Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

SELF CONCEPT ADOLESCENCE OF EXPERIENCING BULLYING IN JUNIOR HIGH SCHOOL Trihadi, Dayat; Laela, Fatchul; Pratiwi, Apriliani
Jurnal Ners Widya Husada Vol 7, No 2 (2020): JULI
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33666/jnwh.v7i2.369

Abstract

In Many Junior High School Purwokerto there are many victims of bullying, cases of bullying in schools, among others, mocked, things were in hiding, fighting, attack, asking for money by force and the provision of threat. Oppressive measures has caused one of our students the opportunity to decide to move school. To describe Self Concept Adolescence Of  Experiencing Bullying At Junior High School in Purwokerto. This type of research that is used is descriptive of a qualitative with with the phenomenology to the number of participants as much as Seven student and data processing with MAXQDA the 2018. The concept of the victim of bullying : 1) The description of four participants who received comments are feeling low, inferior and withdrawn, and three participants don't feel embarrassed, inferior and withdrawn from the environment. 2) The participants recognize his identity, aware of the nature, a new look in to see the advantages and disadvantages of his own, and, confident in expressing its advantages. 3) the role of participants yaiu menikuti the curricular, the role of dikeluarga, a role in the neighborhood. 4) Self ideal, 3 participants can not interact with the social environment and restrict themselves to interact with their peers, and four participants even experience bullying don't shut off from the environment and interact. 5) The participants can meet the ideal itself so it can reach his pride and feeling accepted, the sense of being able, and precious feelings.
A Correlation Between Spiritual Level And Emotional Intelligence Toward Bullying In 12-15 Years Old Children At SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto Tohidin Saeful Aji; Dayat Trihadi
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2020: JKM EDISI KHUSUS SEPTEMBER 2020
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v0i0.5113

Abstract

Background: Junior high school (SMP) children are the age of approaching adolescence who are still unstable and emotionally immature. They are close to their peers and tend to conflict with their parents which often affects their negative behavior such as bullying. Factors which affect bullying are spiritual level and emotional intelligence.Objective: This study aimed to determine the correlation between spiritual level of and emotional intelligence toward the propensity of bullying 12-15 years old children at SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto.Method: This study was a quantitative descriptive with cross sectional method. The sample was children aged 12-15 years selected by proportional stratified random sampling technique from grades 7, 8, and 9 with the total of 178 children. This research instrument was a questionnaire and the finding was analyzed by the chi-square test.Results: The majority of children aged 12-15 years were female (51.7%), 14 years old (33.1%), grade 7 (41.6%), in a high spiritual level (65.2%), high emotional intelligence (55.1%), and tendency for moderate bullying behavior (51.1%). Chi-square test analysis from the spiritual level obtained p-value 0,000 <α = 0.05 and emotional intelligence scored p-value 0,000 <α = 0.05 toward the propensity of bullying.Conclusion: There is a correlation between the spiritual level and emotional intelligence toward the bullying tendency in 12-15 years old children at SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD Banyumas Hartono Hartono; Dayat Trihadi
Adi Husada Nursing Journal Vol 6 No 2 (2020): Adi Husada Nursing Journal
Publisher : STIKES Adi Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37036/ahnj.v6i2.168

Abstract

Tindakan pembedahan akan memberikan dampak fisik, ekonomi dan psikologis. Kecemasan pada pasien pre operasi akan berdampak pada proses tindakan pembedahan dan status kesehatan pasien post tindakan pembedahan. Kecemasan pasien sebelum tindakan operasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dukungan keluarga, kepribadian dan mekasnime koping. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi. Desain deskripsi dengan menggunakan cross sectional. Populasi pasien pre operasi pada 3 bulan terakhir bulan Juli-Mei 2019. Teknik sampel dengan purposive sampling sebanyak 46 responden. Variabel bebas adalah tipe kepribadian, mekanisme koping dan dukungan keluarga sedangkan variabel terikat kecemasan pre operasi. Alat ukur menggunakan kuesioner HARS. Analisis data dengan uji chi square. Sebagian besar responden memiliki tipe ekstrovet sebanyak 29 responden (63,0%), koping responden adaptif sebanyak 34 responden (73,9%), dan keluarga memberikan dukungan tinggi sebanyak 27 responden (58,7%). Uji statistik chi square menunjukkan ada pengaruh tipe kepribadian (p 0,027), mekanisme koping (p 0,005) dan dukungan keluarga (p 0,016) terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi. Tipe kepribadian, mekanisme koping dan dukungan keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat kecemasan pre operasi. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kecemasan, Kepribadian, Mekanisme Koping
UPAYA MENINGKATKAN KOPING ANAK YANG MENGALAMI STRESS PRESIRCUMCISION DENGAN SPIRITUAL MINDFULLNESS CARING Suci Ratna Estria; Dayat Trihadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.776 KB)

