Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Vitalitas Masyarakat Lokal Dalam Konservasi Budaya dan Lingkungan Menyongsong Pengembangan Bukit Ollon Sebagai Destinasi Wisata Unggulan Tana Toraja: The Vitality of Local Communities in Cultural and Environmental Conservation Leeps The Development Of Bukit Ollon as a Lead Tourist Destination in Tana Toraja Limbu, Ineng Friska; Sonde, Rudolfo; Sanderan, Lady; Iftita, Nur; Suhasman, Suhasman
PERENNIAL Vol 20 No 1 (2024): Vol. 20 No. 1, April 2024
Publisher : Forestry Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v20i1.31401

Abstract

Bukit Ollon is located in Ollon, Bonggakaradeng District, Tana Toraja Regency. Toraja Tourism is known for its beautiful panorama, where the charm of the natural beauty of Bukit Ollon combined with the uniqueness of the local culture is a superior value for Ollon, so if estimated, it can provide high income for Tana Toraja tourism. Seeing these advantages, research was conducted related to the cultural vitality of the Ollon community and the community's strategy to respond to the potential environmental degradation that will occur in Ollon and Bukit Ollon due to the increasing number of tourists who will come. The method applied is in-depth interviews and visual observations in the field while implementing strict health protocols. The results found that the current cultural vitality in Ollon is high. The level of degradation found in the Ollon environment is low. The Ollon community can survive with its unique culture, even though there are still cultural relics of ancestors such as Liang Saratu, which are still maintained and are still very rarely visited. With the opening of tourism doors in Ollon to become superior tourism, the whole community is ready to anticipate degradation.
PENGARUH SECOND ACCOUNT INSTAGRAM TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI DAN MANAJEMEN PRIVASI GENERASI Z Zahrah, Nurul; Suhasman, Suhasman; Akbar, Muh
Al-Kalam Jurnal Komunikasi, Manajemen dan Bisnis Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/al-kalam.v12i1.17547

Abstract

Penggunaan media sosial, khususnya Instagram, telah menciptakan transformasi dalam cara Generasi Z (Gen Z) mengekspresikan diri dan mengelola privasi. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah penggunaan akun kedua, yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk berbagi konten secara lebih otentik, tanpa tekanan sosial dari audiens akun utama. Namun, fenomena ini juga memunculkan isu terkait sejauh mana akun kedua mempengaruhi pengungkapan diri dan strategi pengelolaan privasi Gen Z. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara penggunaan akun kedua di Instagram dengan tingkat pengungkapan diri dan efektivitas manajemen privasi di kalangan Gen Z.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 150 responden berusia 18-24 tahun yang aktif menggunakan akun kedua di Instagram. Instrumen penelitian mencakup indikator utama seperti pengaturan privasi akun, selektivitas dalam menerima audiens, dan tingkat kenyamanan dalam berbagi informasi pribadi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan regresi linier sederhana untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara strategi manajemen privasi dengan pengungkapan diri, dengan koefisien korelasi sebesar 0,658 dan nilai signifikansi <0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik strategi manajemen privasi yang diterapkan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan diri yang dirasakan pengguna pada akun kedua mereka.  Temuan ini memiliki arti penting dalam memahami bagaimana Gen Z memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola identitas mereka di ruang publik dan ruang privat secara bersamaan. Akun kedua tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekspresi alternatif, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menjaga keseimbangan antara pengungkapan diri dan kontrol privasi. Dengan membuat batasan privasi yang fleksibel, pengguna dapat menyesuaikan diri mereka dengan audiens tertentu dan menghindari risiko sosial, seperti cyberbullying atau tekanan dari norma-norma sosial yang berlaku di akun utama.  
POTENSI WARISAN BUDAYA YANG TERABAIKAN: EVALUASI PELESTARIAN DAN PENGELOLAAN KAWASAN BENTENG SANROBONE DI INDONESIA Andriani Hamda, Indra; Akbar, Muh; Suhasman, Suhasman
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 3 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i3.2025.969-977

