Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Utilization of Functional Drinks Based on Mango (Mangifera indica L) Leaves and Sappanwood (Caesalpinia sappan L) as Antidiabetic Mutiara, Ravika; Astuti, Suhartin Dewi; Palad, Marliana S.
FISHIANA Journal of Marine and Fisheries Vol. 3 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan UCM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61169/fishiana.v3i1.155

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak meproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Daun Mangga Madu (Mangifera indica L.) dan kayu secang ( Caesalpinia sappan L) adalah tanaman herbal lokal yang pemanfaatannya belum opimal. Salah satu usaha yang dilakukan adalah mengkombinasian serbuknya menjadi minuman fungsional antidiabetes. Kombinasi serbuk daun mangga madu dan kayu secang diharapkan mampu meningkatkan fungsi optimalnya sebagai minuman fungsional bagi penderita diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai aktivitas antidiabetes,antioksidan dan kadar total fenol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor dan lima perlakuan. Hasil analisa fitokimia mengindikasikan bahwa ekstrak etanol Daun Mangga Madu dan kayu secang mengandung senyawa metabolit sekunder Alkaloid, Tanin, Steroid terpenoid dan Flavanoid. Hasil penelitian meununjukkan bahwa kelima formulasi minuman fungsional mengandung Aktivitas antidiabetes tertinggi sebesar 92,71%, Aktivitas daya hambat antioksidan tertinggi sebesar 90,241 %. Dan kadar fenol total tetinggi sebesar 1.042%.
PEMBERDAYAAN DESA BINAAN (PDB) SENTRA PENGHASIL KEDELAI DAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN BIJI KEDELAI DI DESA LEANG-LEANG KECAMATAN BANTIMURUNG KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN Aminah, Aminah; Yusriani; St. Sabahannur; Palad, Marliana S.
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.39791

Abstract

Tujuan Pengabdian Desa Binaan (1) menerapkan hasil riset dalam bidang pangan secara berkelanjutan guna menjaga ketersediaan kedelai, (2) meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat mitra, (3) meningkatkan pengetahuan petani dalam penerapan teknologi budidaya kedelai yang terstandar dan diversifikasi produk olahan biji kedelai, (4) meningkatkan pengetahuan mitra pentingnya gizi susu kedelai untuk pencegahan stunting yang banyak di wilayah mitra. Metode pendekatan yang digunakan yaitu metode penyuluhan dan bimbingan teknologi. Permasalahan mitra adalah (1) pengetahuan petani minim tentang budidaya kedelai; (2) penggunaan pupuk kimia jumlah besar menyebabkan ketidakstabilan ekosistem lahan; (3) metode pemupukan konvensional dilakukan dengan cara menabur di permukaan tanah hal ini tidak efesien dalam penggunaan pupuk yang semakin mahal; (4) petani memperoleh benih dari hasil panen yang dilakukan secara terus menerus; (5) petani tidak memiliki pengetahuan untuk jadi penangkar benih kedelai dan bergantung dari subsidi pemerintah; dan (6) saat harga tidak menentu, petani tidak mempunyai pengetahuan pengolahan produk olahan berupa susu kedelai yang mempunyai gizi tinggi. tepung kedelai dan keripik tempe. Hasil kegiatan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan teknologi budidaya kedelai yang terstandar dari Mitra (Kelompok Tani Siparingerrang dan Borongpaoe) di Desa Leang-leang, antara lain petani menggunakan pupuk organik dibanding kimia, dan bantuan alat pencacah limbah panen membuat petani mampu mengolah sendiri limbah panennya menjadi pupuk organik, selain itu pengetahuan dalam panen dan pascapanen, dengan adanya teknologi yang diberikan alat perontok biji kedelai, mampu meningkatkan pendapatan petani sebab biji yang dihasilkan kualitasnya sangat baik tidak pecah-pecah dibandingkan cara tradisional yang memecahkannya di tanah, dan keterampilan penerapan teknologi mampu diterapkan petani. ABSTRACT The objectives of Community Service in Assisted Villages are (1) applying research results in the food sector in a sustainable manner maintaining the soybeans availability, (2) improving the partner communities’ independence and welfare, (3) developing farmers' knowledge in applying soybean cultivation technology and diversifying processed soybean products, (4) increasing partners' knowledge of the importance of soy milk nutrition for preventing stunting in partner areas. The approach method used is the counseling method and technological guidance. Partner problems are (1). farmers have minimal knowledge about soybean cultivation; (2) the use of chemical fertilizer causes instability in the land ecosystem; (3). Conventional fertilization methods adoption by sowing on the soil surface, which is not efficient with fertilizers getting more expensive; (4) farmers obtain seeds from continuous harvests; (5) farmers do not have the knowledge becoming soybean seed breeders and depend on government subsidies; (6) when prices are uncertain, farmers do not have the knowledge processing processed products like soy milk which has high nutrition. soy flour and tempeh chips. The results show that there is an increase in knowledge applying standardized soybean cultivation technology from partners (Siparingerrang and Borongpaoe farmer groups) in Leang-leang village, among them farmers using organic fertilizer rather than chemical, the assistance of harvest waste chopping equipment to process it themselves. harvest waste into organic fertilizer. With the soybean seed thresher, farmers' income increased because the seeds quality improved and unbreak compared to the traditional method of breaking them, and application skills technology can be applied by farmers. Keywords: Soybean cultivation technology, soybean threshing tools, counting tools, assistance, Leang-leang Village.
Repairing Old and Damaged Cocoa Plants Through Rehabilitation Without the Felling of Trees Palad, Marliana S.; Aminah, Aminah; Nasaruddin, Nasaruddin; Suryani, Ida; Mutiara, Ravika
AGRIVITA Journal of Agricultural Science Vol 47, No 2 (2025)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v47i2.4595