Abstract

Sirkumsisi menurut sebagian ulama hukumnya wajib bagi muslim laki-laki. Prevalensi sirkumsisi di Indonesia adalah 90%. Sirkumsisi merupakan prosedur bedah minor yang pada umumnya dapat menimbulkan nyeri dan seringkali menjadi hal yang menakutkan bagi anak. Anak yang akan disirkumsisi sering merasa ketakutan dan terbayang hal yang negative dari rasa sakit yang akan dialami, hal tersebut sering menimbulkan masalahpsikologis seperti kecemasan, ketakutan, kepanikan hingga stress. Stress merupakan hal yang paling sering terjadi dialami oleh anak yang akan disirkumsisi. Stress jika dibiarkan akan menimbulkan masalah kesehatan jiwa yang lebih serius, salah satunya adalah Post Traumatic Stress Disorder. Stress pada anak yang akan disirkumsisi sering kali tidak mendapat perhatian yang serius, baik oleh orang tua maupun tenaga kesehatan. Stress pada anak dapat diatasi dengan berbagai intervensi, salah satunya adalah spiritual mindfulness caring. Tujuan pengabdian ini adalah anak akan memiliki koping yang adaptif saat mengatasi masalah stress ketika disirkumsisi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari dalam menghadapi berbagai masalah. Metode pengabdian yang digunakan adalah dengan metode pretest untuk mengukur stress, melakukan diskusi, sharing, praktek, roleplay dan posttest stress. Hasil: anak-anak mampu mempraktekkan mindfulness spiritual dan memiliki skor stress yang lebih rendahdibanding sebelumnya. Kesimpulan: mindfulness spiritual mampu menurunkan masalah stress pada anak yang dilakukan sirkumsisi.
UPAYA MENINGKATKAN SELF MENTAL HEALTH AWARENESS PADA ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN RASA NYAMAN PADA FASE PEMULIHAN SIRKUMSISI DENGAN TERAPI KOMPLEMENTER BERBASIS SPIRITUAL Suci Ratna Estria; Dayat Trihadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.087 KB)

Abstract

Sirkumsisi menurut sebagian ulama adalah hal yang wajib bagi laki-laki muslim. Sirkumsisi atau yang biasa disebut dengan sunat/khitan dilakukan dengan cara bedah minor yaitu dengan membuang kulit penis yang akan meninggalkan luka yang cukup mengganggu bagi anak. Proses pemulihan luka sirkumsisi tergantung oleh beberapa factor, salah satunya kondisi psikologis. Salah satu masalah kondisi psikologis anak adalah gangguan rasa nyaman yang masih sering terabaikan oleh tenaga kesehatan, keluarga maupun anak yang disurkimsisi. Gangguan rasa nyaman pada anak jika diabaikan akan menimbulkan masalah psikologis lebih lanjut dan jika dibiarkan akan memberikan efek yang lebih berat lagi seperti post traumatic syndrome disorder.Gangguan rasa nyaman pada anak dapat diatasi dengan berbagai intervensi komplementer, antara lain relaksasi otot progresif dimodifikasi spiritual, mindfulness spiritual dimodifikasi khusus untuk anak dan terapi dzikir. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran anak terhadap kesehatan jiwa sendiri dengan intervensikomplementer. Metode yang dilakukan adalah dengan serangkaian kegiatan berupa diskusi, ceramah, simulasi, praktek & evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah, anak yang disirkumsisi memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah gangguan rasa nyaman yang dialami. Kesimpulannya kegiatan tersebut bahwa terapi komplementer berbasis spiritual selain dapat meningkatkan kemampuan koping anak juga dapat meningkatkan iman anak.
PERBEDAAN INTERVENSI RELAKSASI OTOT PROGRESIF DAN MINDFULNESS SPIRITUAL THERAPY TERHADAP KECEMASAN MAHASISWA EARLY EXPOSURE DALAM MENGHADAPI KLIEN GANGGUAN JIWA Suci Ratna Estria; Dayat Trihadi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 2 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.908 KB)

