Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

The Implementation of Sinking Illegal Fishing Vessels Policy Towards the Bilateral Relations between Indonesia and Malaysia Madjid, M. Adnan; Widodo, Widodo; Samudro, Eko G.
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 4, No 2 (2019): General Issue: Indonesian Politics
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.212 KB) | DOI: 10.15294/ipsr.v4i2.18767

Abstract

This study discusses the policy implementation by Indonesia regarding the sinking of illegal fishing vessels towards Indonesia's bilateral relations with Malaysia, especially those that occurred in Tarakan and Nunukan. Many losses from illegal fishing by neighboring countries made the President of Indonesia, through the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, took a firm stance regarding the rules of ship sinking to the accused ships that have been proven doing illegal fishing in the Indonesian sea. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries together with relevant agencies helped implement the policy which had an impact on the relationship between Indonesia and Malaysia. In this case, Malaysia is still in third place after Vietnam and the Philippines in the data on the number of vessels destroyed by the Indonesia. Malaysia is also the country with the fifth largest fish commodity production in Southeast Asia whereas fish consumption in Malaysia is ranked first in the region. Thus, the country faces obstacles in fulfilling the need for fish faced with Indonesian policies in addressing illegal fishing arrests by foreign countries. By qualitative methods, this research reveals the background of the existence and implementation of policies for the sinking of illegal fishing vessels and the impact of these policies on the Malaysian state. International system pressure, state power and other theories were used to help carry out this research. As a result, this study provides an overview of the relationship between Indonesia and Malaysia after the enactment of the policy. First, the Malaysian increase their fish trade and sea safeguard with Indonesia, both in the designated sea area and the gray area. Second, the government of Malaysia adopted the sinking ships method due to its mechanism that is considered effective and efficient in creating detterence effect. Third, both countries agreed to release poor or small fishermen who carry out IUU Fishing made between the President of Indonesia and the Prime Minister of Malaysia.
The Implementation of Sinking Illegal Fishing Vessels Policy Towards the Bilateral Relations between Indonesia and Malaysia Madjid, M. Adnan; Widodo, Widodo; Samudro, Eko G.
Jurnal Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review Vol 4, No 2 (2019): General Issue: Indonesian Politics
Publisher : Political Science Program, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ipsr.v4i2.18767

Abstract

This study discusses the policy implementation by Indonesia regarding the sinking of illegal fishing vessels towards Indonesia's bilateral relations with Malaysia, especially those that occurred in Tarakan and Nunukan. Many losses from illegal fishing by neighboring countries made the President of Indonesia, through the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, took a firm stance regarding the rules of ship sinking to the accused ships that have been proven doing illegal fishing in the Indonesian sea. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries together with relevant agencies helped implement the policy which had an impact on the relationship between Indonesia and Malaysia. In this case, Malaysia is still in third place after Vietnam and the Philippines in the data on the number of vessels destroyed by the Indonesia. Malaysia is also the country with the fifth largest fish commodity production in Southeast Asia whereas fish consumption in Malaysia is ranked first in the region. Thus, the country faces obstacles in fulfilling the need for fish faced with Indonesian policies in addressing illegal fishing arrests by foreign countries. By qualitative methods, this research reveals the background of the existence and implementation of policies for the sinking of illegal fishing vessels and the impact of these policies on the Malaysian state. International system pressure, state power and other theories were used to help carry out this research. As a result, this study provides an overview of the relationship between Indonesia and Malaysia after the enactment of the policy. First, the Malaysian increase their fish trade and sea safeguard with Indonesia, both in the designated sea area and the gray area. Second, the government of Malaysia adopted the sinking ships method due to its mechanism that is considered effective and efficient in creating detterence effect. Third, both countries agreed to release poor or small fishermen who carry out IUU Fishing made between the President of Indonesia and the Prime Minister of Malaysia.
Posisi dan Strategi Indonesia dalam Menghadapi Perubahan Iklim guna Mendukung Ketahanan Nasional Tri Legionosuko; M Adnan Madjid; Novky Asmoro; Eko G Samudro
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 25, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.50907

