Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DUKUNGAN ORGANISASI YANG DIRASAKAN DAN KETERIKATAN KARYAWAN PADA KARYAWAN PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk, CABANG BANDA ACEH Julita, Santi; Andriani, Iin
Jurnal Psikologi Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.649 KB) | DOI: 10.14710/jpu.16.1.40-53

Abstract

Development of globalization impact to a strict competition between the companies. This lead the Human Resources factor into a crucial role in maintaining, directing and developing the company. Therefore, every company needs employees who are bound by their job. One of the things that can encourage the formation of relationship between the employee is perceived organizational support. This study aims to determine the relationship between perceived organizational support by attachment of employees at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Branch of Banda Aceh. The number of samples in this study were 139 permanent employees who were still working or were not taking time off from work with a minimum term of one year and the last education was diploma. The sampling technique used purposive sampling technique. Collecting the data using the scale adaptation of Survey of Perceived Organizational Support with 17-item version (α= .91) and a scale adaptation of Utrecht Work Engagement Scale (UWES) with 17-item version (α= .95). The results of data analysis using pearson product moment correlation technique that showed a positive relationship between perceived organizational support by attachment of employees at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Branch of Banda Aceh (rxy = .30, p < .05). The higher of perceived organizational support to the employee, likewise the higher bound of employee or otherwise. 
Durasi Penggunaan Media Sosial dan Kecenderungan Adiksi Belanja Daring Pada Mahasiswa Khairunnisa, Sarah; Aprilia, Eka Dian; Julita, Santi; Mirza, Mirza
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 3, No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v3i1.32597

Abstract

This study aims to determine the relationship between the duration of social media use and the tendency toward online shopping addiction among students at Universitas Syiah Kuala. This research is based on two main data which show that students aged 1824 are the largest group of social media users and online shopping is the most dominant internet activity. Changes in consumption patterns due to social media have the potential to trigger addictive behavior in online shopping. This research uses a quantitative approach with purposive sampling technique and the sample criteria include students at Universitas Syiah Kuala who use social media for more than three hours per day and shop online at least twice per month. The instruments used were the Social Networking Time Use Scale (SONTUS) and the Online Shopping Addiction Scale (OSAS). The analysis using the Spearman Rho test showed a significant positive relationship between the duration of social media use and the tendency toward online shopping addiction (p = 0.001; r = 0.190). Although significant, the strength of the relationship is very weak. This indicates that the longer students use social media, the more likely they are to exhibit signs of online shopping addiction, although the influence is not dominant. Other factors such as economic conditions, purposes of social media use, and individual characteristics also play a role. This study suggests that students should develop awareness in managing their time on social media to prevent excessive consumer behaviors.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan kecenderungan adiksi belanja daring pada mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini didasarkan pada dua data penting bahwa mahasiswa usia 18-24 tahun merupakan pengguna media sosial terbesar dan belanja daring menjadi aktivitas dominan di internet. Perubahan pola konsumsi akibat media sosial menimbulkan potensi perlilaku adiktif dalam berbelanja secara daring. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pemilihan sampel purposive dengan kriteria sampel adalah mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang menggunakan media sosial lebih dari tiga jam per hari dan berbelanja daring minimal dua kali per bulan. Instrumen yang digunakan yaitu Social Networking Time Use Scale (SONTUS) dan Online Shopping Addiction Scale (OSAS). Hasil analisis menggunakan uji Spearman Rho menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kecenderungan adiksi belanja daring (p = 0,001; r = 0,190). Meskipun hubungan tersebut signifikan, kekuatannya tergolong sangat lemah. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama mahasiswa menggunakan media sosial, maka kecenderungan untuk mengalami adiksi belanja daring meningkat tetapi pengaruhnya tidak dominan. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin lama mahasiswa menggunakan media sosial, maka semakin besar kemungkinan mereka memiliki kecenderungan untuk mengalami adiksi belanja daring. Namun demikian, durasi penggunaan media sosial bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi kecenderungan tersebut. Faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi, tujuan penggunaan media sosial, dan karakteristik individu turut berperan. Penelitian ini menyarankan agar mahasiswa memiliki kesadaran dalam mengelola waktu di media sosial guna mencegah perilaku konsumtif berlebihan.
Hubungan Antara Flexible Working Arrangement Terhadap Beban Kerja Subjektif Pada Dosen Universitas X Afifa, Safratul Ghina Dilla; Riamanda, Irin; Rachmatan, Risana; Julita, Santi
Syiah Kuala Psychology Journal Vol 3, No 1 (2025)
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/skpj.v3i1.32136

Abstract

Lecturers are educators who have the main responsibility for disseminating knowledge through educational activities, research and community service. Lecture workload is defined as the average frequency of activities carried out within a certain period, in accordance with academic and professional responsibilities. Flexible Working Arrangement (FWA) was introduced as a flexible work scheme that allows adjustments to work time and location in a structured and sustainable manner. This research aims to determine the relationship between flexible working arrangements and subjective workload on lecturers at X University. This research uses a quantitative approach with a correlation type. The sampling technique uses quota sampling with a total sample size of 286 lecturers. The research data collectors involved lecturers who had a minimum position of Assistant Expert, did not hold a structural position, and were not on study assignments. The results of the research analysis showed that there was a negative relationship between flexible working arrangements and subjective workload for lecturers at X University, with a significant value (p)=0.006 and correlation coefficient value (r)=-0.163. This can be interpreted that the higher the flexible working arrangement, the lower the subjective workload. The results of the study also showed that the implementation of flexible working arrangements provides flexibility for workers to arrange work schedules according to personal preferences, thereby reducing the perception of workload. These results indicate that universities, including X University, can implement flexible working arrangements as a strategic policy to improve lecturer welfare, reduce perceived work pressure, and maintain productivity that the relationship between the flexible working arrangement variable is low on subjective workload in lecturers at X University.Dosen merupakan tenaga pendidik yang memiliki tanggung jawab utama dalam penyebarluasan ilmu pengetahuan melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Beban kerja dosen didefinisikan sebagai frekuensi rata-rata aktivitas yang dijalankan dalam kurun waktu tertentu, sesuai dengan tanggung jawab akademik dan profesional. Flexible working arrangement diperkenalkan sebagai salah satu skema kerja fleksibel yang memungkinkan penyesuaian waktu dan lokasi kerja secara terstruktur dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan flexible working arrangement dengan beban kerja subjektif pada dosen Universitas X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis korelasi. Teknik penentuan sampel menggunakan quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 286 dosen. Pengumpulan data penelitian melibatkan dosen yang memiliki jabatan minimal asisten ahli tidak menduduki jabatan struktural, dan tidak sedang tugas belajar. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negative antara flexible working arrangement dengan beban kerja subjektif pada dosen Universitas X, dengan nilai signifikansi (p)=0,006 dan nilai koefisien korelasi (r)=-0,163. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi flexible working arrangement maka semakin rendah beban kerja subjektif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penerapan flexible working arrangement memberikan keleluasaan bagi pekerja untuk mengatur jadwal kerja sesuai preferensi pribadi, sehingga mengurangi persepsi beban kerja. Hasil ini mengindikasikan bahwa perguruan tinggi, termasuk Universitas X, dapat menerapkan flexible working arrangement sebagai kebijakan strategis untuk meningkatkan kesejahteraan dosen, mengurangi tekanan kerja yang dirasakan, dan tetap menjaga produktivitas bahwa hubungan variabel flexible working arrangement rendah terhadap beban kerja subjektif pada dosen Universitas X.