Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA LEMAK VISERAL, LINGKAR PERUT DAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL DENGAN KADAR SERUM MAGNESIUM PADA WANITA USIA SUBUR OBESITAS SENTRAL Widiasih, Esti; SS, Darmono; AK, Nugrohowati
JNH (Journal of Nutrition and Health) Vol 7, No 3 (2019): JNH (JOURNAL OF NUTRITION AND HEALTH)
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.834 KB) | DOI: 10.14710/jnh.7.3.2019.29-37

Abstract

Background: Obesity is a major public health problem today. Chronic imbalances between energy intake and energy expenditure will eventually cause obesity. Central obesity proved to be more at risk for health problems. Some micronutrients are found to be involved in the development of obesity. Magnesium is found to have a role in the development of obesity. Objective: to analyse the association of serum magnesium with various central obesity parameters such as abdominal circumference (WC), waist-hip ratio (WHR) and the amount of visceral fat in woman of reproductuve age with central obesity based on the hypothesis that obese subjects with hypomagnesemia are more prone to fall in complications of metabolic syndrome. Research method: This is a population-based cross-sectional study. A total of 52 apparently healthy adults woman of reproductive age between 18 and 35 years with central obesity (BMI >25 kg/m2,WC >80cm ),were recruited with prior ethical approval and written informed consent. WC and WHR were measurement using midline, visceral fat using Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) and serum magnesium levels from venous blood. Hypothesis testing uses simple correlation and simple linear regression analysis for predictive values. Results: There was a significant negative correlation between Waist circumference (r = -0,473; p = 0,000), WHR (r = -0,476; p = 0,000) and visceral fat (r = -0,628; p = 0,000) with serum magnesium levels. Conclusion: there is a significant correlation between the size of the Waist circumference, WHR and visceral fat (central obesity) to decrease serum magnesium levels. Keywords: waist circumference, WHR, visceral fat, central obesity, serum magnesium ABSTRAK Latar belakang : Obesitas adalah masalah kesehatan masyarakat utama saat ini. Ketidakseimbangan kronis antara asupan energi dan pengeluaran energi pada akhirnya akan menyebabkan obesitas. Obesitas sentral terbukti lebih berisiko pada masalah kesehatan. Beberapa mikronutrien ditemukan terlibat dalam perkembangan obesitas. Magnesium ditemukan memiliki peran dalam perkembangan obesitas. Tujuan: menganalisis hubungan serum magnesium dengan berbagai parameter obesitas sentral seperti lingkar perut (LP), rasio pinggang-panggul (RLPP) dan jumlah lemak viseral pada WUS obesitas sentral berdasarkan hipotesis bahwa subjek obesitas dengan hipomagnesemia lebih rentan jatuh dalam komplikasi sindrom metabolik. Metode penelitian : penelitian korelasional dengan desain cross sectional melibatkan subyek WUS obesitas sentral sebanyak 52 subyek di kota Semarang dari bulan April-Mei 2019 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pengukuran LP, RLPP, dan lemak viseral menggunakan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) dan kadar serum magnesium dari darah vena. Uji hipotesis menggunakan korelasi sederhana dan analisis regresi linier sederhana untuk nilai prediksi. Hasil: : Terdapat korelasi negatif bermakna antara lingkar perut (r=-0,473; p=0,000), RLPP (r=-0,476; p=0,000) dan lemak viseral (r=-0,628; p=0,000) dengan kadar serum magnesium. Simpulan : terdapat korelasi bermakna antara besarnya lingkar perut, RLPP dan lemak viseral (obesitas sentral) terhadap penurunan kadar serum magnesium. Kata kunci : lingkar perut, RLPP, lemak viseral, obesitas sentral, WUS, serum magnesium
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN NILAI IMT Amelia, Farda; Widiasih, Esti; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.14042

Abstract

Total akseptor KB suntik DMPA yang aktif di wilayah kerja Puskesmas Cikadu adalah 520 orang, 60% diantaranya memiliki nilai IMT overweight dan obesitas. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan gizi seimbang dan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT. Pada penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain Cross-Sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 18-45 tahun yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA minimal selama 1 tahun. Penelitian ini terdapat 47 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data bivariat dianalisis dengan korelasi Rank spearman dan data multivariat dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil analisis diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan terkait tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan nilai IMT (p= 0,129), terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT (p= 0,001). Pada analisis multivariat didapatkan variabel yang paling berpengaruh adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA (t hitung 2,532 signifikasi t 0,015). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan terkait tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan nilai IMT, dan terdapat hubungan yang signifikan terkait lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT, uji multivariat didapatkan variabel paling berpengaruh adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI PUSKESMAS BUMIAYU KABUPATEN BREBES: STUDI KUALITATIF Raihan, Tahira Aura; Widiasih, Esti; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10817