Abstract

ABSTRACTGlobal environmental hazards that threaten human and nature are becoming increasingly apparent. One of these hazards may include climate change which affect the sea level rise, ocean warming, increased temperature, increased rainfall and tropical storms. Indonesia is one of the countries containing abundant natural resources with high level of environmental damage. Indonesia as a tropical country is also one of the countries most vulnerable to negative impacts of climate change. In order to discover Indonesia position and strategy in the Climate Change, the literature analysis method was done to support the paper. The result showed that, Indonesia in preparing the action plan and funding use the blended finance scheme that is implemented through the document of National Action Plan in Facing Climate Change and National Development Planning Response to Climate Change. The active role of the business community, academics, civil society organizations, development partners, and all elements of society is needed so that efforts to deal with climate change can be achieved effectively in realizing national resilience.      ABSTRAKBahaya lingkungan global yang mengancam  manusia dan alam  menjadi semakin jelas. Salah satu bahaya ini termasuk perubahan iklim yang mempengaruhi kenaikan level permukaan air laut, pemanasan laut, peningkatan suhu, peningkatan curah hujan dan badai tropis. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sumber daya alam melimpah dengan tingkat kerusakan lingkungan yang tinggi. Indonesia sebagai negara tropis juga merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Untuk menemukan posisi dan strategi Indonesia dalam Perubahan Iklim, metode analisis literatur dilakukan untuk mendukung makalah ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Indonesia dalam mempersiapkan rencana aksi dan pendanaan menggunakan skema keuangan campuran yang dilaksanakan melalui dokumen Rencana Aksi Nasional dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Respons Perencanaan Pembangunan Nasional terhadap Perubahan Iklim. Peran aktif komunitas bisnis, akademisi, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan semua elemen masyarakat diperlukan agar upaya untuk mengatasi perubahan iklim dapat dicapai secara efektif dalam mewujudkan ketahanan nasional
Pemerintah Indonesia Menghadapi Bencana Nasional Covid -19 Yang Mengancam Ketahanan Nasional Eko G. Samudro; M. Adnan Madjid
Jurnal Ketahanan Nasional Vol 26, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkn.56318

Abstract

Tersebarnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah memberikan pengaruh pada kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di Indonesia dan ketahanan nasional. Hal ini sudah ditanggapi oleh World Health Organization (WHO) dengan menetapkan status pandemi global pada Covid-19 mengingat dampak negatif yang menyerang banyak negara di dunia.Metode penelitian kualitatif digunakan guna mendapatkan informasi dari narasumber terkait bahwa, dengan kebijakan yang ada, pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai upaya dalam rangka deteksi, pencegahan dan penanggulangan Covid-19 ini. Beberapa di antaranya adalah adanya Keppres No. 9 tahun 2020 tentang Perubahan atas Keppres No. 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB) dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19 dan Keppres No. 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-alam penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional.Model analisis kebijakan kelompok menemukan bahwa dalam kondisi masyarakat yang tidak stabil di tengah pandemi ini, kebijakan PSBB didukung dengan adanya Gugus Tugas tersebut merupakan langkah yang tepat dalam rangka penanganan Covid-19 di Indonesia dibandingkan opsi lockdown yang bisa memberikan efek domino pada kondisi bangsa. Selain itu, tulisan ini juga mensimulasikan opsi kebijakan pemerintah dengan menerapkan pola kebijakan pelaksanaan rapid test, karantina maupun operasional RS untuk penanganan Covid-19 (Opsi C) dan kebijakan physical distancing / social distancing dengan pola bekerja dari rumah (Opsi D) yang dapat memberikan hasil penurunan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.
THE DOCK ESTABLISHMENT TO SUPPORT MARITIME SECURITY OPERATIONS IN BANGKA BELITUNG Asep Didi Sunardi; Achmad Faisol; Eko G. Samudro
Jurnal Pertahanan: Media Informasi ttg Kajian & Strategi Pertahanan yang Mengedepankan Identity, Nasionalism & Integrity Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : The Republic of Indonesia Defense University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33172/jp.v8i1.1637

Abstract

Navy Base of Bangka Belitung is a type B Navy Base under the operation of Main Navy Base III Jakarta. As a base, it has an important role in the series of Integrated Fleet Weapon Systems (Sistem Senjata Armada Terpadu, SSAT). Nave Base of Bangka Belitung has the main task of supporting administration and logistics for operation elements. Besides that, it plays the role of a unit that enforces the law and maintains maritime security, and also plays an active role in empowering the marine defense area. The port is an important facility in supporting the presence of navy elements that can provide a deterrence effect against threats to maritime security. However, the absence of a dock at Bangka Belitung Navy Base will limit the power of the navy element, that is why the process of law enforcement at sea will be carried out optimally with the presence of a dock. The purpose of this study was to analyze the dock establishment to support the navy power in Bangka Belitung Navy Base securing its maritime area. The theories used were sea power theory, maritime security, dock concept, and International Ship and Port Security Code (ISPS Code). This study used the literature review method, primary data obtained through important files related to the object of research and supported by secondary data in the form of books, journals, and documents related to the construction of the Navy Base of Bangka Belitung. The results showed that the dock can improve the performance of Bangka Belitung Navy Base elements in the support function of anchorage facilities, support for ship maintenance and repair facilities as well as support for supply facilities, support for law enforcement, and maintaining maritime security, as well as empowering marine areas
PENTINGNYA PERANAN TOKOH ADAT DALAM PENGENDALIAN KONFLIK MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA Fadzilatus Siti Arofah, Alif; Samudro, Eko G.; Azhari, Yulian; Widodo, Pujo; Sukendro, Achmed
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 9 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i9.2024.3833-3843

