Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET BIOLOGIS TANAMAN KARET BERDASARKAN INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD 41 PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PERSERO) XII BANJARSARI Nurhayati, Nurhayati; Yulinartati, Yulinartati; Murwanti, Murwanti
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jish-undiksha.v8i1.21357

Abstract

MEDIA VIDEO ANIMASI DORATOON TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK BAHASA ARAB SISWA MI ROUDLOTUL BANAT SIDOARJO Taufik, Taufik; Mas’ud, Sulthon; Azizah, Risalah; Mustapa, Al Muslim; Murwanti, Murwanti
Al-Af'idah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Pengajarannya Vol 7 No 2 (2023): September
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/al-afidah.v7i2.1968

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menyimak bahasa Arab siswa kelas IV MI Roudlotul Banat Sidoarjo dan kurang diminati serta minimnya variasi dalam penggunaan media pembelajaran, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang media animasi doratoon terhadap kemampuan menyimak Bahasa Arab. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif jenis quasi eksperimental dengan desain kelompok kontrol dengan menggunakan tes, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini diantarnya; (1) Hasil pembelajaran Bahasa Arab siswa kelas IV pada kelas eksperimen sebelum perlakuan diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,00 dan pada kelas kontrol sebesar 64,62. (2) Hasil pembelajaran Bahasa Arab siswa kelas IV sesudah perlakuan yakni diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar 86,54 dan pada kelas kontrol sebesar 76,54. (3) Terdapat pengaruh media animasi berbasis doratoon terhadap kemampuan menyimak Bahasa Arab siswa dan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yang dibuktikan dengan nilai signifikansi dari kelas eksperimen sebesar 0,000 < 0,05 dan pada kelas kontrol sebesar 0,001 < 0,05. Yang mana artinya H0 ditolak dan Ha diterima.
Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand Kholis, Nur; Murwanti, Murwanti
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 6 NO. 2 2019
Publisher : Faculty of Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v6i2.11487

Abstract

AbstractIssues related to teacher professionalism may differ among countries. In Indonesia, the problems of teacher professionalism are connected to pre-service education and the lack of continuous professional development. In Malaysia, the major issues are concerned with teaching and management skills of teachers. In New Zealand, teachers face major issues related to work overload and the feeling of poor payment. Using a qualitative approach, this conceptual research paper discusses the issues of teacher professionalism and how the government takes roles in the continuing professional development of teachers in Indonesia, Malaysia and New Zealand. The research data was collected from the existing literature containing descriptions and discussions on the research topic and then analyzed using content analysis. The major findings of the study include that these three counties have issued laws, legislation, and regulations regarding the teacher profession. Then, teachers in the three countries are required to have the teacher’s standard competence embodied with a certificate. In addition,  before entering the classroom, all New Zealand teachers must have a certificate of teaching eligibility, while in Malaysia and Indonesia, the teacher certification is executed when teachers are already in the service. Finally, compared to Indonesia and Malaysia, New Zealand has a complete plan for improving teacher professionalism. The study concludes that the three countries put serious effort into improving the teaching profession. Similar research with more country samples would enrich the understanding of ways in which teacher professional development is conducted, thus providing valuable lessons for future reflections.AbstrakMasalah terkait dengan profesionalisme guru mungkin berbeda di setiap negara. Di Indonesia, masalah profesionalisme guru terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan. Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan manajemen guru. Di Selandia Baru, guru menghadapi masalah besar terkait dengan kelebihan beban kerja dan persepsi terhadap rendahnya gaji guru.  Menggunakan pendekatan kualitatif, artikel penelitian konseptual ini membahas masalah profesionalisme guru dan bagaimana pemerintah berperan dalam pengembangan profesional guru berkelanjutan di Indonesia, Malaysia dan Selandia Baru. Data penelitian dikumpulkan dari literatur yang berisi deskripsi dan diskusi tentang topik penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan peraturan tentang profesi guru. Kemudian, guru di tiga negara harus memiliki kompetensi standar guru yang diwujudkan dengan sertifikat. Selain itu, sebelum memasuki ruang kelas, semua guru Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia dan Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan. Akhirnya, dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, Selandia Baru memiliki rencana yang lebih lengkap dalam meningkatkan profesionalisme guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ketiga negara melakukan upaya serius dalam meningkatkan profesi guru. Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memperkaya pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan profesional guru dilakukan, sehingga memberikan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan.How to Cite: Kholis, N., Murwanti. (2019).   Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6(2), 179-195. doi:10.15408/tjems.v6i2. 11487. 
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAHᾹRAH QIRᾹ’AH DENGAN MENGGUNAKAN BOOK CREATOR Taufik, Taufik; Rifki, Ahmad; Faiqotul Ilmiyah, Dina; Dinda Aghnia, Charity; Yani, Achmad; Murwanti, Murwanti
Al Mi'yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol 6 No 2 Oktober 2023
Publisher : STIQ Amuntai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/am.v6i2.2522

Abstract

With the rapid development of technology today, it is an opportunity for education to continue to innovate in creating an enjoyable learning environment. Conventional learning media has often become commonplace for students. Therefore, a breakthrough is needed in the form of web-based learning media. The method used in this research uses a type of research and development using the ADDIE (Analysis Design Development Evaluation) model. So, this research aims to develop Book Creator media to increase students' interest and motivation in studying Arabic and improve language skills; both Maharah Istima' wal Kalam and Qiro'ah wal Kitabah, which on this website have specifications in the form of input files, both text, images, audio, and video, which are arranged systematically to produce interactive learning media, so that the use of learning media using Book Creator is very feasible to develop. There are 23 steps in creating media using Book Creator. Still, there are only four steps in creating it, starting with creating a concept and preparing materials, then logging in, designing, and then distributing.
Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand Kholis, Nur; Murwanti, Murwanti
TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society TARBIYA: JOURNAL OF EDUCATION IN MUSLIM SOCIETY | VOL. 6 NO. 2 2019
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/tjems.v6i2.11487

