Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENYUSUNAN 10 KELOMPOK BAHAN VALIDASI SILANG PADA KASUS 197 TITIK CURAH HUJAN DI JAWA TIMUR Kurniawan, Andang; Tarmana, Dede
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.553 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v5i1.66

Abstract

Untuk mendapatkan gambaran spasial suatu parameter lingkungan, diperlukan penentuan metode interpolasi spasial terbaik. Permasalahan muncul karena terdapat banyak sekali jenis metode interpolasi spasial. Untuk menentukan metode interpolasi yang paling sesuai, dapat dilakukan teknik validasi silang. Interpolasi juga penting dalam analisis curah hujan bulanan. Pada kasus interpolasi spasial 197 titik pengamatan curah hujan di Jawa Timur, validasi silang dapat dilakukan dengan menghilangkan sepuluh persen data secara bergantian. Penyusunan bahan validasi silang penting untuk dikembangkan agar terhindar dari terkumpulnya atau berbatasan langsungnya antar titik yang dihilangkan. Tujuan dari studi ini adalah menyusun bahan validasi silang dan menguji kehandalannya. Data koordinat lintang dan bujur dari 197 titik didapatkan dari Stasiun Klimatologi Malang. Peringkat data digunakan sebagai basis penyusunan. Dari sepuluh kelompok bahan validasi silang, tujuh (tiga) grup akan  memiliki dua puluh (sembilan belas) data yang dihilangkan. Data yang dihilangkan dari kelompok pertama (sepuluh) adalah data bernomor urut digit terakhir satu (nol). Tiga pendekatan dilakukan untuk mendapatkan peringkat: koordinat saja, klastering, dan pemisahan. Klastering menggunakan jarak euklid tautan lengkap dengan variasi klaster 98, 65, dan 49. Metode pemisahan dilakukan dengan membagi terlebih dahulu titik ke dalam 20 (5x4) kotak. Untuk mengetahui penyebaran yang baik digunakan dua pendekatan, yaitu tidak adanya pertetanggaan terdekat dan jarak yang lebih jauh. Analisis visual dengan bantuan poligon voronoi, plot boks, dan indeks histogram digunakan. Dua indeks (SR dan IK) dikembangkan untuk mengetahui pergeseran distribusi. Pendekatan menggunakan pemisahan merupakan metode yang paling sesuai. Dengan menambahkan sepuluh modifikasi, didapatkan bahan validasi silang yang dapat digunakan untuk uji komparasi metode interpolasi.
PENGEMBANGAN METODE ANALISIS BEBAN KERJA WAKTU DALAM INTERPOLASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN NON LINIER Rangga, Imron Ade; Cynthia Chevi Rahayu, Ni Luh; Kurniawan, Andang; Okta Veanti, Desak Putu
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.764 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v5i3.71

Abstract

Waktu komputasi dalam interpolasi spasial merupakan hal yang penting karena berkaitan dengan pengelolaan dan penyediaan informasi meteorologi yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beban kerja waktu komputasi serta mendapatkan fungsi waktu dari parameter - parameter interpolasi spasial dengan memperhatikan nilai angka penting, resolusi, dan jumlah titik data awal. Data yang digunakan berupa data acak yang dihasilkan oleh fungsi runif di R. Data acak tersebut memiliki 0, 3, dan 6 angka desimal. Jumlah titik yang digunakan yaitu berjumlah 10, 50, 100, 200, 500, 1000, 1500, 2000, 3000, 5000 dan 8000 dengan variasi resolusi luaran 0.5, 0.25, 0.05, 0.01 dan 0,005. Data-data ini selanjutnya diolah menggunakan piranti keras dan piranti lunak yang berbeda. Data kemudian dijalankan untuk interpolasi Inverse Distance Weighted. Lama waktu suatu pekerjaan interpolasi dapat dihitung melalui nilai jumlah titik (n) dan resolusi (r). Hasil menunjukkan bahwa nilai waktu (T) dapat didekati dengan persamaan: . Dimana konstanta C1, C2, C3 dan C4 berbeda sesuai dengan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras. Dengan menggunakan pendekatan ini, standar penyelesaian waktu suatu pekerjaan interpolasi diharapkan dapat dikaji lebih baik.
PRIORITAS ARAH PENEMPATAN TITIK PENGAMATAN KECEPATAN VERTIKAL DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN ANALISIS ANISOTROPI Ramadhan, Muhammad Gilang; Putri, Ayuna Santika; Kurniawan, Andang; Irawan, Amir Mustofa
Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol 5 No 3 (2018): Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (776.468 KB) | DOI: 10.36754/jmkg.v5i3.76

