Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Penggunaan Stimulus Response Theory dalam Sosialisasi Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Perusahaan Rizky Rahadian Wicaksono; Gading Wilda Aniriani; Mimatun Nasihah
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 1, No 1 (2017): Increasing Environment Health Quality as our First Step to Fight Climate Change
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.574 KB) | DOI: 10.30736/1ijev.v1iss1.65

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  efektifitas  penggunaan  stimulus  response  theory  untuk  meningkatkan  budaya  kesehatan  dan  keselamatan  kerja.  Stimulus  response  theory  adalah  proses  belajar  merupakan suatu tanggapan dari seseorang terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya. Rangsangan tersebut  diulang-ulang sampai mendapatkan tanggapan yang sama dan benar secara terus-menerus. Akhirnya akan muncul  suatu kebiasaan dan perilaku tertentu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan  desain one group pre-test/posttest dan alat pengumpul data berupa observasi. Ada 3elemen utama teori ini yaitu:  1.Pesan (Stimulus), 2.Penerima/komunikan/receiver, 3.Efek (respon) Dari  hasil penelitian didapatkan bahwa  adanya  reaksi  akibat  dari  adanya  stimulus  Mulai  dari  memilih,menafsirkan  bahkan  sampai  dalam  hal  mengingatnya.  Respon  dalam  hal  ini  dapat  diasumsikan  merupakan  perubahan  sikap  yang  terjadi  pada  komunikan    berdasarkan    stimulus atau rangsangan yang diterimanya. Proses perubahan sikap ini dapat terjadi  atau dapat berubah  hanya  jika stimulus  yang diberikan benar-benar baik.Hasil penelitian  ini Sosialisasi  secara  terus-menerus paling tidak mempunyai dua keuntungan yaitu: (a) mencegah kemungkinan orang lupa, yaitu suatu  kecenderungan melemahnya tanggapan yang ditimbulkan kombinasi petunjuk (learned response), karena tidak  digunakan; (b) memperkuat tanggapan, karena setelah menerima respon menjadi lebih peka terhadap manfaat dari  Kesehatan dan keselamatan kerja.
Ekstraksi Xilan dan Delignifikasi Bagas (Limbah Pabrik Gula) Gading Wilda Aniriani
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 1, No 1 (2017): Increasing Environment Health Quality as our First Step to Fight Climate Change
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.628 KB) | DOI: 10.30736/1ijev.v1iss1.52

Abstract

Limbah ampas tebu (bagas) pabrik gula biasanya digunakan sebagai bahan bakar (ketel) dalam  proses pemanasan,  sisanya  sengaja  ditiimbun  dan  membusuk  sehingga  mengeluarkan  air  lindi  (seperti  molase)  yang  berbau tidak sedap. Pemanfaatan untuk pakan ternak maupun pupuk kompos memang masih dinilai memiliki nilai  ekonomi  yang  kecil.  Oleh  karena  itu  dibutuhkan  pengolahan  yang  memiliki  nilai  produk  jual  yang tinggi  dan  teknologi yang tepat guna. Teknologi yang dapat mengurangi volume limbah untuk dimanfaatkan sebagai bahan  dasar  industri  lain  merupakan  sebuah  sistem  ekoindustri.  Bagas  tergolong  jenis  limbah  lignuselulosa,  dimana  kandungan selulosa secara alami diikat oleh hemiselulosa (xilan) dan dilindungi oleh lignin, oleh karena itu disebut  dengan lignoselulosa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pretreatmen bagas dengan menghilangkan lignin dan  mengekstraksi  xilan.  Produk  yang  dihasilkan  merupakan  jenis  polisakarida,  dimana  dapat  dimanfaatkan  sebagai  substrat  enzim  untuk  proses  pembuatan  bioetanol,  prebiotik,  probiotik  dan  lain  sebagainya.  Proses  pretreatmen  bagas  meliputi  delignifikasi  menggunakan  sodium  hipoklorit  (NaOCl)  1%  dan  ekstraksi  xilan  menggunakan metode alkalin (NaOH 15%) sebagai pelarut. Hasil ekstraksi xilan dari bagas diperoleh 9,9% xilan  dari  bagas  dan  setelah  pemurnian  diperoleh  3,4  %  xilan  larut.  Setiap  melalui  tahapan  pretreatment  terjadi  pengurangan berat bagas dari 1000 g menjadi 34 g pada akhir pemurnian xilan. Rendemen bagas hasil delignifikasi  sebanyak 704,74 g (29,74 %), dengan rendemen ekstraksi sebanyak 98,80 g xilan (9,9 %) dan setelah purifikasi  didapatkan 3,4 % xilan murni.Keywords: bagas, delignifikasi, ekstraksi, xilan, ekoindustri
SOSIALISASI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN EM4 KEPADA ANGGOTA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) “DARMA SARI” KELURAHAN SIDOKUMPUL KABUPATEN LAMONGAN Gading Wilda Aniriani; Marsha Savira Agatha Putri; Eko Sulistiono; Rizky Rahadian Wicaksono; Nur Lathifah Syakbanah; Muhammad Hanif
Jurnal Abditani Vol. 5 No. 1 (2022): April
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v5i1.101

