Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pelaksanaan Fisioterapi Pada Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Post Percutaneous Coronary Intervention (PCI) Fadlina, Amelia; Agustina, Lisa; Mulana, Furqan
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 5 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i5.197

Abstract

Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang disebabkan karena otot miokard kekurangan suplai darah akibat adanya penyempitan arteri koroner dan tersumbatnya pembuluh darah jantung. PCI merupakan tindakan minimal invasif dengan melakukan pelebaran dari pembuluh darah koroner yang menyempit dengan balon dan dilanjutkan dengan pemasangan stent (gorong-gorong) agar pembuluh darah tersebut tetap terbuka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Pasien Coronary Artery Disease (CAD) Post Percutaneous Coronary Intervention (PCI) dengan menggunakan modalitas fisioterapi, Static Cycle Exercise dan Latihan treadmill exercise. Metode Penelitian sini bersifat studi kasus pasien mengumpulkan data melalui proses Fisioterapi. Modalitas yang diberikan pada pasien berupa Static Cycle Exercise yang dilakukan 3 kali dan Treadmill Exercise yang dilakukan 3 kali terapi. Hasil Evaluasi: Setelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali didapatkan adanya hasil penurunan nyeri menggunakan Vas dan evaluasi sesak napas menggunakan Skala Borg.
Determinan Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh Fadlina, Amelia; Zakaria, Radhiah; Saputra, Irwan; Abdullah, Asnawi
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.39848

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut ialah Penurunan Fungsi Kognitif. Puskesmas Baiturrahman sebagai salah satu puskesmas yang memiliki jumlah lansia tertinggi dan memiliki sasaran program lansia yang dilaksanakan secara rutin, sehingga penelitian ini bertujuan menilai tentang faktor apa saja yang mempengaruhi Penurunan Fungsi Kognitif pada lansia di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh lansia 60-70 tahun di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh Tahun 2022 berjumlah 1531 lansia. Sampel diambil melalui teknik purposive sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan sebanyak 319 sampel. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara aktivitas fisik, merokok, hipertensi, depresi, pendidikan dan pekerjaan terhadap penurunan fungsi kognitif. Pekerjaan merupakan variabel yang paling dominan memengaruhi penurunan fungsi kognitif. Orangtua yang tidak bekerja akan berisiko hampir 10,2 kali mengalami penurunan fungsi kognitif dibandingkan dengan yang bekerja (OR=10,2 95%CI=2,4-42,4 P=0,001). Peneliti menyarankan agar adanya pendekatan melalui peningkatan beraktivitas fisik, menghindari merokok dan penyakit hipertensi, serta tetap melakukan pekerjaan atau kesibukan agar terhindar dari adanya penurunan fungsi kognitif di usia tua.
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Cerebral Palsyspastik Kuadriplegi Agustina, Lisa; Fadlina, Amelia; Ismi, Farizal; Kusma, Nila
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i3.95

Abstract

Cerebral palsy atau sering juga disebut dengan (CP) adalah kondisi kelumpuhan otak yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Problematika yang sering dialami yakni kelemahan atau gangguan seperti kelemahan pada otot, hypertonus, adanya gangguan pada gerakan motorik kasar, adanya gangguan pada fungsional aktivitas kehidupan sehari-hari dan keterlambatan tahapan tumbuh kembang motorik, gangguan komunikasi psikosialisasi dan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Cerebral Palsy Spastik Kuadriplegi. Metode penelitian ini studi kasus, mengangkat kasus pasien mengumpulkan data melalui proses Fisioterapi. Modalitas yang diberikan berupa latihan Bobath Exercise. Hasil setelah dilakukan terapi sebanyak empat kali didapatkan hasil adanya penurunan spastisitas otot, serta tidak adanya perubahan pada kemampuan fungsional pada sibayi. Saran penelitian: agar kedepannya selalu menggunakan program latihan bobath exercise untuk menurnkan spastisitas otot pada penderita cerebral palsy.    
CARDIAC ARREST AND BASIC LIFE SUPPORT FOR THE GENERAL PUBLIC Fithriany, Fithriany; Laila, Nurnarita; Kusuma, Nila; Fadlina, Amelia
ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah Vol 4, No 2 (2024): Vol 4, No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/abdimu.v4i2.2264