Abstract

Keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia berperan penting dalam menghasilkan gas oksigen. Pulau Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya yang mencapai 40,8 juta hektar. Namun, pada saat ini kualitas dan kuantitas hutan di Pulau Kalimantan mengalami penurunan drastis akibat adanya deforestasi dan kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Pulau Kalimantan menjadi sorotan dunia karena persebaran asapnya menyebabkan polusi udara di berbagai wilayah Indonesia. Dampak dari persebaran asap kebakaran hutan dipengaruhi oleh kecepatan angin vertikal pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menambah bahan pertimbangan dalam menentukan titik pengamatan kecepatan vertikal angin di Pulau Kalimantan, sehingga dapat diketahui prioritas sebaran penempatan titik pengamatan yang dapat digunakan sebagai upaya mitigasi persebaran asap kebakaran hutan. Data kecepatan angin vertikal Pulau Kalimantan pada bulan Juni sampai Oktober mulai tahun 2008 ? 2017 disajikan dalam bentuk spasial. Analisis data angin tersebut menggunakan metode variogram permukaan dengan piranti lunak SAGA. Berdasarkan analisis anisotropi, diperoleh hasil bahwa pengamatan kecepatan vertikal angin di Pulau Kalimantan cenderung mempunyai prioritas arah Timur-Barat pada bulan Juni sampai Agustus, prioritas arah Tenggara-Barat Laut pada bulan September, dan prioritas arah Timur Laut-Barat Daya pada Bulan Oktober. Analisis dan pemodelan kecepatan angin vertikal pada Pulau Kalimantan secara umum mendapatkan pola dominan prioritas arah Timur-Barat, sehingga prioritas penempatan titik pengamatan kecepatan vertikal pada Pulau Kalimantan efektif jika membentuk pola oval yang memanjang dari Utara ke Selatan.
AUTOMATED MULTI-MODEL PREDICTION AND EVALUATION FOR CONNECTING RAINFALL PREDICTION INFORMATION AND SINGLE-YEAR OPERATIONAL PLAN OF LAHOR-SUTAMI DAM Mahmudiah, Rikha Rizki; Crysdian, Cahyo; Hariyadi, Mokhamad Amin; Kurniawan, Andang
EnviroScienteae Vol 20, No 4 (2024): ENVIROSCIENTEAE VOLUME 20 NOMOR 4, NOVEMBER 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v20i4.21054

Abstract

There is a gap between existing climate information and the needs of annual dam operational planning. This study aims to demonstrate that the percentile approach currently used for planning is not optimal, especially now that automation has become more accessible. The purpose of this study is to design an automated forecasting and evaluation system based on 36 10-days rainfall projections using a multi-model approach. This approach comprises a percentile, ARIMA, ECMWF+ARIMA, IOD DMI regression, ERSST regression, and ensemble methods models. Additionally, this study aims to demonstrate how a verified, multi-model-based rainfall forecast can provide more reliable assurance for the annual operational planning of Lahor-SutamiDam, simulated operationally in November 2022 for the 2022/2023 planning cycle. Data utilized include historical 10-days rainfall data from 1991 to 2023, ECMWF raw and corrected model outputs, Nino-Dipole index, and global sea surface temperature. The verification method employs four criteria based on MAE and fit index. An operational simulation approach is used for training-testing period segmentation, while a 10-year window is applied to account for possible climate-change-induced shifts in relationships. Single linear regression is used to avoid overfitting. The automation system was developed using R-Statistics. Results indicate that the current approach is only optimal for 58% of locations. Superior methods identified include ECMWFcorrected, ERSST regression, and Ensemble models. A case study for 2022/2023 demonstrates that the forecast results outperform the existing plan for at least 78% of the projected periods.
VALIDASI SILANG REGRESI RIDGE DAN STEPWISE UNTUK PERSAMAAN TERGENERALISASI ANTARA DEBIT BENDUNGAN SUTAMI DAN CURAH HUJAN WILAYAH Luthfi, Ahmad; Handoko, Eko Yuli; Muhammad, Aldila Syariz; Sopaheluwakan, Ardhasena; Kurniawan, Andang
Jurnal Geosaintek Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v11i2.5163

