Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

GAMBARAN KELUHAN PENYAKIT DEKOMPRESI PADA PENYELAM TRADISIONAL DI KAMPUNG SIMUENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE TAHUN 2017 Meylan L. W. Takalelumang; Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.864 KB)

Abstract

Pada dasarnya nelayan penyelam tradisional yang sering disebut dengan nelayan kompresor yaitu penyelam yang menggunakan peralatan sangat terbatas. Potensi bahaya dapat dilihat juga dari perilaku nelayan yang bekerja tanpa memperhatikan aspek keselamatan (safety diving), keluhan yang sering terjadi antara lain rasa kesemutan pada daerah persendihan, gatal, keluar darah dari hidung bahkan dapat terjadi kelumpuhan (Navisah 2016). Metode yang digunakan dalam Penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan survey pada 40 orang penyelam tradisional yang juga berprofesi sebagai nelayan di Kampung Simueng, Kabupaten Kepulauan Sangihe yang dilaksanakan selang bulan Mei 2017. Hasil penelitian menunjukan bahwa gejala ringan 35 persen dan berat 27 persen. Gejala ringan dialami berupa nyeri sendi, gatal – gatal, timbul bercak darah pada kulit dan kesemutan, adapun selain itu gejala berat yang dialami responden berupah pecah pembuluh darah, lumpuh, dan tuli. Kesimpulan dalam penelitian yakni sebagian responden mengalami gangguan akibat penyelaman, hal tersebut diakibatkan karena penyelam tidak mengikuti aturan serta standar penyelaman yang baik dan menurut para nelayan mereka belum pernah mendapatkan materi/penyuluhan tentang standar penyelaman oleh karena itu pelulis menyarankan kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pelatihan standar penyelaman kepada para Nelayan tersebut.
THE GAMBARAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Cynthia Makanaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gejala yang paling sering dirasakan oleh pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) adalah Nyeri dada. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai di Rumah Sakit dan sangat menganggu serta menyulitkan seseorang. Tujuan Studi Kasus ini yaitu diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien IMA. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif yang berfokus pada kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien infark miokard akut. Penelitian dilaksanakan di RSD liun Kendage Tahuna pada bulan April dan Mei 2018, instrumen yang digunakan yaitu pengkajian Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan pengkajian nyeri Numerik. Data dikumpulkan melalui wawancara, hasil Lab dan rekam medik pasien. Hasil yang didapatkan pada kedua pasien subjek studi kasus setelah dilakukan proses keperawatan yakni nyeri berkurang dari skali 7 menjadi skala 3. Kesimpulan: Semua proses keperawatan dapat dilaksanakan. Saran : Pasien dan keluarga terus melakukan teknik yang sudah diajarkan dalam mengatasi nyeri, untuk perawat agar lebih meningkatkan pelayanan yang ada terutama dalam tindakan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dan untuk peneliti selanjutnya hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi serta acuan untuk dikembangkan. The most common symptom felt by patients with Acute Myocardial Infarction is chest pain. Chest pain is one of the most common complaints in hospitals, very disturbing and complicated. This study aimed to recognize the need for pain reliefs in patients with Acute Myocardial Infarction. The method used in this study was descriptive study which focuses on the need for pain relief in patients with acute myocardial infarction. The study was conducted at Public Hospital Liun Kendage Tahuna on April and May 2018, the instruments used were the Surgical Medical Nursing assessment and Numerical pain assessment. Data was collected through interviews, Lab results and patient medical records. The results obtained from the two patients after received the nursing care was the pain reliefs from scale 7 reduce to scale 3. Conclusions: All nursing processes could be implemented. Suggestion: Patients and families should continue for doing the techniques to reduce pain; The nurses should improve nursing services, especially in pain reliefs; and for further researchers the results of this study can be used as references and the basic knowledge for the development of the futher study.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KAMPUNG PETTA SELATAN Jelita Siska Herlina Hinonaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia setiap 40 detik terdapat satu orang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menempati urutan pertama penyakit kardiovaskuler di Indonesia. Faktor risiko PJK yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang dapat dimodifikasi. Adanya faktor risiko menyebabkan seseorang akan menderita penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Tujuan: mengetahui jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berisiko terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner. Metode: Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 32 responden yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (59 persen) dan IMT dalam kategori normal (53 persen). Kesimpulan: jenis kelamin dan IMT tidak berisiko menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Saran: Diharapkan masyarakat adanya kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan secara teratur. In the world every 40 seconds there be one person dying from coronary heart disease. Coronary heart disease (CHD) ranks first in cardiovascular disease in Indonesia. CHD risk factors are risk factors that can be reduced, corrected or modified and risk factors that are natural or cannot be prevented. Gender is one of the risks factors that cannot be changed while Body Mass Index (BMI) is one of the factors that can be modified. The existence of risk factors causes a person will suffer from coronary heart disease. Therefore, it is important to conduct research on risk factors that can cause coronary heart disease. Objective: To determine sex and body mass index (BMI) at the risk of coronary heart disease. Method: This research design used cross-sectional with a sample size of 32 respondents taken in total sampling. The results showed the majority of respondents were female (59 percent) and BMI in the normal category (53 percent). Conclusion: Gender and BMI have no risk of causing coronary heart disease. Suggestion: Hoped that the community will have awareness to check themselves into health facilities regularly.
HUBUNGAN PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN DAN LAMA KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v4i1.293

