Neneng Aria Nengsih
Departemen Keperawatan Anak, Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan Antara Faktor Risiko Lingkungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Nengsih, Neneng Aria; Saprudin, Ade; Marwita, Vera
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol 2 No 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.06 KB)

Abstract

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Upaya Pencegahan Risiko Jatuh Pada Pasien Di Kabupaten Kuningan Saprudin, Nanang; Nengsih, Neneng Aria; Asyiyani, Lilis Nurul
Jurnal Kampus STIKES YPIB Majalengka Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Kampus STIKes YPIB Majalengka
Publisher : STIKES YPIB Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Insiden jatuh pada pasien mengakibatkan dampak buruk seperti fraktur, cidera, nyeri serta gangguan psikologis lain. Dampak lainnya adalah meningkatnya biaya perawatan dan menurunkan kualitas layanan perawatan. Faktor yang diduga ada hubungan dengan upaya pencegahan risiko jatuh pada pasien adalah faktor pengetahuan, sikap dan beban kerja perawat. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan risiko jatuh pada pasien. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian yaitu perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap sebanyak 45 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu lembar kuesioner. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan É‘ <0,05. Hasil : Analisis univariat menunjukkan hampir sebagian responden (44,4%) memiliki pengetahuan baik, sebagian besar responden (66,7%) memiliki sikap positif, hampir sebagian responden (42,2 %) memiliki beban kerja ringan dan sebagian besar responden (57,8 %) melakukan upaya pencegahan risiko jatuh pada pasien. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, faktor pengetahuan diperoleh (p=0,000), faktor sikap diperoleh (p=0,003) dan faktor beban kerja diperoleh (p=0,001). Simpulan : Terdapat hubungan pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,003), beban kerja (p=0,001) dengan upaya pencegahan risiko jatuh pada pasien. Disarankan bagi responden untuk meningkatkan pengetahuan keselamatan pasien melalui berbagai media informasi maupun berbagai pelatihan. Bagi rumah sakit perlu komitmen yang kuat dalam penerapan kebijakan keselamatan pasien sesuai standar.
Hubungan Antara Faktor Risiko Lingkungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Neneng Aria Nengsih; Ade Saprudin; Vera Marwita
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 2 No. 2 (2013): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Pneumonia masih menjadi penyakit terbesar penyebab kematian balita dan dijuluki dengan sebutan “the forgotten killer of children” yaitu pembunuh anak-anak yang terlupakan.Kejadian Pneumonia selama tahun 2012 di Kabupaten Kuningan ditemukan sebanyak 4.862 kasus. Masalah penyakit penumonia paling banyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Kuningan, yaituditemukan 664 kasus. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor risiko lingkungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas KuninganKecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan case control dengan metode retrospective study. Kelompok kasus berjumlah 30 responden dan kelompokkontrol 30 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square dan besarnya risiko dengan Odd Ratio (OR). Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara pencemaran udara dalam rumah (p=0,006; OR=14,5 CI 95%), kondisi ventilasi rumah (p=0,001; OR=8,0 CI 95%), dan tingkat kepadatan hunian rumah (p=0,001;OR=10,3 CI 95%) dengan kejadian pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kuningan Kecamatan Kuningan Kabupaten Kuningan Tahun 2013. Kesimpulan: Kesimpulan hasil penelitianyaitu pencemaran udara dalam rumah, kondisi ventilasi rumah, dan tingkat kepadatan hunian mempunyai hubungan dengan kejadian pneumonia. Disarankan bagi keluarga dan masyarakat untukselalu memperhatikan kenyamanan rumah bagi anggota keluarganya khususnya balita dengan cara menjaga kebersihan rumah, menciptakan ventilasi rumah yang baik, membuka jendela setiap pagi,dan menjauhkan balita dari anggota keluarga perokok serta bekerjasama dengan pihak Puskesmas untuk mengoptimalisasikan penatalaksanaan Program Pemberantasan Infeksi Saluran PernapasanAkut (P2 ISPA) dan meningkatkan kualitas program promosi kesehatan khususnya mengenai pentingnya lingkungan rumah yang sehat.
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Kelurahan Cijoho Wilayah Kerja Puskesmas Kuningan Tahun 2017 Neneng Aria Nengsih; Nanang Saprudin; Lisa Novita Arief
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ISPA is kind of disease it might infected. ISPA also kind of disease are still exsist and its become a big issue of global in all countries. The case of ISPA to an infants in Kuningan now isreach of 69,17% in area of work central population (PUSKESMAS) in the village of Cijoho Kuningan its become number 1 intotal of infants and tis is most highhest ranking of diseas in years 2015-2016 withISPA. The reason in this case is explain to analysis the factor of risk which combinate its happening ti ISPA for infants in the village of Cijoho working area Puskesmas Kuningan 2017. Type of reserch is quantitative analytic survey with design cross-sectional. The sample 250 infants with sampling techniques Proportionate Stratified Random Sampling. Research instrument used is the weight scale,measuring height, questionnaries and obsevation sheets that have tesed the validity. Data analysis using standard chii-square with significant (0,05). Factor whice combine with ISPA its happening to infants within research when in the family is smoking with p-value = 0,011 given breast feeding exclusiv of p-value = 0,017, in status of protein, the result of imunisation, the knowledge of being mother is not combine with the meaning of ISPA to the infants in the village of Cijoho working are Puskesmas Kuningan 2017. Informing the message to all mother who have an infants to more cares and given breast feeding exclusiv within 0-6 months and contynuesly until 2,5 years old of your infants, so your baby is not easy to have a virus or bacterial in any mamber in your family is smoking inside of the house, so please to stop it to avoid negativ health to your infants.
Caring perawat berbasis Teori Jean Watson dalam keberhasilan prosedur infus pada anak pra sekolah di Rumah Sakit Umum Kuningan Nengsih, Neneng Aria; Lestari, Gia Indriawati
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 3 No 2 (2023): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v3i2.708