Abstract

Cardiac arrest is a condition in which the heart stops pumping blood effectively, resulting in loss of consciousness and potentially causing death if not treated quickly and appropriately. Knowledge about cardiac arrest and proper first aid measures is very important for the general public, because this incident can happen anytime and anywhere. Cardiac arrest can be caused by coronary heart disease, arrhythmia, or other medical conditions. When cardiac arrest occurs, blood flow to the brain and other vital organs stops, requiring immediate treatment to provide a chance of survival. Basic Life Support (BLS) is a series of actions taken to maintain the function of vital organs of cardiac arrest victims until professional medical assistance arrives. BLS training is very important for the general public so that they can provide first aid in emergency situations. With the right knowledge of how to do BLS and recognize the signs of cardiac arrest, they can contribute to saving lives. Training methods include lectures, interactive discussions, and practicing BLS techniques correctly. The conclusion is that increasing awareness and knowledge about cardiac arrest and Basic Life Support among the general public is a crucial step in saving lives. With the right training, every individual has the potential to be an effective first responder in an emergency situation. Keywords: Cardiac arrest, BHD, lay public 
Physiotherapy Examination Program for Especially Talented People (STP) - SOIna (Healthy Athletes Fun Fitness) Mutia, Sri Alna; Kusma, Nila; Fithriany, Fithriany; Fadlina, Amelia; Agustina, Lisa
ABDIMU: Jurnal Pengabdian Muhammadiyah Vol 4, No 2 (2024): Vol 4, No 2 Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/abdimu.v4i2.2263

Abstract

The Physiotherapy Program for Special Olympics Athlete Health Screening aims to improve the physical well-being and performance of athletes with special needs. Athletes participating in Special Olympics often face unique health challenges, including musculoskeletal issues, mobility limitations, and higher risk of injury. Therefore, this program is designed to provide a comprehensive evaluation of the athlete's physical condition and appropriate physiotherapy interventions. The main objectives of this program are to: Conducting comprehensive health screening for athletes before competition, identifying potential health problems or injuries that may affect athlete performance, providing personalized rehabilitation and training plans based on the results of the screening, increasing athlete knowledge about the importance of body care and injury prevention. The Program methodology involves several key steps: Initial Examination, Specific Testing, Physiotherapy Intervention and Athlete Education. Results: A Physiotherapy Examination Program, training and socialization of Physiotherapy for Special Talented People to improve fitness to train and improve athlete's body flexibility, functional body strength, aerobic capacity and balance, provide counseling to participants, families/parents of athletes, coaches, teachers in providing opportunities to learn about physical therapy and fitness, Parents, coaches and teachers listened and there was intense discussion and interaction. After the event was completed, a Whattsapp group was formed with teachers and physiotherapists to facilitate coordination and consultation regarding early detection and exercise therapy programs for children with special needs. Conclusion: The Physiotherapy health screening program for Special Olympics athletes is an important initiative in supporting the health and performance of athletes with special needs. With this comprehensive and evidence-based approach, it is expected to have a positive impact on the lives of athletes and improve their experience in competing. Keywords: Physiotherapy Examination, Athletes, Especially Talented People 
Pelaksanaan Terapi Latihan pada Gangguan Keseimbangan Akibat Stroke Hemiparese Sinistra Agustina, Lisa; Mutia, Sri Alna; Fadlina, Amelia; Nabila, Nabila
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v2i1.296

Abstract

 Stroke merupakan gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke otak. Sehingga berpengaruh pada kesehatan pasien. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pelaksanaan terapi latihan pada gangguan keseimbangan akibat stroke hemiparese sinistra. Instrument penelitian: pengukuran nyeri menggunakan Visual Analog Scale (VAS). pengukuran lingkup gerak sendi menggunakan Goniometer, pengukuran spatisitas mengunakan skala asworth dan penggukuran gangguan keseimbangan menggunakan berg balance test. Metode penelitian Metode Penelitian ini bersifat studi kasus, mengangkat kasus pasien dan mengumpulkan data melalui proses fisioterapi. Intervensi yang dilakukan pada kasus ini yaitu terapi latihan berupa briging exercise. Hasil: Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali streatment dengan pelaksanaan terapi latihan didapatkan terjadi peningkatan yang sigknifikan adanya penurunakan nyeri, peningkatan lingkup Gerak sendi dan adanya penurunan tonus otot atau spatisitas. Terapi Latihan dengan menggunakan metode briging exercise dapat meningkatkan lingkup Gerak sendi, meningkatkan keseimbangan pada pasien. Saran: Diharapkan pada pasien agar mengulangi latihan yang disarankan fisioterapi untuk dilakukan dirumah. Kata Kunci: Stroke, Keseimbangan, Terapi Latihan.  
Penatalaksanaan Fisioterapi pada Kasus Stroke Hemoragik Fadlina, Amelia; Agustina, Lisa; Fajriani, Neta
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v2i1.297

