Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Fikih Dakwah Kepada Munkarot ( Kajian Psikologi Mad’u) Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 7 No 2 (2019): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah Ta?ala dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah (mad?u) yang kita dakwahi beriman kepada Allah Ta?ala dan mengingkari thaghut (semua yang diabdi selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Jika kita mencermati ayat-ayat Al-Quran maupun hadits-hadits Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam, kita akan banyak menemukan pembicaraan mengenai fadhail (keutamaan) dakwah yang luar biasa. Penting bagi kita untuk mengetahui, memahami, dan menghayati tentang fikih dakwah ini, agar memiliki motivasi yang kuat untuk berdakwah dan bergabung bersama kafilah dakwah dimanapun ia berada; juga dapat menjaga konsistensi, semangat, serta menjadikan kita merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah betapapun beratnya. Fikih Dakwah ini menyajikan berbagai resep dakwah, utamanya menyangkut prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dakwah sebagai acuan bagi da?i dalam bertindak terhadap kemungkaran, sekaligus koreksi atas banyaknya fenomena penyimpangan di jalan dakwah. Kata ?munkar? lebih bersifat umum dari pada kata ?maksiat?. Kata-kata ?munkar? tidak khusus untuk dosa-sosa besar saja, termasuk juga di dalamnya berduaan dengan wanita lain (yang bukan muhrimnya) dan meilhat pada hal-hal yang diharamkan, semua itu termasuk shagha?ir dan wajib dicegah. Oleh karena itu, penting bagi pendakwah untuk memahami fikih dakwah terhadap kemungkaran yang berpijak pada psikologi mad?u.  
Psikologi Dakwah Qur’an Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 7 No 1 (2018): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

al Qur?an sebagai sumber agama Islam, memberikan dorongan kepada manusia untuk memikirkan tentang dirinya sendiri, tentang keajaiban penciptaan dirinya, dan kepelikan struktur kejadiaannya. Ini mendorong manusia untuk mengadakan pengkajian tentang jiwa dan rahasia-rahasianya. Dengan demikian, al Qur?an juga mendorong manusia mempelajari urgensi psikologi untuk kepentingan pengembangan ajaran Islam.             Tingkah laku manusia, menunjukkan sifat-sifat manusia (human nature), baik dan tidaknya seseorang dapat dilihat dari sifat asal tersebut, meskipun masih harus melibatkan pengetahuan sosialnya (social science) dan kemanusiaan. Karenanya, psikologi dakwah berusaha menganalisis gejala-gejala kejiwaan, baik da?i ataupun mad?u yang terlibat dalam proses dakwah. Maka bagi seorang da?i diperlukan pengetahuan tentang sisi kejiwaan dari seorang mad?u yang menjadi sasaran kegiatan dakwahnya.             Kajian psikologi dakwah perspektif al Qur?an meliputi sebuah kajian analisis ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ketiganya merupakan satu kesatuan. Ontologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu); ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu. Epistemologi, cara memperoleh pengetahuan itu; dan Aksiologi, membicarakan guna pengetahuan itu sendiri. Adapun ontologi psikologi dakwah membicarakan hakikat kejiwaan manusia baik da?i maupun mad?u. Epistemologi psikologi dakwah terletak pada adanya beberapa faktor antara lain; Edukatif, motivatif, sugesti dan persuasi seorang da?i dan mad?u. Kajian aksiologi psikologi dakwah adalah untuk mengabdi pada Allah dan RasulNya dalam arti untuk mengembangkan ajaran Islam dengan pendekatan psikologi. Maka, disini kehadiran psikologi yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam sangat diperlukan guna mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia maupun akhirat.
Prinsip Dakwah dan Kekuatan Moral Moh. Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 6 No 2 (2018): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meneliti syari'ah dan sejarah Islam yang mendalam, maka dapat diketahui bahwasannya Allah SWT menetapkan sunnah-Nya yang berlaku dalam bab keseimbangan antara dua kekuatan, material dan moral. Sekalipun kesempuranaan kekuatan moral terpusat pada moralitas dasar manusia, namun sarana material tetap mempunyai peranan yang besar. Mungkin saja suatu kelompok yang mempunyai kelebihan sarana material dapat berkuasa dibumi walaupun hanya memiliki sedikit kekuatan moral, sementara kelompok lain yang melebihinya dari segi kekuatan moral kalah hanya karena memililki sedikit sarana material. Tetapi kekuatan moral yang bersenjatakan moralitas dasar dan moralitas Islam sekaligus, walaupun memiliki sedikit sarana material sudah mesti akan berhasil mengalahkan kekuatan-kekuatan lain yang semata-mata bersandar pada moralitas dasar dan sebab-sebab material saja. Prinsip dakwah dan kekuatan moral adalah sebagai basic para pendakwah. Prinsip dakwah berarti kaidah atau aturan dalam berdakwah, sedangkan kekuatan moral berasal dari kata moral dalam bahasa kita adalah akhlak. Akhlak adalah ekspresi batin, yang muncul dalam wujud prilaku lahir dan bathin tanpa rekayasa, murni, natural, alami.