Abstract

Sidokumpul adalah sebuah kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan. Penduduk Sidokumpul sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan petambak. Pada musim penghujan lahan tersebut berfungsi sebagai tambak yang dimanfaatkan petani untuk budidaya ikan, sedangkan pada musim kemarau untuk usahatani padi monokultur atau padi dikombinasikan dengan ikan atau udang windu. Untuk mendukung program peningkatan produktivitas usahatani di lahan sawah tambak di Kabupaten Lamongan, perlu dilakukan sosialisasi pembuatan dan penggunaan EM4 kepada petani sawah-tambak yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari persiapan kegiatan (survey lokasi, permohonan ijin, pengurusan administrasi, persiapan alat bahan dan akomodasi) pada 13 Juni 2021 hingga pelaksanaan kegiatan (penyuluhan pembuatan dan penggunaan EM4, sesi diskusi/ tanya jawab serta pemberian door prize kepada peserta penyuluhan sebagai bentuk evaluasi tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan) pada 28 Juni 2021 yang bertempat di Sekretariat Gapoktan “Darma Sari” Kelurahan Sidokumpul. Peserta penyuluhan ini adalah anggota Gapoktan “Darma Sari” dan petani yang berdomisili disekitar Kelurahan Sidokumpul, Kabupaten Lamongan. Kegiatan penyuluhan berjalan lancar dan terlaksana dengan baik, para peserta terlihat antusias dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan pada waktu yang akan datang dan menjalin kerja sama lebih lanjut untuk pengujian efektivitas penggunaan EM4 di lahan sawah salah satu anggota Gapoktan.
Education And Training of Bengawan Solo Water Cleaning Using Filtration Method in Karanggeneng Village, Karanggeneng District, Lamongan Regency Mima Mimatun Nasihah; Nur Lathifah Syakbanah; Gading Wilda Aniriani; Andini Dwi Magfiroh
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2021): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.512 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v4i2.1329

