Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Comparative Effectiveness of Papaya Leaf Stew (Carica Papaya Linn) With Turmeric Acid (Curcuma Domestica Val-Tamarindus Indica) Against Primary Dysmenorrhea: Perbandingan Efektifitas Rebusan Daun Pepaya (Carica Pepaya Linn) Dengan Kunyit Asam (Curcuma Domestica Val-Tamarindus Indica) Terhadap Dismenore Primer Liana, Yunita
Sriwijaya Journal of Medicine Vol. 1 No. 2 (2018): Sriwijaya Journal of Medicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.036 KB)

Abstract

Young women often feel primary dysmenorrhoea because the hormonal cycles experienced are not stable, this can disrupt the concentration and activity of young women. The principle of back to nature is increasingly popular today, the side effects of chemical drugs can cause new problems, it is one of the driving force of the development of traditional medicine. Papaya leaves contain Vitamin E which can reduce dysmenorrhea. In addition, turmeric acids also contain curcumine and anthocyanins that inhibit cyclooxygenase, thereby reducing the occurrence of inflammation during uterine contractions. The aim of this research is to know the effectiveness of papaya leaf stew with acidic turmeric to primary dysmenorrhea. Type of Research is an experimental study with a Pretest-Posttest Control Group Design design. The sample is 30 people. The research was conducted on December 27, 2017 s.d February 24, 2018 at SMP Negeri 46 Palembang. Instrument to measure pain Numeric Rating Scale. The statistical test used by Wilcoxon and Mann Whitney U. Average score of pain before papaya leaves stem 5.40 ± 0.73 while the mean score of pain after given turmeric acid 5.33 ± 0.61 The mean score of pain after being given papaya leaves stew 3.60 ± 0.91 while the mean score of pain after given turmeric acid 4.06 ± 0.79. There was a difference of mean score of dysmenorrhea pain before and after given papaya leaf stem p value = 0.000. There is difference of mean score of dysmenorrhea pain before and after given turmeric acid p value = 0,002. There was no difference of mean score of dysmenorrhea pain before and after given papaya leaf sting and turmeric acid p value = 0,217. The decoction of papaya leaf and turmeric acid have the same effectiveness in reducing primary dysmenorrhea pain.
Analysis of factors that influence the behavior of using complementary and alternative medicine (CAM) in chronic diseases Liana, Yunita
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 6 No. 1 (2024): January: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v6i1.4487

Abstract

Complementary therapy is one of the treatment options that is often used by patients who face chronic diseases. Public interest in using Complementary and Alternative Medicines is increasing.   The research aims to determine the most dominant factors influencing the use of Complementary and Alternative Medicines in the aggregate community with chronic diseases. This research design is cross-sectional. The research was conducted from 18 May to 17 June 2023. The sampling technique was purposive sampling, which was 107 people. The instrument is a questionnaire. Data were analyzed using the logistic regression test. The results of the multivariate analysis show that the most dominant variable influencing the use of Complementary and Alternative Medicines based on the odds ratio value is attitude where a positive attitude will increase the use of Complementary and Alternative Medicines by 9.384 times compared to a negative attitude after being controlled by other variables in modeling. The second most dominant variable is the length of time the chronic disease has been suffered, where the duration of the chronic disease suffered ? 3 months will increase the use of Complementary and Alternative Medicines by 8.454 compared to < 3 months after being controlled by other variables in the model.
Effects of Kegel Exercises on Urinary Incontinence in the Elderly Liana, Yunita; Jumiani , Winia
Journal of Midwifery and Nursing Vol. 6 No. 3 (2024): September: Health Science
Publisher : Institute Of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/jmn.v6i3.5212

