Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengetahuan Pengaruhi Sikap dan Tindakan Mahasiswa terhadap Program Pencegahan Thalassemia di Indonesia Tursinawati, Yanuarita; Fuad, Wijayanti
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 2 No 4 (2018): HIGEIA
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v2i4.25407

Abstract

Abstrak Pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik oleh tenaga kesehatan seperti dokter dalam upaya strategi pencegahan thalassemia sangat diperlukan, karena dokter yang berperan sebagai penyampai informasi kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mahasiswa kedokteran tentang pencegahan thalassemia. Penelitian dengan pendekatan cross sectional study ini melibatkan 96 mahasiswa angkatan tahun I s.d IV, di Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang antara bulan April-Juni 2018. Analisis pengetahuan, sikap, tindakan terhadap thalasemia menggunakan kuesioner. Skor tiap angkatan dibandingkan dengan uji Kruskal wallis, hubungan antara skor sikap, tindakan dengan pengetahuan diuji dengan regresi linier sederhana. Sebanyak 42,7 % mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik, mayoritas memiliki sikap yang positif (72,9%), tindakan yang baik (91,7%). Sebagian besar (70,8%) memiliki rencana untuk memeriksakan status karier thalassemia, namun lebih memilih menunda pemeriksaan sampai saat akan menikah (58,3%). Terdapat hubungan yang signifikan (P=0,023) antara sikap dengan pengetahuan dan antara tindakan dengan pengetahuan (p=0,039). Mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik tentang pencegahan thalassemia serta tingkat pengetahuan mempengaruhi sikap dan tindakan mahasiswa. Abstract Adequate knowledge, attitudes and practice by health workers such as doctors in thalassemia prevention strategies are needed, because doctors as informers to the public. This study aims to determine knowledge, attitudes and practice of medical students about thalassemia. This study was a cross sectional study involving 96 students from grade year I to IV, at the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Semarang between April-June 2018. Analysis of knowledge, attitudes, practice against thalassemia used a questionnaire. The score of each grade was compared using Kruskal Wallis, relationship between attitude, practice with knowledge was analyzed with simple linear regression. A total of 42.7% of students had good knowledge, the majority had a positive attitude (72.9%), good practice (91.7%). Most (70.8%) had plans to check thalassemia career status, but prefered to postpone until get married (58.3%). There was a significant relationship (p = 0.023) between attitudes with knowledge and between practice with knowledge (p = 0.039). Students have good knowledge, attitudes and practice and level of knowledge influences their attitudes and practice. Keyword : Knowledge, Attitudes, Practice, Thalassemia
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG DAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN NILAI IMT Amelia, Farda; Widiasih, Esti; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 5 (2024): Volume 11 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i5.14042

Abstract

Total akseptor KB suntik DMPA yang aktif di wilayah kerja Puskesmas Cikadu adalah 520 orang, 60% diantaranya memiliki nilai IMT overweight dan obesitas. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan gizi seimbang dan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT. Pada penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain Cross-Sectional. Sampel penelitian ini adalah wanita usia 18-45 tahun yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA minimal selama 1 tahun. Penelitian ini terdapat 47 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data bivariat dianalisis dengan korelasi Rank spearman dan data multivariat dianalisis dengan regresi linier berganda. Hasil analisis diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan terkait tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan nilai IMT (p= 0,129), terdapat hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT (p= 0,001). Pada analisis multivariat didapatkan variabel yang paling berpengaruh adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA (t hitung 2,532 signifikasi t 0,015). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan terkait tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan nilai IMT, dan terdapat hubungan yang signifikan terkait lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan nilai IMT, uji multivariat didapatkan variabel paling berpengaruh adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA.
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI PUSKESMAS BUMIAYU KABUPATEN BREBES: STUDI KUALITATIF Raihan, Tahira Aura; Widiasih, Esti; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 11 (2023): Volume 10 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i11.10817