Dakwah: Integral, Sinergis dan Holistik Moh. Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 6 No 1 (2017): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Dalam perspektif komunikasi, dakwah termasuk dalam kategori komunikasi persuasif (persuasive communication), yakni komunikasi yang membujuk, mengajak, atau merayu, semakna dengan makna dasar dakwah, yakni mengajak atau menyeru, sedangkan komunikasi dakwah secara sederhana dapat diartikan sebagai segala bentuk komunikasi yang berisi pesan ajakan kepada jalan Tuhan atau ajakan berbuat baik dan meninggalkan keburukan.. Umumya, penentuan komunikasi dakwah didasarkan pada pada suasana yang melikupinya. Dengan kata lain bahwa komunikasi dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented dengan menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia. Maka, komunikasi dakwah yang terfokus pada psikologi mad?u  adalah dengan menggunakan bidang-bidang kehidupan sosial kemasyarakatan. Komunikasi dakwah dengan cara ini meliputi: pendekatan dakwah integral, sinergis dan holistik dengan perspektif konsep komunikasi (qawlan) dalam al-Qu?an.      al-Qur?an menggambarkan manusia (mad?u) dengan segala kepribadiannya yang sangat kompleks. Sebab, begitu luasnya aspek kepribadian manusia sehingga usaha untuk mengungkap hakikat manusia merupakan pekerjaan yang sukar. Manusia memiliki dua potensi yang saling berlawanan, yaitu potensi baik dan potensi buruk. Dua potensi ini lantas memilah manusia ke dalam tiga kategori, yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Pembinaan kepribadian manusia lewat pendidikan yang baik akan menuntun manusia agar bisa memperkokoh potensi baiknya sehingga ia bisa memaksimalkan tugas utamanya untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah di muka bumi.
PENDEKATAN DAKWAH NABI MUHAMMAD DALAM PERSPEKTIF PATOLOGI SOSIAL Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 8 No 1 (2019): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patologi sosial merupakan fenomena yang sangat penting di perhatikan oleh siapapun. Patologi sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan dan hukum formal. Berbagai macam kerugian termasuk terancamnya jiwa seseorang merupakan salah satu dampak patologi sosial.             Dalam menjalankan dakwahnya, Nabi Muhammad juga tidak pernah membeda-bedakan kelas gedongan atau elite dengan kelas bawahan, apalagi pilih-pilih dalam berdakwah. Nabi Saw juga tidak lebih kaya dari para sahabat. Namun demikian, Nabi Saw tidak pernah merasa rendah diri dalam menghadapi umatnya, beliau juga tidak pernah merasa dilecehkan oleh umatnya, meskipun umatnya banyak yang lebih kaya daripada beliau. Beliau juga tidak menjadi manusia yang sulit ditemui umatnya. Nabi Saw, Justru berbuat sebaliknya. Nabi sangat akrab dengan kelompok yang lemah, menyatu dengan umat dan kelas bawah. Nabi Saw, sangat sederhana, baik dalam penampilan tempat tinggal dan sebagainya. Selalu membantu yang lemah dan kekurangan, mengayomi mereka, dan bergumul dalam penderitaan meraka. Bahkan kepada ahli maksiat pun seperti; pencuri, pezina, pembunuh, dan lain-lain, beliau tidak langung menghukum pelakunya dengan hukuman yang telah ditetapkan menurut qur?an dan sunah, namun beliau lebih mendahulukan rasa kemanusiannya, beliau bukan tidak mau untuk menghukum pelaku maksiat, tetapi hukuman itu supaya para pelaku untuk bertobat dan tidak menghalangi perbuatan maksiat, serta pelajaran bagi manusia yang lain, agar tidak berbuat maksiat. Sikap hidup Nabi yang seperti itu tampaknya merupakan bagian dari pendekatan beliau dalam berdakwah. Sehingga setelah ditambah dengan pendekatan-pendekatan yang lain, beliau meraih sukses yang gemilang dalam berdakwah.