Abstract

The elderly experience of decline and changes physically, psychologically, socially, and spiritually most affect their health status. Urinary incontinence is a problem experienced by many elderly. Kegel exercises are a therapy for urinary incontinence problems. The purpose of the study was to determine the effect Kegel exercises of Kegel exercises on urinary incontinence. The study population was all elderly who experienced urinary incontinence in the working area of UPTD Puskesmas Tanjung Raya Muara Enim. The study was conducted from January 22 to February 10, 2024. The sample number was 38 people with the purposive sampling technique. This research design is pre-experimental with one group pre-post design. The instrument used to measure incontinence scores is the ICIQ-UI Short Form, with three measurements at week 1, week 2, and week 3. Data were analyzed using the Friedman test to see differences in urinary incontinence scores from the results of 3 measurements at week 1, week 2, and week 3. Based on analysis using the Friedman test, the p-value was 0,000 (p<0,050), which means there was a difference in urinary incontinence scores in the first week, second week, and third week after doing Kegel exercises. The lowest urinary incontinence score after the Kegel exercises was in the third week, with a mean rank value of = 1,34. Kegel exercises in the third week had more influence in reducing urinary incontinence scores. 
Edukasi Kesehatan Tentang Complementary And Alternative Medicine (CAM) Pada Agregat Komunitas Dengan Penyakit Kronis Liana, Yunita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 9 (2023): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i9.487

Abstract

Terapi komplementer dan alternatif  merupakan terapi pengobatan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan status kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat. Terapi komplementer alternatif sudah diuji secara kualitas keamanan, dan efektifitasnya berdasarkan Evidence Based Medicine. Meskipun demikian bukan berarti tidak menimbulkan risiko, sehingga kelompok masyarakat dengan penyakit kronis diharapkan mempunyai pengetahuan yang baik tentang penggunaan terapi komplementer dan alternatif yang aman. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan agregat komunitas dengan penyakit kronis tentang Complementary and Alternative Medicine. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat melalui edukasi kesehatan. Sasaran kegiatan adalah  kelompok masyarakat dengan penyakit kronis di Kelurahan Sukodadi Palembang. Waktu pelaksanaan pada tanggal 18 Juni 2023. Media edukasi kesehatan adalah leafleat. Metode evaluasi yang digunakan adalah pretest dan posttest tentang Complementary and Alternative Medicine. Instrument yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan edukasi adalah kuisioner. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif didapatkan peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatan. Diharapkan kelompok masyarakat dengan penyakit kronis  dapat memanfaatkan terapi atau pengobatan komplementer dalam mengatasi keluhan yang dirasakan dan agregat atau kelompok masyarakat dengan penyakit kronis  harus memiliki pengetahuan yang baik tentang pemanfaatan terapi komplementer yang aman.
Pengabdian Masyarakat Melalui Edukasi Kesehatan Tentang Hidroterapi Pada Agregat Komunitas Dengan Gout Arthritis Liana, Yunita; Yufitasari, Dwi; Saputra, Jupiter Eko
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 5 (2024): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i5.1113

Abstract

Penyakit degeneratif merupakan masalah kesehatan yang banyak dialami oleh lansia dan perlu mendapatkan sebuah perhatian. Gout arthritis adalah salah satu penyakit degeneratif yang memiliki presentase prevalensi yang tinggi. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat untuk meningkatan pengetahuan agregat komunitas yang mengalami gout arthritis tentang hidroterapi. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat melalui edukasi kesehatan. Sasaran kegiatan adalah agregat komunitas dengan gout arthritis. Metode edukasi kesehatan yang dilaksanakan berupa ceramah dan demonstrasi. Waktu pelaksanaan kegiatan ini pada tanggal 14 Juni 2024 bertempat di Rusun blok B RT 14 Kelurahan 23 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Tahapan kegiatan pengabdian masyarakat melalui 3 tahapan meliputi orientasi, implementasi dan terminasi. Metode evaluasi adalah pretest dan posttest. Media edukasi yang digunakan leafleat dan alat demonstrasi hidroterapi; waskom, air hangat dan handuk. Instrument untuk menilai pengetahuan sebelum dan sesudah menggunakan kuisioner. Analisis data secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif didapatkan pengetahuan yang memiliki pengetahuan baik meningkat dari 14,3% meningkat menjadi 78,6%. Diharapkan para peserta dapat mengaplikasikan materi yang didapatkan baik untuk dirinya maupun keluarganya sehingga hidroterapi dapat meminimalisir keluhan pada penderita gout arthritis.
Pengaruh Atraumatic Care dengan Medical Play terhadap Kecemasan Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah Liana, Yunita; Ersita, Ersita; Sari Putri, Kurnia
Jurnal Penelitian Inovatif Vol 4 No 3 (2024): JUPIN Agustus 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jupin.642