Abstract

 Abstrak: Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Angka Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes: Studi Kualitatif. Berdasarkan data UNICEF Indonesia masuk ke dalam 5 besar negara dengan kejadian gizi kurang yang tinggi. Puskesmas Bumiayu tahun 2021 dengan prevalensi 2,87% dari 3241 anak yang ditimbang hal ini berkaitan dengan penurunan kemampuan fungsional semua sel sistem imun, yang berkontribusi terhadap infeksi pada anak-anak. Akibatnya, sistem pertahanan tubuh akan menurun dan menjadi lebih rentan terhadap infeksi menular, sehingga lebih memungkinkan terjadinya kekurangan gizi pada anak. Penelitian ini termasuk studi kasus kualitatif dengan indeep interview, pemgambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan responden sebanyak 10 responden yang diambil melalui metode triangulasi. Didapatkan mayoritas ibu dengan balita gizi kurang memberi Asi ekslusif, faktor ekonomi terkait terjaminnya kebutuhan, faktor pendidikan orang tua terkait mudahnya memahami informasi, faktor pengetahuan terkait penataan menu, dan cara pemberian MP-Asi yang tidak tepat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka kejadian gizi kurang pada balita di puskesmas Bumiayu diantaranya ekonomi, pendidikan, pengetahuan ibu, dan cara pemberian MP-Asi yang salah.
ANALISIS FAKTOR USIA IBU, INTERVAL PERSALINAN, BERAT BAYI LAHIR, DAN INDIKASI SECTIO CAESAREA SEBELUMNYA YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN VBAC (VAGINAL BIRTH AFTER CAESAR) Sekar Agami, Iqli Matussayyidati; Irsam, M; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 10, No 12 (2023): Volume 10 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v10i12.11525

Abstract

Abstrak: Analisis Faktor  Usia Ibu, Interval Persalinan, Berat Bayi Lahir, Dan Indikasi Sectio Caesarea Sebelumnya Yang Mempengaruhi Keberhasilan Vbac (Vaginal Birth After Caesar). Seksio Caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuka dinding perut dan dindig uterus. Angka persalinan dengan section caesarea (SC) meningkat diseluruh dunia dan melebihi batas yang direkomendasikan World Health Organization (WHO). Menurut data Riskerdas 2018, prevalensi tindakan seksio sesarea di Indonesia mencapai17,6%. Wanita yang memiliki riwayat persalinan seksio sesarea tidak diharuskan untuk melahirkan secara sesar kembali tetapi mempunyai pilihan untuk melahirkan secara pervaginam atau yang dikenal dengan sebutan Vaginal Birth After Caesar (VBAC). Vaginal Birth After Caesarean (VBAC) atau persalinan dengan metode pervaginal setelah seksio sesarea merupakan salah satu alternatif persalinan maternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor usia ibu, interval persalinan,berat bayi lahir, dan indikasi SC sebelumnya terhadap keberhasilan VBAC. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Penelitian ini memiliki total sampel 155 responden. Hasil analisis data usia ibu terhadap kejadian VBAC pvalue=0,209 OR=0,456. Hasil analisis data interval persalinan terhadap kejadian VBAC pvalue=0.000 OR=32,667. Hasil analisis data berat bayi lahir terhadap kejadian VBAC pvalue = 0253 OR=5.712. Hasil analisis data indikasi SC sebelumnya terhadap kejadian VBAC pvalue = 0.000 OR = 7,267. Didapati tidak adanya hubungan antara usia ibu dengan keberhasilan VBAC. Terdapat hubungan antara interval persalinan dengan keberhasilan VBAC. Terdapat hubungan antara indikasi SC sebelumnya dengan keberhasilan VBAC. Tidak terdapat hubungan antara berat bayi lahir dengan keberhasilan VBAC.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Abortus Spontan di RSUD Tugurejo Semarang Atmodjo, Delanaura Puspitasari; Setyabudi, Muhamad Taufiqy; Fuad, Wijayanti
JURNAL PANDU HUSADA Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v5i1.10154

