Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Transformasi Pengetahuan Kelembagaan dan Pemasaran secara Digital di Kampung Sabbe’ta Desa Pissing, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Indonesia Yunianti, Andi Detti; Supratman, Supratman; Nuraeni, Sitti; Pangestu, Kidung Tirtayasa Putra; Prastiyo, Andi
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 4 (2024): JAMSI - Juli 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1244

Abstract

Kampung Sabbe’ta di Desa Pising merupakan Sentra Pengembangan Sutra yang memiliki beberapa kelompok masyarakat pengrajin sutra yang aktif menghasilkan benang sutra. Belum adanya kelembagaan yang mendukung kegiatan peruteraan di daerah tersebut sehingga perlu adanya penguatan sistem kelembagaan untuk kegiatan tersebut. Oleh karena itu, kegiatan pada tahun 2024, tim pengadian Fakultas Kehutanan, Unhas fokus pada transfer ilmu pengetahuan tentang pentingnya pembentukan kelembagaan guna meningkatkan produktifitas masyarakat serta strategi promosi kegiatan-kegiatan yang telah ada di Kampung Sabbeta’. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah pemantapan kelembagaan sentra pengembangan sutra dengan berbagai divisi terutama R&D (Riset and Development), divisi pengemasan dan divisi penjualan. Selain itu membantu memfasilitasi promosi secara daring dan luring. Metode pengabdian dilakukan dengan cara ceramah dan FGD (Fokus Group Discussion). Hasil kegiatan program pengabdian kepada masyarakat melalui program kemitraan-masyarakat, diharapkan Kampung Sabbe’ta sebagai sentra pengembangan sutra memiliki kelembagaan yang intergrated mulai dari alur pemasaran, peningkatan produktifitas serta penanganan limbah. Pemerintah dan semua stakeholder dapat menjadi mitra kerjasama yang akan mendukung kegiatan pengembangan sutra terutama di Kampung Sabbe’ta, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
TEKNIK BELAH KOLONI DAN MODEL STUP UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LEBAH TANPA SENGAT Prastiyo, Andi; Muchtar, Andi Asikin; Nuraeni, Sitti; Rahman, Abd.; Latif, Nurfadilah
Jurnal Abdimas Bina Bangsa Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Abdimas Bina Bangsa
Publisher : LPPM Universitas Bina Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46306/jabb.v6i1.1582

Abstract

The productivity of stingless bees in Indonesia is hindered by farmers' limited knowledge of proper beekeeping techniques, such as colony splitting and hive optimization. This community service program aimed to improve productivity by training farmers on effective colony splitting and introducing optimal hive models. Activities included problem identification, material delivery, demonstrations, hands-on practice, and evaluation. The hive model used had dimensions of 15x15x20 cm for the lower section and 30x30x8 cm for the upper topping, supporting colony sustainability. Results showed 70% of farmers had 1-10 years of beekeeping experience, with 60% owning 1-20 colonies. Colony splitting was the main method for increasing colonies (40%), while 70% of farmers harvested honey 1-2 times per year. Training evaluations highlighted improved farmer understanding of colony splitting and hive use, offering practical solutions to enhance stingless bee productivity through better beekeeping practices
Diversifikasi Produk Olahan Jamur Tiram dalam Meningkatkan Keterampilan Masyarakat di Desa Labuaja Kabupaten Maros Taskirawati, Ira; Yunianti, Andi Detti; Halimah Larekeng, Siti; Syahidah, Syahidah; Arif, Astuti; Gusmiaty, Gusmiaty; Iswanto, Iswanto; Tirtayasa Putra Pangestu, Kidung; Suhasman, Suhasman; Saad, Sahriyanti; Agussalim, Agussalim; Supratman, Supratman; Alam, Syamsu; Prastiyo, Andi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi Januari - Maret
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i1.5277