Abstract

Mayoritas mahasiswa keperawatan menunjukkan kecemasan, ketidaknyamanan dan ketakutan ketika harus berinteraksi dengan klien yang memiliki diagnose gangguan jiwa. Kecemasan yang dimiliki oleh mahasiswa disebabkan karena pandangan negative terhadap ODGJ Mayoritas mahasiswa keperawatan yang menunjukkan kecemasan, ketidaknyamanan dan ketakutan ketika harus berinteraksi dengan klien yang memiliki diagnose gangguan jiwa. Kecemasan yang dialami mahasiwa dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan prestasi. Relaksasi Otot Progresif merupakan salah satu cara yang dikembangkan oleh seorang psikolog Chicago yaitu Edmund Jacobson untuk menanggulangi kecemasan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan intervensi relaksasi otot progresif dan mindfulness spiritual islam terhadap kecemasan mahasiswa pra klinik stase jiwa Sampel Sampel dalam penelitian ini berjumlah 177 responden. Data dianalisa menggunakan uji t berpasangan. Instrument penelitian menggunakan STAI. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kecemasan sebelum dan sesudah intervensi relaksasi otot progresif (p 0,0001) dan intervensi mindfulness spiritual islam (0,0001) Saran dari penelitian adalah diperlukan adanya intervensi relaksasi otot progresif dan mindfulness spiritual islam untuk menurunkan kecemasan mahasiswa menghadapi ODGJ.
Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Berbasis Spiritual terhadap Kecemasan Anak Presirkumsisi Estria, Suci Ratna; Trihadi, Dayat
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 3 No. 3 (2019): November 2019
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.604 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v3i3.433

Abstract

Sirkumsisi merupakan intervensi medis yang diwajibkan oleh sebagian ulama khususnya untuk muslim laki-laki. Di Indonesia sirkumsisi biasanya dilakukan ketika anak berusia 5-12 tahun. Prosedur sirkumsisi dengan cara pemotongan kulit penis, sering kali menjadi hal yang menakutkan bagi anak-anak sehingga mempengaruhi kesehatan jiwa seperti kecemasan. Kecemasan pada anak dapat diatasi dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan intervensi psikoedukasi yang berbasis spiritual. Tujuan untuk mengetahui pengaruh intervensi psikoedukasi berbasis spiritual terhadap kecemasan anak presirkumsisi. Desain penelitian adalah quasi eksperimen dengan menggunakan dua kelompok, responden sebanyak 32 anak, alat ukur menggunakan kuesioner SCARED. Skor kecemasan sebelum dilakukan intervensi pada kelompok kontrol adalah 63,14 dan kelompok intervensi 65,94 dan skor kecemasan setelah dilakukan intervensi pada kelompok control 66,03 dan kelompok intervensi 57,58. Hasil uji t-independent didapatkan p value 0,0001, maknanya terdapat pengaruh intervensi psikoedukasi berbasis spiritual terhadap kecemasan responden. Kecemasan  pada anak yang akan dilakukan tindakan medis jika tidak diatasi dapat menyebabkan masalah psikologis yang berkepanjangan, salah satu untuk mengatasi kecemasan tersebut adalah dengan intervensi psikoedukasi berbasis spiritual, hal tersebut merupakan koping yang adaptif karena responden mampu memahami dan menerima rasa sakitnya dengan mindset secara spiritual. Psikoedukasi berbasis spiritual dapat menurunkan skor kecemasan responden. Kata kunci: Psikoedukasi, sirkumsisi, spiritual. Abstract The effect of spiritually based psychoeducation interventions on preschool-related children's anxiety. Circumcision is a medical intervention that is required by some Ulama especially for male Muslims. In Indonesia circumcision is usually done when children are 5-12 years old. The procedure of circumcision by cutting the skin of the penis, often becomes a frightening thing for children that affects mental health such as anxiety. Anxiety in children can be overcome by various methods, one of which is psychoeducation based on spiritual intervention. Objective to determine the effect of spiritually based psychoeducation interventions on preschool-related children's anxiety. The design of the study was quasi-experimental using two groups, respondents are 32 children, measuring instruments using the SCARED questionnaire. Anxiety score before intervention in the control group was 63.14 and the intervention group 65.94 and anxiety scores after intervention in the 66.03 control group and intervention group 57.58. The independent t-test results obtained p value 0,0001, meaning there is an effect of spiritual-based psychoeducation intervention on respondents' anxiety. Anxiety in children can cause prolonged psychological problems, one of which is to handle these anxiety with a spiritually based psychoeducation intervention, this is adaptive coping because respondents are able to understand and accept the pain with a mindset spiritual. Conclusion: Spiritual based psychoeducation can reduce respondents' anxiety scores. Keywords: circumcision, psychoeducation, spiritual.
ASSERTIVENESS TRAINING CAN INCREASE NURSING STUDENT CONFIDENCE Dayat Trihadi; Etlidawati Silvi; Dwi Kania Murtiasih
INDONESIAN NURSING JOURNAL OF EDUCATION AND CLINIC (INJEC) Vol 2, No 1 (2017): INJEC
Publisher : Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.963 KB) | DOI: 10.24990/injec.v2i1.139