Abstract

Latar belakang: Keberhasilan pemasangan infus pada anak saat menjalani hospitalisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu perilaku caring perawat. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara perilaku caring perawat berbasis teori Jean Watson dengan keberhasilan prosedur infus pada anak pra sekolah di Rumah Sakit Umum Kuningan tahun 2022.Metode: Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel berjumlah 38 perawat anak dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan analisis data menggunakan uji Chi Square.Hasil: sebagian besar perilaku caring baik (84,2%), perilaku caring cukup (13,2%) dan perilaku caring kurang (2,6%). Adapun keberhasilan dalam prosedur infus sebagian besar berhasil (97,4%) dan tidak berhasil dalam prosedur (2,6%). Hasil analisis bivariate dengan uji Chi Square diketahui nilai p value 0,000 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat menurut teori Jean Watson dengan keberhasilan prosedur infus pada anak pra sekolah.Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara perilaku caring perawat menurut teori Jean Watson dengan keberhasilan prosedur infus pada anak pra sekolah. Mengutamakan perilaku caring dan mematuhi SOP pemasangan infus terhadap klien.
Pengaruh asupan protein dan zink pada anak stunting di Kabupaten Kuningan Saprudin, Nanang; Igustia, Tia; Nengsih, Neneng Aria
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 4 No 2 (2024): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jnpe.v4i2.1108

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah pertumbuhan pada anak yang dicirikan dengan perawakan pendek. Faktor nutrisi seperti defisit protein dan zink diduga sebagai faktor yang berhubungan dengan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi protein dan zink dengan stunting pada anak.Metode: Jenis penelitian ini yaitu analitik dengan pendekatan retrospektif. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Populasi sebanyak 44 anak stunting dan teknik sampling menggunakan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan microtise, kuisioner, lembar observasi dan catatan medis. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan uji bivariat menggunakan uji chi square.Hasil: Sebagaian besar responden (52,3 %) konsumsi protein baik, sebagian besar responden (56,8 %) konsumsi zink kurang serta sebagian besar (61,4 %) termasuk kategori stunting sangat pendek. Uji chi square menunjukan konsumsi protein memiliki p value (0,011) dan konsumsi zink dengan p value (0,004).Kesimpulan: Ada hubungan antara konsumsi protein dan zink dengan stunting pada anak.
PERAN PERAWAT EDUCATOR DAN MOTIVATOR PADA BALITA STUNTING DI KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2023 Nengsih, Neneng Aria; Sudirman, Rany Muliany; Khamaludin, Khamaludin
National Nursing Conference Vol. 1 No. 2 (2023): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i2.867

