Muntaz and TPQ Daarul Muntaz. the implementation of the KKN program is balanced and starts from the planning, implementation and final evaluation of the program. KKN group scale program 43 Educational outcomes include the educational value contained in children's learning activities by raising children's enthusiasm for learning and the value of children's creativity through greetings and humor points.
Representasi Kritik Sosial dalam Meme Penjual Es Teh: Analisis Semiotika Respons Netizen terhadap Gus Miftah Saputri, Agustina Riska Eka; Muksin, Nani Nurani; Andriyani, Lusi; Salam, Rahmat
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari - April
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jkomdis.v5i1.2517

Abstract

Penelitian ini mengkaji representasi kritik sosial dalam meme penjual es teh yang muncul sebagai respons atas pernyataan kontroversial Gus Miftah. Dengan pendekatan kualitatif dan teori semiotika Roland Barthes, penelitian ini menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam meme. Meme-meme tersebut tidak hanya berfungsi sebagai media humor, tetapi juga sebagai alat kritik sosial terhadap ketimpangan kekuasaan dan penyalahgunaan otoritas verbal di ruang publik. Denotasi merepresentasikan elemen visual seperti gambar penjual es teh dan teks satir, sedangkan konotasi memunculkan narasi ketidakadilan serta eksploitasi verbal terhadap kelompok lemah. Mitos dalam meme ini mengkritik arogansi dan penyalahgunaan kekuasaan, sekaligus menyerukan penghormatan dan perilaku etis, terutama dari figur publik yang memiliki tanggung jawab moral. Respons netizen melalui komentar memperkuat kritik dengan menyoroti tindakan Gus Miftah sebagai kekerasan verbal, perundungan, dan penghinaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa meme dapat menciptakan ruang kritik sosial yang efektif di era digital, mencerminkan tuntutan masyarakat terhadap keadilan dan akuntabilitas moral.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik untuk Masyarakat Desa Deni, Deden; Ardiyanto, Fajar; Sinyo; Mawar; Andriyani, Lusi
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 11 No. 1 (2025): Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/qh.v11i1.18701

Abstract

Kualitas pelayanan publik pemerintah desa merupakan faktor utama dalam keberhasilan pembangunan pada tingkat desa. Kualitas pelayanan publik berpengaruh langsung terhadap tingkat kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan aparatur desa mengenai kualitas pelayanan publik. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi survei, pelatihan, dan evaluasi dengan memberikan pre-test dan post-test kepada 45 peserta. Peserta pelatihan terdiri dari 10 perangkat desa dan 35 masyarakat. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai kualitas pelayanan publik yang merupakan faktor penting dalam pembangunan desa. Keberhasilan kegiatan diukur melalui beberapa indikator, di antaranya: (1) pengetahuan mengenai prinsip pelayanan publik di pemerintahan desa, (2) pentingnya peningkatan kualitas pelayanan pemerintahan desa, (3) penilaian masyarakat terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, (4) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, (5) kesulitan yang dialami dalam memperoleh pelayanan, (6) kendala utama dalam mendapatkan pelayanan, dan (7) langkah efektif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan signifikan, dengan 93% peserta mengalami peningkatan pemahaman.