Abstract

The northern part of Lamongan Regency is an area that is geologically and geographically vulnerable to freshwater. The condition of the existing water sources is not suitable for use as a source of clean water, because the water is brackish and green in color. The eutrophication process occurs due to excessive use of fertilizers for pond business, so that the nitrogen and phosphate content is high. The community in Karanggeneng village uses water from the Bengawan Solo River for daily use. The water condition of Bengawan Solo in the rainy season is dark brown in color because it contains a lot of soil, while in the dry season it is green because it contains a lot of pesticide or fertilizer residues discarded by farmers. From the problems above, it is necessary to socialize the water purification of Bengawan Solo by using the filtration method. Socialization activities are carried out directly to the Karanggeneng village community. This activity is carried out in two stages, the first is the preparation of tools and materials, the second stage is socialization to the community. In the first stage, chemical and physical water quality parameters were tested. In the second stage, the community was very enthusiastic about the implementation of this activity. The use of filtration methods is easy and inexpensive to be applied on a household scale. Suggestions, it is necessary to disseminate information to the wider community so that all people can access clean water for their daily needs. the second stage is socialization to the community. In the first stage, chemical and physical water quality parameters were tested. In the second stage, the community was very enthusiastic about the implementation of this activity. The use of filtration methods is easy and inexpensive to be applied on a household scale. Suggestions, it is necessary to disseminate information to the wider community so that all people can access clean water for their daily needs. the second stage is socialization to the community. In the first stage, chemical and physical water quality parameters were tested. In the second stage, the community was very enthusiastic about the implementation of this activity. The use of filtration methods is easy and inexpensive to be applied on a household scale. Suggestions, it is necessary to disseminate information to the wider community so that all people can access clean water for their daily needs.
Extension of the results of the water quality laboratory test in the lake, Wanar Village, Pucuk District, Lamongan Regency Eko Sulistiono; Rizki Rahadian W; Gading Wilda Aniriani; Denaya Andrya P; Mia Tri Megasari
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.684 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.2557

Abstract

Water is a natural material needed for human, animal and plant life, namely as a medium for transporting food substances, as well as a source of energy and various other purposes. Water quality is one of the most important things in the superiority of plants in Wanar Village. Laboratory tests are used in this study because to determine the results of water quality in Wanar Village, Pucuk District, Lamongan Regency. The results of the laboratory test of the water of the Wanar village lake show that the physical parameters including temperature and turbidity have met the water quality standard requirements, while the TDS does not meet the water quality standard requirements. Chemical parameters including pH and nitrate met the water quality standards, while iron, COD and BOD did not meet the water quality standards. Bacteriological parameters including coliform and E.coli did not meet water quality standards. So it can be concluded that the laboratory test results show that the water of the lake in Wanar village is feasible as a means of irrigation, but the lake water is not suitable for consumption by the residents of Wanar village and its surroundings.
ANALISIS UJI MIKROBIOLOGI DAN LOGAM BERAT PADA SCRUB BERBAHAN DASAR KAPUR SIRIH Nurul Fitria Apriliani; Gading Wilda Aniriani
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 17 Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.099 KB) | DOI: 10.35799/jis.17.2.2017.17279