Abstract

Pengabdian masyarakat ini berfokus pada pengolahan jamur tiram sebagai alternatif peningkatan ekonomi di Dusun Kappang, Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, daerah yang memiliki potensi wisata. Isu yang diangkat adalah kurangnya pemanfaatan jamur tiram sebagai produk bernilai tambah meskipun budidayanya sudah mulai berkembang. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat dalam mengolah jamur tiram menjadi produk seperti bakso, keripik, dan nugget. Metode yang digunakan adalah demonstrasi langsung pembuatan produk olahan jamur tiram dengan pendekatan berbasis partisipasi masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat dapat memahami dan mempraktikkan proses pengolahan jamur tiram. Produk yang dihasilkan memiliki potensi pemasaran, baik untuk konsumsi lokal maupun sebagai cenderamata wisata. Misalnya, dari 500 g jamur tiram dapat dihasilkan ±30 bakso atau ±500 g keripik. Pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dan mendorong pengembangan ekonomi lokal melalui produk olahan jamur tiram.
Keanekaragaman dan Peranan Serangga Akuatik sebagai Bioindikator di Sungai Lekopancing, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan: Diversity and Role of Aquatic Insects as Bioindicators in the Lekopancing River, Maros District, South Sulawesi Nuraeni, Sitti; Budiaman, Budiaman; Lismayani, Lismayani; Prastiyo, Andi; Wahyudi, Wahyudi
PERENNIAL Vol 21 No 2 (2025): Vol. 21 No. 2, October 2025
Publisher : Forestry Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v21i2.43381

Abstract

The Lekopancing River, located in Maros Regency, is a crucial source of clean water supply for the people of Makassar City and the surrounding wereas. This study aims to analyze the diversity and role of insects as bioindicators of water quality based on aquatic insect families. The study was conducted in the upstream, middle, and downstream parts of the Lekopancing River, using handpicking and kick sampling for data collection. The collected aquatic insect samples were then identified and analyzed using the diversity index Shannon-Wienner (H') and Hilsenhoff Family Biotic Index (HFBI) methods, which were widely accepted in ecological research for assessing biodiversity and water quality. The number of aquatic insects found was 614 individuals, consisting of 13 species, 13 families, and 7 orders. The diversity index of aerial insects in the upstream and middle parts of the Lekopancing River was 1.26 and 1.72, while in the downstream part, it was 0.42. The HFBI value of 3.26 in the upstream section is still very good; in the middle section, the HFBI value of 4.84 is considered good; in the downstream section, the HFBI value of 7.00 indicates poor quality.
PENGEMBANGAN USAHA MADU LEBAH TRIGONA DAN LEBAH HUTAN DI HUTAN PENDIDIKAN UNHAS, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN Nuraeni, Sitti; Budiaman; Sadapotto, Andi; Muin, Andi Vika Faradiba; Prastiyo, Andi; Chairil; Arif, Astuti; Baharuddin
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 4: September 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi usaha madu lokal di kawasan hutan dapat diperkuat melalui edukasi dan pendampingan berbasis masyarakat. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok peternak lebah di Hutan Pendidikan Universitas Hasanuddin, Kabupaten Maros, dalam produksi dan pengembangan usaha madu Trigona dan madu hutan. Metode yang digunakan meliputi pretest-posttest, pelatihan partisipatif, dan penyerahan alat produksi. Hasil menunjukkan peningkatan, seperti pengetahuan tentang pengaruh suhu dan kelembapan terhadap kestabilan madu naik dari 53,33% menjadi 93,33%. Hasil menunjukkan peningkatan pada pemahaman peserta terhadap aspek kualitas madu, budidaya lebah, pengolahan tanpa pemanasan, strategi pemasaran melalui media sosial, hingga kerja sama antarpeternak. Pengetahuan mengenai kadar air, fermentasi, dan teknik panen madu yang ramah lingkungan juga meningkat. Edukasi ini membekali peserta dengan praktik budidaya, pengolahan, dan pemasaran madu secara berkelanjutan. Harapannya, model kegiatan ini dapat direplikasi di wilayah lain yang memiliki potensi lebah madu lokal sebagai sumber ekonomi dan konservasi.
Pelatihan Budidaya Lebah Apis cerana pada Kelompok Tani Mekar di Desa Timpuseng Kabupaten Maros Nuraeni, Sitti; Supratman, Supratman; Mujetahid, Andi; Rijal, Syamsu; Rifky Makkasau, Ahmad; Prastiyo, Andi; S, Harlina
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1.1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) SPECIAL ISSUE
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Management of honey bees, especially Apis cerana bees, is widely cultivated by farmers in Sulawesi. Lack of cultivation knowledge and management causes productivity to decrease. A. cerana bee cultivation training at the Mekar Farmers Group in Timpuseng Village, Maros Regency, aims to increase farmers' knowledge and skills in bee colony management, honey harvesting techniques and processing of bee products. This training method includes socialization, presentation of material, discussion and evaluation. Based on data, the majority of farmers (70%) harvest honey by pressing it, while 50% of farmers increase their colonies by dividing existing colonies, and the other 50% hunt in the forest. However, only 30% of farmers were able to differentiate between bee products such as honey, beeswax and bee bread, indicating the need for additional education. This training uses a practical approach to support environmentally friendly colony management and diversification of bee products as added economic value. Evaluation results show that this training contributes significantly to improving farmers' technical skills, encouraging the adoption of sustainable methods, and supporting the preservation of local ecosystems. The training participation rate reached 70%, indicating the high interest of farmers in developing bee cultivation. This training provides a strong foundation for the development of independent and sustainable bee-based businesses.
Preferensi Bersarang dan Morfometrik Lebah Tanpa Sengat di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Indonesia: Nesting Preferences and Their Morphometric Stingless Bees in Luwu Regency, South Sulawesi, Indonesia Prastiyo, Andi; Rajab, Marwan; Irfan, Muhammad; Rahman, Abd.
PERENNIAL Vol 21 No 2 (2025): Vol. 21 No. 2, October 2025
Publisher : Forestry Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24259/perennial.v21i2.45554