Abstract

Background and purpose : Students to have the confidence to face these challenges. One of the efforts to boost confidence is with assertiveness training. This therapy is done in five sessions with the method of describing, modeling, role play, feedback, and transferring. This study aims to determine the influence of assertiveness training in increasing Nursing student confidence of Nursing Health Science in Muhammadiyah University of Purwokerto.Methods : This study uses quasi experiments method with pretest-posttest design with control group with statistical tests namely Dependent (Paired) and test Independent Samples T test. Sampling technique uses Cluster Random Sampling. Samples in this study were 41 students of S-1 nursing as the intervention group and the other 41 students as control group.Results : The results of the study showed a significant different increase statistically confidence of the students in the intervention group and control group after the intervention group is given assertiveness training ( = 0,000).Conclusion and recomendation : The conclusion of this research is assertiveness training can increase students confidence. The results of the study can be input for health workers, especially nurses to improve the ability to provide nursing actions, as a counselor, and as an educator.
Optimizing the family role to prevent bullying behavior Trihadi, Dayat
MEDISAINS Vol 17, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/medisains.v17i1.4433

Abstract

Bullying is a phenomenon resulting negative impacts on the perpetrators and victims. The prevalence of bullying is fairly high in several countries of Asia, America and Europe. The solution offered is an approach to solve bullying behavior problems that are implemented comprehensively by involving stakeholders; it does not only focus on individuals as the bullying perpetrators, but other parties including roles of individuals, families and the school environment which must have balanced proportions so that the children have adequate social functioning for their personality and behavior development which is in accordance with the community’s expectations.
Utilization Digital Health: Opportunities and Challenges in Enhancing Tuberculosis Treatment Sri Hartini Ma; Achmad Solechan; Asti Nuraeni; Dayat Trihadi; Nafisatun Nisa
International Journal of Health and Medicine Vol. 1 No. 4 (2024): October : International Journal of Health and Medicine
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/ijhm.v1i4.114

Abstract

Digital health interventions hold promise for patient-centered care, as they enable remote monitoring of patients and can be used to easily remind patients to take their medications. This study used a literature review technique with research collecting 30 research publications related to the use, opportunities and challenges of digital health in the treatment of tuberculosis. The literature review technique aims to evaluate and analyze previous research to provide context, show gaps in research, and support arguments for the research to be conducted. Several conclusions from this literature review research include: (1) Digital health has a significant role as an intervention in the management of tuberculosis patients. (2) Digital health offers great opportunities to improve the management and treatment of tuberculosis patients. The opportunity for digital health as an intervention for tuberculosis patients is very promising and can have a significant impact on various aspects of managing this disease. (3) Although digital health offers many opportunities for managing tuberculosis, there are also various challenges that must be faced in its implementation, including: challenges of technology access, patient compliance and engagement, data security and privacy, integration with traditional health systems, costs and funding, quality content and information as well as cultural and language barriers.