Abstract

Pelayanan keperawatan merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan yang sangat penting di masyarakat/puskesmas, pelayanan tersebut berfokus pada penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas dimana hal itu dapat tercapai bila diberikan oleh perawat profesional yang memiliki motivasi serta berkinerja tinggi. Kemampuan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang bisa bersumber dari diri perawat itu sendiri maupun faktor eksternal lainnya, oleh karena itu pihak manajemen harus mampu mengidentifikasi hal diatas sehingga dapat memberikan solusi guna tercapainya penerapan asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian untuk melihat hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Puskesmas rawat inap Kabupaten Kepulauan Sangihe. Metode yang digunakan yakni cross sectional melihat hubungan antara pendidikan, status kepegawaian dan lama kerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan sedangkan pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dari 3 populasi terjangkau yang dipilih berdasarkan claster pada tiga puskesmas rawat inap yakni PKM Enemawira, PKM Kuma dan PKM manganitu sebanyak 60 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 48,3 persen perawat yang berkinerja baik dan 51,7 persen perawat memiliki kinerja kurang. Pada penelitian ini juga didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir, status kepegawaian, dan lama bekerja dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi organisasi profesi perawat agar memberikan pembimbingan dan penyegaran keilmuan kepada para perawat yang kerja di puskesmas, juga penelitian ini menjadi acuan dalam pembelajaran mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di puskesmas di masa yang akan datang. Nursing services are one of the spearheads of very important health services in the community, these services focus on the application of quality nursing care which can be achieved if provided by professional nurses who are highly motivated and high-performance. This ability can be influenced by various factors comes from the nurses themselves and external factors, therefore the management must be able to identify the factors so that it can provide solutions in order to achieve the application of quality nursing care. This study aimed to know the relationship between respondent characteristics and nurse performance in implementing nursing care at the inpatient health center Sangihe Island district. The method used was cross sectional to see the relationship between education, employment status and length of work with nurses' performance in carrying out nursing care while sampling used was the total sampling of 3 affordable populations selected based on clusters at three inpatient health centers namely PKM Enemawira, PKM Kuma and PKM manganitu as many as 60 people. The results of this study indicated that 48.3 percent of nurses were performing well and 51.7 percent of nurses have poor performance. In this study also found that there was no significant relationship between recent education, employment status, and length of work with the performance of nurses in implementing nursing care. Hopely this research can be an evaluation material for professional nurses organizations to provide scientific guidance and as the refreshment for the nurses who are working at the Puskesmas, also this research become a reference for preparing students to work at the puskesmas in the future.
GAMBARAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PUSKESMAS DI DAERAH KEPULAUAN Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.471