Ayat-Ayat Audiovisual dalam Perspektif Dakwah Virtual (Kajian Tafsir Dakwah) Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 8 No 2 (2020): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dakwah adalah kewajiban setiap Muslim untuk mengajak orang lain, terutama umat Islam melakukan hal-hal yang baik dan mencegah kemungkaran. Dalam melakukan kegiatan dakwah, diperlukan media atau sarana agar mad’u menerima dan memahami pesan. Salah satu media dakwah yang menarik adalah media komunikasi visual, yaitu semua media komunikasi yang dapat dicerna oleh indera penglihatan, seperti buku, iklan, spanduk, baliho, poster, selebaran, meme dan sebagainya. Dakwah melalui media social juga tidak kalah pentingnya di era industry 4.0, youtube, facebook, istagram, twitter dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penulis mengambil lima ayat dalam al-Qur’an, diantaranya: An-Nahl: 78, Al-Mukminun: 78, As-Sajdh:9, Al-Ahqof:26, Al-Mulk:23. Karena lima ayat tersebut penulis anggap relevan dengan audiovisual, sesuai dengan kajian komunikasi dan penyiaran Islam. Kemudian penulis mengupas setiap ayat-ayat tersebut dengan lima tafsir (Tafsir Al-Munir, Tafsir Fii Dzilalil Qur’an, Tafsir Ibn Katsir, Tafsir As-Sa’di dan Tafsir Al-Misbah). Karena melihat banyaknya dakwah digital, penulis merasa tertarik mengakaji dakwah digital dalam perpektif kajian tafsir agar dakwah digital punya kajian kokoh dalam segi keilmuan. Penelitian ini, menggunakan metode penelitian kepustakaaan dengan cara menganalisis buku-buku teks, dimana teks-teks yang diteliti adalah materi-materi yang berkaitan dengan metodologi penelitia tafsir. Adapun analisis buku teks dalam tulisan ini adalah penelitian yang mengkhususkan untuk meneliti berbagai refrensi dalam rangka untuk mengembangkan, atau mengimplementasikan teori yang telah ada, dan relevansinya dengan perkembangan keilmuan tafsir dalam perspektif dakwah.
Komunikasi Dakwah Nabi Nuh A.S Dalam Perspektif Psikologi Qur’an Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9 No 1 (2020): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia sebagai makhluk Allah yang telah dengan berani menerima amanah sebagai khalifah Allah, maka dengan itu ai pun harus menyampaikan risalah Allah. Salah satu risalahnya adalah mengajak sesamanya untuk kembali kepada Allah. Tentu dengan berbagai cara dan jalan di tempuh oleh wakil-wakil Allah di bumi ini. Banyak hal yang harus digali dan dirumuskan. Mengkaji sejarah hidup para Nabi memberikan kepada kita rumusan yang amat berharga untuk membangun karakter diri, keluarga, umat dan bangsa. Atas dasar itu penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menemukan komunikasi dakwah yang dilakukan Nabi Nuh AS dalam perspektif Psikologi al-Qur’an. Pendekatan penelitian yang diterapkan adalah kualitatif kepustakaan. Tehnik pengumpulan data dokumentasi yang digunakan untuk menelusuri data historis. Subyek penelitiannya adalah komunikasi dakwah Nabi Nuh As menggali data dari Al-Qur’an perspektif psikologi. Dalam temuan dan analisis di penelitian ini, komunikasi dakwah yang dilakukan Nabi Nuh AS adalah dengan mengajarkan Tauhid, sayang pada umatnya, tawakkal kepada Allah, tidak meminta upah dalam dakwah, tidak sedih adanya pembangkangan, sabar atas ejekan dan ancaman, terus mengajak, taubat atas kesalahan dan berdoa, dan bersyukur dan berdoa
Etika Dakwah Dan Profesionalisme Da’i (Studi Psikologi Komunikasi Pesan Dakwah Ustadz Abdul Somad Di Channel Youtube Ustadz Abdul Somad Official) Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 9 No 2 (2021): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membicarkan tentang ceramah dan cara berdakwah era sekarang pasti membuat kita berfikir tentang sosial media dan kecanggihan teknologi era modern. Karenanya, aktivitas dakwah pada masa kini, tidak hanya dapat dilakukan secara konvensional saja, namun dapat dilakukan melalui berbagai media. Bukan hanya melalui media cetak dan elektronik saja, namun berdakwah kini bisa dilakukan di internet. Salah satunya melalui media sosial seperti Youtube. Saat ini, Youtube telah memliki ribuan bahkan jutaan pengguna dari berbagai negara. Youtube menempati posisi teratas sebagai video sharing yang paling popular. Dakwah di media sosial melalui channel Youtube menjadi sebuah fenomena yang terjadi di kalangan dai. Hal ini, yang menjadikan peneliti ingin mengetahui bagaimana etika dan profesionalisme dakwah di media sosial yang terjadi dalam channel Youtube Ustadz Abdul Somad. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif content analisis dengan menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang dalam hal ini ialah pendeskripsian mengenai level-level psikologi komunikasi penyampaian pesan di Ustadz Abdul Somad Official. Hasil penelitian menunjukkan bahwa channel Youtube Ustadz Abdul Somad dapat dikelompokkan menjadi tiga pesan dakwah. (1) pesan aqidah. (2) pesan Syariah. (3) pesan akhlak.