Abstract

Latar Belakang: Abortus menjadi masalah kesehatan yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas ibu di seluruh dunia. Data dari studi WHO, satu dari setiap empat ibu hamil mengalami aborsi. Insidensi abortus di Indonesia masih meresahkan, diperkirakan sebanyak 10 15% dari lima juta tahun setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian abortus spontan di RSUD Tugurejo Semarang.Metode: Penelitian observasional berdesain cross sectional pada ibu hamil dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu yang mengalami abortus di RSUD Tugurejo Semarang. Data diperoleh dari rekam medik periode Januari Desember 2020. Penelitian dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Sebanyak 154 sampel dianalisis dan didapatkan hasil adanya hubungan antara usia ibu (p=0,020; OR=4,047), pekerjaan (p=0,043; OR=2,239), dan riwayat aborsi (p=0,046; OR=2,480) dengan kejadian aborsi spontan. Paritas (p=1,000; OR=1,267) dan riwayat trauma (p=1,000; OR=1,267) tidak berhubungan dengan kejadian abortus spontan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa usia ibu adalah variabel yang paling kuat untuk menduga kejadian abortus spontan. Kesimpulan: Faktor risiko aborsi diantaranya usia ibu, pekerjaan, dan riwayat aborsi. Paritas dan riwayat trauma bukan faktor risiko untuk kejadian abortus spontan.Kata kunci: abortus, usia, pekerjaan, paritas, trauma
Keikutsertaan Senam Hamil Dan Tingkat Kecemasan Ibu Terhadap Proses Persalinan Di Puskesmas Reban, Batang Ar, Wirantiarti; Irsam, M; Fuad, Wijayanti
JURNAL PANDU HUSADA Vol 4, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v4i4.17474

Abstract

Abstrak: Tingginya angka perdarahan pada saat melahirkan yang menjadi salah satu penyumbang besarnya angka kematian ibu di Batang dan merupakan salah satu indikasi dilakukan bedah persalinan yang harus dilakukan rujukan kepada rumah sakit daerah sedangkan jarak yang ditempuh dari puskesmas daerah seperti Puskesmas Kecemasan Reban membutuhkan waktu sekitar satu jam guna sampai di rumah sakit. Senam hamil ditujukan agar ibu dapat meningkatkan kekuatan serta mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen dan jaringan, pun juga otot yang memiliki andil dalam mekanisme persalinan, mengendurkan berbagai persendian yang berkaitan dengan proses persalinan, menghadirkan sikap tubuh yang prima guna mampu memudahkan dalam menangani berbagai keluhan, posisi janin, serta meminimalisir sesak nafas, menguasai beragam teknik pernafasan dalam persalinan dan agar ibu bisa mengontrol diri secara tenang. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Reban dengan jumlah responden sebanyak 49 ibu hamil trimester III. Penelitian ini berupa penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Data yang diambil yaitu ibu hamil pada trimester III usia kehamilan 29 minggu mengikuti atau tidak mengikuti senam hamil, tingkat kecemasan ringan, sedang, dan berat serta persalinan normal atau tidak. Analisis data dijalankan dengan uji statistika Chi-Square. Hasil dari penelitian ini terdapat pengaruh keikutsertaan senam hamil dengan proses persalinan dengan nilai p-value 0.037 0.05 maka hipotesis mayor (H0) ditolak dan hipotesis minor pertama (H1) diterima, tidak ada pengaruh atas tingkat kecemasan dengan proses persalinan dengan nilai p-value 0.43 0.05 maka hipotesis mayor (H0) diterima dan hipotesis minor kedua (H2) ditolak. Kesimpulan yang didapatkan adalah, ibu hamil trimester ketiga yang mengikuti senam hamil dapat berpengaruh pada proses persalinannya. Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III tidak dipengaruhi oleh keikutsertaan ibu mengikuti senam hamil. Proses persalinan ibu tidak dipengaruhi oleh tingkat kecemasan.
HUBUNGAN AKTIVITAS SPIRITUAL DENGAN TERJADINYA PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA Na'imah, Ana Ainun; Yazid, Noor; Fuad, Wijayanti
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/htj.v10i1.979

