Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi Fakultas Teknik

KARAKTERISTIK FUNGSIONAL DAN UJI SENSORI COOKIES YANG MENGGUNAKAN TAMBAHAN TEPUNG BEKATUL (RICE BRAN) Monika Rahardjo; Sarlina Palimbong; Silvia Mutiara Istimur
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.041 KB)

Abstract

Cookies merupakan biskuit yang dibuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan, penampang potongnya bertekstur padat, dan biasanya terbuat dari tepung gandum. Penggunaan gandum di Indonesia saat ini menduduki peringkat dua importir gandum terbesar di dunia. Bekatul merupakan limbah dalam proses penggilingan gabah dan penyosohan beras yang mengandung serat pangan yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan cookies. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi ukuran partikel tepung gandum dan bekatul yang paling disukai dan penambahan tepung bekatul terbaik pada cookies, serta mengetahui karakteristik fungsional cookies. Metode yang digunakan adalah uji Hedonik untuk mengetahui tingkat penerimaan produk dan kemudian dilakukan uji kadar serat kasar dengan metode Gravimetri. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap 2 faktorial yaitu; faktor 1 : perbedaan ukuran partikel tepung yaitu 30 mesh (P1), 45 mesh (P2), 60 mesh (P3) dan faktor 2 : penambahan tepung bekatul yaitu 0 g tepung bekatul (F0), 50g tepung bekatul (F1), 100g tepung bekatul (F2) dengan 3 kali ulangan. Hasil uji sensori dari 50 panelis, 56% diantaranya memilih sampel P3F1 yaitu ukuran partikel tepung 60 mesh dan penambahan 50g tepung bekatul dengan rata-rata tingkat penerimaan 4,25 dari skala 5. Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa sampel P3F1 mengandung rataan kadar serat kasar sebesar 17,31% per 2g sampai. Jika sebesar 200g cookies dikonsumsi maka dapat memenuhi kebutuhan serat harian tubuh manusia. Kata kunci : cookies, serat kasar, tepung bekatul, uji sensori
PENGARUH VARIASI TEMPERATUR VACUUM DRYING PADA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEPUNG BAWANG HITAM (Allium sativum) Aurelia Roswita Avilla Hermes; Monika Rahardjo; Monang Sihombing
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.619 KB)

Abstract

Bawang putih yang di fermentasi menjadi bawang hitam, mengandung kadar senyawa organosulfur yang lebih tinggi dan memiliki efek antioksidan yang lebih kuat. Proses pemanasan menimbulkan banyak reaksi kimia pada bawang putih, seperti pencoklatan enzimatik dan reaksi Maillard, yang menyebabkan warnanya berubah dari putih dan kuning menjadi coklat tua. Selama proses pemanasan, senyawa yang tidak stabil dan tidak berbau sedap di bawang putih diubah menjadi senyawa stabil dan tidak berbau. Teknologi vacuum drying merupakan salah satu metode pengeringan dengan menggunakan tekanan rendah sehingga dapat mengeluarkan air dari bahan lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Pengolahan dengan pengeringan pada bahan pangan dapat mempengaruhi komponen bioaktif baik secara positif maupun negatif. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur vacuum drying terhadap aktivitas antioksidan tepung bawang hitam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan perlakuan variasi suhu pengeringan yang terdiri dari tiga taraf pengeringan yaitu suhu 60ºC, 70ºC, dan 80ºC. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl). Berdasarkan penelitian, aktivitas antioksidan tertinggi adalah pada perlakuan pengeringan dengan temperatur 80ºC yaitu sebesar 82,936%. Hasil uji ANOVA menyatakan bahwa temperatur vacuum drying berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan tepung bawang hitam. Aktivitas antioksidan dapat dipengaruhi oleh adanya pemberian perlakuan pengeringan. Kata kunci : antioksidan, bawang hitam, DPPH, tepung bawang hitam, vacuum drying.
PEMANFAATAN LIMBAH ABON SAPI MENJADI SEASONING INSTAN Monika Rahardjo; Monang Sihombing; Catarina Arti Dwiastuti
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 9 2018
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.796 KB)

Abstract

Abon adalah jenis produk olahan pangan yang terbuat dari daging yang di suwir-suwir atau dipisahkan seratnya kemudian ditambahkan bumbu-bumbu dan digoreng.  Proses pengolahan abon umumnya menghasilkan produk samping berupa kaldu sapi dari proses perebusan dagingnya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kaldu sapi dari industri pangan menjadi seasoning instan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan  rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu pengeringan yang terdiri dari 4 taraf yaitu 60, 70, 80 dan 90°C dan konsentrasi maltodekstrin yang terdiri dari 4 taraf yaitu 10%,15%, 20% dan 25%. Analisa yang dilakukan meliputi uji kadar protein dan uji kelarutan. Berdasarkan hasil analisa pada produk didapatkan hasil bahwa perlakukan terbaik dari produk seasoning instan diperoleh pada pengeringan dengan temperatur 60°C dan penambahan konsentrasi maltodekstrin 10%. Kata kunci : abon, kaldu, pengeringan, maltodekstrin