Abstract

Stingless bees (Apidae: Meliponini) are pollinators in tropical ecosystems that show morphological and ecological variations between species. This study aims to identify nesting preferences and their morphometric characters of stingless bees in Luwu Regency, South Sulawesi, Indonesia. Data collection was carried out through field surveys to access nesting preferences of stingless bees by locating their natural nests and documenting them in different habitats, after which bee samples were measured to obtain morphometric data. Data were then analyzed using one-way Analysis of Variance (ANOVA), Pearson correlation, and hierarchical clustering with SPSS 30.1.1.1.. Observations showed that stingless bees preferred Lansium domesticum trees as nest locations (42.5%), with variations in nest height, elevation, and entrance size that differed significantly between species (p < 0.05). The results showed that Tetragonula fuscobaltea had the smallest body size (2.99 ± 0.05), while T. biroi was larger (3.97 ± 0.10 mm) and formed a contiguous morphometric cluster, where there were two main groups, with T. fuscobaltea separated from the other three species. Strong positive correlations were found between body characters (r > 0.95), while environmental variables such as elevation and nest height did not show significant relationships to morphometry. The results of this study are expected to be the basis for the identification of stingless bee species morphometrically, as well as supporting the development of natural habitat-based conservation and the improvement of local bee cultivation in Luwu Regency and the South Sulawesi region in general.
Pengenalan Potensi Tanaman Murbei Sebagai Pakan Ternak di Desa Timpuseng Kabupaten Maros Sulawesi Selatan Sadapotto, Andi; Prastiyo, Andi; Mas’ud, Emban Ibnurusyid; Sahide, Muhammad Alif K; Soma, Andang Suryana; Makkarennu, Makkarennu; Yusuf, Yusran; Millang, Syamsuddin; Sabar, Adrayanti; Alam, Syamsul; Latif, Nurfadilah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sapangambei Manoktok Hitei Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat SAPANGAMBEI MANOKTOK HITEI
Publisher : Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/q4pgrv61