Abstract

Kawasan Benteng Sanrobone merupakan salah satu kawasan yang kaya akan potensi sumberdaya arkeologi. Potensi arkeologi pada Kawasan Benteng Sanrobone antara lain Struktur Benteng Sanrobone, Struktur Bastion, Kompleks Makam Raja Sanrobone, Makam Kare Panca Belong, Makam Gaddong, Makam Tamma Danggang, Sumur Tua, Mesjid Tua Sanrobone dan meriam. Akan tetapi berdasarkan hasil observasi penulis, pelestarian dan pengelolaan Kawasan Benteng Sanrobone belum dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, penulis bermaksud meninjau kembali riwayat pelestarian yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan pengelolaan Pemerintah Daerah terhadap Kawasan Benteng Sanrobone, serta melakukan evaluasi terhadap pelestarian dan pengelolaan yang telah terealisasi dengan tetap mengacu pada UU No. 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya dan UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Adapun tahap pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data pustaka, survei lapangan, wawancara dan penyebaran kuesioner penelitian. Hasil dari keempat metode pegumpulan data yang dilakukan kemudian diolah dan diinterpretasi untuk mendapatkan satu kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa belum maksimalnya pelestarian dan pengelolaan Kawasan Benteng Sanrobone. Hal ini disebabkan oleh kurangnya upaya dari Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Benteng Sanrobone, dan kurang maksimalnya koordinasi antar sektor dalam bidang kebudayaan.
PENGARUH SECOND ACCOUNT INSTAGRAM TERHADAP PENGUNGKAPAN DIRI DAN MANAJEMEN PRIVASI GENERASI Z Zahrah, Nurul; Suhasman, Suhasman; Akbar, Muh
Al-Kalam Jurnal Komunikasi, Manajemen dan Bisnis Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/al-kalam.v12i1.17547

Abstract

Penggunaan media sosial, khususnya Instagram, telah menciptakan transformasi dalam cara Generasi Z (Gen Z) mengekspresikan diri dan mengelola privasi. Salah satu fenomena menarik yang muncul adalah penggunaan akun kedua, yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk berbagi konten secara lebih otentik, tanpa tekanan sosial dari audiens akun utama. Namun, fenomena ini juga memunculkan isu terkait sejauh mana akun kedua mempengaruhi pengungkapan diri dan strategi pengelolaan privasi Gen Z. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara penggunaan akun kedua di Instagram dengan tingkat pengungkapan diri dan efektivitas manajemen privasi di kalangan Gen Z.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 150 responden berusia 18-24 tahun yang aktif menggunakan akun kedua di Instagram. Instrumen penelitian mencakup indikator utama seperti pengaturan privasi akun, selektivitas dalam menerima audiens, dan tingkat kenyamanan dalam berbagi informasi pribadi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan regresi linier sederhana untuk menguji hubungan dan pengaruh antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara strategi manajemen privasi dengan pengungkapan diri, dengan koefisien korelasi sebesar 0,658 dan nilai signifikansi <0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik strategi manajemen privasi yang diterapkan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan diri yang dirasakan pengguna pada akun kedua mereka.  Temuan ini memiliki arti penting dalam memahami bagaimana Gen Z memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola identitas mereka di ruang publik dan ruang privat secara bersamaan. Akun kedua tidak hanya berfungsi sebagai ruang ekspresi alternatif, tetapi juga sebagai alat strategis untuk menjaga keseimbangan antara pengungkapan diri dan kontrol privasi. Dengan membuat batasan privasi yang fleksibel, pengguna dapat menyesuaikan diri mereka dengan audiens tertentu dan menghindari risiko sosial, seperti cyberbullying atau tekanan dari norma-norma sosial yang berlaku di akun utama.  
Diversifikasi Produk Olahan Jamur Tiram dalam Meningkatkan Keterampilan Masyarakat di Desa Labuaja Kabupaten Maros Taskirawati, Ira; Yunianti, Andi Detti; Halimah Larekeng, Siti; Syahidah, Syahidah; Arif, Astuti; Gusmiaty, Gusmiaty; Iswanto, Iswanto; Tirtayasa Putra Pangestu, Kidung; Suhasman, Suhasman; Saad, Sahriyanti; Agussalim, Agussalim; Supratman, Supratman; Alam, Syamsu; Prastiyo, Andi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi Januari - Maret
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.5277

Abstract

Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pengolahan jamur tiram sebagai alternatif peningkatan ekonomi di Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, daerah yang memiliki potensi wisata. Isu yang diangkat adalah kurangnya pemanfaatan jamur tiram sebagai produk bernilai tambah meskipun budidayanya sudah mulai berkembang. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah jamur tiram menjadi produk seperti bakso, keripik, dan nugget. Metode yang digunakan adalah demonstrasi langsung pembuatan produk olahan jamur tiram dengan pendekatan berbasis partisipasi masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat dapat memahami dan mempraktikkan proses pengolahan jamur tiram. Produk yang dihasilkan memiliki potensi pemasaran, baik untuk konsumsi lokal maupun sebagai cenderamata wisata. Misalnya, dari 500 g jamur tiram dapat dihasilkan ±30 bakso atau ±500 g keripik. Pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dan mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui produk olahan jamur tiram.