Articles
PENGARUH RANGE OF MOTION INTRADIALISIS TERHADAP UREA REDUCTION RATIO PADA PASIEN HEMODIALISA
Sulistyaningrum, Danny Putri
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : STIKES Wiyata Husada Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (708.454 KB)
|
DOI: 10.35728/jmkik.v5i1.117
Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan membuang sisa pembongkaran tubuh melalui mesin dialisis. Namun, banyak pasien dialisis mengalami gejala seperti kelemahan, keletihan, dan kurang berenergi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adekuasi hemodialisa yang kurang efektif. Adekuasi hemodialisa merupakan indikator keberhasilan dialisis yang dapat dinilai dengan urea reduction ratio (URR). Range of motion (ROM) intradialisis adalah salah satu intervensi keperawatan yang mampu meningkatkan bersihan sisa pembongkaran tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ROM intradialisis terhadap urea reduction ratio pada pasien hemodialisa. Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment, dengan rancangan pre ? post test with control group yang melibatkan 32 responden melalui teknik consecutive sampling. Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh ROM intradialisis terhadap urea reduction ratio pada pasien hemodialisa (p = 0.955; ? = 0.05). Pada dasarnya latihan intradialisis yang dilakukan 2 bulan atau lebih dengan durasi 30 menit selama 3 kali seminggu secara rutin dapat mempengaruhi urea reduction ratio. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan intervensi ini tidak hanya dilakukan dalam satu kali pengamatan sehingga akan memberikan hasil yang optimal.
PENGARUH RANGE OF MOTION INTRADIALISIS TERHADAP UREA REDUCTION RATIO PADA PASIEN HEMODIALISA
Danny Putri Sulistyaningrum
Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Medika : Karya Ilmiah Kesehatan Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : ITKES Wiyata Husada Samarinda
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (708.454 KB)
|
DOI: 10.35728/jmkik.v5i1.117
Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan membuang sisa pembongkaran tubuh melalui mesin dialisis. Namun, banyak pasien dialisis mengalami gejala seperti kelemahan, keletihan, dan kurang berenergi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adekuasi hemodialisa yang kurang efektif. Adekuasi hemodialisa merupakan indikator keberhasilan dialisis yang dapat dinilai dengan urea reduction ratio (URR). Range of motion (ROM) intradialisis adalah salah satu intervensi keperawatan yang mampu meningkatkan bersihan sisa pembongkaran tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh ROM intradialisis terhadap urea reduction ratio pada pasien hemodialisa. Jenis penelitian ini menggunakan quasi experiment, dengan rancangan pre – post test with control group yang melibatkan 32 responden melalui teknik consecutive sampling. Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh ROM intradialisis terhadap urea reduction ratio pada pasien hemodialisa (p = 0.955; α = 0.05). Pada dasarnya latihan intradialisis yang dilakukan 2 bulan atau lebih dengan durasi 30 menit selama 3 kali seminggu secara rutin dapat mempengaruhi urea reduction ratio. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan intervensi ini tidak hanya dilakukan dalam satu kali pengamatan sehingga akan memberikan hasil yang optimal.
PENGARUH PENGGUNAAN BIRTH BALL TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA
Dasiana Marawita;
Desi Soraya;
Danny Putri
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/jufdikes.v5i1.176
Management of labor pain is an attempt to reduce MMR. Labor pain must be treated in an effective way because if the pain is accompanied by a stress reaction, it will have harmful side effects for the mother and also the fetus. The midwife at the Ngesrep Health Center has never used birth balls as an intervention to treat inpartu mothers. The purpose of this study was to determine the effect of using a birth ball on reducing labor pain in the active phase of the 1st stage. This type of research is a quasi-experimental design with one group pretest posttest design. The population in this study were all mothers with an estimated day of birth in July to August 2022 who will give birth at the Ngesrep Health Center Semarang. The sampling technique was purposive sampling and the number of samples was 31 people. Data collection tools used in this study include Standard Operating Procedures (SOP), Birth Ball Techniques, Numerical Rating Scale (NRS), Observation Sheets and birth balls with a diameter of 55 cm or 65 cm. Data analysis was carried out using the paired sample t test. The results of the study obtained a t value of 9.613 which means that every 1 time birth ball intervention with 4 movements for 30 minutes makes the primigravida have the potential to be 9.613 times to be able to reduce labor pain in the active phase of the 1st stage. The p-value is 0.000 <0.05, so the hypothesis (H0) is rejected and (Ha) is accepted, so it can be concluded that there is an effect of using birth balls on reducing labor pain in the active phase of the 1st stage of labor in primigravida at Ngesrep Health Center Semarang. For health services, it is expected that the use of birth balls can be used as an alternative to reduce labor pain in the active phase of the 1st stage of primigravida.
