Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran santri Generasi Z dalam menumbuhkan dan mempertahankan jiwa nasionalisme, serta mengidentifikasi hambatan dalam menanamkan nasionalisme di kalangan santri. Santri adalah individu yang menuntut ilmu di pondok pesantren dan merupakan elemen utama dalam pesantren. Santri terbagi menjadi dua kategori, yaitu santri mukim yang tinggal di pesantren karena berasal dari daerah jauh, dan santri kalong yang pulang-pergi antara rumah dan pesantren karena tinggal di sekitar pesantren. Secara historis maupun dalam kenyataan saat ini, asumsi bahwa pesantren hanya mengajarkan kitab kuning, Al-Qur'an, dan hadis telah terbantahkan. Para santri juga diajarkan pentingnya menjaga ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan kebangsaan) selain ukhuwah Islamiyyah (persaudaraan Islam), yang menjadi dasar utama untuk menanamkan sikap nasionalisme dalam diri mereka. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1995-2010, sering disebut sebagai Generasi Net karena kemampuan adaptasi mereka terhadap kemajuan teknologi. Secara terminologi, nasionalisme diartikan sebagai loyalitas dan kesetiaan kepada bangsa dan negara, dengan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan individu atau kelompok. Sejarah mencatat bahwa santri memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dengan menjunjung tinggi semangat nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mendeskripsikan dan memahami fenomena yang ada di masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri berperan dalam mempertahankan jiwa nasionalisme melalui berbagai kegiatan, seperti memperingati hari besar Islam dan nasional, mengaplikasikan hasil pembelajaran, melestarikan tradisi bangsa, menggunakan produk lokal, memanfaatkan teknologi, mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, menentang terorisme dan radikalisme, serta menjaga nama baik bangsa.