Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Design of a Frequency Controller System for UHF Radio Wave Receiver Device Wahyudi, Sopian Ari; Wirawan, Rahadi; Budianto, Arif; Rahayu, Susi
KONSTAN - JURNAL FISIKA DAN PENDIDIKAN FISIKA Vol 9 No 01 (2024): KONSTAN (Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/konstan.v9i01.477

Abstract

Frequency is fundamental in data communication for transmitter and receiver stations. The most common problem found in the data communication is the signal quality measurement. A LoRa module, as one of the wireless devices with UHF (Ultra High Radio) frequencies, has extended range frequencies and signal strength parameters (RSSI, Received Signal Strength Indicator). RSSI parameter on signal bandwidth and the distance between stations. However, there is no supporting research in terms of the RSSI quality and short-distance variations. In line with this, this study aims to design a frequency control system of a LoRa module and to investigate the effect of short-distance and frequency differences on RSSI. The system consists of a transmitter, a LoRa SX1278 module, and push buttons as frequency control buttons. The system's performance was tested by receiving data over various distances from 0 to 1.25 m. The results show that the system works efficiently in controlling the frequency (ranging from 433 – 525 MHz) with good flexibility and accuracy. The system maintained an RSSI level > -120 dBm using a constant power supply and varied distances. The highest RSSI level is found at the shortest distance (0.2 m) with a higher frequency (525 MHz). There is a significant correlation between distance, frequency variations, and RSSI levels (R2 > 0.75). It can be concluded that the LoRa SX1278 module can be used as a short-distance-based data communication with moderate quality (average RSSI levels are about 80 - 120 dBm). Higher frequencies provide better RSSI levels due to increased transmission energy.
Development of a VOC (Volatile Organic Compound) Measurement System to Identify Placebo Phenomenon in Emission Areas Alhadawiah, Sabila; Wirawan, Rahadi; Budianto, Arif
KONSTAN - JURNAL FISIKA DAN PENDIDIKAN FISIKA Vol 9 No 02 (2024): KONSTAN (Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika)
Publisher : Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/konstan.v9i02.582

Abstract

VOCs (volatile organic compounds) can be used as a biomarker of placebo phenomenon, such as stress, panic disorder, health conditions, and many others. VOCs from the exhaled breath have different concentration levels that are also related to many health diseases. However, the use of VOCs as biomarkers in exhaled breath are very limited. Hence, this study aims to develop a novel e-nose (electric nose) system based on a VOC measurement system to identify placebo phenomenon in emission areas. For this purpose, a digital semiconductor VOC sensor and a microcontroller were used to detect VOC level. The developed system was tested inside a chamber for the initial calibration and comparation steps using fresh air and a comparator device. After calibration, the system was used to measure the VOC concentrations of 20 exhaled breath samples in the emission sampling areas (control and emission sources). In other sides, the VOC levels surrounding the emission areas were also measured using the comparator device. The placebo levels (PLS) of the exhaled breath samples were divided into PLS(-) or placebo negative and PLS(+) or placebo positive related to the placebo conditions. The sampling areas were divided into indoor and outdoor areas to identify the different placebo percentages and the dependence related to the emission levels. The results show that the emission levels of the emission sources are about 504-528 ppb, meanwhile, the control area (clean area) has <10 ppb of VOC levels. A higher VOC concentration, a higher PLS(+) percentage. The exhaled breath of PLS(+) samples contain >78 ppb of VOC levels, while PLS(-) samples has < 78 ppb of VOC levels (p < 0.05). It can be concluded that VOC concentrations in the emission sources has a potential to influence the placebo quantification in human psycological health. The developed e-nose system can be used to identify VOC levels as a biomarker of a placebo phenomenon.
Pembuatan Profil Udara Hembusan Pernapasan Perokok dan Non Perokok Berbasis Sensor CCS-811 dan Volatile Organic Compound Alhadawiah, Sabila; Budianto, Arif; Wirawan, Rahadi; Anggriani, Ni Ketut
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i1.506

