Articles
THE PSYCHOLOGICAL CONDITIONS OF MOTHER AND CHILD SURVIVORS ON WEST LOMBOK POST-EARTHQUAKE
Astiti, Dewi Puri;
Fridari, IGA Diah;
Widiasavitri, Putu Nugrahaeni;
Supriyadi, ,
Journal of Psychology and Instruction Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jpai.v3i3.23189
Earthquake survivors have physical and psychological effects. Survivors of the earthquake in Lombok in July 2018 then still caused a considerable psychological impact, one of which was post-earthquake trauma or PTS. Since the post-earthquake, earthquake survivors have tried to live their lives, but of course earthquake survivors have not completely overcome the psychological problems experienced after the earthquake. Post-earthquake psychological conditions require psychosocial treatment to be resolved, an indication of high anxiety, stress or depression will result in a more acute psychological condition. Screening is needed related to the description of the psychological condition of mothers and children of earthquake survivors in order to find out the problems that occur in the field and can be preliminary data to find solutions related to the psychological problems of earthquake survivors. This study uses quantitative methods by selecting respondents as mothers and children under the age of 9 years as survivors of the 2018 Lombok earthquake. The initial screening used 163 mothers who were given with DASS (Depression, Anxiety and Stress Scale) and 163 children given the Screening for Scale Child Anxiety Related Disorder (SCARED). The results from the statistical analysis further reveal was found that the psychological condition that still appeared was anxiety, 53 mothers were at the level of severe and very severe anxiety while the child felt anxious separation from the mother by 109 and as many as 54 remaining were still experiencing general anxiety due to the earthquake.
Faktor-faktor yang melatarbelakangi keputusan perempuan untuk bertahan dalam abusive dating relationship
Sintyasari, Ni Luh Dwi;
Fridari, I Gusti Ayu Diah
Jurnal Psikologi Udayana Vol 8 No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24843/JPU.2021.v08.i02.p08
Dating is a process of exploration and investigation of individuals in an intimate relationship. Having a relationship has a positive impact, but also has negative effects, one of which is abusive dating relationship. In an abusive dating relationship, women can choose to leave or stay in the relationship. A women’s decision to stay on the relationship caused by various factors. This research aimed to discover factors behind women’s decision to stay in abusive dating, utilizing a qualitative approach with a case study method. The sampling method used in this research is purposive sampling method. The respondents on this research were three women aged 21-23 years old who have been dating for more than one year and are staying in the abusive dating relationship. The results showed that commitment, cognitive bias, social support, relationship satisfaction, and positive reinforcement were factors behind women’s decision to stay on abusive dating relationship.
Gambaran Pengembangan Ide Bunuh Diri Menuju Upaya Bunuh Diri
Ni Wayan Putri Cempaka Karisma;
I Gusti Ayu Diah Fridari
Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi Vol 2, No 1 (2021): Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24014/pib.v2i1.9904
Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang memiliki ide bunuh diri tidak melakukan upaya bunuh diri, namun lebih banyak individu yang memiliki ide dibandingkan individu yang melakukan tindakan bunuh diri. Namun secara logis, tindakan bunuh diri diawali oleh ide bunuh diri. Peneliti melakukan telaah literatur terkait pengembangan ide bunuh diri menuju sebuah bentuk upaya bunuh diri pada individu. Ide bunuh diri merupakan pemikiran mengenai perencanaan, perilaku dan hasil tentang bunuh diri, kematian, serta perilaku yang merugikan diri sendiri. Faktor psikologis menjadi faktor dominan penyebab munculnya ide bunuh diri. Hasil dari kajian telaah literatur yang dilakukan menunjukkan bahwa ide bunuh diri berkembang menuju upaya bunuh diri akibat dari berbagai peristiwa dan pengalaman kehidupan individu
Pelatihan mindfulness dan art therapy pada remaja dengan gangguan emosi di sekolah menengah pertama di Denpasar
I Gusti Ayu Diah Fridari
Buletin Udayana Mengabdi Vol 19 No 4 (2020): Buletin Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (473.842 KB)
Remaja di Denpasar yang memerlukan bantuan dalam pengelolaan emosinya terbilang sangat tinggi. Gangguan mood atau emosi merupakan kasus yang paling banyak ditemui di samping permasalahan perundungan dan hubungan antara remaja dan lingkungannya. Gangguan mood sangat umum ditemukan pada remaja, karena remaja mengalami banyak perubahan baik secara fisik, psikis, emosi dan sosial. Gangguan mood yang tidak ditangani sejak dini akan memberikan dampak negatif yang bisa berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih berat. Tujuan dari Program Udayana Mengabdi ini adalah memberikan pelatihan bagi remaja untuk mengelola emosinya dengan kombinasi terapi mindfulness dan art therapy. Penulis bekerja sama dengan KISARA (organisasi Kita Sayang Remaja) menyeleksi remaja-remaja di Sekolah Menengah Pertama di Denpasar yang merasa memiliki gangguan mood dengan mengisi alat ukur psikologis. Hasil dari program ini, remaja mendapatkan pengetahuan dan keterampilan untuk berkesadaran utuh (mindful), mengelola pikiran dan mengekspresikan emosinya melalui terapi seni. Implikasi dari program ini, remaja yang sedang berada di masa peralihan ini dapat lebih memahami diri dan emosinya sehingga mereka dapat lebih dini belajar mengelola emosi dan menjadi individu dewasa yang berbahagia.