Abstract

ANALISIS UJI MIKROBIOLOGI DAN LOGAM BERAT PADA SCRUB BERBAHAN DASAR KAPUR SIRIHABSTRAKKapur sirih dibuat dari pengolahan batu kapur hasil pembakaran yang direndam dalam air dalam waktu satu sampai dua minggu sampai hancur dan berbentuk seperti pasta. Kapur sirih ini pada zaman dahulu digunakan oleh para orang tua sebgai campuran ramuan untuk merawat gigi.sedangkan pada pengobatan-pengobatan tradisional juga digunakan sebagai obat mengatasi gusi bengkak,bisul,masalah haid serta penyakit kulit seperti menghilangkan jerawat, menghilangkan bau badan serta memutihkan ketiak. Atas dasar itulah penelitian ini menggunakan bahan dasar kapur sirih agar bisa digunakan sebagai alternatif pemanfaatan kapur sirih. Pembuatan scrub di buat dengan bahan dasar kapur sirih dicampur dengan bahan lain seperti beras, minyak zaitun, minyak lavender,metil paraben,dan air jeruk nipis. Scrub dibuat dengan variasi penambahan kapur sirih. Dari formulasi yang dibuat kemudian diamati yang paling bagus berdasarkan pengamatan organoleptik dan dilakukan beberapa uji. Uji mikrobiologi sampel menunjukkan bahwa hasil dari Uji Angka Lempeng Total sebesar 5,0 x 105 Cfu/g dan Angka Kapang Khamir sebesar 1,6 x 104 Cfu/g tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM. Sedangkan cemaran bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans serta cemaran logam berat Pb dan Hg adalah negatif.Kata Kunci : Kapur sirih, Scrub  dan Mikrobiologi  ANALYSIS OF MICROBIOLOGY AND HEAVY METALS TEST IN SCRUB FROM LIME BETELABSTRACTLime betel made from the processing of limestone combustion results are immersed in water within one to two weeks until destroyed and shaped like a paste. This Lime betel is used in the past by the parents sebgai mix of ingredients to treat teeth. While on traditional treatments are also used as a remedy to overcome swollen gums, boils, menstrual problems and skin diseases such as eliminating acne, eliminate body odor and whiten armpits. On that basis this research using the basic ingredients of Lime betel  to be used as an alternative utilization of Lime betel . Preparation of scrubs made with basic ingredients of lime betel mixed with other ingredients such as rice, olive oil, lavender oil, methyl paraben, and lime juice. Scrub made with variations of addition of Lime betel . From the formulation made then the best observed based on organoleptic observation and conducted several tests. The sample microbiological test showed that the results from the Total Plate Numbers Test of 5.0 x 105 Cfu / g and the Kapang Khamir Figures of 1.6 x 104 Cfu / g did not meet the requirements set by BPOM. While bacterial contamination Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans and heavy metal contamination Pb and Hg is negative. Key Words: Lime betel, Scrub,Microbiology
PERBANDINGAN YIELD NERACA MASSA HASIL PRETREATMENT TIGA JENIS LIMBAH LIGNOSELULOSA DALAM MEMPRODUKSI POLISAKARIDA MENGGUNAKAN TEKNIK KIMIAWI Gading Wilda Aniriani; Nurul Fitria Apriliani
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 17 Nomor 2, Oktober 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.269 KB) | DOI: 10.35799/jis.17.2.2017.17348