Abstract

VOC merupakan sekelompok senyawa organik yang mudah menguap ke atmosfer dan mempunyai berbagai dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. VOC merupakan faktor penting dalam pembentukan ozon troposfer dan aerosol organik sekunder, yang menjadi komponen utama pembentukan polusi udara. VOC dapat terkandung di dalam udara sisa pernapasan manusia, dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan sangat bergantung dengan kondisi metabolisme tubuh, kebiasaan, makanan yang dikonsumsi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsentrasi TVOC dari udara hembusan nafas (exhaled breath) yang kemudian dijadikan sebagai profil udara yang dapat membedakan klasifikasi perokok atau non perokok. Penelitian ini menggunakan 50 sampel nafas yang dibagi ke dalam dua klasifikasi utama, yakni perokok dan non perokok. Udara bersih terfilter digunakan sebagai variabel kontrol. Sampel nafas diukur konsentrasi VOC menggunakan sebuah e-nose berbasis sensor CCS-811 yang sudah dikalibrasi dan diuji menggunakan komparator dan beberapa gas, seperti: gas karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), etanol (C2H5OH), dan formaldehida (CH2O). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem e-nose berbasis sensor CCS-811 dapat membaca gas VOC dengan rata-rata pembacaan yang dihasilkan sebesar 0-1156 ppb dengan tingkat kesalahan relatif <50%. Keseluruhan hasil pengujian ini menunjukkan bahwa sistem cukup sensitif terhadap gas CH2O dan C2H5OH, namun tidak sensitif terhadap gas CO2 dan H2S. Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat secara sensitif dan selektif mendeteksi senyawa VOC pada jenis C2H5OH dan CH2O dengan nilai akurasi >50%. Hasil pembacaan sistem pada sampel nafas perokok dan non perokok dapat menghasilkan tiga zona konsentrasi TVOC yang selanjutnya menjadi profil has TVOC yang dihembuskan oleh kelompok sampel. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara konsentrasi TVOC perokok dan non perokok. Sistem dapat membedakan antara perokok dan non perokok dengan akurasi pembacaan >90%.
SOSIALISASI PENTINGNYA GIZI ANAK GUNA MENURUNKAN ANGKA STUNTING DI DESA PENE KECAMATAN JEROWARU, KABUPATEN LOMBOK TIMUR Nurhidayah, Afifah; Ramadhan, Fajri; Jaelani, Ahmad; Hikmawati, Laepi; Lestari, Silvia; Hartika, Sasri Sinya; Pusvita, Lolita Yulis; Tomberi, Lalu Hamdan Hasim; Hidayat, Taufik; Wirawan, Rahadi
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppm.v6i3.5892

Abstract

Desa Pene merupakan desa yang berada di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Mata pencaharian utama penduduk di Desa Pene didominasi oleh bertani dan wiraswasta. Desa tersebut memiliki kasus stunting yang cukup tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kualitas kesehatan dengan cara mengedukasi kepada masyarakat mengenai dampak dari stunting dan bagaimana pencegahan serta mendeteksi anak agar tidak terjadi masalah stunting yang berada di Desa Pene melalui edukasi mahasiswa KKN. Metode kegiatan ini menggunakan metode observasi. Berdasarkan hasil pelaksanaan program Mahasiswa KKN dalam rangka pencegahan stunting melalui edukasi kepada masyarakat yang dilakukan dengan media pengedukasian, Mahasiswa KKN telah melakukan berbagai jenis kegiatan seperti observasi, memaparkan materi dan juga mengadakan demo masak sehingga dapat mencegah terjadinya stunting dan memberi informasi mengenai stunting kepada Masyarakat Desa Pene yang memiliki kasus stunting yang cukup tinggi. Kata kunci : Desa Pene, Edukasi, Penyuluhan Stunting
PENINGKATAN KESADARAN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT DI DESA PENE KECAMATAN JEROWARU MELALUI PROGRAM DESA SEHAT Ramadhan, Fajri; Nurhidayah, Afifah; Jaelani, Ahmad; Hikmawati, Laepi; Purnamadani, Suci; Lestari, Silvia; Hidayat, Taufik; Tomberi, Lalu Hamdan Hasim; Hartika, Sasri Dinya; Pusvita, Lolita Yulis; Wirawan, Rahadi
Jurnal Wicara Vol 1 No 2 (2023): Jurnal Wicara Desa
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/wicara.v1i2.2406