The Effect of Using Fluid Balance Application on Interdialytic Weight Gain in Stage V Chronic Kidney Disease Patients Undergoing Hemodialysis
Danny Putri Sulistyaningrum;
Maya Cobalt Angio Septianingtyas;
Tia Nurhanifah;
Naylul Izza
Babali Nursing Research Vol 4 No 1 (2023): January
Publisher : Babali Publisher
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.37363/bnr.2023.41222
Chronic Kidney Disease (CKD) grade V is a condition that requires the patient to undergo hemodialysis for the rest of his life. Often hypervolemia occurs between two times of dialysis. Hypervolemia can lead to emergency conditions such as pulmonary edema and cardiac arrest. Interdialytic Weight Gain (IDWG) is an indicator of fluid intake during the interdialytic period. Calculating fluid balance per 24 hours helps patients with CKD grade V in controlling fluid intake. The purpose of this study was to identify the effect of using a fluid balance application on IDWG status in grade V CKD patients undergoing hemodialysis. This study used a quasi experiment, with one group pre and posttest design. 24 respondents were selected by consecutive sampling technique. Statistical analysis using a paired t-test showed that there was an effect of using a fluid balance application on IDWG status in grade V CKD patients undergoing hemodialysis (p value = 0.000). The application of fluid balance can be applied to patients with CKD grade V because it is effective in controlling hypervolemia
The Relationship between Quick Of Blood and Fatigue in Stage V Chronic Renal Failure Patients Undergoing Hemodialysis
Nanda Nadzim Ahmad Nanda;
Danny Putri Sulistyaningrum;
Riris Risca Megawati
HealthCare Nursing Journal Vol. 5 No. 2 (2023): HealthCare Nursing Journal
Publisher : Program Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.35568/healthcare.v5i2.3637
Chronic kidney failure is one of the non-communicable diseases, where the disease process takes a long time so that kidney function cannot return to its original state. Quick of blood should be <200 mL/minute in Indonesian people because if the QB rotation is too fast it can cause nausea, dizziness and rupture of the vein Regarding its relationship with the incidence of fatigue level itself, there has not been much research. However, giving very high Quick of Blood will have an impact on intra and post hemodialysis complications. The purpose of this study was to determine the relationship between quick blood and fatigue in stage V chronic kidney failure patients after undergoing hemodialysis. The design of this study used quantitative research with descriptive analytic, namely cross sectional. The number of samples in this study were 62 respondents with a purposive sampling data collection technique. Measuring tool used FACIT Scale. The Spearman Rank statistical test on the correlation and regression test of the quick of blood relationship with fatigue shows a weak relationship (r = 0.001) and has a negative pattern, the lower the quick of blood, the more fatigue increases. Statistical test results obtained (p = 0.992) (Ho accepted and Ha rejected). In this study there was no significant relationship between quick of blood and fatigue. The results of this study are expected to increase insight and knowledge in the field of patient care to reduce fatigue in hemodialysis action.
Pemberdayaan Caregiver Pada Program Edukasi C-Nut (Cairan & Nutrisi) Untuk Mencegah Kegawatan Pada Pasien Hemodialisis
Danny Putri Sulistyaningrum;
I’ien Noer’aini;
Gilang Rizki Al Farizi;
Rusmiyati
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA Vol. 5 No. 1 (2023): Juni : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal bagi pasien chronic kidney disease stage v. Meskipun hemodialisis mampu membuang kelebihan cairan dan sisa metabolisme, namun banyak pasien hemodialisis tidak patuh terhadap dietnya. Hal ini ditandai tingginya keluhan hipervolemi karena pasien maupun caregiver khususnya keluarga tidak paham dan kesulitan dalam manajemen cairan maupun nutrisi. Sementara upaya pelayanan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan caregiver belum maksimal. Keberhasilan manajemen cairan maupun nutrisi sangat dipengaruhi oleh peran caregiver. Baik pelayanan kesehatan maupun keluarga merupakan caregiver yang mampu mendukung pasien hemodialisis dalam memahami manajemen diet ginjal dan strategi pembatasan cairan. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pelatihan berupa edukasi cairan dan nutrisi kepada caregiver pasien hemodialisis. Strategi kegiatan ini melalui pemberian pelatihan sebanyak 2 kali dengan pre – posttest. Pelatihan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat diperoleh bahwa terdapat peningkatan rerata tingkat pengetahuan caregiver terhadap edukasi C-Nut (Cairan dan Nutrisi) untuk mencegah kegawatan pada pasien hemodialisis.
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
Sulistyaningrum, Danny Putri;
I'ien Noer'aini;
Naylul Izza
JURNAL FISIOTERAPI DAN ILMU KESEHATAN SISTHANA Vol. 6 No. 1 (2024): Januari : Jurnal Fisioterapi dan Ilmu Kesehatan Sisthana
Publisher : Stikes Kesdam IV/Diponegoro Semarang, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/jufdikes.v6i1.911
Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal bagi pasien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik, utamanya pada stadium akhir. Terapi ini dilakukan sepanjang hidup sehingga pasien rentan mengalami ketidakseimbangan masalah baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Lamanya terapi hemodialisa memberikan respon yang berbeda – beda pada setiap pasien. Timbulnya perasaan kesepian akibat kurangnya support keluarga, kekhawatiran yang berlebihan terhadap komplikasi, bahkan ansietas dan stress terhadap ancaman kematian. Apabila tingkat spiritual pasien rendah, maka pasien tidak akan mendapatkan tujuan hidup dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama hemodialisa dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yang menjalani terapi hemodialisa. Desain penelitian ini cross sectional yang melibatkan 62 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil analisis statistic menggunakan uji spearman rank menunjukkan bahwa ada hubungan lama hemodialisa dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yang menjalani terapi hemodialisa (p= 0.000).