Abstract

PERBANDINGAN YIELD NERACA MASSA HASIL PRETREATMENT TIGA JENIS LIMBAH LIGNOSELULOSA DALAM MEMPRODUKSI POLISAKARIDA MENGGUNAKAN TEKNIK KIMIAWI ABSTRAKLimbah lignoselulosa merupakan jenis limbah yang mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa (xilan). Pada lignoselulosa, senyawa yang dapat dimanfaatkan adalah hemiselulosa dan selulosa, sedangkan lignin dihilangkan. Hemiselulosa dan selulosa sebagai polisakarida dapat digunakan sebagai substrat dalam produksi enzim maupun hidrolisis secara kimia, proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan gula yang lebih sederhana. Penelitian sebelumnya telah dilakukan ekstraksi xilan dari ampas tebu, hasil samping dari ekstraksi tersebut adalah selulosa. Oleh karena itu, penelitian ini telah membandingkan hasil ekstraksi xilan dan selulosa dalam satu jenis limbah dan membandingkan hasil keduanya diantara 3 jenis limbah lignoselulosa menggunakan metode yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi polisakarida xilan dan selulosa yang terkandung di dalam limbah ampas tebu, tongkol jagung dan jerami padi. Metode penelitian yang digunakan adalah pretreatment secara kimiawi yakni delignifikasi dengan 1 % NaOCl (v/v), ekstraksi xilan dan selulosa dengan metode alkali menggunakan 15 % NaOH pekat dan purifikasi xilan dengan 4% NaOH (v/v). Adapun target yang telah dicapai adalah perolehan polisakarida terbanyak akan digunakan sebagai bahan utama untuk memproduksi enzim. Hasil perolehan yield pada masing-masing neraca massa menunjukkan bahwa, jumlah rendemen xilan terbanyak yaitu jerami sebanyak 110 g dengan penurunan massa dari proses sebelumnya sebesar 61,5%, sedangkan untuk rendemen selulosa diperoleh juga oleh jerami yaitu sebanyak 330 g dengan penurunan massa dari proses sebelumnya sebesar 39,5% . Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah terbanyak pada rendemen xilan berbanding lurus dengan jumlah selulosa. Kesimpulan tersebut di perkuat dengan hasil pada dua jenis limbah lainnya, yakni berbanding lurus. Perolehan rendemen hasil purifikasi terbanyak yaitu ampas tebu (bagas) sebesar 86 gr dengan persentase penurunan massa hanya sebesar 14%.Kata kunci: Lignoselulosa, Delignifikasi, Ekstraksi, Xilan, Selulosa. COMPARISON OF YIELD BALANCE MASS RESULT OF PRETREATMENTT THREE TYPES OF LIGNOSELULOSA WASTE IN PRODUCING POLYSACCHARIDE USING CHEMICAL ENGINEERINGABSTRACTLignocellulosic waste is a type of waste containing lignin, cellulose and hemicellulose (xylan). In lignocellulose, the compounds that can be utilized are hemicellulose and cellulose, whereas lignin is removed. Hemicellulose and cellulose as polysaccharides can be used as substrates in the production of enzymes and hydrolysis chemically, the process is carried out to obtain simpler sugars. In a previous research, the extraction of xylan from bagasse, a by-product of the extraction, was cellulose. Therefore, this research compared the results of xylan and cellulose extraction in one type of waste and compare the results of the two between 3 types of lignocellulosic waste using the same method. This research aims to extract polysaccharide xylan and cellulose contained in waste bagasse, corn cob and rice straw. The research method used was chemical pretreatment ie delignification with 1% NaOCl (v/v), xylan extraction and cellulose by alkali method using 15% concentrated NaOH and purification of xylan with 4% NaOH (v/v). The target to be achieved is the acquisition of the most polysaccharides will be used as the main ingredient for producing enzymes. The yield of mass balance shows that the highest amount of xylan content is 110 g with the mass decrease from the previous process of 61.5%, while for cellulose rendemen is also obtained by straw as much as 330 g with the decrease of mass from process previously amounted to 39.5%. This shows that the largest amount of xylan content is proportional to the amount of cellulose. The conclusions are reinforced with the results of two other types of waste, which are directly proportional. The highest yield of purification result is bagasse equal to 86 gr with percentage of mass decrease only 14%.Keywords: Lignocellulose, Delignification, Extraction, Xylan, Cellulose.  
HIDROLISIS POLISAKARIDA XILAN JERAMI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM KUATUNTUK BAHAN DASAR PRODUKSI BIOETANOL Gading Wilda Aniriani; Nurul Fitria Apriliani; Eko Sulistiono
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 18 Nomor 2, Oktober 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.817 KB) | DOI: 10.35799/jis.18.2.2018.20901

