Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Pemantauan Tumbuh Kembang Anak TK Katolik Santu Agustinus Tahuna Ferdinand Gansalangi; Gracia Tooy; Maryati Tatangindatu; Agneta Lalombo
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 1 (2017): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.728 KB)

Abstract

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. Deteksi dini tumbuh kembang anak ditempuh melalui pemeriksaan fisik rutin. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Faktor hereditas meliputi faktor bawaan, jenis kelamin. Tujuan pemantauan pertumbuhan berat badan adalah untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Tujuan pemantauan pengukuran gizi badan adalah untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik dan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan fisik. Penyusunan program kerja ini dimaksudkan agar kegiatan yang dilaksanakan menjadi lebih teratur dan terarah. Program kerja ini meliputi semua hal-hal yang bersifat teknis, manajerial dan penjadwalan (time schedule).
PKM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGAN KEBIASAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DI SD INPRES MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA Chatrina M. A. Bajak; Ferdinand Gansalangi; Melanthon J. Umboh; Gracia Ch. Tooy
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 2 (2018): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.491 KB)

Abstract

PHBS di institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi; Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olah raga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, dan membuang sampah pada tempatnya. SD Inpres Manganitu merupakan institusi pendidikan yang berada di Kecamatan Manganitu. Sekolah ini merupakan sekolah dengan jumlah siswa SD terbanyak di Kacamatan Manganitu dengan latar belakang sosial dan keluarga yang berbeda-beda. Jumlah siswa-siswi yang mengikuti kegiatan berjumlah 67 siswa (kelas 2-6 SD). Hasil evaluasi menunjukkan adanya perubahan perilaku dari siswa siswi SD Inpres Manganitu. Diharapkan perilaku mencuci tangan dapat terus dilaksanakan setiap hari sehingga menjadi suatu budaya di lingkungan SD Inpres Manganitu.
PELATIHAN KADER POSYANDU DI KAMPUNG SALURANG KECAMATAN TABUKAN SELATAN TENGAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE CHATRINA MARIA AGUSTINA BAJAK; Gansalangi Ferdinand; Christien Anggreini Rambi; Suniaty Kasengke
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 3 (2019): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Posyandu merupakan salah satu tempat bagi ibu dan balita, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, serta penyuluhan dan konseling kepada segenap lapisan masyarakat yang ada di sekitar Posyandunya masing-masing. Kader Posyandu yang baru memerlukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh Dosen Politeknik Negeri Nusa Utara yaitu membantu masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan lewat kegiatan pengabdian kepada Masyarakat myang difasilitasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M). Untuk meningkatkan pendidikan dan Ketrampilan Kader Posyandu, Puskesmas Salurang memfasilitasi diadakannya pelatihan kader Posyandu yang tujuannya untuk membantu para kader meningkatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan ketrampilan. Jumlah Kader Posyandu yang mengikuti Pelatihan di Kampung Salurang Kecamatan Tabukan Selatan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe berjumlah 45 orang. Metode Pelatihan yang dilaksanakan melaui penyuluhan dan demonstrasi. Materi Pelatihan meliputi pengetahuna tentang Posyandu dan peran para Kader Posyandu dalam pelaksanaannya, perawatan ibu hamil dan pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan menyusui, perawatan personal higiene ibu nifas, dan perawatan bayi baru lahir. Hasil Pelatihan Kader Posyandu didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dengan jumlah persentase pengetahuan baik sebanyak 93 persen. Posyandu is one place for mothers and toddlers, to get health services, as well as counseling to all levels of society around each Posyandu. New Posyandu cadres need increased knowledge and skill. One of the Three University Duties was conducted by Politeknik Negeri Nusa Utara Lecturer is to help the community to improve their knowledge and skill through community service activities facilitated by the Research and Community Service Institute (P3M). To improve the education and skills of Posyandu cadres, the Salurang Health Center facilitates Posyandu cadre training which aims to help cadres improve their knowledge, insight and skills. The number of Posyandu cadres who participated in the training in Salurang Village in Tabukan Selatan Tengah District, Sangihe Islands Regency were 45 people. Training methods are carried out through counseling and demonstrations. The training material covers the knowledge of Posyandu and the role of Posyandu cadres in its implementation, care for pregnant women and compliance the nutritional needs of pregnant and lactating women, personal care for postpartum maternal hygiene, and care for newborns. Posyandu Cadre Training Results found an increasing in knowledge with a good percentage of knowledge as much as 93 persen.
PREVALENSI MALARIA DI DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE PROPINSI SULAWESI UTARA Meistvin Welembuntu; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.04 KB)