Abstract

Public health problems, especially in child development, are faced by many regions in Indonesia, including the province of West Nusa Tenggara. In recent years, a high rate of stunting has been identified in children. The Healthy Village Program is designed as part of student community service activities (KKN) as an effort to educate the public to minimize stunting rates in Pene village, Jerowaru District, East Lombok Regency. Program implementation is carried out through 2 types of approaches, namely counseling activities, and training or performance (demonstration). Counseling provided to the community includes counseling on stunting, early marriage and a clean and healthy lifestyle. While for training activities, namely training in making complementary food for ASI and performance in making a family medicinal plant garden (TOGA) and several other related activities. The activities that have been carried out have succeeded in encouraging the Pene village community to pay more attention to the growth and development of their children as an effort to prevent stunting, promote a clean and healthy lifestyle for the village community, and make young people aware of the potential problems that can arise as a result of early marriage. In addition, the family medicinal plant garden is used as an educational medium for school students and villagers in optimizing the use of residents' yards. The healthy village program which was carried out in this real work class has had a positive impact on the community, and supported the social program launched by the Pene village government.
Pembuatan Profil Udara Hembusan Pernapasan Perokok dan Non Perokok Berbasis Sensor CCS-811 dan Volatile Organic Compound Alhadawiah, Sabila; Budianto, Arif; Wirawan, Rahadi; Anggriani, Ni Ketut
Jurnal Pendidikan, Sains, Geologi, dan Geofisika (GeoScienceEd Journal) Vol. 6 No. 1 (2025): Februari
Publisher : Mataram University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/goescienceed.v6i1.506

Abstract

VOC merupakan sekelompok senyawa organik yang mudah menguap ke atmosfer dan mempunyai berbagai dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. VOC merupakan faktor penting dalam pembentukan ozon troposfer dan aerosol organik sekunder, yang menjadi komponen utama pembentukan polusi udara. VOC dapat terkandung di dalam udara sisa pernapasan manusia, dengan konsentrasi yang berbeda-beda dan sangat bergantung dengan kondisi metabolisme tubuh, kebiasaan, makanan yang dikonsumsi, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsentrasi TVOC dari udara hembusan nafas (exhaled breath) yang kemudian dijadikan sebagai profil udara yang dapat membedakan klasifikasi perokok atau non perokok. Penelitian ini menggunakan 50 sampel nafas yang dibagi ke dalam dua klasifikasi utama, yakni perokok dan non perokok. Udara bersih terfilter digunakan sebagai variabel kontrol. Sampel nafas diukur konsentrasi VOC menggunakan sebuah e-nose berbasis sensor CCS-811 yang sudah dikalibrasi dan diuji menggunakan komparator dan beberapa gas, seperti: gas karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), etanol (C2H5OH), dan formaldehida (CH2O). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem e-nose berbasis sensor CCS-811 dapat membaca gas VOC dengan rata-rata pembacaan yang dihasilkan sebesar 0-1156 ppb dengan tingkat kesalahan relatif <50%. Keseluruhan hasil pengujian ini menunjukkan bahwa sistem cukup sensitif terhadap gas CH2O dan C2H5OH, namun tidak sensitif terhadap gas CO2 dan H2S. Berdasarkan pada hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sistem dapat secara sensitif dan selektif mendeteksi senyawa VOC pada jenis C2H5OH dan CH2O dengan nilai akurasi >50%. Hasil pembacaan sistem pada sampel nafas perokok dan non perokok dapat menghasilkan tiga zona konsentrasi TVOC yang selanjutnya menjadi profil has TVOC yang dihembuskan oleh kelompok sampel. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara konsentrasi TVOC perokok dan non perokok. Sistem dapat membedakan antara perokok dan non perokok dengan akurasi pembacaan >90%.
Pengukuran Konsentrasi Coarse Particle di Ruangan dengan Sistem Kontrol Temperatur Udara Budianto, Arif; Juniarti, Rosita; Wirawan, Rahadi; Rahayu, Susi
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 10 No. 2 (2024): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v10i2.595

Abstract

Particulate matter is an air emission that is compossed of particle and liqud dropplet. This suspension is easily measured in several size distributions: ultrafine particle, fine particle, coarse particle, and total suspended particle. Coarse particle is commonly used as a parameter of air quality index. This research aims to measure coarse particle concentrations inside an air-conditioned room. The measurement was conducted using a particulate sensor and a microcontroller for an hour. All measurements were varied into: active and non active room conditions. The results show that human activities and movements in the first variation has higher concentration than the second one. The difference is about 12 µg/m3. human activities have a significant role in the submicron particulate distribution inside a room. Air-conditioned room has higher concentration than a common room.