Abstract

Salah satu prioritas reformasi kesehatan adalah meningkatkan dan pemerataan pelayanan yang bermutu bagi masyarakat di daerah terpencil dan kepulauan. Salah satu permasalahan di daerah kepulauan dan daerah terluar seperti pada wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan adalah sistem rujukan dari Puskesmas menuju Rumah Sakit Tipe C yaitu RSD Liun Kendage Tahuna. Oleh karena itu perlunya suatu studi untuk memiliki gambaran pelaksanaan sistem rujukan puskesmas di daerah Kepulauan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan rancang bangun cross sectional. Penelitian ini dilakukan di kampung Nipa, Pulau Nusa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Nusa Tabukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang pernah mendapatkan pelayanan rujukan berupa pendampingan oleh perawat atau petugas kesehatan rerata dalam 3 tahun terakhir dengan jumlah sampel sebanyak 59 orang. Hasil Penelitian ini menunjukkan pelaksanaan rujukan pasien di wilayah kepulauan Puskesmas Nusa Tabukan berjalan dengan baik walaupun belum terdapat perahu/ambulance laut yang terstandar dan masih menggunakan perahu komersil/masyarakat yang dimodifikasi sementara untuk SOP pelaksanaan rujukan secara baku belum ditetapkan dan masih bersifat fleksibel. Diharapkan kerjasama antara pihak pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan perangkat kampung dalam memfasilitasi transportasi rujukan pasien. One of the priorities for health reformation is to improve and equal health services to the community in remote areas and archipelagos. One of the problems in the islands and outermost areas, for example in the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center, is the referral system from the Public Health to Type C Hospital, namely RSD Liun Kendage Tahuna. Therefore, a study is needed to have an overview of the implementation of the Public Health center referral system in the Archipelago area. This research was a descriptive study, with a cross-sectional design. This research was conducted in Nusa Utara Island, which is the working area of ​​the Nusa Tabukan Health Center. The population of this study was all people who had received referral services in the form of assistance by nurses or health workers in the last 3 years on average with a total sample of 59 participants. The results of this study indicate that the implementation of patient referrals in the islands of Nusa Tabukan Health Center is going well even though there is no standardized boat/ambulance and still uses modified commercial/community boats, while the operating standard procedure (SOP )referral has not been established and it depends on the situation. This research recommends that cooperation between local government through the Health Department and village officials should facilitate the transportation of the patient.
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT KAMPUNG KULUR II MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN KECELAKAAN LAUT Meistvin Welembuntu; Sherina Jelien Manoppo; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.474

Abstract

Kecelakaan dapat terjadi di mana saja menenimbulkan rasa kaget, dan dapat menyebabkan kepanikan. Adanya rasa panik dapat menyebabkan korban baru sehingga dibutuhkankan suatu ketenangan. Pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah satu hal yang paling penting, karena dengan penanganan secara cepat akibat yang fatal dapat dihindarkan. Tujuan penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat pengetahuan masyarakat Kampung Kulur II mengenai pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan laut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan. Hasil nya menunjukkan tingkat pengetahuan responden terbanyak yaitu 55 persen memiliki pengetahuan cukup, 42,5 persen memiliki pengetahuan baik, dan kurang pengetahuan sebanyak 2,5 persen. Diharapkan pihak pemerintah daerah dan tenaga Kesehatan lebih aktif lagi dalam peningkatan pengetahuan masyarakat. Accidents can happen anywhere causing shock and panic. Panic can cause new victims so it needs calmness. First aid to accident victims is one of the most important things because with rapid treatment fatal consequences can be avoided. The purpose of this study wants to know the level of knowledge of the people at Kulur II village to perform first aid in marine accidents. The method used was a descriptive research design to determine the level of knowledge. The results showed that 55 percent of respondents have a sufficient level of knowledge, 42.5 percent of respondents have good knowledge, and 2.5 percent of respondents have less knowledge. The local government, as well as health workers, should be more active to improve the community's knowledge in terms of how to perform first aid.
Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat tentang Pelaksanaan Vaksin Covid-19 Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Keperawatan Vol 14 No 3 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.958 KB)