Abstract

This study aims to evaluate the effectiveness of Trichoderma asperellum and Azotobacter chroococcum in providing nutrients and nutrient uptake after treatment inarching grafting on cocoa trees' rehabilitation efforts. The Split Plot Design, with two factors, namely the application of T. asperellum and A. chroococcum were repeated three times and continued using ANOVA and Tukey HSD at a 5%. Rehabilitation of cocoa plants that are relatively old age can be done without the need to cut down a cocoa tree, by way of modification Inarching grafting with environmentally friendly farming systems, so that farmers do not need a long time to produce cocoa beans. This research concluded that the inarching grafting method can be used to rehabilitate cocoa plants of relatively old ages and damage, with applications, T. asperellum (4 g/l) and A. chroococcum (4 × 108 CFU/ml) the dose of 40 ml per plant with a frequency of twice application to each plant. This treatment is the best interaction that can reduce the number of young fruits falling (74.15%), boost the number of flowers (264.71%), the number of young fruits formed (271.65%), and the number of surviving fruits (117%) and production.
PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK DAN HASIL PERTANIAN UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS Palad, Marliana S.; Z, Nurul Muchlisah; Mutiara, Ravika; Mansur, Mariani Haji; AR, Sri Hajriani; Achmad, Fadhilla
Jurnal Abdi Insani Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v12i2.2267