HUBUNGAN SELF ACCEPTANCE DENGAN INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN PENDERITA GAGAL GINJAL TERMINAL YANG MENJALANI HEMODIALISA
Danny Putri Sulistyaningrum;
Maya Cobalt Angio Septianingtyas;
Putri Indriani
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2022): November: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1249.308 KB)
|
DOI: 10.55606/jrik.v2i3.695
Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang dijalani oleh penderita gagal ginjal terminal seumur hidupnya. Seringkali hemodialisa menyebabkan ansietas dan stress sehingga mereka harus mampu beradaptasi dengan kondisinya. Salah satu bentuk adaptasi penderita gagal ginjal terminal adalah melakukan pembatasan cairan untuk mencegah hipervolemia. Kondisi hipervolemia dapat diketahui dengan mengukur interdialytic weight gain (IDWG). Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan self acceptance dengan interdialytic weight gain penderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini menggunakan cross sectional yang melibatkan 62 responden dengan teknik purposive sampling. Alat pengumpul data terdiri dari lembar observasi yang berisi data demografi dan IDGW, serta kuesioner Unconditional Self Acceptance Questionnaire (USAQ). Analisis statistic penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson product moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan self acceptance dengan interdialytic weight gain penderita gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisa (p = 0.534; α = 0.05).
HUBUNGAN SELF EFFICACY DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PENDERITA HIPERTENSI PADA LANSIA DENGAN OBESITAS
Maya Cobalt Angio Septianingtyas;
Danny Putri Sulistyaningrum;
Juliana Dwi Puspita Widiati
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 3 (2022): November: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (621.208 KB)
|
DOI: 10.55606/jrik.v2i3.696
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang paling banyak terjadi pada lansia karena mengalami penurunan fungsi fisiologis akibat proses degeneratif. Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah salah satunya yaitu obesitas. Penyebab kejadian hipertensi pada lansia dengan obesitas yaitu asupan natriumnya yang tinggi. Pengobatan non farmakologis merupakan hal penting, seperti memaksimalkan kepatuhan dalam memodifikasi gaya hidup dengan diit rendah garam. Kepatuhan dalam menjalankan diit rendah garam dipengaruhi oleh self efficacy dan dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan self efficacy dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diit rendah garam penderita hipertensi lansia dengan obesitas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dilakukan di Puskesmas Manyaran Semarang. Sampel dipilih menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 107 responden. Uji statistik menggunakan uji Spearman rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan self efficacy dengan kepatuhan diit rendah garam penderita hipertensi lansia dengan obesitas dengan arah korelasi positif dan berkekuatan sedang (p value=0,001; r=0,537) dan ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam penderita hipertensi lansia dengan obesitas dengan arah korelasi positif dan berkekuatan sedang (p value=0,001; r=0,579). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah diharapkan perawat dapat meningkatkan self efficacy dengan memberikan penguat positif dan motivasi serta kalimat-kalimat positif pada lansia hipertensi agar yakin dapat mematuhi diit rendah garam dan perawat juga dapat membentuk kelompok pendukung (Support Group) yang terdiri dari keluarga yang memiliki lansia hipertensi, sehingga diharapkan antar anggota kelompok dapat berbagi informasi terkait bagaimana memberikan dukungan keluarga yang baik seperti menyediakan menu makanan khusus diit rendah garam kepada lansia hipertensi di rumah untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol.
PENGARUH RANGE OF MOTION DAN BREATHING EXERCISE TERHADAP FATIGUE PADA PASIEN HEMODIALISIS
Intan, Erlena Nur;
Putri Sulistyaningrum, Danny;
Nafisah, Siti
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 15 No 2 (2024): JUNI
Publisher : NHM PRESS
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36089/nu.v15i2.2214
When the Kidney shows structural changes or dysfunction for more than three months, it may turn into chronic kidney failure. Worldwide, there are 1,5 million patients with chronic kidney failure receiving hemodialysis therapy. This prevalence increases by 8 percent per year. To overcome fatigue, nurses give a range of motion (ROM) and breathing exercises. This quantitative research determined the effects of the range of motion and breathing exercise on fatigue in patients receiving hemodialysis with a pre-experimental research design, involving two pretest-posttest control group designs. The sample consisted of 118 respondents taken with a total sampling technique. The Mann-Withney test showed than the influence of fatigue on the intervention and control groups after exercise range of movement and breathing was proven with the p-value is 0.000 (P<0.05). Therefore, future research can apply this research as a reference.