Abstract

Kondisi sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit merupakan hal yang menakutkan bagi anak usia prasekolah. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan hospitalisasi pada anak. Dampak dari kecemasan akibat hospitalisasi akan mengakibatkan terjadinya perubahan sikap, anak menjadi apatis, menolak tindakan perawatan hal ini menyebabkan proses pengobatan berlangsung lama dan anak mengalami trauma pasca dirawat. Atraumatic care merupakan tindakan perawatan terapeutik dengan menggunakan intervensi untuk meminimalisir stress psikologis anak dan keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat meminimalisir kecemasan hospitalisasi anak usia prasekolah adalah medical play. Medical play merupakan terapi bermain dengan memberikan kesempatan bermain dan mengeksplorasi peralatan medis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atraumatic care dengan medical play terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Desain penelitian pra-eperimental; one group pretest-post test design. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Tk.III 02.06.02 Dr.Noesmir Baturaja pada bulan 22 Januari sampai dengan 15 Februari tahun 2024. Populasi penelitian anak usia prasekolah yang sedang dirawat dan mengalami kecemasan akibat hospitalisasi. Sampel penelitian sebanyak 30 orang, teknik sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen untuk mengukur kecemasan menggunakan Zung-Self Rating Anxiety Scale. Uji statistik yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecemasan anak usia prasekolah setelah dilakukan atraumatic care dan medical play didapatkan p-value = 0,000 (p<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh atraumatic care dan medical play terhadap kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia prasekolah, sehingga atraumatic care dan medical play dapat direkomendasikan untuk membantu menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
PENILAIAN PENULARAN PENYAKIT FILARIASIS DI KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR Baharudin, Kemas; Ekawati, Dianita; Murni, Nani Sari; Liana, Yunita
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 8, No 1: Februari 2023 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v8i1.994

Abstract

Latar Belakang: Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh cacing filaria (microfilaria). Infeksi ini menular dengan perantara nyamuk sebagai vektor. Filariasis bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat dapat menimbulkan cacat menetap. Untuk penanggulangan filariasis ini dilakukan program eliminasi filariasis yaitu Pemberian obat pencegahan Massal (POPM) yaitu program pemutusan  mata  rantai  penularan filariasis sehingga tidak ditemukan lagi penderita baru. Tujuan:  untuk mengetahui penilaian penularan Penyakit Filariasis di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Tahun 2021 dimasa pandemi Covid-19. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai Penilaian Penularan Filariasis di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Tahun 2021 dimasa Pandemi Covid-19.Hasil:  Secara teoritik pola manajemen yang diterapkan dalam proses penilaian penularan penyakit filariasis dikabupaten Penukal Abab Lematang Ilir tahun 2021 dimasa pandemi Covid-19  sudah menjalankan prinsip manajemen dalam persepktif George R. Terry dan berjalan dengan baik. Saran: Faktor pendukung kegiatan ini adalah perencanaan, pengorganisasian, pergerakan  serta pengawasan yang memadai antara lain sumber daya manusia yang cukup dan terampil, pembiayaan yang tersedia serta sarana dan prasarana yang memadai. komunikasi, informasi dan koordinasi perlu ditingkatkan. Kata Kunci:Penilaian, Filariasis
Pengabdian Masyarakat Melalui Edukasi Kesehatan Tentang Senam Kegel Pada Agregat Komunitas Yang Mengalami Inkontinensia Urine Liana, Yunita; Jumiani, Winia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 9 (2024): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i9.1651