Abstract

Untuk menciptakan sistem pertanian berkelanjutan perlu usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah, baik fisik, kimia maupun biologi tanah. Namun perhatian untuk meningkatkan kesuburan tanah baru sebatas kesuburan kimia saja sedangkan kesuburan fisik dan biologi tanah semakin kurang diperhatikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Kelompok Tani di desa Tanrongi Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo, dalam pembuatan pupuk organik yang berkualitas dan bermutu berbahan dasar limbah hasil pertanian. Penerapan Iptek ini dilakukan selama dua bulan di Desa Tanrongi, Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo. Metode yang digunakan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan dengan cara dengan cara demonstrasi dan praktek langsung pembuatan pupuk organik disertai dengan diskusi tentang manfaat pupuk yang dibuat tersebut. Bahan dan alat untuk proses pembuatan pupuk organik diberikan kepada setiap peserta pelatihan, agar petani  dapat menerapkan pembuatan pupuk organik yang berkualitas di lokasi pertaniannya ataupun di sekitar rumahnya. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, maka kandungan unsur hara pupuk organik yang telah di buat adalah: C-organik 2,97%; N-total 0,43%; P- tersedia 20,97 ppm; K-tersedia 845,23 ppm; dan C/N ratio 8,41. Kesimpulan penerapan Ipteks ini adalah bertambahnya pengetahuan petani tentang konsep pertanian berkelanjutan dengan metode sistem pertanian organik, yang menggunakan pupuk organik buatan sendiri, dengan cara yang sederhana tetapi efisien dan bermutu dengan memanfaatkan limbah hasil panen dan kotoran hewan.
Karakteristik Nilai Gizi dan Sensorik pada Brownies Kukus dengan Penambahan Tepung Beras Merah: Characteristics of Nutritional and Sensory Value of Steamed Brownies with the Addition of Red Rice Flour Fadhilah Achmad; Nurul Muchlisah Z; Marliana S. Palad; Mariani H. Mansyur
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 12 No. 2 (2024): Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/perbal.v12i2.3980

Abstract

Brownies kukus merupakan kue yang sangat disukai dan digemari oleh semua kalangan masyarakat dengan proses pembuatan yang relatif mudah. Berkembangnya teknologi tepung-tepungan, pembuatan tepung beras merah juga menjadi produk olahan yang menunjang program diversifikasi konsumsi pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nilai gizi dan sensorik pada brownies kukus dengan penambahan tepung beras merah. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Cokroaminoto Makassar pada bulan April hingga Juni 2023. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan penambahan tepung beras merah yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu T1 (100g tepung beras merah:200g tepung terigu), T2 (150g tepung beras merah:200g tepung terigu), T3 (200g tepung beras merah:200g tepung terigu). Penelitian ini dilakukan dengan dua tahapan yaitu pembuatan tepung beras merah dan pengolahan brownies kukus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis karakteristik nilai gizi (kadar air dan karbohidrat) perlakuan terbaik adalah perlakuan T3 dengan 200g tepung beras merah. Semakin banyak penambahan tepung yang diberikan maka semakin tinggi nilai gizi yang dihasilkan. Pada uji sensorik (warna/kenampakan dan tekstur) diperoleh perlakuan terbaik adalah perlakuan T3 dengan 200g tepung beras merah, sedangkan untuk aroma dan rasa diperoleh perlakuan terbaik adalah perlakuan T1 dengan 100g tepung beras merah. Steamed brownies are a cake that is very popular and loved by all levels of society with a relatively easy manufacturing process. With the development of flour technology, making brown rice flour has also become a processed product that supports food consumption diversification programs. This research aims to determine the nutritional and sensory value characteristics of steamed brownies with the addition of brown rice flour. This research was conducted at Cokroaminoto Makassar University from April to June 2023. This research used the Completely Randomized Design (CRD) method with the addition of brown rice flour which consisted of 3 treatments, namely T1 (100g brown rice flour: 200g wheat flour), T2 (150g brown rice flour: 200g wheat flour), T3 (200g brown rice flour: 200g wheat flour). This research was carried out in two stages, namely making brown rice flour and processing steamed brownies. The research results showed that the analysis of nutritional value characteristics (water and carbohydrate content) of the best treatment was the T3 treatment with 200g of brown rice flour. The more flour added, the higher the nutritional value produced. In the sensory test (color/appearance and texture), the best treatment was T3 treatment with 200g of brown rice flour, while for aroma and taste the best treatment was T1 treatment with 100g of brown rice flour.