Abstract

 Abstrak: Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Angka Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes: Studi Kualitatif. Berdasarkan data UNICEF Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan kejadian gizi kurang yang tinggi. Puskesmas Bumiayu tahun 2021 dengan prevalensi 2,87% dari 3241 anak yang ditimbang hal ini berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsional semua sel sistem imun, yang berkontribusi terhadap infeksi pada anak-anak. Akibatnya, sistem pertahanan tubuh akan menurun dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi menular, sehingga lebih memungkinkan terjadinya kekurangan gizi pada anak. Penelitian ini termasuk studi kasus kualitatif dengan indeep interview, pemgambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan responden sebanyak 10 responden yang diambil melalui metode triangulasi. Didapatkan mayoritas ibu dengan balita gizi kurang memberi Asi ekslusif, faktor ekonomi terkait terjaminnya kebutuhan, faktor pendidikan orang tua terkait mudahnya memahami informasi, faktor pengetahuan terkait penataan menu, dan cara pemberian MP-Asi yang tidak tepat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka kejadian gizi kurang pada balita di puskesmas Bumiayu diantaranya ekonomi, pendidikan, pengetahuan ibu, dan cara pemberian MP-Asi yang salah.
Hubungan Asupan Vitamin D Dan Indeks Massa Tubuh Terhadap Keparahan Mialgia Di Puskesmas Tegal Gubug Bilqis, Maziyyah Mona; Widiasih, Esti; Tursinawati, Yanuarita; Ika R, Risky
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 7 (2024): Transformasi Teknologi Menuju Indonesia Sehat dan Pencapaian Sustainable Development G
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tingginya prevalensi mialgia di dunia dipengaruhi beberapa faktor seperti adanyadefisiensi vitamin D dan obesitas. Mialgia yang timbul terus menerus dapat menghambat aktivitas, sehinggamenurunkan kualitas hidup penderitanya. Reseptor vitamin D, 1α-hidroksilase, dan protein pengikatvitamin D di hipotalamus mengakibatkan mekanisme defisiensi vitamin D terlibat dalam patofisiologi nyeriotot. Obesitas menimbulkan reaksi inflamasi berupa nyeri akibat dari peningkatan produksi local sitokinpro-inflamasi. Tujuan: Mengetahui hubungan asupan vitamin D dan IMT terhadap keparahan mialgia diPuskesmas Tegal Gubug. Metode: Penelitian menggunakan jenis kuantitatif dengan desain penelitian crosssectional. Sampel yang digunakan pria usia 35-54 tahun dengan jumlah 31 orang, dilakukan di PuskesmasTegal Gubug Cirebon. Data penelitian berupa data primer, menggunakan kuesioner nordic body map danSQ-FFQ, serta pengukuran IMT. Analisis menggunakan analisis univariat dan uji bivariat rank spearmandengan p value = <0,05. Hasil: Mayoritas sampel di Puskesmas Tegal Gubug kategori usia 35-45th (71,0%)dengan pekerjaan Buruh (41,9%). Mayoritas sampel IMT kategori obesitas I (38,7%), asupan vitamin Ddibawah rentang normal (61,3%), dan memiliki tingkat mialgia kategori sedang (54,8%). Hasil uji rankspearman hubungan asupan vitamin D dan IMT terhadap keparahan mialgia didapatkan p value= 0,000 ;0,015 (<0,05). Kesimpulan: Asupan Vitamin D dan IMT secara signifikan mempengaruhi derajatkeparahan mialgia di Puskesmas Tegal Gubug.Kata Kunci: IMT, Mialgia, Defesiensi Vitamin D
Hubungan Kecukupan Kalori dan Protein dengan Status Malnutrisi pada Pasien Hemodialisis di Klinik Ginjal Lestari Semarang Khairunnisa, Khalifia; Widiasih, Esti; Rohmani, Afiana; Riani, Risky Ika
Buletin Farmatera Vol 10, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/bf.v10i2.24544