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia adalah inkontinensia urine. Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan. Senam kegel adalah senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul terutama otot puboccygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat otot-otot saluran kemih. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatan pengetahuan agregat komunitas atau kelompok masyarakat yang mengalami inkontinensia urine tentang senam kegel. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat melalui edukasi kesehatan dan demonstrasi senam kegel. Sasaran kegiatan adalah agregat masyarakat dalam komunitas yang mengalami inkontinensia urine di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Raya Kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. Waktu pelaksanaan pada tanggal 18 Juni 2024. Media edukasi kesehatan adalah leafleat. Pelaksanaan edukasi dilaksanakan dengan memberikan penjelasan mengenai senam kegel kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi senam kegel. Metode evaluasi keberhasilan kegaiatan adalah pretest dan posttest tentang senam kegel. Instrument yang digunakan adalah kuisioner. Berdasarkan hasil analisis secara deskriptif didapatkan peningkatan pengetahuan sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatan tentang senam kegel. Diharapkan agregat masyarakat dengan inkontinensia urine dapat mengaplikasikan senam kegel secara mandiri sehingga mengurangi derajat inkontinensia urine.
The Impact Of Lullaby Music Therapy On Physiological Stability In Low Birth Weight Infants Liana, Yunita; Ersita, Ersita; Nurbaiti, Meta; Romliyadi, Romliyadi; Kardewi, Kardewi; Putri, Oktia
Jurnal Ners Vol. 9 No. 3 (2025): JULI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i3.47703

Abstract

Physiological instability, which encompasses fluctuations in body temperature, heart rate, respiration rate, and oxygen saturation, is a substantial concern for low birth weight infants (LBWI). Lullaby music therapy is a non-pharmacological treatment that assists in the stabilization of the physiological condition of neonates with extremely low birth weight. This study aimed to investigate the physiological status of low-birth-weight neonates in response to lullaby music therapy. This study was designed as a quasi-experimental pretest-posttest study that involved 20 low-birth-weight infants. A lullaby music treatment was administered for 45 minutes on each of the three consecutive days, with a frequency of 60-70 dB. The intervention was implemented through a speaker that was situated in close proximity to the infant's feet within the incubator. Before and during the treatment, the physiological parameters assessed were body temperature, heart rate, respiration rate, and oxygen saturation. The Wilcoxon signed-rank test was employed to analyze the data. Significant discrepancies were observed between pre- and post-therapy measurements for all parameters, including body temperature (Z = -2.591; p = 0.010), heart rate (Z = -2.765; p = 0.006), respiratory rate (Z = -3.930; p < 0.001), and oxygen saturation (Z = -3.934; p < 0.001). In hospital environments, lullaby music treatment has the potential to serve as an effective supportive intervention in stabilizing the physiological state of neonates with Low Birth Weight (LBWI) and significantly enhances their physiological condition.
Peningkatan Pengetahuan Lansia tentang Terapi Herbal Compress Ball melalui Edukasi Kesehatan Liana, Yunita; Husin, Husin; Sidik, Abu Bakar; Solehah, Solehah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 6 (2025): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i6.2818

Abstract

Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun kronik yang umum terjadi pada lansia dan berdampak pada fungsi sendi. Selain terapi farmakologis, pendekatan nonfarmakologis seperti herbal compress ball semakin banyak dimanfaatkan karena bersifat alami dan minim efek samping. Kompres herbal hangat ini terbukti mampu mengurangi inflamasi lokal, memperlancar sirkulasi darah, dan memberikan efek relaksasi pada sendi yang nyeri. Namun, pengetahuan lansia mengenai manfaat dan cara penggunaannya masih rendah, terutama di layanan kesehatan primer. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di Puskesmas Sukadamai pada tanggal 21 Mei 2025 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman lansia terkait terapi ini melalui edukasi interaktif dan demonstrasi langsung. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test.Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan lansia mengenai fungsi, manfaat, dan teknik penggunaan herbal compress ball. Edukasi yang disertai praktik terbukti efektif dan terapi ini berpotensi diterapkan secara mandiri di rumah. Oleh karena itu, disarankan agar terapi herbal compress ball didorong sebagai bagian dari strategi perawatan mandiri bagi lansia.