Abstract

HIDROLISIS POLISAKARIDA XILAN JERAMI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM KUAT UNTUK BAHAN DASAR PRODUKSI BIOETANOL ABSTRAKHidrolisis merupakan proses pemecahan polisakarida (gula kompleks) menjadi polimer yang lebih sederhana, mengingat syarat utama dari proses fermentasi untuk produksi bioetanol adalah gula monomer atau dimer. Polisakarida yang digunakan yakni hasil pretreatment dan ekstraksi jerami. Penggunaan cara kimiawi pada proses hidrolisis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimum dengan waktu yang singkat. Metode penelitian yang digunakan adalah hidrolisis asam dengan membandingkan dua jenis larutan asam kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi masig-masing sebesar 0.5 N. Hidrolisis dilakukan dalam kondisi pada suhu 115 0C selama 60 menit pada tekanan 1 atm. Gula sederhana yang dihasilkan telah diuji dengan uji gula total, dengan hasil bahwa gula pereduksi diketahui dari selisih gula total pada kontrol tanpa perlakuan. Uji gula total dilakukan menggunakan metode Dubois, pengujian ini dilakukan pada hasil optimum dari hidrolisis yaitu asam klorida (HCl). Sampel yang diujikan yaitu, xilan (XI) dan kontrol (-) xilan (k-x). Analisis gula total menghasilkan sebanyak 2.906 mg/L untuk XI, sebanyak 728 mg/L untuk (k-x) dengan hasil bahwa  perolehan gula pereduksi sebesar 2.124 mg/L. Selisih hasil gula total yang diperoleh antara perlakuan dan kontrol mengindikasikan bahwa proses hidrolisis berhasil mendapatkan gula pereduksi.Kata kunci: gula kompleks, hidrolisis asam, gula sederhana, gula pereduksi dan gula total. HYDROLYSIS OF POLYCOXARIDA XYLANE STRAW USING STRONG ACID ACID SOLUTION FOR BASIC MATERIALS OF BIOETANOL PRODUCTION ABSTRACTHydrolysis is the process of breaking polysaccharides (sugar complexes) into simpler polymers, considering the main requirements of the fermentation process for bioethanol production are monomeric or dimeric sugars. The polysaccharides used are the results of pretreatment and extraction of straw. The use of chemical methods in the hydrolysis process aims to obtain optimum results with a short time. The research method used is acid hydrolysis by comparing two types of strong acid solutions namely sulfuric acid (H2SO4) and hydrochloric acid (HCl) with a concentration of each of 0.5 N. Hydrolysis is carried out under conditions at a temperature of 115 0C for 60 minutes at a pressure of 1 atm. The simple sugar produced was tested with a total sugar test, the result of the reducing sugar was known from the total sugar difference in the control without treatment. The total sugar test was carried out using the Dubois method, this test was carried out on the optimum results of hydrolysis, namely hydrochloric acid (HCl). The sample tested were, xylan (XI) and control (-) xylan (k-x). Analysis of total sugar yielded as much as 2,906 mg / L for XI, as much as 728 mg / L for (k-x) the result of the acquisition of reducing sugars was 2,124 mg / L. The difference of the result total sugar produced between treatment and control indicates that the hydrolysis process succeeded in obtaining reducing sugars.Keywords: complex sugar, acid hydrolysis, simple sugar, reducing sugar and total sugar
Efektivitas Penambahan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) Terhadap Kualitas Air Limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah Pondok Pesantren Mahasiswa Universitas Islam Lamongan Gading Wilda Aniriani; Marsha Savira Agatha Putri; Trisnawati Nengseh
JURNAL ILMIAH SAINS Volume 22 Nomor 1, April 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.828 KB) | DOI: 10.35799/jis.v22i1.35562