Abstract

AbstractIssues related to teacher professionalism may differ among countries. In Indonesia, the problems of teacher professionalism are connected to pre-service education and the lack of continuous professional development. In Malaysia, the major issues are concerned with teaching and management skills of teachers. In New Zealand, teachers face major issues related to work overload and the feeling of poor payment. Using a qualitative approach, this conceptual research paper discusses the issues of teacher professionalism and how the government takes roles in the continuing professional development of teachers in Indonesia, Malaysia and New Zealand. The research data was collected from the existing literature containing descriptions and discussions on the research topic and then analyzed using content analysis. The major findings of the study include that these three counties have issued laws, legislation, and regulations regarding the teacher profession. Then, teachers in the three countries are required to have the teacher’s standard competence embodied with a certificate. In addition,  before entering the classroom, all New Zealand teachers must have a certificate of teaching eligibility, while in Malaysia and Indonesia, the teacher certification is executed when teachers are already in the service. Finally, compared to Indonesia and Malaysia, New Zealand has a complete plan for improving teacher professionalism. The study concludes that the three countries put serious effort into improving the teaching profession. Similar research with more country samples would enrich the understanding of ways in which teacher professional development is conducted, thus providing valuable lessons for future reflections.AbstrakMasalah terkait dengan profesionalisme guru mungkin berbeda di setiap negara. Di Indonesia, masalah profesionalisme guru terkait dengan pendidikan pra-jabatan dan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan. Di Malaysia masalah utama berkaitan dengan keterampilan mengajar dan manajemen guru. Di Selandia Baru, guru menghadapi masalah besar terkait dengan kelebihan beban kerja dan persepsi terhadap rendahnya gaji guru.  Menggunakan pendekatan kualitatif, artikel penelitian konseptual ini membahas masalah profesionalisme guru dan bagaimana pemerintah berperan dalam pengembangan profesional guru berkelanjutan di Indonesia, Malaysia dan Selandia Baru. Data penelitian dikumpulkan dari literatur yang berisi deskripsi dan diskusi tentang topik penelitian, dan kemudian dianalisis menggunakan analisis konten. Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa tiga negara ini telah mengeluarkan undang-undang, peraturan perundang-undangan, dan peraturan tentang profesi guru. Kemudian, guru di tiga negara harus memiliki kompetensi standar guru yang diwujudkan dengan sertifikat. Selain itu, sebelum memasuki ruang kelas, semua guru Selandia Baru harus memiliki sertifikat kelayakan mengajar, sementara di Malaysia dan Indonesia sertifikasi guru dilaksanakan ketika guru sudah berada dalam layanan. Akhirnya, dibandingkan dengan Indonesia dan Malaysia, Selandia Baru memiliki rencana yang lebih lengkap dalam meningkatkan profesionalisme guru. Studi ini menyimpulkan bahwa ketiga negara melakukan upaya serius dalam meningkatkan profesi guru. Penelitian serupa dengan lebih banyak sampel negara akan memperkaya pemahaman tentang cara-cara di mana pengembangan profesional guru dilakukan, sehingga memberikan pelajaran berharga untuk refleksi di masa depan.How to Cite: Kholis, N., Murwanti. (2019).   Teacher Professionalism in Indonesia, Malaysia, and New Zealand. TARBIYA: Journal of Education in Muslim Society, 6(2), 179-195. doi:10.15408/tjems.v6i2. 11487. 
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERCULOSIS: LITERATURE REVIEW Murwanti, Murwanti; Kusbaryanto, Kusbaryanto
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v5i2.405

Abstract

Strategi stop TB mencanangkan secara global kejadian TB 1 per 100.000 penduduk pada tahun 2050. Tetapi tuberculosis sampai saat ini masih menjadi isu utama kesehatan dunia karena tetap menjadi pembunuh utama pada tahun 2016. Tujuan Strategi Stop TB pada tahun 2015 sesuai dengan MDGs dirancang diantaranya untuk mencapai tujuan mengurangi penderitaan dan sosioekonomi beban yang terkait dengan TB. Meskipun berbagai upaya pemberantasan tuberculosis sudah dilakukan tetapi hasilnya kurang maksimal. Salah satu penyebab kegagalan pengobatan tuberculosis adalah ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan. Berdasarkan hal ini maka salah satu cara yang bisa kita gunakan adalah melibatkan keluarga secara langsung sabagai dukungan dalam menangani pasien tuberculosis. Tujuan Penelitian Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis. Metode dalam penelitian ini melakukan Pencarian artikel dimulai dari bulan November 2017, literature review dengan melakukan penelusuran artikel publikasi pada EBSCO, PubMed, Sciencedirect.com, dan Proquest dengan menggunakan kata kunci family support and tuberculosis+medication adherence, family support and tuberculosis+treatment adherence, kemudian dilakukan pemilihan berdasarkan kriteria inklusi dan dilakukan critical appraisal sehingga artikel yang relevant berjumlah 10 artikel, kemudian data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan. Kesimpulan penelitian ini adalah Mayoritas hasil riset menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap kepatuhan minum obat tuberculosis dan semakin baik dukungan keluarga semakin meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien tuberculosis.