Abstract

The decreased cognitive function indicates a decreased brain function which can affect independence. This disorder often impacts social life, psychology, and physical activity in the elderly. It is estimated that up to a third of adults will experience a gradual decreased cognitive function. The decreased cognitive function can be prevented by maximizing the working power of the brain, one of which is through spiritual activity. This study aims to determine the relationship between spiritual activity and the level of cognitive function decline in the elderly. This study used a cross-sectional design method with data from the spiritual activity questionnaire and the Mini Mental State Examination (MMSE) with 23 respondents. The sample selection was done by purposive sampling, with data analysis using the chi-square test. The results of the study showed that p-value < 0.05 meant that there was a relationship between spiritual activity and cognitive function in the elderly. This study shows a significant relationship between spiritual activity and decreased cognitive function in the elderly. Most of the elderly who regularly carry out spiritual activities have a good cognitive function. Therefore, to minimize the decline in cognitive function in the elderly, it is necessary to carry out regular spiritual activities.
Maternal Complications of Severe Preeclampsia at Tugurejo Hospital, Semarang, 2016-2020 Widyadhana, Indra Renata; Sudiat, Muhamad; Fuad, Wijayanti
Berkala Kedokteran Vol 20, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v20i1.18905

Abstract

Preeclampsia is a condition accompanied by hypertension and proteinuria in pregnancy. Preeclampsia is divided into mild preeclampsia, severe preeclampsia, and superimposed preeclampsia on chronic hypertension. Severe preeclampsia is characterized by systolic pressure ≥160 mmHg and/or diastolic ≥110 mmHg, thrombocytopenia (<100,000 µL), and serum creatinine level >1.1 mg/dl or creatinine level increased from normal levels without coexisting kidney disease. Severe preeclampsia can cause several complications for the mother and fetus. Descriptive research with cross sectional design and retrospective approach. Sampling was in the form of medical records; this study used a total sampling method with a population from 1 January 2016 to 31 December 2020. This research was conducted in February 2022 - March 2022 at Tugurejo Hospital, Semarang. Obtained the results of normal delivery as much as 89.5% and severe preeclampsia as much as 588 10.5%, ideal maternal age as much as 73% and risky maternal age as many as 159 cases 27%. In severe preeclampsia with the ideal age, vaginal delivery 51.0%, multigravidas 64.1%, term delivery age 62.5%, no history of hypertension or severe preeclampsia in previous pregnancies 86.7%, and the most complications was pulmonary edema (2.3%). In severe preeclampsia at risk age, vaginal delivery was 52.8%, multigravida was 86.8%, term delivery was 63.5%, had no history of hypertension or severe preeclampsia in previous pregnancies was 64.2%, and complications the most was pulmonary edema (5.7%). The ratio of normal births to severe preeclampsia is 8:1, severe preeclampsia occurs mostly in women of ideal age,At the ideal age and at risk, the majority are abdominal, multigravida, term deliveries, have no history of hypertension and preeclampsia, and the complications found includepulmonary edema, eclampsia, postpartum hemorrhage, placental abruption, HELLP syndrome, heart failure, thrombocytopenia, acute renal failure, hepatic rupture, and maternal death.
Pola Pemberian Makan Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Umur 24 – 59 Bulan Ardiansyah, Muhammad Ivan; Setyarini, Tri Kartika; Fuad, Wijayanti
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.165

