Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KRISIS KULTURAL PEMUDA DI KAWASAN PARIWISATA Solikatun, Solikatun; Nurjannah, Siti; Kusuma, Nila
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i1.45892

Abstract

This research aims to find out the cultural crisis among youths in tourism region. This study employed a qualitative research method with phenomenological approach. The result of research showed that the factors underlying the cultural crisis in Kuta society, particularly youths, are innovation or new invention in the society, dissatisfaction with the existing condition, openness to the change, and people’s poor consciousness of the preservation of cultures existing. In addition, it is also due to the cultural effect of tourist, the entry of globalization and modernization currents, government supporting more the organization of entertainment events leading to the fading traditions, and more sophisticated technology innovation and social media effect. Cultural crisis occurring in Kuta Village is inseparable from the effect of Kuta village as tourist destination. Such condition makes some of local cultures existing in Kuta changing. On the one hand, some original cultures of Kuta village are still maintained well and not mixed with or affected by external culture (e.g. various forms of art and customary rites). On the other hand, as a tourist destination to which the tourism lovers often come, either domestic or foreign, culture westernization occurs in this village. The westernization effect can be seen from the western-oriented life of tour guide, the youths’ fashion style, and tourist facilities resembling foreign lifestyle such cafes. Keywords: Cultural Crisis, Youth, Tourism. AbstrakPenelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui krisis kultural pemuda di kawasan pariwisata.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang melatar belakangi timbulnya krisis budaya pada masyarakat khususnya pemuda kuta adalah adanya inovasi atau penemuan baru dalam masyarakat tersebut, ketidakpuasan dengan kondisi yang ada, sikap terbuka pada perubahan, kurangnya kesadaran pada masyarakat akan kelestarian budaya yang ada. Selain itu juga karena pengaruh budaya dari wisatawan, masuknya arus globalisasi dan modernisasi, pemerintah yang lebih mendukung dilakukannya ivent-ivent hiburan yang menyebabkan kesakralan suatu tradisi makin pudar, adanya inovasi teknologi yang semakin canggih, dan pengaruh media sosial. Krisis budaya yang terjadi di Desa Kuta tidak terlepas dari pengaruh desa kuta sebagai destinasi wisata.Kondisi tersebut mengakibatkan sebagian budaya lokal yang ada di Kuta mengalami perubahan.Disatu sisi masih ada budaya asli desa kuta yang terjaga dengan baik dan tidak tercampur ataupun dipengaruhi budaya luar, diantaranya berbagai bentuk kesenian, upacara-upaca adat. Namn disisi lain, sebagai wilayah destinasi wisata yang sering didatangi oleh penikmat wisata baik lokal hingga mancanegara, menjadikan perubahan budaya yang ada di masyarakat kuta mengalami westrenisasi. Berbagai bentuk pengaruh westrenisasi tercermin dari kehidupan guide tour yang cendrung kebarat-baratan, selain itu cara berpakaian generasi muda, fasilitas-fasilitas wisata yang menyerupai kebutuhan gaya hidup ala mancanegara seperti kafe-kafe. Kata Kunci:Krisis Kultural, Pemuda, Pariwisata.
PENGEMBANGAN PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH DI DESA BOROK TOYANG KABUPATEN LOMBOK TIMUR Fadliyanti, Luluk; Sabrina, Lia; Kantari, Lissli Rizki; Al Idrus, Fahri Labib; Sulastri, Sri Ayu; Miratussapoah, Miratussapoah; Kusuma, Nila; Noviani, Noviani; Balo, Yuliano Adrimarsi Dwi; Tammimi, Nizardi; Yusridinah, Astikah
Jurnal Abdimas Sangkabira Vol. 4 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Sangkabira, Juni 2024
Publisher : Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdimassangkabira.v4i2.1037

Abstract

Desa Borok Toyang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Sakra Barat Kabupaten Lombok Timur. Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani konvensional yang sering menggunakan pupuk dan pestisida kimia dalam jumlah banyak, hal ini berdampak buruk bagi kelestarian lingkungan desa. Kegiatan pertanian di desa ini menghasilkan limbah organik dalam jumlah yang besar, tetapi selama ini limbah tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Melalui program pengabdian kepada masyarakat (KKN-PMD), dilakukan pelatihan kepada kelompok tani untuk membuat pupuk organik padat dan cair dengan memanfaatkan limbah pertanian dan rumah tangga. Pelatihan ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu penyampaian materi, diskusi, dan praktik langsung. Para peserta sangat antusias mengikuti sesi praktik pembuatan pupuk. Diharapkan kegiatan ini dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan meningkatkan produktivitas pertanian ramah lingkungan di desa tersebut.
Gambaran Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan pada Pekerja Somel di Desa Siabu Kabupaten Kampar Tahun 2024 Syafitri, Debi; Syafriani; Kusuma, Nila
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 6 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i6.244

Abstract

Gangguan pendengaran merupakan kondisi di mana seseorang mengalami penurunan kemampuan mendengar ini bisa bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi satu atau kedua telinga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran gangguan pendengaran akibat kebisingan pada pekerja somel di Desa Siabu Kabupaten Kampar tahun 2024. Desain penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriftif. Penelitian dilakukan pada tanggal 07,08,09, dan 10 bulan agustus tahun 2024 dengan jumlah 36 responden menggunakan total sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil analisis univariat diperoleh 3 (8.3%) responden yang memiliki gangguan pendengaran tuli konduktif, 25 (69,4%) responden yang memiliki gangguan pendengaran tuli sensoreunal, dan 8 (22.2%) responden dengan pendengaran normal. Kesimpulan dari 36 responden diperoleh 3 (8.3%) responden yang memiliki gangguan pendengaran tuli konduktif, 25 (69,4%) responden yang memiliki gangguan pendengaran tuli sensoreunal, dan 8 (22.2%) responden dengan pendengaran normal. Saran diharapkan kepada perusahaan agar lebih mengembangkan pelaksanaan pencegahan gangguan pendengaran akibat kebisingan.
CARDIAC ARREST AND BASIC LIFE SUPPORT FOR THE GENERAL PUBLIC Fithriany, Fithriany; Laila, Nurnarita; Kusuma, Nila; Fadlina, Amelia
ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah Vol 4, No 2 (2024): Vol 4, No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/abdimu.v4i2.2264

Abstract

Cardiac arrest is a condition in which the heart stops pumping blood effectively, resulting in loss of consciousness and potentially causing death if not treated quickly and appropriately. Knowledge about cardiac arrest and proper first aid measures is very important for the general public, because this incident can happen anytime and anywhere. Cardiac arrest can be caused by coronary heart disease, arrhythmia, or other medical conditions. When cardiac arrest occurs, blood flow to the brain and other vital organs stops, requiring immediate treatment to provide a chance of survival. Basic Life Support (BLS) is a series of actions taken to maintain the function of vital organs of cardiac arrest victims until professional medical assistance arrives. BLS training is very important for the general public so that they can provide first aid in emergency situations. With the right knowledge of how to do BLS and recognize the signs of cardiac arrest, they can contribute to saving lives. Training methods include lectures, interactive discussions, and practicing BLS techniques correctly. The conclusion is that increasing awareness and knowledge about cardiac arrest and Basic Life Support among the general public is a crucial step in saving lives. With the right training, every individual has the potential to be an effective first responder in an emergency situation. Keywords: Cardiac arrest, BHD, lay public