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi stunting di dunia pada tahu 2020 sebanyak 149,2 juta (22,0%), di Indonesia sebanyak 5,33 juta (24,7%), sementara di tempat penelitian yaitu di Kabupaten Kuningan mengalami kenaikan 6,6% tahun 2022. Perawat memiliki peran mencegah stunting diantaranya melakukan edukasi dan motivasi kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan peran perawat sebagai educator dan motivator dengan balita stunting di Kabupaten Kuningan tahun 2023. Metode : Jenis penelitian adalah penelitian Kuantitatif dengan rancangan crosssectional. Populasi adalah ibu yang mempunyai balita stunting sebanyak 1.302 ibu. Teknik Sampling menggunakan Proportionate Startifed Random Sampling diperoleh sebanyak 306 sampel. Instrumen berupa kuesioner. Analisis dilakukan secara univariat distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Chi Square. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar peran perawat sebagai educator baik (56,5%), dan peran perawat sebagai motivator baik (60,5%), kategori stunting pendek (71,2%). Analisis Chi square diperoleh p-value = 0,036 pada variabel peran educator dan p-value = 0,025 pada peran motivator. Simpulan dan saran : Ada hubungan peran perawat sebagai educator dan motivator dengan balita stunting di Kabupaten Kuningan. Saran diharapkan responden dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perilaku pencegahan stunting.
HUBUNGAN KONSUMSI PROTEIN DAN ZINK SERTA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STUNTING PADA ANAK USIA 0-5 TAHUN DI UPTD PUSKESMAS LAMEPAYUNG KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2023 Saprudin, Nanang; Igustia, Tia; Nengsih, Neneng Aria
National Nursing Conference Vol. 1 No. 2 (2023): National Nursing Conference
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/nnc.v1i2.871

Abstract

Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang kurang, dan riwayat penyakit infeksi yang berpengaruh langsung terhadap 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang merupakan masa kritis. Hasil studi pendahuluan didapatkan responden yang mengalami stunting disebabkan karena anak kurang mengonsumsi asupan protein dan zink, serta kurangnya menjaga kebersihan rumah yang menyebabkan anak mudah terserang penyakit infeksi. Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan stunting pada anak usia 0-5 tahun. Jenis penelitian analitik retrosfektif dengan desain penelitian crossectional. Populasi seluruh anak stunting di UPTD Puskesmas Lamepayung. Jumlah sampel sebanyak 44 responden dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, microtoise untuk mengukur tinggi badan, catatan rekam  medis, dan kuesioner yang sudah diuji validitas. Analisis data univariat menggunakan distribusi frekuensi serta analisis data bivariat menggunakan uji chi-square. Sebagian besar responden (52,3%) memiliki konsumsi protein yang baik, sebagian besar (56,8%) memiliki konsumsi zink kurang, sebagian besar (61,4%) stunting dengan kategori sangat pendek dan hampir seluruh responden (93,2%) memiliki riwayat penyakit infeksi dalam tiga bulan terakhir. Hasil analisis bivariat : konsumsi protein (p value = 0,025), konsumsi zink (p value = 0,009), riwayat penyakit infeksi (p value = 0,018). Terdapat hubungan antara konsumsi protein dan zink serta riwayat penyakit infeksi dengan stunting pada anak usia 0-5 tahun di UPTD Puskesmas Lamepayung Kabupaten Kuningan Tahun 2023. Disarankan kepada para orang tua untuk memberikan asupan protein dan zink seperti, daging, aneka seafood, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan untuk mengurangi risiko terjadinya stunting. Selain itu, kebersihan lingkungan sangat penting untuk kesehatan anak dan keluarga agar tidak mengalami penyakit infeksi secara berulang.
Pengaruh asupan olahan lokal bubur creamy labu kuning terhadap peningkatan berat dan tinggi badan balita stunting Rusmianingsih, Nining; Nengsih, Neneng Aria; Saprudin, Nanang; Syawalia, Daniar Rahma
Journal of Health Research Science Vol. 5 No. 02 (2025): Journal of Health Research Science
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/564swj40