Abstract

Stroke adalah penyebab kematian utama kedua kecacatan dan kematiandi seluruh dunia. Insiden stroke lebih tinggi pada wanita yang lebih tua (>50% lebih tinggi insiden dibandingkan dengan pria berusia 75 tahun atau lebih) (Saini et al., 2021). Stroke hemoragik terjadi paling sering dari pecahnya aneurisma atau pembuluh darah yang abnormal terbentuk. Tujuan: Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelaksanaan fisioterapi dengan modalitas Infra Red dan Terapi Latihan terhadap penurunan nyeri, dan peningkatan kekuatan otot pada kasus Stroke Hemoragik. Metode: studi kasus pada seorang pasien yaitu bapak HR dengan keluhan stroke hemoragik dengan menggunakan modalitas infrared dan terapi latihan, setelah 6 kali terapi adanya perubahan pada pasien yaitu adanya penurunkan nyeri dan adanya peningkatkan kekuatan otot. Hasil: didapatkan pada studi kasus stroke ini adalah adanya peningkatan pada kekuatan otot dan dan adanya penurunan nyeri pada nyeri diam, nyeri tekan, nyeri gerak pada seorang pasien yang bernama bapak HR dengan 6 kali terapi di Rumah Sakit Zainal Abidin. Kesimpulan: telah dilakukan penatalaksanaan fisioterapi dengan menggunakan modalitas infra red dan terapi latihan dapat menurunkan nyeri dan dapat meningkatkan kekuatan otot selama 6 kali terapi di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin. Saran: yang diberikan kepada pasien tetap mengulang kembali di rumah geraka n yang dianjarkan oleh terapis, dan pasien terlebih baik untuk tidak beraktifitas yang berat, pasien tetap semangat untuk kesembuhan.  Kata Kunci:  : Stroke Hemoragik, Terapi Latihan, Infra Red.  
Hubungan Perilaku Caregiver Dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Kardiovaskular Yang Menjalani Program Rehab Jantung di RSUDZA Banda Aceh Fithriany, Fithriany; Laila, Nurnarita; Fadlina, Amelia
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.50686

Abstract

Penyakit kardiovaskular (PKV) merupakan salah satu penyebab utama kematian secara global di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Prevalensinya semakin hari semakin meningkat. Pasien dengan penyakit kardiovaskular rata rata mengalami penurunan kualitas hidup (QoL). Program rehabilitasi jantung (PRJ) terbukti efektif dalam meningkatkan QoL pasien PKV, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kepatuhan pasien dan dukungan dari caregiver. Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku caregiver dengan kualitas hidup pasien penyakit kardiovaskular yang menjalani program rehabilitasi jantung di RSUDZA Banda Aceh. Metode penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 110 orang responden pasien PKV dan caregivernya. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner perilaku caregiver dan kuisioner kualitas hidup SF-36 (Short Form health -36). Analisis korelasi dilakukan untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Hasil penelitian Berdasarkan uji korelasi spearman diperoleh koefisien korelasi 0,600 dan p value 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perilaku caregiver dengan peningkatan kualitas hidup pasien PKV. Kesimpulan: penelitian ini menegaskan pentingnya peran aktif dan dukungan caregiver dalam program rehabilitasi jantung untuk mendukung proses pemulihan. Oleh karena itu, disarankan agar program rehabilitasi jantung tidak hanya fokus pada pasien tetapi juga melibatkan edukasi dan dukungan untuk caregiver
Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Myofascial Pain Syndrome Otot Upper Trapezius Sara, Siti; Mutia, Sri Alna; Fadlina, Amelia
Public Health Journal Vol. 1 No. 3 (2024): Desember
Publisher : Teewan Journal Solutions

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62710/fqjpge66

Abstract

Myofascial pain syndrome merupakan suatu kondisi nyeri otot kronik yang ditandai dengan adanya trigger point. Trigger point adalah titik nyeri yang hipersensitif dan bertempat pada otot yang tegang atau mengalami pengerasan (taut band). Myofascial pain syndrome disebabkan karena trauma otot dan bisa juga karena beban kerja otot yang berlebihan. Nyeri leher yang mengalami myofascial pain syndrome terletak pada otot upper trapezius. Tujuan : Untuk mengetahui penggunaan modalitas Infrared, Ultrasound, terapi latihan Myofascial release technique dan Contract relax Stretching dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan LGS. Hasil : Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali didapatkan hasil adanya pengurangan rasa nyeri tekan, gerak dan diam. Kesimpulan: Penggunaan alat infrared tidak berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri tetapi sinar ini dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme tubuh. Ultrasound terbukti dapat mengurangi nyeri, kekuan otot, dan mengurangi trigger point. Getaran mekanis dari gelombang ultrasond dapat membantu memecah perlengketan dan merileksasikan otot yang tegang, yang terjadi pada myofascial pain syndrome. Myofascial Release Technique dan Contract Relax Stretching terbukti efektif dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) pada pasien.