Biasanya pada struktur jalan akan terjadi penurunan fungsi struktur bersama dengan bertambahnya usia dan akan terjadi kerusakan dalam jangka waktu relatif cepat, baik jalan yang baru dibangun ataupun yang baru diperbaiki. Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada jalan seperti beban yg berlerlebih kendaraan yang lewat, persyaratan teknis yang tidak sesuai standar, dan permukaan perkerasan tidak kembali ke posisi semula (deformasi permanen) setelah pembebanan. Salah satu cara untuk mengantisipasi risiko tersebut adalah dengan menguji Whell Tracking Machine. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis perilaku rutting dan geser dari campuran aspal. Seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan yang menyebabkan permukaan jalan cepat rusak dan retak, maka perlu dilakukan modifikasi campuran tersebut dengan menggunakan salah satu bahan tambahan yaitu abu batok kelapa sebagai bahan pengisi dalam pencampuran aspal. Penggunaan kadar aspal yang optimum yaitu 5,9% dan kadar serbuk arang tempurung kelapa (SATK) adalah 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5%. Pada hasil pengujian, Whell Tracking Machine menggunakan SATK cocok untuk mengurangi deformasi dan rutting pada perkerasan lentur dan campuran kandungan bubuk arang memberikan ketahanan dan fleksibilitas yang baik.