Relevansi Psikologi Dakwah dengan Kecerdasan Kenabian (Prophetic Intelligence) dalam Perspektif Dakwah Digital Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 10 No 1 (2021): September
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manusia sebagai obyek dakwah adalah makhluk yag berfikir, berperasaan dan berkehendak. Pikirannya dipengaruhi oleh apa yang dirasakan dan apa yang dikehendaki, perasaannya dipengaruhi oleh apa yang dipikir dan apa yang dikehendaki, kehendaknya juga dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan apa yang dirasakan. Manusia juga memiliki banyak potensi diri yang belum digali. Upaya mengenali dan mengembangkan potensi manusia senantiasa berjalan dalam proses yang berkelanjutan. Seperti halnya kecerdasan sebagai salah satu potensi manusia, dimulai dari ditemukannya IQ (Intellectual Quotient) kemudian berkembang dengan ditemukannya kecerdasan-kecerdasan lain, seperti EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), MI (Multiple Intelligences), SQ (Spiritual Quotient), FQ (Finansial Quotient) dan Kecerdasan Kenabian (Prophetic Intelligence) yang bertumpu pada hati nurani yang bersih dari penyakit ruhaniah, yaitu syirik, kufur, nifaq dan fasik. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur (library research) dan analisis terhadap fenomena psikologi dakwah dalam perspektif dakwah digital. Pendekatan studi literature atau kajian kepustakaan ini dilakukan dengan membaca dan mengumpulan literatur terkait dan referensi teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dokumentasi, dan data di internet. Selanjutnya pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis. Seorang da’i dituntut menguasai tentang kejiwaan manusia dalam proses kegiatan dakwah (psikologi dakwah) sebagai individu maupun anggota kelompok. Esensi dakwah sebenarnya terletak pada usaha pencegahan dari penyakit-penyakit masyarakat yang bersifat psikis dengan cara mengajak, memotivasi, merangsang serta membimbing individu agar sehat dan sejahtera jiwa, ragan dan spritualnya, serta mad’u mampu mengasah Kecerdasan Kenabian. sehingga mereka dapat menerima ajaran agama. Terlebih saat ini, dimana dakwah melalui digital menjadi upaya yang vital.
Karakter dan Psikologi Dakwah Nabi Ibrahim A.S. Moh Syahri Sauma
An-Nida' : Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol 10 No 2 (2022): Maret
Publisher : el Hakim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana kisah kehidupan Nabi Ibrahim AS, karakter dan psikologi dakwah apa saja yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim AS, serta perjuangan dakwah dan keteladanannya dalam merealisasikan dakwah Allah bagi kaumnya. Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kisah kehidupan Nabi Ibrahim AS, menggali karakter dan psikologi dakwah dalam kisah Nabi Ibrahim AS, serta semangat perjuangan dan keimanannya yang penuh istiqomah untuk dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di era modern ini. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Data yang diperoleh kemudian ditelaah dan dicatat untuk diklasifikasikan. Data atau informasi yang diperoleh akan dianalisa dengan content analysis (analisis isi), yaitu penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan, kemudian analisa lain yang digunkan adalah analisa bahasa dan konsep. Metode yang digunakan adalah metode historis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis berkesimpulan bahwa dari kisah Nabi Ibrahim AS terdapat nilai dakwah yang penting untuk diaplikasikan dalam merealisasikan dakwah, karakter Nabi yaitu: pemurah, berserah diri, pandai bersyukur, ikhlas, lemah lembut dan penyantun. Sedangkan psikologi dakwah Nabi Ibrahim adalah dakwah bil lisan dan dakwah bil hal.