Abstract

Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok berisiko tinggi yaitu bayi, balita, wanita hamil. Selain itu, secara langsung malaria dapat menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas. Penyakit ini juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam rangka pengendalian penyakit malaria banyak hal yang sudah maupun sedang dilakukan baik dalam skala Global maupun Nasional. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang prevalensi malaria. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi malaria mulai menurun dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 terdapat 1933 orang, pada tahun 2013 ada 690 pasien, dan pada tahun 2014 ada 602 pasien. Penderita paling banyak pada orang dewasa berusia 15–23 tahun. Pasien dengan malaria tertinggi pada catatan data malaria ditahun 2012 berjumlah seimbang antara laki-laki dan perempuan, pada tahun 2013 pasien dengan lakilaki lebih banyak (54 persen), dan pada tahun 2014, lebih banyak perempuan (51 persen). Sebagian besar infeksi malaria pada tahun 2012, 2013 dan 2014 adalah infeksi yang disebabkan oleh plasmodium palcifarum. Berdasarkan data yangmenyatakan bahwa prevalensi malaria Kabupaten Sangihe masih tinggi, dan ada 4 Puskesmas yang menjadi daerah endemik. Pemetaan ini akan menjadi acuan dalam penelitian lebih lanjut mengenai pencegahan dan pemberantasan malaria diwilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
PERAN KELUARGA DALAM MELAKSANAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI RT V KELURAHAN SOATALOARA II KECAMATAN TAHUNA Mareike Doherty Patras; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.533 KB)

Abstract

Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajad kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Indeks resiko dalam rumah tangga yaitu: persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 90 persen, ASI ekslusif 42 persen, penimban ganbalita 95 persen, menggunakan air bersih 89 persen, mencuci tangan dengan sabun 80 persen, menggunakan jamban sehat 79 persen, memberantas jentik nyamuk dirumah 40 persen, konsumsi sayur dan buah tiap hari 50 persen, melakukan aktivitas fisik setiap hari 30 persen, dan tidak merokok dalam rumah 35 persen (Dinas KesehatanKabupatenSangihe, 2012).Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan gaambaran Peran keluarga dalam melaksanakan PHBS di RT V Kelurahan Soataloara II Kec. Tahuna. Hasil penelitian keluarga yang mempunyai bayi dan balita cukup berperan 73,91 persen dalam melaksanakan PHBS dan keluarga yang tidak mempunyai bayi dan anak balita cukup berperan 45,24 persen.
POLA ASUH IBU TERHADAP ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD EFRATA TAHUNA KECAMATAN TAHUNA Marlina Mogot; Conny J. Surudani; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.846 KB)

Abstract

Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai potensi berbagai macam potensi. Potensi-potensi itu di rangsang dan di kembangkan agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal. Tertunda atau terhambatnya perkembangan potensi-potensi itu akan mengakibatkan timbulnya masalah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pola asuh ibu terhadap anak usia prasekolah. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa yang menerapkan pola asuh otoriter ada 2 responden (5.4 persen), yang menerapkan pola asuh Demokratis ada 32 responden (86.5 persen) dan 3 responden (8.1 persen) menerapkan pola asuh permisif. Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pola asuh ibu terhadap anak usia prasekolah di PAUD EFRATA Tahuna menerapkan tipe pola asuh Demokratis yaitu sebanyak 86.5 persen). Diharapkan sebagai guru agar dapat mengajarkan sikap yang menunjukan perilaku mandiri dan dapat membuat anak mudah berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif dengan orang dewasa, penurut, patuh, dan berorientasi pada prestasi.
GAMBARAN KEJADIAN ISPA DI RUANGAN ANGGREK RSUD LIUNKENDAGE TAHUNA TAHUN 2013 – 2015 Conny J. Surudani; Ferdinand Gansalangi; Virgin Tumadang
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.51 KB) | DOI: 10.54484/jis.v1i2.34