Abstract

Desa Timpuseng, Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, memiliki potensi besar dalam pengembangan murbei (Morus sp.) sebagai pakan ternak. Pemanfaatan murbei dianggap sebagai solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak berkualitas, khususnya di daerah dengan musim kemarau yang panjang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi tersebut melalui pendekatan holistik, yaitu pemberian materi, penyebaran kuesioner untuk menggali pengetahuan petani tentang budidaya murbei, serta pembagian bibit murbei kepada kelompok tani hutan (KTH) Mekar, Desa Timpuseng. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar petani (70%) menggunakan metode pribadi dalam menanam murbei, yang menunjukkan inisiatif lokal yang kuat meski belum mengacu pada teknik budidaya yang modern. Sebanyak 90% petani memperoleh bibit murbei melalui stek, metode yang murah dan mudah dilakukan, sementara 60% petani menanam murbei di lokasi strategis dekat area pemberian pakan ternak. Data ini mencerminkan kesadaran petani akan pentingnya efisiensi dalam pengelolaan lahan. Keberhasilan program ini juga terlihat dari prediksi tingkat keberhasilan penanaman, di mana 80% bibit murbei yang diberikan diharapkan tumbuh dengan baik. Murbei terbukti menjadi alternatif pakan yang ekonomis, kaya nutrisi, dan berkelanjutan. Selain itu, program ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ternak secara signifikan, mendukung kesejahteraan petani, dan menjadi model pengelolaan pakan berbasis lokal yang dapat direplikasi di daerah lain. 
Sosialisasi Pemanfaatan Tanaman Murbei (Morus alba) sebagai Sumber Pakan Alternatif bagi Ternak di Desa Rompegading, Kabupaten Maros Sadapotto, Andi; Nuraeni, Sitti; Mujetahid, Andi; Prastiyo, Andi; Latif, Nurfadilah; Taskirawati, Ira; Muchtar, Andi Asikin; Amaliah, Rizki
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i3.20080

Abstract

Background: Pemanfaatan tanaman murbei (Morus alba) sebagai pakan ternak alternatif memiliki potensi besar dalam mendukung sistem peternakan berkelanjutan di tingkat desa. Peternak di Desa Rompegading mengalami keterbatasan hijauan pakan ternak terutama pada musim kemarau, sehingga sosialisasi pemanfaatan tanaman murbei sebagai pakan alternatif perlu dilakukan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Rompegading, Kabupaten Maros, mengenai potensi agronomis dan nutrisi tanaman murbei sebagai hijauan pakan ternak. Metode: Kegiatan dilaksanakan pada Juli 2025 melalui metode penyuluhan interaktif, difusi ipteks, dan pemberian bibit murbei, disertai pre-test dan post-test sebagai alat ukur efektivitas. Hasil: Hasil menunjukkan peningkatan pengetahuan yang signifikan. Pemahaman bahwa murbei bukan hanya untuk pakan ulat sutera meningkat dari 33,33% menjadi 93,33%; bahwa murbei termasuk hasil hutan bukan kayu (HHBK) naik dari 20% menjadi 80%. Pengetahuan tentang kandungan protein kasar murbei ≥15% meningkat dari 20% menjadi 73,33%, serta kesadaran akan rendahnya tannin murbei naik dari 13,33% menjadi 73,33%. Peningkatan juga terjadi pada aspek budidaya dan formulasi pakan, pemangkasan merangsang daun muda (20% ke 80%), stek sebagai teknik perbanyakan umum (13,33% ke 73,33%), dan murbei sebagai campuran dedak sapi perah (13,33% ke 73,33%). Kesimpulan: Hasil ini menunjukkan bahwa pendekatan sosialisasi kontekstual efektif dalam meningkatkan pemahaman dan mendorong adopsi teknologi lokal.