Abstract

Abstract: Hemodialysis patients have several side effects from treatment, including possible malnutrition due to their decreased nutritional status.  Malnutrition in hemodialysis patients can occur due to increased protein catabolism, loss of nutrients during the dialysis process, and impaired food intake due to anorexia, nausea, and vomiting. The purpose of this study was to determine the relationship between calorie and protein adequacy and malnutrition status in hemodialysis patients at the Lestari Kidney Clinic Semarang. This study uses a quantitative design of observational analytics with a cross-sectional approach. The research sample of 47 hemodialysis patients at the Lestari Kidney Clinic Semarang in 2025 was selected using a purposive sampling method that met the inclusion and exclusion criteria. Calorie and protein adequacy measurements were carried out using the 3x24-hour food recall method, while malnutrition status was assessed using the Dialysis Malnutrition Score (DMS). Data analysis was carried out with the Spearman Rank test to see the relationship between calorie and protein adequacy and malnutrition status. The analysis showed a significant relationship between calorie adequacy and malnutrition status (p = 0.034, r = -0.310) and protein adequacy with malnutrition status (p = 0.020, r = -0.338). The association showed a negative correlation with weak correlation strength, meaning the higher the calorie and protein adequacy, the lower the patient's malnutrition score. There was a relationship between calorie and protein adequacy and malnutrition status in hemodialysis patients at the Lestari Kidney Clinic.
Optimalisasi Pengetahuan dan Ketrampilan Kader Tim Pendamping Keluarga dalam Monitoring Gizi Calon Pengantin Anggraheny, Hema Dewi; Dewi, Ernanda Candra; Widiasih, Esti
Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia Vol 8, No 1 (2025): Warta Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia
Publisher : Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25008/wartaiski.v8i1.381

Abstract

Pemenuhan gizi ibu hamil dapat dimulai sejak sebelum kehamilan, terutama saat masih menjadi calon pengantin (catin). Kegiatan monitoring status gizi calon pengantin merupakan salah satu upaya penting untuk menurunkan angka ibu hamil kurang energi kronis (KEK) yang dapat dilakukan oleh kader. Hasil survei kader tim pendamping keluarga (TPK) Kelurahan Bangetayu Wetan menunjukkan 75% kader belum memahami terkait gizi calon pengantin dan belum melakukan pengukuran lingkar lengan atas (LILA) sesuai prosedur yang benar. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader TPK dalam melakukan pendampingan catin di Kelurahan Bangetayu Wetan. Media edukasi yang digunakan melalui X-Banner dan linktree berisikan kumpulan materi edukatif berbasis online. Selain itu dilakukan pelatihan cara pengukuran LILA sesuai prosedur, serta diakhiri dengan sesi sharing dan diskusi antara TPK dan pemateri. Untuk menilai efektivitas edukasi dilakukan pretest sebelum edukasi diberikan dan posttest di akhir acara. Mayoritas kader TPK berusia 45 – 59 tahun (71,4%), pendidikan terakhir SMA/SLTA (50%), seluruhnya adalah Ibu Rumah Tangga (100%), dan mengalami peningkatan keterampilan pengukuran LILA (87%). Terdapat peningkatan pengetahuan mengenai gizi seimbang wanita usia subur yang signifikan setelah dilakukan intervensi yaitu rata-rata meningkat dari semula 77,14 menjadi 87,86. Kegiatan pelatihan pengukuran LILA dan edukasi pendampingan gizi calon pengantin bagi kader TPK terbukti efektif dalam meningkatkan ketrampilan kader TPK dalam pengukuran LILA dan pengetahuan gizi bagi calon pengantin.  
Relationship Between The Amount Of Protein Intake And The Weight Gain Of Pregnant Women During Pregnancy With Low Birth Weight Babies Widiasih, Esti; Nadila, Nadila; Tursinawati, Yanuarita
Ahmad Dahlan Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2025): November 2025
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admj.v6i2.10878

Abstract

Protein intake is the main determinant in the survival, growth and development of the embryo while weight gain during pregnancy is needed to support the development and growth of the fetus in the womb. Birth weight is also related to the fulfillment of nutrition during pregnancy, where the fulfillment of maternal nutrition can be measured through its anthropometry, namely weight gain during pregnancy. This study aims to prove the relationship between the amount of protein intake and the weight gain of pregnant women during pregnancy with the baby's birth weight. This research method was analytic observational with a case control design. The research subjects were mothers who had babies with normal and low birth weight who met the inclusion and exclusion criteria. The sampling technique was purposive sampling. The research instrument was using the SQ-FFQ questionnaire about protein intake with interviews by nutritionist enumerators. Statistical test was using Chi-square correlation. A total of 32 research subjects, the majority aged 20-35 years (81.2%), moderated educational status (62.5%), low economic status (50%), parity was not at risked (84.4%), weight gain was appropriated ( 56.3%) and low protein intake (53.1%). The chi-square test obtained a p value of 0.013 and a p value of 0.021, which means that there was a relationship between the amount of protein intake and the weight gain of pregnant women during pregnancy with the birth weight of the baby.
The PHASE ANGLE AND ITS CLINICAL RELEVANCE TO MALNUTRITION AND LOW-GRADE INFLAMMATION AMONG HEMODIALYSIS PATIENTS: A CROSS-SECTIONAL PERSPECTIVE WIDIASIH, ESTI
IJCNP : INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL NUTRITION PHYSICIAN Vol 7 No 1 (2026): IJCNP
Publisher : Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54773/ijcnp.v7i1.250

