Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENDEKATAN PSIKOLOGI AGAMA DALAM PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MA AL-MUKHLISIN KAMPAO BLEGA BANGKALAN Mubarok, Hayyul
Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam Vol 5 No 2, Sept (2019): Risâlah, Jurnal Pendidikan dan Studi Islam
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Wiralodra Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.633 KB) | DOI: 10.31943/jurnal_risalah.v6i1.120

Abstract

The level of effectiveness of learning in MA AL-Mukhlisin Kampao, Blega District, Bangkalan District is strongly influenced by the behavior of educators and the behavior of students. Effective teaching behaviors include teaching clearly, using a variety of learning methods, using a variety of media or educational aids, enthusiasm, empowering students, and using contextual learning. Whereas student behavior can be viewed in terms of psychology. In the context, it relates to the scope of the learning approach used by the Akidah Akhlak teacher at MA Al-Mukhlisin, using the Psychology of Religion approach. His dentism, the approach of the psychology of religion can be defined as the study of human behavior or the study of the symptoms of the human soul associated with religion as a form of belief. Context as a reference to discuss these problems, using descriptive qualitative methods which are methods of analyzing the data obtained. The results of research conducted by researchers regarding the approach of the Psychology of Religion in the study of the Akidah Akhlak in MA Al-Mukhlisin, the researchers draw the following conclusions. In shaping the character of students in the learning process in terms of psychology by the teacher of the Akidah akhlak, traced the existence of inner pressures that befall on students who are very influential on achieving a goal of learning. Supporting Factors for the Implementation of the Psychological Approach Religion in Learning include; facilities and infrastructure, school culture, parental support, and individual differences.
Konsep Pendidikan Islam Perspektif Az-Zarnuji sebagai Wawasan dalam Pembelajaran Mubarok, Hayyul
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 4 No. 1 (2021)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/al-fikrah.v4i1.113

Abstract

lImu merupakan pengetahuan yang berasal dari pengamatan panca indera, juga bisa disebut empirik, lImu juga dapat berawal dari cara berfikir manusia dengan menggunakan rasio. Tapi ada istilah mengatakan lImu yang paling utama adalah lImu alam dan perbuatan yang paling mulia adalah menjaga hal atau kondisi diri. Pendidikan lsIam merupakan usaha dalam membangun dan meningkatkan sumber daya manusia (human resources), bersama dengan kesehatan (health) dan kesejahteraan sosial (welfare) melalui konsep lsIami. Pendidikan lsIam perspektif Az-Zarnuji merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku manusia dan suatu masyarakat, serta menjadi model pembelajaran dalam pendidikan yang efektif untuk menyiapkan masyarakat di masa depan. Sedangkan ruang lingkup Pendidikan Agama lsIam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Pada ruang lingkup inilah konsep Az-Zarnuji memiliki peran besar, sehingga melalui konsep yang ditawarkannya ada wawasan khusus di dalam pembelajaran.
KESANTUNAN BERBAHASA BAGI ORANG MADURA Mubarok, Hayyul; Anas Ahmadi; Mulyono; Mintowati
Milenial Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : STAI Al-Hamidiyah Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesantunan bahasa dalam masyarakat Madura memiliki peran penting dalam membentuk hubungan sosial yang harmonis, terutama dalam konteks keagamaan. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk menunjukkan rasa hormat terhadap orang lain, terutama tokoh agama seperti kiai dan ulama. Dalam interaksi keagamaan, masyarakat Madura cenderung menggunakan bahasa yang lebih sopan dan formal, menghindari kata-kata kasar atau tidak pantas. Penggunaan bahasa yang halus mencerminkan penghargaan terhadap ilmu agama dan posisi tinggi yang dimiliki oleh tokoh agama tersebut. Selain penggunaan kata-kata yang tepat, kesantunan bahasa juga melibatkan bahasa tubuh, seperti menghindari kontak mata langsung dengan orang yang lebih tua atau dihormati, serta memperhatikan postur tubuh yang sopan. Sikap tubuh yang rendah hati, misalnya dengan sedikit membungkuk atau duduk lebih rendah saat berbicara dengan orang yang lebih dihormati, menjadi bagian penting dalam menunjukkan penghormatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi dan wawancara untuk menggali bagaimana bahasa Madura diterapkan dalam konteks keagamaan, dan menemukan bahwa kesantunan berbahasa tidak hanya mencakup pemilihan kata, tetapi juga sikap dan ekspresi tubuh yang menjadi bagian integral dari tradisi budaya yang dihormati di masyarakat Madura, guna menjaga keharmonisan sosial dan mempererat hubungan antarindividu dalam komunitas keagamaan.
EKSPRESI SUFISTIK MODERN DALAM PANDANGAN PELAKU SUFI DI DESA KO'OLAN, BLEGA, BANGKALAN: KAJIAN HERMENEUTIKAPROFETIK Mubarok, Hayyul; Setya Yuwana Sudikan; Darni; Anas Ahmadi
AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan dan Keislaman Vol. 8 No. 1 (2025)
Publisher : Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengkaji nilai-nilai sufistik yang meliputi kesadaran kemanusiaan, pembebasan sosial, dan konstruksi moral sebagai fondasi pendidikan holistik yang mengintegrasikan dimensi spiritual dan sosial. Latar belakang penelitian berangkat dari pemahaman bahwa sufisme tidak hanya berfokus pada praktik ibadah individual, tetapi juga berperan dalam pembentukan karakter manusia yang utuh dan transformasi sosial. Kajian teori menggunakan pendekatan hermeneutikaprofetik, sebuah metode multidisiplin yang menggabungkan pengalaman spiritual dengan tafsir makna sosial dan etis dalam kehidupan manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif interpretatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan analisis naratif terhadap pengalaman para praktisi sufistik, seperti Abuamin dan Moh. Supandi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan sufistik menghasilkan proses pembelajaran holistik yang menumbuhkan kesadaran kemanusiaan berdasarkan kedekatan spiritual dengan Tuhan, membangun pembebasan sosial melalui solidaritas dan kepedulian terhadap ketidakadilan, serta mengembangkan konstruksi moral yang berakar pada penyucian jiwa dan kebijaksanaan dalam bertindak. Dengan demikian, sufisme memberikan kontribusi penting dalam membentuk individu yang berakhlak mulia, empatik, dan aktif dalam membela kemanusiaan melalui integrasi antara dimensi spiritual dan sosial. Kata Kunci; , ,
Representasi Kemuliaan Seorang Ibu Perspektif Budaya Madura dalam Puisi D. Zawawi Imron: Kajian Semiotika Roland Barthes Mubarok, Hayyul; Setya Yuwana Sudikan; Suhartono
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SPECIAL EDITION: LALONGET VI
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.vi.21677

Abstract

This study reveals the representation of the nobility of a mother in poetry by D. Zawawi Imron through the perspective of Madurese culture with Roland Barthes' semiotic approach. The analyzed poems, especially the poem entitled "Mother", represent the figure of the mother not only as a family figure, but also as closely attached to the cultural values of Madurese society. The method used to describe this is descriptive qualitative which is a process of analyzing data through logical descriptions. The results of the study show that (1) denotatively and connotatively, the mother is depicted as a noble, steadfast, and sacrificial figure, in line with the noble values of Madurese culture that uphold the steadfastness and honor of women as the pillars of the family; (2) mythologically, the mother is represented as a symbol of the homeland, spiritual strength, and cultural identity that is rooted in Madurese society. D. Zawawi Imron's poetry is not only a personal expression of the figure of the mother, but also a collective reflection of Madurese culture on traditional morals and ethics.