The Psychological Conditions of Mother and Child Survivors on West Lombok Post-Earthquake
Dewi Puri Astiti;
IGA Diah Fridari;
Putu Nugrahaeni Widiasavitri;
, Supriyadi
Journal of Psychology and Instruction Vol. 3 No. 3 (2019): October
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jpai.v3i3.23189
Earthquake survivors have physical and psychological effects. Survivors of the earthquake in Lombok in July 2018 then still caused a considerable psychological impact, one of which was post-earthquake trauma or PTS. Since the post-earthquake, earthquake survivors have tried to live their lives, but of course earthquake survivors have not completely overcome the psychological problems experienced after the earthquake. Post-earthquake psychological conditions require psychosocial treatment to be resolved, an indication of high anxiety, stress or depression will result in a more acute psychological condition. Screening is needed related to the description of the psychological condition of mothers and children of earthquake survivors in order to find out the problems that occur in the field and can be preliminary data to find solutions related to the psychological problems of earthquake survivors. This study uses quantitative methods by selecting respondents as mothers and children under the age of 9 years as survivors of the 2018 Lombok earthquake. The initial screening used 163 mothers who were given with DASS (Depression, Anxiety and Stress Scale) and 163 children given the Screening for Scale Child Anxiety Related Disorder (SCARED). The results from the statistical analysis further reveal was found that the psychological condition that still appeared was anxiety, 53 mothers were at the level of severe and very severe anxiety while the child felt anxious separation from the mother by 109 and as many as 54 remaining were still experiencing general anxiety due to the earthquake.
Praktik Mindfulness bagi Orangtua dan Guru Siswa Sekolah Dasar SLB Negeri 2 Denpasar
Ni Made Ari Wilani;
I Gusti Ayu Diah Fridari;
Putu Nugrahaeni Widiasavitri;
I Komang Ari Mogi
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2021): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31849/dinamisia.v5i1.4145
Orangtua dan guru memiliki tantangan dalam mengasuh anak tuna rungu. Tantangan tersebut antara lain seringnya merasakan ketegangan/stres dalam pengasuhan karena sulitnya berkomunikasi dengan anak, butuh waktu cukup lama bagi orangtua untuk bisa menerima kondisi anak serta kurangnya pengetahuan yang dimiliki orangtua tentang perkembangan psikologis anak. Kondisi tersebut bila dibiarkan berlarut-larut dapat membawa dampak negatif bagi perkembangan psikologis tidak hanya orangtua, tapi juga keluarga. Kesejahteraan psikologis orangtua maupun guru dalam mengasuh anak tuna rungu merupakan hal yang penting untuk ditingkatkan. Salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan praktik mindfulness. Mindfulness dapat meningkatkan kesadaran para orangtua maupun para guru serta meningkatkan kesejahteraan psikologis. Pelatihan mindfulness diberikan dalam bentuk aktivitas kelompok terfokus. Hasilnya pelatihan mindfulness memiliki efek yang kuat untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bagi orangtua dan guru tentang menyadari kondisi fisik dan psikologis dan dapat meningkatkan pengelolaan kesejahteraan psikologis dengan lebih baik. Pelatihan diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Dampak Involuntary Childlessness pada Perempuan dan Laki-laki di Indonesia: Kajian Literatur
Kartika, Ni Komang;
Fridari, I Gusti Ayu Diah
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.23887/jiis.v10i1.73369
Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut budaya pronatalist. Walau demikian, besarnya keinginan masyarakat Indonesia untuk memiliki anak, tidak selaras dengan tingkat kasus infertilitas yang terjadi. Involuntary childlessness digambarkan sebagai kondisi ketika keinginan untuk memiliki anak terhambat oleh adanya masalah kerusakan fisik. Literature review ini bertujuan untuk mengetahui dampak involuntary childlessness pada perempuan dan laki-laki di Indonesia. Metode penyusunan artikel ini menggunakan literature review dengan menyasar jurnal nasional maupun internasional. Kajian literatur secara deskriptif dilakukan pada 11 artikel penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil kajian literatur ini menemukan tiga dampak utama yang dialami oleh perempuan dan laki-laki dengan involuntary childlessness di Indonesia, yaitu, dampak psikologis, dampak hubungan interpersonal, dan dampak religiusitas. Ketiga tema ini menyangkut dampak pengalaman secara positif maupun negatif yang direspon secara berbeda oleh perempuan dan laki-laki. Involuntary childlessness berdampak lebih negatif pada kondisi psikologis dan hubungan interpersonal perempuan dibandingkan laki-laki. Sementara itu, laki-laki menunjukkan dampak religiusitas yang lebih positif dibandingkan perempuan. Perbedaan karakteristik ini diharapkan dapat menjadi pedoman tambahan dalam pemberian dukungan sosial maupun intervensi yang tepat. .
