Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Sosialisasi Cara Penggunaan Mesin ParutCara Penggunaan Mesin Parut, Peras dan Pemanas Kopra Menjadi Minyak Goreng Di Kepulauan Selayar Syarif, Humayatul Ummah; Dahri, Ahmad Thamrin; Yunus, Andi Ibrahim; Mustafa, Riad; Zaman, Nur
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v5i4.10217

Abstract

Abstrak Seluruh bagian tanaman pohon kelapa bermanfaat bagi kehidupan manusia. Pembuatan minyak berbahan baku kopra dimulai dengan kelapa parut, diambil sarinya dan diperas.Di Indonesia, khususnya di daerah pedalaman atau desa yang memiliki sumber daya alam seperti kelapa, kebutuhan minyak kelapa umumnya diproduksi sendiri. Secara tradisional, masyarakat mengolah sendiri minyak kelapa dan sebagian warga menggunakan mesin sederhana untuk memarut. Selanjutnya setelah memarut hasilnya diolah secara manual atau tradisional. Mengembangkan alat baru membantu memecahkan masalah yang ada. Pelaksanaan pengabdian dalam penggunaan mesin parut, peras dan pemanas kopra dilakukan dengan tujuan pelaksanaan proses produksi pengolahan kopra menjadi minyak kelapa untuk meningkatkan hasil produktivitas dengan melalui pengembangan alat teknologi tepat guna. Pelaksanaan pengabdian dilakukan di Desa Polebunging Kabupaten Selayar. Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian yaitu Mesin Parut, Peras dan Pemanas dan Kopra. Beberapa metode dilakukan dengan cara sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan Pelaksanaan kegiatan. Dengan mesin yang menggabungkan ketiga fungsi, yakni fungsi pemarut, peras dan pemanas dapat menghasilkan minyak kelapa skala rumah tangga atau industri kecil secara efisien. Kata Kunci: mesin; kopra; minyak kelapa.
Managing Community Forest Resources: Dynamics of Property Rights and Institutional Effectiveness in Nambo District Yatim, Hertasning; Pakanyamong, Ambo Abd. Kadir; Yatim, Herwin; Zaman, Nur
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 19 No 1 (2025): March
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jik.v19i1.13272

Abstract

In order to effectively achieve the objectives of local collective action, institutions must establish guidelines that align with community norms and are supported by organizational incentives and sanctions. This study aims to examine the dynamics of property rights over forest resources and the efficiency of local institutions in managing the Nambo Community Forest (HKm) within the Toili Baturube Model Production Forest Management Unit. Employing a qualitative case study approach, data collection methods include document analysis, in-depth interviews, and observations. The findings reveal that the forest status in Nambo District shifted to state ownership post-HKm policy implementation and Law 23 of 2014, leading to changes in community access rights. Additionally, community forest management is facilitated through collaboratively developed policies and agreements evaluated using the Ostrom principle design. The study underscores the importance of comprehensive strategies involving cooperation among regional authorities, local communities, and stakeholders to effectively manage shared resources like community forests. Strengthening institutional capacity, empowering local communities, and fostering collective action can enhance the sustainability and success of shared resource management initiatives.
PENGOLAHAN KOTORAN TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS DAN PUPUK ORGANIK DI DESA PURNAKARYA, KECAMATAN TANRALILI, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Zaman, Nur; Bachtiar, Erniati; Gala, Selfina; Nuraliyah, Andi
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2023
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v6i2.3411

Abstract

Salah satu usaha peternakan sapi yang berpotensi untuk menghasilkan teknologi biogas dan pupuk organik adalah peternakan Kareem Farm yang berlokasi di Jalan Reformasi Dusun Tangnga, Desa Purnakarya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Peternakan tersebut telah memiliki kandang sapi dengan kapasitas 40 ekor sapi, namun yang ada sekarang terdapat 28 ekor dengan jenis yang berbeda. Permasalahan utama pada usaha peternakan sapi Kareem Farm adalah menumpuknya limbah/kotoran sapi disekitar kandang. Kondisi sekarang, satu ekor sapi menghasilkan 8 kg kotoran perhari. Dalam satu hari dapat menghasilkan sekitar 224 kg limbah/kotoran. Kotoran tersebut hanya dibuang disekitar kandang dan belum dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik karena keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang potensi ekonomi/bisnis dan pengolahan limbah ternak sapi menjadi nilai tambah ekonomi.  Banyaknya limbah kotoran sapi yang mencapai 224 kg per hari membuat limbah kotoran tersebut setiap harinya semakin menumpuk di sekitar kandang, hal ini membuat lingkungan kandang sapi menjadi semakin kotor, kuantitas kotoran yang semakin hari semakin banyak, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan disekitar masyarakat. Timbulnya bau tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial, karena mengganggu masyarakat yang bermukim disekitarnya. Permasalahan tersebut dieselesaikan dengan Masukanya PKM pengolahan kotoran ternak sapi menjadi suatu produk yakni Biogas dan Pupuk Organik. Intalasi biogas dan pelatihan biogas dan pupuk organik dari ternak sapi telah dilakukan pada peternakan Kareem Farm dan masyarakat sekitarnya peternakan tersebut. Disamping itu terbentuk kelompok tani “Tangnga Jaya”. Disamping itu masyarakat lebih tertarik dengan pembuatan pupuk organik dengan menggunakan cacing yang lebih mudah, murah dan bahan bakunya dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat.