Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PENGOLAHAN KOTORAN TERNAK SAPI MENJADI BIOGAS DAN PUPUK ORGANIK DI DESA PURNAKARYA, KECAMATAN TANRALILI, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Nur Zaman; Erniati Bachtiar; Selfina Gala; Andi Nuraliyah
Jurnal Abdi Masyarakat Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Abdi Masyarakat November 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v6i1.3411

Abstract

Salah satu usaha peternakan sapi yang berpotensi untuk menghasilkan teknologi biogas dan pupuk organik adalah peternakan Kareem Farm yang berlokasi di Jalan Reformasi Dusun Tangnga, Desa Purnakarya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Peternakan tersebut telah memiliki kandang sapi dengan kapasitas 40 ekor sapi, namun yang ada sekarang terdapat 28 ekor dengan jenis yang berbeda. Permasalahan utama pada usaha peternakan sapi Kareem Farm adalah menumpuknya limbah/kotoran sapi disekitar kandang. Kondisi sekarang, satu ekor sapi menghasilkan 8 kg kotoran perhari. Dalam satu hari dapat menghasilkan sekitar 224 kg limbah/kotoran. Kotoran tersebut hanya dibuang disekitar kandang dan belum dapat diolah dan dimanfaatkan dengan baik karena keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang potensi ekonomi/bisnis dan pengolahan limbah ternak sapi menjadi nilai tambah ekonomi.  Banyaknya limbah kotoran sapi yang mencapai 224 kg per hari membuat limbah kotoran tersebut setiap harinya semakin menumpuk di sekitar kandang, hal ini membuat lingkungan kandang sapi menjadi semakin kotor, kuantitas kotoran yang semakin hari semakin banyak, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan disekitar masyarakat. Timbulnya bau tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial, karena mengganggu masyarakat yang bermukim disekitarnya. Permasalahan tersebut dieselesaikan dengan Masukanya PKM pengolahan kotoran ternak sapi menjadi suatu produk yakni Biogas dan Pupuk Organik. Intalasi biogas dan pelatihan biogas dan pupuk organik dari ternak sapi telah dilakukan pada peternakan Kareem Farm dan masyarakat sekitarnya peternakan tersebut. Disamping itu terbentuk kelompok tani “Tangnga Jaya”. Disamping itu masyarakat lebih tertarik dengan pembuatan pupuk organik dengan menggunakan cacing yang lebih mudah, murah dan bahan bakunya dapat diperoleh dari lingkungan masyarakat.
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU BAGI PENGELOLA INDUSTRI TAHU DI MANGUNJAYA Tulus Sukreni; Andi Nuraliyah; Djuni Thamrin; Fata Nidaul Khasanah; Dhian Tyas Untari; Rani Pertiwi; Rohana Ningsih
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 7 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juli 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i7.754

Abstract

Industri tahu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga dapat memberi dampak negatif karena limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan. Penyebab diantaranya industri tahu yang ada di Indonesia sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil dan masih minimnya teknologi, sehingga pengelolaan sumber daya air yang sangat rendah sehingga berpotensi mengakibatkan tingkat produksi limbah yang tinggi. Melihat beberapa potensi yang mungkin dapat dilakukan dalam meminimalisir dampak negatif dari limbah yang dihasilkan pada industri tahu, maka dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini tim pelaksana berupaya untuk memberikan solusi terkait penanganan limbah tahu yang dihasilkan pada salah satu industri tahu di daerah Mangunjaya agar menghasilkan sesuatu yang dapat memberikan dampak positif bagi warga sekitar, yakni mengolah limbah cair menjadi sebuah kerajinan berbentuk dompet. Dari hasil pengolahan limbah ini dapat dikembangkan lagi menjadi peluang usaha baru bagi warga. Terdapat tahapan dalam pelaksanaan yakni observasi, pelatihan dan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini warga memperoleh peningkatan pengetahuan bahwa limbah cair yang dihasilkan dalam produksi tahu bisa menjadi suatu hal yang memberikan nilai positif, salah satunya berupa dompet yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan ini.
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR TAHU BAGI PENGELOLA INDUSTRI TAHU DI MANGUNJAYA Tulus Sukreni; Andi Nuraliyah; Djuni Thamrin; Fata Nidaul Khasanah; Dhian Tyas Untari; Rani Pertiwi; Rohana Ningsih
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 7 (2023): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juli 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v2i7.754

Abstract

Industri tahu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, tetapi juga dapat memberi dampak negatif karena limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan. Penyebab diantaranya industri tahu yang ada di Indonesia sebagian besar masih dilakukan dalam skala kecil dan masih minimnya teknologi, sehingga pengelolaan sumber daya air yang sangat rendah sehingga berpotensi mengakibatkan tingkat produksi limbah yang tinggi. Melihat beberapa potensi yang mungkin dapat dilakukan dalam meminimalisir dampak negatif dari limbah yang dihasilkan pada industri tahu, maka dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini tim pelaksana berupaya untuk memberikan solusi terkait penanganan limbah tahu yang dihasilkan pada salah satu industri tahu di daerah Mangunjaya agar menghasilkan sesuatu yang dapat memberikan dampak positif bagi warga sekitar, yakni mengolah limbah cair menjadi sebuah kerajinan berbentuk dompet. Dari hasil pengolahan limbah ini dapat dikembangkan lagi menjadi peluang usaha baru bagi warga. Terdapat tahapan dalam pelaksanaan yakni observasi, pelatihan dan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan. Hasil dari kegiatan ini warga memperoleh peningkatan pengetahuan bahwa limbah cair yang dihasilkan dalam produksi tahu bisa menjadi suatu hal yang memberikan nilai positif, salah satunya berupa dompet yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan ini.
Komparasi Metode Always Better Control, Economic Order Quantity dan Reorder Point Untuk Analisis Pengendalian Persediaan Widya Spalanzani; Angga Prinandar; Andi Nuraliyah; Yelly Febrina Zani
INVENTORY: Industrial Vocational E-Journal On Agroindustry Vol 4, No 2 (2023): Published in December 2023
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/inventory.v4i2.135

Abstract

Family Farma Pharmacy is a pharmacy that provides pharmaceutical services in Bekasi Regency. There are 50 types of medicines provided in this pharmacy, but there is no medicine grouping yet. Medicine inventory control is still done manually or by monitoring medicine stocks one by one. So there is no precise and effective calculation to determine total reorders. Therefore, the aim of this research is to grouping medicines, control medicine supplies and reorder it. The methods used are Always Better Control (ABC), Economic Order Quantity (EOQ), and Reorder Point (ROP). The findings obtained were by grouping 50 types of medicines to obtain 10 types of medicines belonging to group A, 10 types of medicines in Group B, and 30 types of medicines in Group C based on the results of the ABC method. Then the EOQ results showed that the optimal order for Cataflam 50 Mg was made for 158 strips. By reordering the Cataflam 50 Mg medicine when the medicine stock reaches 15 strips in each product inventory which still has 23 strips remaining based on the ROP results
Pengaruh karbon aktif sekam padi terhadap penyerapan Pb (timbal) dalam pelumas bekas kendaraan bermotor Safitri, Rizki Tri; Adhani, Lisa; Nuraliyah, Andi
Journal of Innovation Materials, Energy, and Sustainable Engineering Vol. 1 No. 2: (January) 2024
Publisher : Institute for Advanced Science Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/jimese.v1i2.2024.555

Abstract

The number of motorised vehicles, according to the Central Statistics Agency, reached 94,373,324 in 2012, and there was an increase in 2013 to 104,118,986. This is influenced by increasingly rapid population growth and the increasing need for transportation. Used lubricating oil is categorised as B3 waste, which can be seen from its characteristics and its constituent components. Rice husks resulting from milling that are not utilised optimally are usually only used as ash, or the use of rice husks has so far been limited to just being thrown away. Research was carried out regarding the activated carbon test from rice husk waste to adsorb Pb in used lubricating oil using a sulfuric acid activator and determine the effectiveness of reducing Pb (lead). The mass ratio of rice husks before and after calcination is 1:2, where the initial weight of the husks before calcination is 250 grammes to 125 grammes after undergoing calcination. A mass of 10 grammes of adsorbent that has been activated using sulfuric acid and a stirring time of 60 minutes can reduce the lead content of the used lubricant from 49,569 ppm to 39,241 ppm.
Studi pengaruh waktu dan suhu recovery limbah katalis nikel terpakai (spent catalyst) pasca proses hidrogenasi RBDPO dengan metode kalsinasi Hardiko, Muhamad Hendri; Ridwan , Muhammad; Nuraliyah, Andi
Journal of Innovation Materials, Energy, and Sustainable Engineering Vol. 1 No. 2: (January) 2024
Publisher : Institute for Advanced Science Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/jimese.v1i2.2024.562

Abstract

Many palm oil processing industries use hydrogenation catalysts to optimize yields and produce quantities of catalyst residues containing metals harmful to the environment. Residue catalyst disposal also creates new problems for the industry because the category includes hazardous waste. Use of nickel catalyst at PT. Dua Kuda Indonesia in 2007 as much as 54 tons / year, 2014 as much as 108 tons / year and year 2018 as much as 216 tons / year. The price of nickel catalyst in Indonesia also has a fairly high value of about Rp. 120,000,000, - per ton. This study focused on the recovery of nickel catalyst activity by washing with etanol and activation catalyst wich calsinasi at temperatur 300°C, 400°C and 500°C. In the characterization stage, to see functional groups used Fourier Transform Infrared (FT-IR) instrument instrument, X-Ray Diffraction (XRD) crystallization test and structural test with Scanning Electron Microscope (SEM). The hydrogenated catalyst, tested quantity, quality of nickel catalyst with Iodine Value Test.
Potensi Pemanfaatan Limbah Pasar Kubis-Kubisan (Brassica Oleracea L), Pisang (Musa Paradisiaca), Dan Umbi Akar (Tuber Rhizogenum) Sebagai Bahan Baku Energi Terbarukan Biogas Nuraliyah, Andi; Raking, Jumrin; Marzuki, Ismail
Jurnal Jaring SainTek Vol. 5 No. 2 (2023): oktober 2023
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/j9gs5452

Abstract

One form of energy that can overcome reduced energy sources is biogas obtained through the cooking process using market waste such as cabbage, bananas and root tubers with EM4 bioactivator. This study aims to determine the C/N ratio, the volume of methane gas, and the chemical composition of the gas as measured by the ECOM J2KN gas analyzer and the FTIR Spectro. Based on the results of the study, the optimum C/N ratio for the quickest time of 7 days for raw materials for cabbage, bananas, root tubers were 14.5; 10.6 and 23.9. The volume of methane (ml) obtained were 151 ml, 186 ml, and 289 ml. The mixture of the three raw materials with and without the EM4 bioactivator obtained methane gas volumes of 171 and 143. The main chemical composition of biogas detected on the J2KN ECOM tool was Methane (CH4) 55.81%. Carbon Dioxide (CO2) 14.46%, and Oxygen (O2) 17.73%. The chemical gas composition with the CH group function was obtained at a wavelength of 2933.73 cm-1. These results indicate that vegetable waste from cabbage, bananas, and root tubers can be used as raw material for biogas.
PEMANFAATAN ROL KERAMIK BEKAS PADA UJI KARAKTERISASI LOW CEMENT CASTABLE PT. CALDERYS INDOPORLEN Ardiyansyah , Reynaldi; Salwa Rahmasari , Azzahra; Nuraliyah , Andi; Kustiyah, Elvi; Krismahariyanto, Mei
Metrik Serial Humaniora dan Sains Vol. 5 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rol keramik adalah produk keramik teknologi tinggi yang dibuat dengan proses tekanan isostatik, berfungsi sebagai media transportasi benda benda keramik pada proses pembakaran di area tanur (kiln). Limbah rol keramik dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Salah satu upaya mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan mendaur ulang limbah buangan rol keramik untuk dijadikan bahan pembuatan produk refraktori. Melalui penelitian ini, limbah buangan rol keramik dijadikan sebagai pengganti bahan baku impor dalam pembuatan castable dengan hasil workability test dan physical test yang baik sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pengganti.
Perancangan reaktor fotokatalis untuk aplikasi degradasi limbah tekstil Yoga Pratama David; Andi Nuraliyah
Sustainable Urban Development and Environmental Impact Journal Vol. 1 No. 2: (Agustus) 2024
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/sudeij.v1i2.2024.1101

Abstract

Pendahuluan: Industri tekstil saat ini mengalami kemajuan pesat, tidak terlepas pula dari hasil akhir proses produksi yang menghasilkan limbah cair sehingga berdampak pada permasalahan lingkungan khususnya pada pencemaran perairan. Methylene blue merupakan zat pewarna yang sering digunakan dalam industri tekstil yang sulit untuk didegradasi sehingga perlu diatasi dalam proses pengolahan limbah. Salah satu alternatif pengolahan limbah tekstil adalah menggunakan prinsip fotokatalis. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang reaktor fotokatalis yang dapat digunakan untuk mendegradasi zat methylene blue dengan nanotube TiO2. Metode: Penelitian ini pun menggunakan tiga variabel pendukung dalam proses perancangan reaktor fotokatalis, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Untuk prosedur perancanggan reaktor fotokatalis terdapat dua tahapan. Pertama, tahap perancangan reaktor yang dilengkapi dengan dua kipas. Kedua, tahap degradasi limbah cair industri. Temuan: Reaktor fotokatalis yang telah terbentuk dapat diaplikasikan untuk mendegradasi zat pewarna methylene blue dengan katalis nanotube TiO2. Selanjutnya, pembentukan reaktor fotokatalis memberikan hasil bermanfaat yang dapat digunakan secara berkelanjutan oleh praktikan dikemudian hari. Kesimpulan: Reaktor fotokatalis diharapkan dapat digunakan sebagai alat uji sampel TiO2. Hasil penelitian pun dapat memberikan alternatif untuk mendegradasi limbah cair pada industri teksti dan nilai ekonomis dalam pengolahan limbah cair.
Sosialisasi Pembuatan Bio Solar menggunakan Minyak Jelantah dan Menciptakan Lingkungan yang Bersih dilingkungan RW019 Desa Kedung Pengawas Kabupaten Bekasi Muhendra, Rifki; Nuraliyah, Andi; Aryafangger, Thomas Romyansen; Davi, Faradilla Aulia; Ferdiansyah, Ikhsan; Prakoso, Endah Ningrat Jati; Nugroho, Ricko Puspo; Alrasyid, Muhamad Aji Maulana; Amin, Abu Ridho Al; Perdiansyah; Putra, Achmad Mandala; P, Diovan Dharma; Spalanzani, Widya
Jurnal Sains Teknologi dalam Pemberdayaan Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/2wv7rk91

Abstract

The Real Work Lecture Program carried out by Group 2 has the aim of utilizing used cooking oil to make biodiesel which has been recognized as an effective step in reducing the negative impact of used cooking oil waste on the environment. This service aims to socialize the process of making biodiesel from used cooking oil to the public, with a focus on environmental sustainability. Socialization methods are carried out through public campaigns, practical training, and providing information regarding the environmental benefits of using biodiesel. The results of this outreach show an increase in public awareness of the potential of biodiesel as an environmentally friendly and economical alternative. The implication of this service is to create a clean environmentthrough more effective management of used cooking oil, supporting global efforts to reduce the carbon footprint, as well asincreasing energy independence at the local level. It is hoped that these results can make a positive contribution to the implementationof renewable energy policies in the future. The main focus is to increase public awareness of the importance of maintaining a clean environment and its positive impact on health and quality of life. The results of this outreach show increased participation in cleaning activities, better waste management, and efficient use of resources. The implication of this research is to support globalefforts to maintain environmental sustainability and promote environmentally friendly lifestyles.