Peran harga diri dan kecerdasan emosional terhadap perilaku asertif mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Mahadewi, Desak Putu Sinta;
Fridari, I Gusti Ayu Diah
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (427.552 KB)
Perilaku asertif merupakan perilaku individu dalam mengekspresikan perasaan yang ada dalam pikirannya secara tegas dan jujur namun tanpa menyakiti perasaan orang lain. Perilaku asertif penting bagi individu dalam berkomunikasi guna tercapainya hubungan interpersonal yang harmonis. Faktor internal yang dapat memengaruhi munculnya perilaku asertif pada individu adalah harga diri yaitu penilaian terhadap diri serta kemampuan untuk mengelola emosi secara adaptif. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran harga diri dan kecerdasan emosional terhadap perilaku asertif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 120 orang yang merupakan mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku asertif, skala harga diri, dan skala kecerdasan emosional. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi berganda. Hasil uji regresi berganda menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,536, nilai koefisien determinasi sebesar 0,287 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0.05) dengan koefisien beta terstandarisasi pada variabel harga diri sebesar 0,390 dan kecerdasan emosional sebesar 0,267. Hasil tersebut menunjukkan bahwa harga diri dan kecerdasan emosional secara bersama-sama berperan dalam meningkatkan perilaku asertif pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kata Kunci: Harga diri, kecerdasan emosional, mahasiswa, perilaku asertif
Dinamika Kesetiaan Pada Kaum Gay
Wedhanti, Putu Hening;
Fridari, I Gusti Ayu Diah
Jurnal Psikologi Udayana Vol 1 No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (227.283 KB)
|
DOI: 10.24843/JPU.2014.v01.i02.p15
Homosexual is an interest in feeling or in erotic, both are in predominant or exclusiveness against individuals who has a similarity in sexes violent or without involves interaction physical, while gay is term to mention man who likes fellow man as partners sexual, and have interest both in feeling or erotic, both in dominant and exclusive and also with or without any relation physical (Putri, 2013) Faithfulness is a form of behaviors that performed recurrently that will eventually become a permanent nature. Directed toward your faithfulness also means that individual in relationship was able to rely to keep commitments together, which has agreed by Cloud&Townsand (in Sari, 2008). The aim of this research is to find out the dynamics of faithfulness to gay. This research using qualitative methods by case study approach to describe the dynamics of faithfulness in gay relationship. To collecting data in this research used interview technique and used 4 subject. This research used thematic coding for analyzing data. The result of this study suggest that in a world of a gay, most individuals within it are the people who run the principle of free life, where they hang out and behaving freely without any rules that tie it. Generally the respondents in this study say that faithfulness is crucial and absolutely there are in relationship but not all gay capable of running commitment to remain faithful. Keywords: Homosexual, Gay, Faithfulness, Qualitatife, Case study
Perbedaan motivasi belajar siswa ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran di SMAN 1 Tabanan dengan sistem full day school
Malini, Gusti Ayu Nyoman Dyah;
Fridari, I Gusti Ayu Diah
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (598.363 KB)
Motivasi adalah suatu dorongan yang menyebabkan individu bergerak untuk mencapai suatu hal yang diinginkan. Pendidikan SMA saat ini menggunakan sistem full day school dengan durasi waktu yang lebih lama menekankan pentingnya motivasi belajar siswa. Motivasi setiap individu berbeda-beda dilihat dari tingkat prestasi yang dimiliki masing-masing siswa, baik laki-laki dan perempuan. Pengalaman pada awal tahun kehidupan dan adanya harapan dari orangtua merupakan faktor yang memengaruhi motivasi siswa. Urutan kelahiran yang dianggap sebagai sistem sosial pertama bagi anak dalam lingkungan keluarga menyebabkan adanya perbedaan masing-masing karakter yang dimiliki oleh anak dan memengaruhi motivasi belajarnya sesuai dengan bagaimana perbedaan harapan yang diberikan oleh orangtua kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbedaan dan pengaruh jenis kelamin dan urutan kelahiran terhadap motivasi belajar siswa dengan sistem full day school. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan subjek sejumlah 240 remaja pada rentang usia 15– 18 tahun dan tengah menempuh pendidikan di SMAN 1 Tabanan yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah skala motivasi belajar yang telah diuji validitasnya, dengan reliabilitas 0,917. Metode analisis data menggunakan analisis two way anova menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,032 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan motivasi ditinjau dari jenis kelamin dan urutan kelahiran. Kata kunci: Full day school, jenis kelamin, motivasi belajar, urutan kelahiran