Abstract

Masyarakat adat merupakan masyarakat yang berpegang teguh pada hukum adat di wilayahnya. Apabila timbul konflik yang melibatkan masyarakat adat, seringkali hukum adat digunakan sebagai prinsip dalam penyelesaian konfliknya. Di setiap masyarakat adat, terdapat tokoh adat sebagai seseorang yang dihormati, dihargai, dan dipercaya oleh kelompoknya. Maka dari itu, tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan seberapa penting peranan tokoh adat dalam pengendalian konflik masyarakat adat di Indonesia. Tulisan ini menggunakan studi kepustakaan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian melalui artikel ilmiah, artikel berita, buku, serta sumber-sumber kredibel lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik lahan menjadi konflik yang seringkali menimpa masyarakat adat dengan meliputi beberapa penyebab seperti perbedaan pendapat, batas lahan yang tidak jelas, hingga pemindahan hak kepemilikan atas lahan tertentu. Penyelesaian konflik dalam masyarakat adat selalu melibatkan tokoh adat sebagai seseorang yang dipercayai dan dihormati. Seringkali tokoh adat berperan menjadi mediator dalam proses mediasi guna menghasilkan keputusan yang seadil-adilnya dan sebaik-baiknya bagi setiap pihak yang terlibat konflik. Hal ini tidak terlepas dari tokoh adat yang memiliki kedudukan tinggi, dipercayai, hingga dihormati oleh sekelompok masyarakat adat di wilayahnya. Selain itu, hukum adat masih menjadi peraturan yang dihormati dan dipatuhi dalam kehidupan sosial masyarakat adat di Indonesia. Tokoh adat diharuskan bersikap netral dan memiliki kemampuan pendekatan komunikasi yang baik sehingga konflik dapat dikendalikan dengan baik dan berakhir dengan perdamaian pada semua pihak. Oleh karena itu, keberadaan tokoh adat menjadi sangat penting dalam pengendalian konflik masyarakat adat di Indonesia
Akselerasi Agenda Women, Peace, and Security (WPS) dalam Pembangunan Nasional untuk Pertahanan Negara Maysarah, May May; Sjamsoeddin, Sjafrie; Samudro, Eko G.; Wahyudi, Bambang
Civil and Military Cooperation Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Maret
Publisher : PT. Civil Military Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah dinamika pertahanan negara, peran perempuan telah menjadi faktor penting yang sering kali tidak diperhatikan secara memadai. Wanita dianggap sebagai ‘kaum lemah’ dan membutuhkan perlindungan, khususnya dalam situasi perang atau konflik bersenjata. resolusi-Resolusi PBB tentang Women, Peace, and Security telah diterbitkan untuk menekankan pentingnya memperhitungkan peran serta kepentingan perempuan dalam segala aspek kebijakan keamanan dan perdamaian. Women, Peace, and Security (WPS) Agenda adalah sebuah agenda internasional yang bertujuan untuk mengakui peran penting dan kontribusi perempuan dalam upaya perdamaian dan keamanan global. Perempuan membawa perspektif yang unik dan berharga terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan politik. Partisipasi perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan juga berdampak pada kebijakan pertahanan negara, ketika perempuan memiliki keterwakilan yang lebih besar di lembaga-lembaga politik, isu-isu seperti kesetaraan gender dan perlindungan terhadap kekerasan seksual dalam konflik mendapat perhatian yang lebih besar dalam proses pengambilan keputusan. Pelibatan perempuan dianggap dapat mendorong pihak-pihak yang terlibat konflik untuk mengikuti proses resolusi konflik secara damai. Dengan kata lain, perempuan dapat membangun perdamaian dengan memanfaatkan kemampuannya untuk menjalin hubungan (people-to people contact) dengan perempuan lainnya di wilayah konflik. Dukungan kebijakan pengarusutamaan gender dalam pertahanan merupakan komitmen untuk memastikan bahwa perspektif gender terintegrasi secara holistik dalam seluruh aspek kebijakan dan program pertahanan. Model ideal untuk akselerasi agenda WPS dalam pembangunan nasional untuk pertahanan negara adalah suatu kerangka kerja yang menyeluruh dan terkoordinasi, yang didasarkan pada empat pilar utama: partisipasi, perlindungan, pencegahan, dan pemulihan.
Sistem Deteksi Dini dalam Pencegahan Konflik Sosial di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Samudro, Eko G.; Sjamsoeddin, Sjafrie; Santoso, Adityo
Civil and Military Cooperation Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Maret
Publisher : PT. Civil Military Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah dengan tingkat kemajemukan yang tinggi, yang dapat memicu terjadinya konflik sosial. Untuk mengelola konflik secara efektif, diperlukan upaya preventif melalui pengembangan sistem peringatan dini. Penelitian ini membahas Sistem Deteksi Dini dalam Pencegahan Konflik Sosial di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan mencakup studi literatur yang menghubungkan berbagai macam studi terdahulu sebagai pendukung hasil temuan. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya pemetaan potensi konflik dan analisis risiko untuk memperkuat sistem peringatan dini. Implementasi sistem deteksi dini sangat berperan dalam pencegahan konflik sosial di Yogyakarta dengan CEWERS (Conflict Early Warning Early Response System) dan melakukan pelatihan kepada fasilitator CEWERS yang akan diterjunkan ke lapangan.
Keterlibatan Militer pada Ketahanan Pangan: Studi pada Negara Nigeria, Mesir, dan Kenya Samudro, Eko G.; Rafsanjani, Wildan Akbar Hashemi; Sjamsoeddin, Sjafrie
Civil and Military Cooperation Journal Vol. 1 No. 1 (2024): Maret
Publisher : PT. Civil Military Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlibatan militer dalam ketahanan pangan merupakan aspek penting yang membutuhkan pemahaman mendalam. Studi kasus di Nigeria, Mesir, dan Kenya menyoroti peran militer dalam kebijakan ketahanan pangan serta faktor-faktor yang memengaruhi keterlibatan militer dalam upaya tersebut. Ketahanan pangan diidentifikasi sebagai tujuan utama pemerintah untuk mencegah kerawanan pangan dan kelaparan, dengan penelitian juga menyoroti hubungan kompleks antara konflik dan kerawanan pangan. Peran militer dalam menjaga ketahanan pangan meliputi peningkatan produksi dan pengolahan pangan, perlindungan terhadap infrastruktur pertanian, penanggulangan bencana alam atau konflik yang dapat mengganggu produksi pangan, serta potensi keterlibatan dalam distribusi dan pengawasan suplai pangan. Kehadiran militer telah terbukti dapat membantu membangun suatu negara dengan fokus pada ketahanan pangan yang terjaga, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, kerja sama antara masyarakat sipil dan militer juga sangat penting untuk mencapai ketahanan pangan yang optimal. Kesimpulannya, penting untuk menganalisis peran serta militer dalam memelihara ketahanan pangan guna mendukung kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan hidup manusia secara keseluruhan.
PENTINGNYA PERANAN TOKOH ADAT DALAM PENGENDALIAN KONFLIK MASYARAKAT ADAT DI INDONESIA Fadzilatus Siti Arofah, Alif; Samudro, Eko G.; Azhari, Yulian; Widodo, Pujo; Sukendro, Achmed
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 11, No 9 (2024): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v11i9.2024.3833-3843