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan MBBR terhadap kualitas air limbah domestik Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Pondok Pesantren Mahasiswa Universitas Islam Lamongan (Ponpesma Unisla). Sejak dibangunnya IPAL komunal belum pernah dilakukan pengujian kualitas air hasil olahan IPAL. Air hasil olahan IPAL tersebut dialirkan lansung pada irigasi pertanian, sehingga kualitas air limbah harus memenuhi standar baku mutu PermenLHK No.P68 Tahun 2016 agar aman dibuang pada lingkungan. Diharapkan penambahan MBBR dapat menurunkan kadar polutan yang ada pada air limbah sehingga aman ketika dibuang pada lingkungan. Data yang dihasilkan pada penelitian ini dideskripsikan menggunakan metode deskriptif analitik dan eksperimental dengan mendesain alat reaktor uji untuk MBBR bekerja untuk menurunkan kadar polutan yang ada pada air hasil olahan  IPAL Pondok Pesantren Mahasiswa Universitas Islam Lamongan. Hasil yang diperoleh dalam pengujian parameter fisika, kimia dan biologi, MBBR dapat menurunkan kadar TSS, COD, BOD dan amonia berturut-turut sebesar 73.57%, 35.50%, 61.75% dan 29.10%. Sedangkan parameter yang mengalami kenaikan yaitu parameter pH kemudian minyak dan lemak sebesar 10.44%, 19.14%. Indeks MPN pada pengujian total coliform berjumlah 8/100 mL. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MBBR hanya dapat menurunkan kadar TSS, COD, BOD dan amonia. persentase penurunan yang paling tinggi terdapat pada parameter BOD dan yang paling rendah amonia.Kata kunci: Instalasi pengolahan air limbah; moving bed biofilm reactor; kualitas airThe Addition Efectivity of MBBR on Wastewater Treatment Plant Water Quality Islamic Boarding School Students of Lamongan UniversityABSTRACTThis study aims to determine the effect of the addition of MBBR on the quality of communal Wastewater Treatment Plant (WWTP) domestic wastewater at the Lamongan Islamic Student Islamic Boarding School, the treated water from the WWTP is channeled directly to agricultural irrigation, so that the quality of wastewater must meet the quality standards of the Minister of Environment and Forestry Regulation No. P68 of 2016 in order to be safely disposed of. on the environment.   is expected that the addition of MBBR can reduce the levels of pollutants in wastewater so that it is safe when disposed of in the environment. The data generated in this study were described using descriptive analytical and experimental methods by designing a test reactor. The results obtained in physical, chemical and biological tests based on the parameters tested by MBBR can reduce the levels of TSS, COD, BOD, Ammonia by 73.57%, 35.50%, 61.75%, 29.10%. While the parameters that have increased are the pH parameters then oil and fat by 10.44%, 19.14%. MPN index in total coliform testing is 8/100 mL. MBBR can only reduce levels of TSS, COD, BOD and ammonia.Keywords: Moving bed biofilm reactor; wastewater treatment plant; water quality
Evaluasi Kuantitas Limbah Medis Sebelum Dan Selama Pandemi Covid-19 Sebagai Pengendalian Pencemaran Di Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro Sukir Sukir; Rizky Rahadian Wicaksono; Gading Wilda Aniriani
Jurnal EnviScience (Environment Science) Vol 7, No 1 (2023): Reviewing Environmental Qualities that Enhance the Human Health Quality
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/7ijev.v7iss1.409

Abstract

AbstractBased on Presidential Decree Number 12 of 2020 concerning the Determination of Non-Natural Disasters in the spread of Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) as a National Disaster, of course there will be an increase in liquid waste from the use of personal protective equipment which can be a source of disease transmission so that if it is not managed properly will have a major impact on environmental sustainability in every country, including Indonesia. By understanding the increase in waste, control in hospitals is very necessary. The purpose of this study was to find out how the quantity of infectious medical waste at the Hospital 'Aisyiyah Bojonegoro before and during the Covid-19 pandemic. This study uses a non-experimental method with a descriptive evaluation design. Data collection techniques in this study using observation (observation), interviews, documentation or data collection The results showed that the quantity of infectious medical waste before the Covid-19 pandemic could be accumulated at 21,995 kg. Meanwhile, after the Covid-19 pandemic, 80,607 kg were accumulated. The conclusion that can be drawn is that there is an increase in the quantity of infectious medical waste by 72.71%.Keywords: Quantity, Infectious, Waste AbstrakBerdasarkan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam pada penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai Bencana Nasional, tentu akan meningkatkanan limbah infeksius dari bekas penggunaan alat pelindung diri yang dapat menjadi sumber penularan penyakit sehingga apabila tidak dilakukan pengelolaan dengan baik akan berdampak besar bagi kelestarian lingkungan masyarakat di setiap negara termasuk Indonesia. Dengan memahami adanya dampak peningkatan limbah, pengendalian pencemaran di Rumah Sakit sangat diperlukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kuantitas limbah medis yang bersifat infeksius di Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen dengan rancangan deskriptif evaluasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengamatan (observasi), wawancara, dokumentasi atau pengambilan data. Hasil penelitian menunjukkan kuantitaslimbahmedis infeksius sebelum pandemi Covid-19 dapat diakumulasikan sebesar 21.995 kg. Sedangkan sesudah pandemi Covid-19 diakumulasikan sebesar 80.607 kg. Kesimpulan yang dapat diambil ialah adanya kenaikan jumlah kuantitas limbah medis infeksius sebesar 72,71 %.Kata kunci: Kuantitas; Infeksi; Limbah