Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

THE ETHICS OF DAKWAH ON SOCIAL MEDIA AS SEEN IN BUYA HAMKA'S TAFSIR AL-AZHAR THROUGH THE STUDY OF THE QUR'AN SURAT AN-NISA' VERSES 148-149 Abdullah, Subhan; Sugiarto, Fitrah; Ilham Wahyudi, Ahmad; Nurfanita, Sania
TASAMUH Vol. 20 No. 2 (2022): DAKWAH DAN MEDIA KOMUNIKASI
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/tasamuh.v20i2.5945

Abstract

This study aims to explore various values of Islamic teachings that can be used as a code of ethics for dakwah on social media through the study of the Qur'an, Surat an-Nisa, verses 148–149 in Tafsir al-Azhar by Buya Hamka. This is a qualitative study conducted in the form of library research. The primary data sources used are the Qur'an and Buya Hamka's Tafsir al-Azhar. While the secondary data sources used are various scientific journals relevant to the study's main topic, This research includes conceptual research with a philosophical-normative approach. While the nature of this research approach is descriptive-analytical and prescriptive, The results of this study show that there are various values in Islamic teachings that can be used as ethical values for dakwah on social media. These ethical values prioritize language politeness in dakwah by implementing the Qawlan Layyinan concept with courtesy and courtesy without displaying violence and hatred to the community, having a good and beautiful temperament in both speech and deeds
Kedudukan Guru Sebagai Pendidik Mutakhir, Nur Said; Abdullah, Subhan; Saprin, Saprin; Yuspiani, Yuspiani
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 25 No. 2 (2025): Ecosystem Vol. 25 No 2, Mei - Agustus Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v25i2.6707

Abstract

Guru profesional harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan dalam waktu yang sama dia juga mengembang sejumlah tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses pelestarian dan penerusan nilai. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya. Data sekunder yang diperlukan berupa data dokumen tambahan, dimana data ini berguna untuk memberikan informasi penelitian. Hasil menunjukkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tugas dan tanggung jawab guru adalah mengajar atau menyampaikan kewajiban kepada peserta didik. Professional teachers must meet the requirements as responsible human beings in the field of education and at the same time they also develop a number of responsibilities in the field of education. Teachers as educators are responsible for passing on values and norms to the younger generation so that the process of preserving and continuing values occurs. The data used is secondary data. Secondary data is data taken from various sources that already exist. The secondary data required is in the form of additional document data, where this data is useful for providing research information. The results show that teachers are professional educators with the main task of educating, teaching, guiding, directing, training, assessing, and evaluating students in early childhood education through formal education, basic education, and secondary education. Professional teachers should be able to shoulder and carry out responsibilities as teachers to students, parents, society, nation, state, and religion. The duties and responsibilities of teachers are to teach or convey obligations to students.
Sorong Serah Aji Krama Tradition of Lombok Sasak Marriage to Revive Islamic Culture Ahyar, Ahyar; Abdullah, Subhan
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 21, No 2 (2019): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v21i2.6961

Abstract

Sorong serah aji krama is a tradition of Lombok Sasak tribe community and as a symbol of appreciation in the marriage process of the Sasak tribe community. The symbol of this award is marked by the presence of aji krama. It does not merely have the symbolic meaning of the prospective groom to the bride but implied the symbolic meta meaning. That is, there is a profound meaning of the process of sorong serah aji krama that must be understood, internalized, and implemented in the marriage life of the prospective couple. To that end, this study wants to find the symbolic meta meaning of the tradition of sorong serah aji krama of the Sasak tribe community. This research used descriptive qualitative research. The result shows that the tradition of sorong serah aji krama is not only interpreted as mere preservation of a symbolic material tradition, namely the giving of dowry but also as a meta symbolic of the self-esteem as a human being in the life of the household. The Sasak tribe community views this tradition as the honor and respect of the groom to the bride. Tradisi sorong serah aji krama merupakan tradisi masyarakat suku Sasak Lombok dan sebagai simbol penghargaan dalam proses perkawinan masyarakat suku Sasak. Simbol penghargaan ini ditandai dengan adanya aji krama. Aji krama tidak semata-mata memiliki makna simbolik dari calon mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan melainkan tersirat makna meta simbolik. Yakni, ada makna yang mendalam atas proses sorong serah aji krama yang harus dipahami, diinternalisasikan, dan dilaksanakan dalam kehidupan berumah tangga calon mempelai. Untuk itu, penelitian ini ingin menemukan makna meta simbolik tradisi sorong serah aji krama pada masyarakat suku Sasak. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa tradisi sorong serah aji krama tidak hanya dimaknai sekedar mempertahankan tradisi yang bersifat material simbolik, yakni pemberian maskawin semata, melainkan dimaknai sebagai meta sombolik akan harga diri sebagai manusia dalam menjalankan kehidupan rumah tangga. Masyarakat suku Sasak memandang tradisi ini sebagai penghargaan dan penghormatan calon mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.