Abstract

Masyarakat adat merupakan masyarakat yang berpegang teguh pada hukum adat di wilayahnya. Apabila timbul konflik yang melibatkan masyarakat adat, seringkali hukum adat digunakan sebagai prinsip dalam penyelesaian konfliknya. Di setiap masyarakat adat, terdapat tokoh adat sebagai seseorang yang dihormati, dihargai, dan dipercaya oleh kelompoknya. Maka dari itu, tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan seberapa penting peranan tokoh adat dalam pengendalian konflik masyarakat adat di Indonesia. Tulisan ini menggunakan studi kepustakaan dengan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan topik penelitian melalui artikel ilmiah, artikel berita, buku, serta sumber-sumber kredibel lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik lahan menjadi konflik yang seringkali menimpa masyarakat adat dengan meliputi beberapa penyebab seperti perbedaan pendapat, batas lahan yang tidak jelas, hingga pemindahan hak kepemilikan atas lahan tertentu. Penyelesaian konflik dalam masyarakat adat selalu melibatkan tokoh adat sebagai seseorang yang dipercayai dan dihormati. Seringkali tokoh adat berperan menjadi mediator dalam proses mediasi guna menghasilkan keputusan yang seadil-adilnya dan sebaik-baiknya bagi setiap pihak yang terlibat konflik. Hal ini tidak terlepas dari tokoh adat yang memiliki kedudukan tinggi, dipercayai, hingga dihormati oleh sekelompok masyarakat adat di wilayahnya. Selain itu, hukum adat masih menjadi peraturan yang dihormati dan dipatuhi dalam kehidupan sosial masyarakat adat di Indonesia. Tokoh adat diharuskan bersikap netral dan memiliki kemampuan pendekatan komunikasi yang baik sehingga konflik dapat dikendalikan dengan baik dan berakhir dengan perdamaian pada semua pihak. Oleh karena itu, keberadaan tokoh adat menjadi sangat penting dalam pengendalian konflik masyarakat adat di Indonesia