Abstract

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan infeki saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari. ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada anak di Indonesia. Selain itu, ISPA juga sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Prevalensi ISPA di Indonesia pada tahun 2013 ialah 25,0 persen tidak jauh berbeda dengan prevalensi pada tahun 2007 sebesar 25,5 persen. Profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi Utara tahun 2013 jumlah penderita penyakit ISPA pada balita maupun dewasa cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan. Kota manado memiliki jumlah penderitaISPA sebanyak 32.436 jiwa, tertinggi pada kelompok balita 22.121 jiwa (68,20 persen). Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif dengan menggunakan metode serial kasus, untuk mengetahui gambaran kejadian ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun 2013–2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi penderita ISPA di Ruangan Anggrek RSUD Liunkendage Tahuna tahun 2013–015, berdasarkan jumlah kasus yang tertinggi yaitu tahun 2014 dengan jumlah 224 orang (38,1persen). Distribusi berdasarkan umur, tahun 2013 tertinggi yaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 96 orang (43 persen). Tahun 2014 tertinggi yaitu umur 1–3 tahun dengan jumlah 112 orang (50 persen). Tahun 2015 tertinggi yaitu umur 1-3 tahun dengan jumlah 78 orang (50 persen). Distribusi berdasarkan jenis kelamin, tahun 2013 tertinggi yaitu laki- laki dengan jumlah 131 orang (63 persen), tahun 2014 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 124 orang (55 persen), tahun 2015 tertinggi yaitu laki-laki dengan jumlah 99 orang (63 persen). Distribusi berdasarkan alamat, tahun 2013 yang tertinggi yaitu luar Tahuna dengan jumlah 82 orang (39,6 persen), tahun 2014 tertinggi yaitu Tahuna dengan jumlah 86 orang (38,3 persen), tahun 2015 tertinggi yaitu luar Tahuna 58 orang (37,1 persen). Kesimpulan dari penelitin ini ialah distribusi berdasarkan jumlah kasus sebanyak 595 orang, berdasarkan umur yang tertinggi yaitu umur 1–3 tahun sebanyak 286 orang, berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi yaitu laki-laki sebanyak 354 orang, berdasarkan tempat tinggal yang tertinggi yaitu luar Tahuna sebanyak 213 orang, berdasarkan tren kasus ada kecenderungan menurun dari tahun 2013–2015. Oleh sebab itu penulis menyarankan bagi RSUD Liunkendage Tahuna diharapkan dapat melakukan pencatatan buku register secara rapi dan teratur.
GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN NYERI BERRDASARKAN PERSEPSI PASIEN DI RUANG PERAWATAN BLUD RSU LIUN KENDAGE TAHUNA Asmita Aprilia Lumape; Iswanto Gobel; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.753 KB) | DOI: 10.54484/jis.v2i1.167

Abstract

Nyeri merupakan fenomena yang ditemukan hampir disemua bidang keperawatan. Tanpa peduli keadaan, termasuk perawatan intensif neonatal, intra operative, home care, atau klinik, semua berhadapan dengan manajemen nyeri (White, 2011). Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (White, 2011). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien diruang perawatan BLUD RSU Liunkendage Tahuna. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat dengan keluhan nyeri di Ruang Perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis BLUD RSU Liunkendage Tahuna, sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling yaitu semua klien yang mengalami keluhan nyeri di Ruang perawatan Bougenvile, Chryzant, dan Edelweis RSUD Liunkendage Tahuna. Hasil penelitian berdasarkan tindakan keperawatan, didapat tindakan yang sering dilakukan oleh perawat dalam mengatasi nyeri berdasarkan persepsi pasien didapatkan tindakan yang paling sering dilakukan adalah tindakan kolaborasi yaitu 30 responden dan tindakan yang jarang dilakukan adalah tindakan mandiri yaitu 17 responden yaitu 68 persen yang tidak melakukan. Kesimpulan dari penelitian didapatkan Hasil penelitian tentang Gambaran tindakan keperawatan Penatalaksanaan nyeri berdasarkan persepsi pasien di Ruang Perawatan BLUD RSU Liun Kendage Tahuna menunjukkan bahwa perawat lebih banyak melakukan tindakan kolaborasi.
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI SMK NEGERI 3 TAHUNA Vitra A. Pontolawokang; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.427 KB)

