Puspitasari, Isnaini
Fakultas Teknologi Pangan & Agroindustri (Fatepa) Universitas Mataram Dan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA)

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Aplikasi Efek Rumah Kaca pada Pengeringan Jaje Opak Sebagai Bentuk Peningkatan Kualitas dan Higienitas Produk di Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat Widhiantari, Ida Ayu; Puspitasari, Isnaini; Khalil, Fakhrul Irfan; Fuadi, Mi’raj; Saputra, Oki; Wahyudi Zulfikar; Mita Sari Ningsih; Nurul Aen
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 7 No 3 (2024): Juli - September
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v7i3.8793

Abstract

Ubi kayu merupakan salah satu bahan pangan lokal pengganti beras yang cukup penting peranannya dalam menopang ketahanan pangan di suatu wilayah. Beberapa olahan ubi kayu yang dihasilkan diantaranya keripik ubi kayu, rengginang ubi kayu, dan opak-opak. Banyak rumah tangga di Desa Sigerongan yang mengusahakan olahan dari ubi kayu tersebut terutama dalam bentuk opak-opak atau oleh masyarakat Lombok disebut dengan jaje opak. Sebelum digoreng, jaje opak yang diproduksi pada industri rumahan di Desa Sigerongan dijemur dalam keadaan terbuka, sehingga jika dilihat dari segi kebersihan memiliki kekurangan. Penjemuran produk pangan dalam kondisi terbuka di lapangan dapat memengaruhi kualitas produk jaje opak. Produk pangan yang dijemur langsung di bawah sinar matahari memiliki kekurangan diantaranya produk tidak higienis dan kesulitan dalam prosses penanganan ketika turun hujan. Debu dan kotoran dari lingkungan sekitar yang terbawa oleh angin dapat menempel pada jaje opak yang dijemur, sehingga dapat memengaruhi kebersihan dan kualitas jaje opak. Berdasarkan beberapa kelemahan dan kekurangan sarana penjemuran jaje opak, diperlukan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan cara pembuatan rumah pengering sinar matahari sistem semi tertutup yang dikenal dengan metode penjemuran efek rumah kaca (ERK). Pemilik usaha jaje opak merasa dengan adanya alat pengering ERK dapat menjaga jaje opak yang dijemur terhindar dari kotoran dan pengaruh angin yang dapat membuat jaje opak yang dijemur terjatuh. Dinding atas serta samping dari alat pengering yang terbuat dari kaca menjadikan panas matahari dapat masuk untuk mengeringkan produk yang ada di dalamnya sehingga produk jaje opak dapat diperolah dalam kondisi yang kering sebelum dilakukan proses akhir yaitu penggorengan. Pemilik dan pekerja pada usaha jaje opak merasa sangat terbantu dengan adanya pengeringan efek rumah kaca dari tim pengabdian karena selain sangat berguna dalam mengatasi kekurangan dari pengeringan metode konvensional, pemilik dan pekerja usaha jaje opak juga mendapatkan pemahaman terkait teknologi sederhana dalam pengeringan menggunakan efek rumah kaca.
Analisis Kinerja Dome Solar Dryer Untuk Pengeringan Kopi Di Desa Karang Sidemen Kabupaten Lombok Tengah Ridho, Rosyid; Khalil, Fakhrul Irfan; Saputra, Oki; Widhiantari, Ida Ayu; Puspitasari, Isnaini; Zulfikar, Wahyudi; Antesty, Sella; Afriana, Tina; Anugerah, M. Titan; Yusuf, Ahmad Rahman
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 11 No. 2 (2025): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v11i2.735

Abstract

Coffee drying is a crucial stage that influences the final product's quality and flavor. This process must be performed correctly to maintain the quality of the coffee beans and prevent mold growth. This study aims to compare two coffee drying methods, using a Solar Dome Dryer and direct sun drying. The research was conducted in Karang Sidemen Village, Central Lombok, using 100 kg of coffee beans, divided into two groups of 50 kg each for the two drying methods. The results showed that both methods successfully reduced the moisture content to 0%, but the drying with the Solar Dome Dryer was faster (4,320 minutes) compared to direct sun drying (4,380 minutes). The Solar Dome Dryer maintained a more stable temperature (50-60°C) and produced a more consistent drying rate, making it more efficient in preserving the quality of the coffee beans and preventing microbial contamination. This study recommends the use of Solar Dome Dryer for coffee drying in areas with high humidity and variable weather conditions.
Penerapan Incinerator Pemusnah Sampah Di Desa Pakuan, Narmada, Lombok Barat Fuadi, Miraj; Amuddin; Ayu Widhiantari, Ida; Puspitasari, Isnaini; Ridho, Rosyid; AP, Yuhendra; Khaerul Rizal, Muhammad; Hairul Azmi, Muhamad
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 8 No 2 (2025): April-Juni 2025
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpmpi.v8i2.11494

Abstract

One of the main problems in Pakuan Village is the lack of adequate waste management facilities. Many locations in this village do not have organized waste disposal sites, so people tend to litter. This causes waste to pile up in public areas and has the potential to pollute the environment. Environmental problems occur because of 1). Lack of Waste Management Infrastructure; 2). Low public awareness; 3). Challenges in Implementing the 3R System (Reduce, Reuse, Recycle). One of the main solutions is the application of incinerators as waste destruction tools. Incinerators can significantly reduce the volume of waste and convert it into energy, thereby reducing the burden on the final disposal site (TPA). By using incinerators, waste that cannot be recycled or processed into compost can be destroyed in a more environmentally friendly way. This can also help reduce pollution caused by indiscriminate waste burning. The application of the 3R principle in waste management is also very important. The community needs to be taught to reduce the use of disposable items, recycle waste that can still be used, and reuse existing items. Socialization and training on waste sorting, as well as how to process organic waste into compost, can increase community awareness and skills in managing waste.