Abstract

Background: Patients with chronic kidney disease (CKD) undergoing routine hemodialysis are prone to chronic inflammation and malnutrition, two interrelated conditions that worsen clinical outcomes. The phase angle obtained from bioelectrical impedance analysis (BIA) reflects cell membrane integrity and nutritional status and is suspected to correlate with inflammatory biomarkers such as TNF-α. Objective: To analyze the relationship between phase angle and Dialysis Malnutrition Score (DMS) on TNF-α levels in routine hemodialysis patients. Methods: A cross-sectional analytical study was conducted on 50 routine hemodialysis patients in a clinic in Semarang. Data collected included age, sex, duration of hemodialysis, BMI, skeletal muscle mass (SMM), DMS, phase angle, and TNF-α levels. Data were analyzed using Pearson correlation and multiple linear regression. Results: The average age of participants was 52.38 years, and the average phase angle was 5.05. Pearson correlation showed a significant negative correlation between phase angle and TNF-α levels (r = -0.587; p = 0.000), while DMS showed a positive correlation (r = 0.368; p = 0.009). In the regression model, only phase angle was a significant predictor of TNF-α (β = -0.471; p < 0.001). Conclusion: Phase angle has a significant negative correlation with TNF-α levels, suggesting its potential as a non-invasive marker for inflammation monitoring in hemodialysis patients. DMS was not significant in the multivariate model. Further studies are recommended to explore causal relationships and longitudinal assessments. Keyword : Hemodialysis, Phase Angle, TNF-α, Malnutrition, DMS, Chronic Inflammation
Household food security and WASH practices in children with undernutrition: a case study in low middle income area in Semarang, Indonesia Anggraheny, Hema Dewi; Setiawan, M. Riza; Widiasih, Esti; Dewi, Ernanda Candra
BKM Public Health and Community Medicine Vol 40 No 05 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bkm.v40i05.12356

Abstract

Purpose: This study analyzed the correlation between household food security (HFS) and WASH practices toward nutritional status in children with undernutrition. Methods: This type of research was analytically observational with a cross-sectional design. The sample in this study was 55 mothers with children with a history of undernutrition aged 6 to 23 months. The Rank Spearman test was conducted to analyze this study. Results: The prevalence of stunted and severely stunted was 34.55%, respectively; underweight and severely underweight were 36.36%, respectively; and wasted and severely wasted were 30.91 and 16.36% respectively. The percentage of respondents with mild, moderate, and severe food insecurity were 23.6, 7.3, and 12.7% respectively. The average value of WASH practices was rated as good among all respondents. Household food security score was associated with WAZ (p=0.008 and r=0.352) and HAZ (p=0.027 and r=0.299) but was not associated with WHZ (p=0.067; r=0.248). WASH practice was associated with WAZ (p=0.000; r=0.504), HAZ (p=0.000; r=0.455), and WHZ (p=0.000; r=0.334). Conclusion: There were still conditions of severe food insecurity and undernutrition problems that need the focus of attention. There is a need for monitoring by looking at certain aspects, such as HFS and WASH practices in reducing undernutrition.
Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Konsumsi Sayur Buah Pada Siswa Sekolah Dasar Di Kota Semarang Nurhayati, Intan; Widiasih, Esti; Tursinawati, Yanuarita; Riani, Risky Ika
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 4 (2025): Volume 12 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i4.18773

Abstract

Konsumsi sayuran dan buah orang Indonesia pada umumnya dan anak usia sekolah pada khususnya masih rendah. Hal ini karena kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gizi. Oleh karena itu, pemberian pendidikan kesehatan dan edukasi gizi menjadi salah satu strategi untuk memperbaiki perilaku tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi sayur dan buah pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini adalah penelitian quasi experiment with one group pretest and posttest design. Subjek penelitian yaitu siswa kelas 6 MI Nashrul Fajar Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 64 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian pengetahuan dan sikap dengan lembar soal dan perilaku dengan kuesioner FFQ (Food Frequency Questionnaire). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pada semua kategori yaitu antara total skor pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi gizi (p=0,000), antara total skor sikap sebelum dan sesudah edukasi gizi (p=0,000), antara perilaku konsumsi sayur sebelum dan sesudah edukasi (p=0,000), dan antara perilaku konsumsi buah sebelum dan sesudah edukasi (p=0,017).