Abstract

Merokok merupakan suatu masalah di masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian baik dari segi sosial ekonomi maupun kesehatan bahkan kematian. Perilaku merokok merugikan kesehatan karena dapat mengakibatkan banyak penyakit, diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem respirasi, kanker dan masalah kesehatan lainnya. Masalah merokok yang utama ialah peningkatan prevalensi perokok yang menjadi semakin serius. . Jumlah perokok di dunia mencapai lebih dari 1 miliar orang terdiri dari 800 juta pria dan 200 juta perempuan. Jumlah perokok usia 15 tahun sebanyak 34,8 persen dengan prevalensi pria 67 persen dan perempuan 2,7persen Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna.Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan metode survey, untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa SMK Negeri 3 Tahuna yang berjumlah 426 orang. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ialah 81 orang. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 91persen responden berpengetahuan baik dan 9 persen responden berpengetahuan cukup sedangkan berpengetahuan kurang tidak ada. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMK Negeri 3 Tahuna yaitu berpengetahuan baik dan diharapkan SMK negeri 3 Tahuna bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan dan seminar mengenai kesehatan khususnya tentang bahaya merokok.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA DI SMA X KABUPATEN SANGIHE Christien A. Rambi; Ferdinand Gansalangi; Elviera Tumbale
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.026 KB)

Abstract

Status kesehatan remaja perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh, dan produktif serta mampu bersaing. Remaja sangat rentan terhadap perilaku berisiko terhadap kesehatan dan masa depan, misalnya melakukan perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual pada remaja dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam – macam, mulai dari perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, mencium pipi, berpelukan, mencium bibir, memegang buah dada di atas baju, memegang buah dada di balik baju, memegang alat kelamin di atas baju, memegang alat kelamin di bawah baju, dan melakukan senggama. Hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Kesehatan pada bulan Oktober 2013, memaparkan bahwa sekitar 62,7 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Data BKKBN tahun 2012 didapatkan beberapa alasan hubungan seksual pranikah ialah sebagian besar karena penasaran/ingin tahu (57,5 persen laki-laki), terjadi begitu saja (38 persen perempuan), dan dipaksa oleh pasangan (12,6 persen perempuan). Terjadinya perilaku seksual pranikah ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, kontrol orang tua, keterpaparan media informasi, dorongan seksual, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah pada remaja siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh siswa di salah satu SMA X yang ada di Kabupaten Sangihe, sedangkan teknik pengambilan sampel ialah total sampling berjumlah 166 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018. Diperoleh hasil bahwa 78,3 persen responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah, dengan jenis perilaku seksual pranikah yang paling banyak dilakukan responden ialah berciuman kering (97,6 persen). Hasil analisa uji stastitik chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p = 0,792), pengetahuan (p = 0,072), dan pengawasan orang tua (p = 0,810) dengan perilaku seksual pranikah, sedangkan faktor lain yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah ialah mengakses situs porno dan menonton video porno dengan nilai p masing – masing 0,000 dan 0,810. Faktor menonton video porno memiliki nilai OR 1,195 yang berarti bahwa responden yang sering menonton video porno memiliki peluang 1,195 lebih besar untuk melakukan perilaku seksual pranikah dibanding dengan responden yang tidak sering menonton video porno, sedangkan faktor mengakses situs porno memiliki nilai OR sebesar 1,456 yang berarti bahwa responden yang sering mengakses situs porno memiliki peluang 1,456 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual. Sebagian besar responden sudah melakukan perilaku seksual pranikah dan terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pranikah, yaitu mengakses situs porno dan menonton video porno. Faktor yang paling dominan berpengaruh ialah menonton video porno. Perlu adanya komitmen yang kuat dari responden untuk menghindari perilaku seksual pranikah, serta diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan penerapan pendidikan seks dimulai dari lingkungan keluarga, serta perlu adanya peningkatan kegiatan keagamaan dan kegiatan sekolah yang positif dilaksanakan.