Nasrullah, Hasan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Identification and expression analysis of c-type and g-type lysozymes genes after Aeromonas hydrophila infection in African catfish Nasrullah, Hasan; Nababan, Yanti Inneke; Yanti, Dwi Hany; Hardiantho, Dian; Nuryati, Sri; Junior, Muhammad Zairin; Ekasari, Julie; Alimuddin, Alimuddin
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 18 No. 2 (2019): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4310.992 KB) | DOI: 10.19027/jai.18.2.1-10

Abstract

ABSTRACTLysozymes play an important role in the first line of defense in fish and potentially used as an immunity status biomarker and immune responses evaluation in fish, which often found in two types, i.e. chicken-type and goose-type (c- and g-type, respectively). To recent, the information related to the sequences and the expression analysis of the c- and g-type lysozyme genes in African catfish is still limited. In the present study, we report a partial cloning and mRNA expression analysis of c-type and g-type lysozymes in African catfish Clarias gariepinus. We have successfully cloned and partially identify the c-type, and g-type lysozyme genes of C. gariepinus, which consist of 594 and 560 of coding sequences, respectively. Catalytic and other conserved residues were identified by multiple sequences alignment and they showed high similarity with other teleost fish species. mRNA levels of the genes were analyzed by using qPCR method and their expressions in the spleen, liver, and head kidney were rapidly modulated after Aeromonas hydrophila injection, with different patterns were observed in each organ. These results confirmed that c- and g-type lysozymes played an important role in non-specific immunity against A. hydrophila infection. This study provided valuable information that can be used to understand the African catfish immune systems for better disease and stress management in C. gariepinus culture.Keywords: lysozymes, gene identification, gene expression, bacterial infection, African catfish ABSTRAKLisozim berperan dalam sistem pertahanan dini pada ikan dan sangat potensial digunakan sebagai marka status imunitas dalam evaluasi respons imun. Lisozim umum ditemukan dalam dua tipe pada ikan: tipe-ayam (tipe-c) dan tipe-angsa (tipe-g). Informasi terkait sekuens gen dan ekspresi gen kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo sangat terbatas. Pada penelitian ini, kami melaporkan kloning gen secara parsial, dan analisis ekspresi gen dari kedua tipe lisozim pada ikan lele dumbo C. gariepinus. Sekuens parsial gen lisozim tipe-c dan tipe-g yang berhasil diidentifikasi adalah sepanjang 594 dan 560 pasang basa. Situs katalitik dan residu khas memiliki tingkat kesamaan yang tinggi dengan spesies ikan yang lain. Analisis mRNA dilakukan dengan metode quantitative PCR (qPCR). Ekspresi kedua gen di jaringan ginjal depan, limpa, dan hati dengan cepat terinduksi pasca infeksi bakteri A. hydrophila dengan pola yang berbeda. Hasil ini menunjukkan bahwa lisozim tipe-c dan tipe-g memiliki peran yang sangat penting dalam sistem imun ikan lele dumbo terhadap infeksi A. hydrophila. Penelitian ini menghasilkan informasi penting yang dapat digunakan untuk mempelajari sistem imun ikan lele dumbo dan sebagai acuan dalam penanganan dan manajemen penyakit pada budidaya ikan lele dumbo.Kata kunci: lisozim, identifikasi gen, ekspresi gen, infeksi bakteri, ikan lele dumbo 
The potential of bacteriophage for controlling Vibrio parahaemolyticus as in-vitro Ansani Takwin, Bagus; Wahjuningrum, Dinamella; Widanarni, Widanarni; Nasrullah, Hasan
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 23 No. 2 (2024): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19027/jai.23.2.122-133

Abstract

Vibrio parahaemolyticus infection is a major threat to Pacific white shrimp aquaculture, causing significant shrimp mortality. Bacteriophages (phages) provide a promising antibiotic alternative due to their specificity towards specific bacteria. This research includes essential steps isolating phages from shrimp pond water and characterizing them, including plaque morphology, spot tests, phage density evaluations, host range assessments, and in vitro studies targeting V. parahaemolyticus. In-vitro tests encompassed six treatments, each with three replicates: negative control (K-), positive control (K+), antibiotic control, phage density of 107 (FB7), phage density of 108 (FB8), and phage density of FB109 (FB9). Phages were successfully isolated from shrimp pond water in Banyuwangi, indicated by plaque formation on double-layer agar media. These phages exhibited morphological characteristics, featuring small, round plaques (d= 0.02-0.5 ± 0.08 cm) with flat, wavy edges and clear plaque. Phage plaques were amplified with an average density of 3.5×109 PFU/mL. Host range tests revealed that only V. parahaemolyticus Situbondo was susceptible to the isolated phages, while five other bacterial strains were not. In bacterial inhibition tests, treatments with different phage densities significantly outperformed the negative control, media control, and antibiotic control. However, the antibiotic control performed better than phage density treatments (0.61 ± 0.01). All phage density treatments effectively reduced V. parahaemolyticus density compared to the negative control, with the most favorable results observed in the FB9 treatment at a density of 109 PFU/mL. Keywords: Aquaculture, antibiotic, bacteriophage, vannamei shrimp, Vibrio parahaemolyticus ABSTRAK Penyakit akibat infeksi Vibrio parahaemolyticus menjadi perhatian utama dalam budidaya udang vaname saat ini karena dapat menyebabkan kematian massal pada udang. Penggunaan bakteriofage (fage) dapat menjadi alternatif solusi untuk menggantikan antibiotik, karena fage bersifat spesifik pada bakteri tertentu. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu isolasi fage dari beberapa sumber air tambak, karakterisasi fage meliputi morfologi plak fage, spot test, dan uji kisaran inang, serta uji in vitro penghambatan V. parahaemolyticus oleh fage. Uji in vitro dilakukan dengan enam perlakuan dan masing masing tiga ulangan yaitu kontrol negatif (K-), kontrol positif (K+), kontrol antibiotik, kepadatan fage 107 (FB7), kepadatan fage 108 (FB8), dan kepadatan fage 109 (FB9). Penelitian ini berhasil mengisolasi fage yang bersumber dari air tambak udang di Banyuwangi ditandai dengan terbentuknya plak pada media double layer agar, dengan ciri morfologisnya berbentuk titik-titik dan bulat besar (d= 0,02 ± 0,08 cm), tepian rata dan bergelombang serta memiliki warna plak yang bening. Plak fage dapat diperbanyak dengan densitas fage rata-rata 3,5×109 PFU/mL. Untuk uji kisaran inang menggunakan 6 jenis bakteri dengan sumber dan strain yang berbeda, menunjukkan bahwa hanya bakteri V. parahaemolyticus Situbondo yang dapat lisis oleh fage hasil isolasi, sedangkan lima jenis bakteri lainnya tidak. Pada daya hambat bakteri, perlakuan dengan penambahan pada setiap densitas fage berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif, kontrol media dan kontrol antibiotik, walaupun kontrol antibiotik lebih baik dari perlakuan densitas fage (0,61 ± 0,01). Semua perlakuan kepadatan fage mampu mengurangi kepadatan V. parahaemolyticus dibandingkan dengan perlakuan kontrol negatif. Hasil terbaik terdapat pada perlakuan FB9 yaitu 109 PFU/mL. Kata kunci: akuakultur, antibiotik, bakteriofage, udang vaname, Vibrio parahaemolyticus