Abstract

Abstrak Stunting dapat disebabkan faktor langsung (bayi Berat Badan Lahir Rendah, penyakit infeksi, jenis kelamin, riwayat anemia ibu) serta faktor tidak langsung (imunisasi tidak lengkap, status ekonomi keluarga, pola pemberian makan anak). Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan riwayat anemia ibu hamil dan pola pemberian makan anak terhadap kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di kelurahan Geneng kecamatan Batealit, Jepara. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel secara simple random sampling. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 85 responden. Uji statistik menggunakan uji chi – square untuk analisis bivariat dan uji multiple logistic regression untuk analisi multivariat. Responden yang mengalami stunting sebesar 56,5%, dan ibu yang memiliki riwayat anemia sebesar 55,3%, sedangkan ibu dengan pola pemberian makan anak tidak baik sebesar 62,4%. Riwayat anemia ibu dan pola pemberian makan anak berpengaruh terhadap kejadian stunting anak umur 24–59 bulan di kelurahan Geneng, kecamatan Batealit, Jepara (p=0,002 dan p=0,000). Pola pemberian makan anak merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap kejadian stunting dibandingkan riwayat anemia ibu. Terdapat hubungan antara riwayat anemia ibu dan pola pemberian makan anak terhadap kejadian stunting. Kata Kunci: Pola pemberian makan; Riwayat anemia ibu; Stunting Abstract Failure to achieve maximum growth is the definition of stunting, calculated based on height for age (TB/U) with a limit value of less than minus 2 SD. Globally, according to the United Nations Children's Fund, in 2018 there were 22.2% of children experiencing stunting, or 1 in 4 children aged 0 to 5 years in the world had a stunting problem. Stunting can be caused by direct factors (low birth weight babies, infectious diseases, gender, history of maternal anemia) and indirect factors (incomplete immunizations, family economic status, child feeding patterns). This study aims to analyze the relationship between a history of anemia in pregnant women and child feeding patterns to the incidence of stunting in children aged 24-59 months in Geneng village, Batealit sub-district, Jepara. This research is an analytic observational study with a cross sectional approach. The sampling method is simple random sampling. The research sample used was 85 respondents. Statistical test using chi-square test for bivariate analysis and multiple logistic regression test for multivariate analysis. This study was conducted after obtaining ethical approval. Respondents who experienced stunting were 56.5%, and mothers who had a history of anemia were 55.3%, while mothers with poor child feeding patterns were 62.4%. History of maternal anemia and child feeding patterns affect the incidence of stunting in children aged 24–59 months in Geneng sub-district, Batealit sub-district, Jepara (p=0.002 and p=0.000). Child feeding pattern is a more influential factor on the incidence of stunting than the history of maternal anemia. There is a relationship between a history of maternal anemia and child feeding patterns on the incidence of stunting.. Keywords: Stunting; history of maternal anemia; feeding patterns.
Hubungan Dm Tipe 2 Dengan Kejadian Cemas Pada Peserta Prolanis Puskesmas Limpung Kabupaten Batang Putra, Ilham Aminudin; Dini, Riha; Fuad, Wijayanti
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 10 (2024): Volume 11 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i10.15875

Abstract

DM dikenal dengan istilah silent killer karena penyakit ini bisa mempengaruhi semua organ tubuh dan menyebabkan segala macam keluhan. Perubahan fisik, psikologis dan sosial, adalah perubahan yang terjadi di bawah pengaruh berbagai faktor Komplikasi DM tipe 2, perubahan psikologi yang dapat terjadi salah satunya cemas. Cemas dapat disebabkan komplikasi, lama sakit, dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan DM tipe 2 dengan kejadian cemas. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Maret 2024, jenis penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional pada catatan rekam medis pasien terdiagnosis DM  di puskesmas Limpung kabupaten Batang yang mengikuti prolanis. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden 148 responden. Kriteria inklusi sebanyak 122 responden dan eksklusi sebanyak 26 responden. Analisis data menggunakan uji fiser exact test, signifikan jika p<0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok jenis kelamin yang dominan adalah perempuan dengan jumlah 87 (71,3%) orang. Kelompok usia mendominasi pada usia 56-65 tahun dengan jumlah 61 (50%) orang. Kelompok pendidikan terbanyak pada tidak bersekolah sebanyak 42 (34,4%) orang. hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan dm tipe 2 dengan kejadian cemas didapatkan p-value 0,000 (p > 0,05) yang berarti terdapat hubungan kuat antara dua variebel, Terdapat hubungan antara DM tipe 2 dengan kejadian cemas.