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan kegagalan tumbuh kembang ditandai dengan perawakan pendek. Prevalensi Stunting cenderung terus meningkat di Kabupaten Kuningan. Labu kuning kaya nutrisi yang baik untuk balita Stunting. Penelitian mempunyai tujuan menganalisis pengaruh pemberian labu kuning terhadap perubahan berat dan tinggi badan balita Stunting.Metode: Desain quasi eksperimental dengan nonequivalent control group. Sampel sebanyak 36 balita Stunting menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen menggunakan timbangan badan, mikrotuase dan SOP. Waktu pemberian bubur creamy labu kuning setiap hari selama 3 minggu. Analisis data menggunakan uji-t dependent dan uji-t independen.Hasil: Terdapat peningkatan berat badan (0,76 kg, p =0,000) dan tinggi badan (1,28 cm, p= 0,000). Terdapat peningkatan berat badan (0,27 kg, p= 0,000) dan tinggi badan (0,93 cm, p= 0,006). Tidak terdapat perbedaan berat dan tinggi badan kelompok intervensi dan kontrol (intervensi p=0,179 dan kontrol p=1,000).Kesimpulan: Kelompok intervensi lebih signifikan dalam meningkatkan berat dan tinggi badan balita Stunting dibandingkan dengan kelompok kontrol. Orang tua agar menyusun menu harian yang mengandung olahan lokal bubur creamy labu kuning dalam berbagai bentuk seperti puree, puding, atau campuran bahan lain untuk mendukung pertumbuhan tinggi dan berat badan balita Stunting.
Pengaruh bolu kukus pisang kepok terhadap peningkatan berat dan tinggi badan balita stunting Nengsih, Neneng Aria; Sudirman, Rany Muliany; Saprudin, Nanang; Badriah, Dhiya
Jurnal Praktik Dan Pendidikan Keperawatan Vol 6 No 01 (2025): Journal of Nursing Practice and Education
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/bqxaq592

Abstract

Latar Belakang: Kabupaten Kuningan khususnya CigandaMekar menjadi prioritas utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia karena tingginya prevalensi stunting pada balita. Perlu adanya olahan bahan lokal  dari pisang kepok kaya nutrisi dan berpotensi meningkatkan tinggi dan berat badan balita. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh olahan pisang kepok terhadap perubahan berat dan tinggi badan balita stunting. Metode: Quasi eksperimental dengan model nonequivalent control group. Sampel sebanyak 36 balita stunting yang dibagi menjadi kelompok intervensi (18 balita) dan kelompok kontrol (18 balita) dipilih secara consecutive sampling. Instrumen terdiri dari timbangan berat badan, microtoise serta SOP. Olahan lokal pisang kepok diberikan setiap hari selama 3 minggu. Data dianalisis menggunakan uji paired samples t-test dan independent samples t-test. Hasil : Pada kelompok intervensi terdapat peningkatan berat badan (0,72 kg dengan nilai p=0,026) dan tinggi badan (0,87 cm dengan nilai p=0,000). Pada kelompok kontrol terdapat peningkatan berat badan (0,08 kg dengan nilai p=0,000) dan tinggi badan (0,45 cm dengan nilai p=0,001). Terdapat perbedaan signifikan rata-rata berat dan tinggi badan antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol dengan nilai p=0,000 dan p=0,001. Kesimpulan : Kelompok intervensi lebih signifikan dalam peningkatan berat dan tinggi badan balita stunting dibandingkan dengan kelompok kontrol.