Abstract

Informasi debit masuk bendungan sangat krusial untuk pengelolaan sumber daya air di Bendungan Sutami, Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu, Jawa Timur. Tantangan utama dalam penelitian ini adalah konversi data curah hujan dasarian menjadi informasi debit yang mampu menghadapi kendala terkait konsistensi sehingga memerlukan pendekatan yang lebih robust melalui validasi silang. Penelitian ini mengevaluasi persamaan regresi ridge dan stepwise dengan pendekatan jeda untuk menyusun persamaan curah hujan-debit menggunakan data curah hujan wilayah menggunakan enam raster untuk periode Januari I 2021–Desember III 2023 (108 dasarian). Pemilihan jeda dilakukan melalui analisis korelasi, dengan korelasi negatif sebagai batas penentuan. Regresi stepwise dioptimalkan secara bertahap hingga jeda maksimum, sedangkan regresi ridge diuji dengan rentang lambda 0–50. Persamaan yang dihasilkan divalidasi menggunakan metode validasi silang dengan rasio pembagian data 50:50. Hasil menunjukkan bahwa metode interpolasi Inverse Distance Weighting (IDW) menghasilkan persamaan terbaik, dengan regresi stepwise optimal pada lima variabel prediktor dan regresi ridge pada lambda 0,40. Nilai Mean Absolute Error (MAE) dan koefisien korelasi menunjukkan bahwa persamaan tergeneralisasi dapat menghasilkan galat rendah. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan informasi debit permukaan yang dikonversi dari data curah hujan sebagai pengganti parameter sifat hujan dalam perencanaan operasional bendungan, dengan evaluasi bulanan untuk memastikan akurasi model. Kolaborasi antarinstansi disarankan untuk mendukung analisis lanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi debit yang dihasilkan mampu mendukung pengelolaan operasional Bendungan Sutami dengan tingkat akurasi yang memadai untuk aplikasi praktis.
ALTERNATIF PERHITUNGAN SIGNIFIKANSI ENSO TERHADAP CURAH HUJAN: BOOTSTRAP GANDA DAN TRIWULAN PENUH Yudi, Muhammad Nurwahyudi; Maryanto, Sukir; Efani, Anthon; Kurniawan, Andang
Jurnal Geosaintek Vol. 11 No. 2 (2025)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v11i2.6396

Abstract

Modulasi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) memengaruhi curah hujan di wilayah monsunal seperti Jawa Timur, tetapi pendekatan triwulan konvensional (DJF, MAM, JJA, SON) sering gagal menangkap variasi musiman dan meningkatkan risiko salah positif. Penelitian ini mengusulkan pendekatan alternatif untuk mengevaluasi signifikansi modulasi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) terhadap curah hujan menggunakan analisis 12 triwulan tumpang tindih dan metode bootstrap ganda. Fokus penelitian bertujuan untuk menghasilkan alternatif perhitungan signifikansi ENSO terhadap curah hujan melalui pendekatan bootstrap ganda. Data curah hujan bulanan dari 202 pos hujan utama periode 1991–2020 diolah menjadi 12 periode triwulanan untuk menangkap variasi yang tidak ditangkap oleh pendekatan triwulan konvensional. Oceanic Nino Index (ONI) digunakan untuk mengkategorikan fase ENSO. Metode bootstrap ganda digunakan dengan melakukan bootstrap ke curah hujan pada fase El Nino dan La Nina. Hasil bootstrap kemudian dibandingkan dengan menggunakan histogram dengan pendekatan lebar Freedman-Diaconis. Hasil menunjukkan bootstrap ganda mampu memberikan gambaran signifikansi yang lebih ketat dibandingkan bootstrap tunggal. Batas 90% direkomendasikan sebagai taraf signifikansi. Triwulan penuh mampu memberikan gambaran yang lebih baik dibandingkan penggunaan triwulan konvensional. Analisis spasial dan regresi mengidentifikasi kabupaten dengan signifikansi modulasi ENSO yang lebih kuat. Pendekatan alternatif ini menawarkan evaluasi yang lebih rinci dan fleksibel untuk menilai apakah ENSO memodulasi curah hujan suatu wilayah secara signfikan.