Abstract

Pada akhir 2019, seluruh dunia dikejutkan dengan penyebaran virus jenis baru yang disebut Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS), dan penyakitnya dikenal dengan Corona Virus Disease – 19 (COVID 19). Virus ini menyebar dengan cepatnya ke seluruh dunia hingga ke daerah rural. Salah satu strategi dalam menghadapi penyebaran virus ini yaitu dengan vaksinasi. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan hubungan antara pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang pelaksanaan vaksin COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross sectional, dilaksanakan pada wilayah Kecamatan Tamako, daerah tersebut merupakan daerah rural yang terletak disebelah selatan Kab. Sangihe Provinsi Sulawesi Utara dan berbatasan langsung dengan Negara Filipina. Perhitungan besar sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus deskriptif kategorik sehingga didapatkan jumlah sampel 90 orang. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden tentang pelaksanaan vaksin covid-19 sebagian besar berada pada kategori baik yakni sebanyak 55 orang (61,1 %) dan yang kurang sejumlah 5 orang (5,6 %) saja, sementara untuk sikap mereka terhadap pelaksanaan vaksin pada kategori cukup dan kurang masing-masing sebanyak 23 orang atau keduanya berjumlah 46 orang sedangkan yang berkategori baik sejumlah 44 orang. Pada uji Chi Square didapatkan hasil nilai p 0,00 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap masyarakat tentang pelaksanaan vaksin covid-19. Sehubungan dengan hal tersebut komunikasi dan informasi mengenai manfaat dan dampak vaksin perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih bersikap positif terhadap pelaksanaan vaksinasi.
KELUHAN UTAMA DENGAN LENGTH OF STAY (LoS) DI RSD LIUNKENDAGE TAHUNA Meistvin Welembuntu; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 7 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v7i2.527

Abstract

Keluhan utama merupakan penyebab utama sehingga pasien ke Rumah Sakit, oleh karena itu Unit Gawat Darurat UGD yang merupakan pelayanan terdepan selama 24 jam wajib memberikan pelayanan prima secara cepat dan tepat oleh tenaga dokter ataupun perawat yang telah tersertifikasi guna penyelesaian permasalahan pasien, selanjutnya pasien akan dirawat di ruang perawatan bila dibutuhkan atau dapat langsung pulang ke rumah, lama rawat pasien akan sangat bergantung pada kondisi penyakit dan hal lainnya. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui apakah adanya hubungan antara keluhan utama dan lama rawat inap pada pasien diruang perawatan bougenvil RSD Liun kendage Tahuna, proses pengambilan data menggunakan data retrospektif yang ada di bagian medical record maupun ruang perawatan dan Unit Gawat darurat, dengan jumlah sampel sebanyak 200 orang, Analisa data menggunakan program computer dengan jenis uji komparatif numerik tidak berpasangan Kruskall Wallis. Hasil penelitian didapatkan Pasien yang dirawat paling banyak berusia 45 sampai dengan 54 tahun, berjenis kelamin perempuan, berdomisili di Tahuna, Pengguna BPJS, Nyeri merupakan keluhan terbanyak pasien, dan pasien pulang dalam kondisi sembuh. Uji bivariate didapatkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara keluhan utama dan lama perawatan di ruang bougenvile selang januari 2020 sampai dengan desember 2021 dengan nilai p 0,54. Saran diharapkan kepada RSD Liun kendage Tahuna untuk terus mengevaluasi dan melakukan penelitian untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi lama perawatan pasien, agar supaya pasien dan keluarga sebagai pengguna layanan akan merasa puas terhadap layanan yang diterima nantinya The main complaint is the main cause for patients to go to the hospital, therefore the Emergency Unit ER which is the foremost service for 24 hours is obliged to provide excellent service quickly and precisely by certified doctors or nurses in order to resolve patient problems, then the patient should be treated in the treatment room if needed or can go straight home, the length of stay of the patient depends on the severity of disease and other factors. This study determined the relationship between the main complaints and the Length of Sstay of patients at the bougainville room at Liun Kendage Hospital, Tahuna. The data collection process used retrospective data in the medical record section as well as in the treatment room and emergency room, Number of samples were 200 Data of patients. Data was analyzed by the computer program, numerical comparative test Kruskall Wallis was used in this research. Study showed that the majory of patients admitted during 2020 to 2021 were aged 45 up to 54 years, female, live in Tahuna, BPJS users, with the most complaints of pain, and patients returning home because of fully recovered. Bivariate test showed that there is no significant relationship between the main complaint and the length of stay with a p-value of 0.54. RSD Liun Kendage Tahuna expected to continue the evaluatiom and conduct research to find out factors related to patient care during hospitalization to improve services and increase the users satisfaction.
Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Kecelakaan Karena Ubur-ubur dan Bulu Babi pada Masyarakat pulau Gobel, Iswanto; Welembuntu, Meistvin; Tuwohingide, Yanli Everson
Lontara Journal of Health Science and Technology Vol. 5 No. 2 (2024): Ilmu dan Teknologi Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53861/lontarariset.v5i2.483

