Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Signs of Happiness on The Captions of Cinta Laura Kiehl’s Instagram Saputri, Agustina Riska Eka; Mansyur, Agus Salim; Rusmana, Dadan
SALEE: Study of Applied Linguistics and English Education Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/salee.v3i2.498

Abstract

The semiotic phenomenon is known to be closely related in the field of communication. This research especially focuses on the semiosis process identified from Cinta Laura Kiehl’s Instagram captions as a famous celebrity in Indonesia. The semiotic sign relation is seen through her captions that do not only include the text but also a form of icon reflected through emoticons added in the captions. This study applied qualitative research method to present the data analysis. Moreover, this research also uses several guiding perceptions with the main theory of sign relation by Charles Sanders Peirce and the supporting perception of happiness by Martin Seligman. There are several results determined from this research. The first result shows that the symbol sign relations in Cinta’s Instagram captions are in the form of texts that conveyed meaning in the expression of happiness that Cinta shares based on her life. Moreover, the emoticons in her Instagram captions have the function to enhance the expressions and contexts that the symbol initially stands for. The second result shows that the signs of happiness from Cinta’s Instagram captions are divided into two main aspects of relationship and achievements. Thus, the sign relations in Cinta’s Instagram captions are used in conveying the expressions of happiness Cinta shares based on her life.
Representasi Kritik Sosial dalam Meme Penjual Es Teh: Analisis Semiotika Respons Netizen terhadap Gus Miftah Saputri, Agustina Riska Eka; Muksin, Nani Nurani; Andriyani, Lusi; Salam, Rahmat
Jurnal Ilmu Komunikasi Dan Media Sosial (JKOMDIS) Vol. 5 No. 1 (2025): Januari - April
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47233/jkomdis.v5i1.2517

Abstract

Penelitian ini mengkaji representasi kritik sosial dalam meme penjual es teh yang muncul sebagai respons atas pernyataan kontroversial Gus Miftah. Dengan pendekatan kualitatif dan teori semiotika Roland Barthes, penelitian ini menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam meme. Meme-meme tersebut tidak hanya berfungsi sebagai media humor, tetapi juga sebagai alat kritik sosial terhadap ketimpangan kekuasaan dan penyalahgunaan otoritas verbal di ruang publik. Denotasi merepresentasikan elemen visual seperti gambar penjual es teh dan teks satir, sedangkan konotasi memunculkan narasi ketidakadilan serta eksploitasi verbal terhadap kelompok lemah. Mitos dalam meme ini mengkritik arogansi dan penyalahgunaan kekuasaan, sekaligus menyerukan penghormatan dan perilaku etis, terutama dari figur publik yang memiliki tanggung jawab moral. Respons netizen melalui komentar memperkuat kritik dengan menyoroti tindakan Gus Miftah sebagai kekerasan verbal, perundungan, dan penghinaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa meme dapat menciptakan ruang kritik sosial yang efektif di era digital, mencerminkan tuntutan masyarakat terhadap keadilan dan akuntabilitas moral.
Analisis respon netizen terhadap pemutusan kontrak coach shin tae-yong di postingan instagram @timnasindonesia Saputri, Agustina Riska Eka; Azzahra, Fathiyah; Aditya, Muhammad Rizqi; Patrianti, Tria
Jurnal Komunikasi Universitas Garut: Hasil Pemikiran dan Penelitian Vol 11 No 1 (2025): April 2025 Jurnal Komunikasi Universitas Garut : Hasil Pemikiran dan Penelitian
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jk.v11i1.42101

Abstract

Pemutusan kontrak pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong, oleh PSSI pada Januari 2025, memicu reaksi masif di media sosial, khususnya Instagram. Keputusan ini menjadi isu kontroversial karena Shin Tae-yong dipandang sebagai figur penting dalam kebangkitan sepak bola Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respon netizen terhadap keputusan tersebut dengan fokus pada sentimen, tema utama, dan implikasi komunikasi digital yang dilakukan oleh PSSI. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode analisis isi terhadap komentar netizen di unggahan Instagram @timnasindonesia. Data dianalisis berdasarkan teori Agenda Setting dan Uses and Gratifications untuk mengeksplorasi bagaimana PSSI memengaruhi diskursus publik dan bagaimana netizen menggunakan media sosial sebagai ruang ekspresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas komentar memiliki sentimen positif terhadap Shin Tae-Yong, dengan tema dominan berupa apresiasi terhadap kontribusinya. Namun, kritik terhadap PSSI juga menonjol, terutama terkait kurangnya transparansi dan kegagalan dalam membingkai narasi yang mendukung keputusan. Harapan untuk masa depan sepak bola Indonesia dan dukungan kepada Erick Thohir juga menjadi bagian dari diskursus. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami dinamika komunikasi digital dalam manajemen isu strategis dan memberikan rekomendasi bagi institusi olahraga untuk meningkatkan strategi komunikasi mereka di media sosial. Transparansi, responsivitas, dan keterlibatan publik menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas penggemar di era digital.