Abstract

The island population uses the sea as a source of livelihood and as a place for recreation so many accidents in the sea such as bites and punches caused by marine animals. The design was descriptive with a cross-sectional approach, taking data at one time with a total sample of 246 people divided into four region clusters. The results found that most of the population (50%) gave kicked to destroy action on the treatment of pork sting while for the action of spruce-fertilizer, most of the community (35%) gave action of orange sting. The sting action given on the kicking and sting of marine animals based on local wisdom of kicked-to-destroy and the provision of oranges sting, it is preferable to carry out advanced research related to the impact and scientific investigation of the effects of such action besides it is also recommended that the material of the handling of the seabed be included in the school curriculum and socialized to the community.
EDUKASI TERKAIT ADAPTASI KEBIASAAN BARU DAN DONASI THERMOGUN PADA PELKA PEMUDA DI GMIST EL-SYADDAY TAHUNA Medea, Gitalia Putri; Welembuntu, Meistvin; Lalombo, Agneta Sartika
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 4 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v4i1.365

Abstract

Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus tetap dipertahankan di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Gereja GMIST El-Syadday merupakan salah satu gereja yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pelaksanaan ibadah di gereja telah mulai dilaksanakan kembali pada gedung Gereja. Pelayanan kategorial (Pelka) Pemuda yang ada di GMIST El-Syadday diharapkan mampu saling mengingatkan dan memberikan edukasi kepada orang-orang sekitar tentang pentingnya disiplin dalam pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Sampai sejauh ini belum ada penyuluhan kesehatan yang diberikan secara langsung kepada Pelka Pemuda tersebut. Saat diwawancarai terkait ketersediaan alat pemindai suhu tubuh, Ketua Jemaat GMIST El-Syadday mengatakan bahwa mereka memiliki 1 alat pemindai suhu tubuh. Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan edukasi terkait AKB serta memberikan donasi thermogun.Metode yang digunakan yaitu penjajakan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Hasil kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2020 bertempat di ruang Serbaguna GMIST El-Syadday Tahuna. Jumlah peserta sebanyak 15 orang. Pada kegiatan ini turut hadir Ketua BPMJ GMIST El-Syadday Tahuna. Tim pengabdian memberikan edukasi terkait AKB. Edukasi diberikan dalam bentuk materi presentasi melalui metode ceramah. Tim Pengabdi juga membagikan flyer terkait protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Dalam rangka mendukung penerapan AKB maka tim pengabdi memberikan donasi satu buah alat pemindai suhu tubuh (thermogun) kepada mitra agar dipergunakan untuk mendeteksi suhu tubuh anggota jemaat sebelum masuk ke ruangan ibadah di Gereja.Kesimpulan Pemuda GMIST El-Syadaytelah mendapat edukasi dan memahami tentang Adaptasi kebiasaan Baru. Alat pemindai suhu tubuh yang telah didonasikan telah digunakan pada kegiatan ibadah. Health protocols to prevent COVID-19 such as wearing masks, physical distancing and washing hands must be applied during Adaptation New Habits period. El-Syadday GMIST is one of the church in Sangihe Island Regency. Church services have reopened in the church building. Youth ministry those at GMIST El-Syadday were expected to be able to remind each other and provide education to people around the importance of discipline in implementing COVID-19 prevention health protocols. So far, no health education has been provided directly to them youth ministry. When interviewed about the availability of a body temperature scanner, the Head of the GMIST El-Syadday congregation said that they have one tool of Thermogun. The purpose was to provide education related to Adaptation New Habits and to donate thermogun. The method used assessment, preparation, implementation and evaluation. Results of the activity were held on July 26, 2020 at the GMIST El-Syadday Tahuna. The number of participants were 15 people. In this activity, the Chairman of BPMJ GMIST El-Syadday Tahuna was also present. We provide education related to Adaptation New Habits. Education was given in the form of presentation materials through the lecture method. We also distributed flyers related to COVID-19 prevention health protocols. To support the implementation of the Adaptation New Habits, we were donate thermogun those can be used to detect the body temperature of church members before entering the church. Conclusion GMIST El-Syadday youth were received education and understood about Adaptation New Habits. Thermogun has been used for religious activities.