Indonesia menjadi negara dengan cadangan batubara terbesar di kawasan Asia-Pasifik. Namun, 68% batubara memiliki nilai keekonomian yang rendah sejalan dengan kuali-tasnya. Untuk peningkatan mutu dan nilai keekonomiannya terciptalah program hilirisasi batubara guna menganalisis potensi dan menciptakan diversifikasi batubara sebagai energi alternatif. Baterai menjadi salah satu pilihan alternatif penyimpanan energi yang aman dan mudah. Pada penelitian ini, digunakan batubara lignit sebagai bahan baku pasta baterai dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari aktivator dan larutan el-ektrolit terhadap daya baterai yang dihasilkan. Sebelum menjadi bahan baku baterai sel kering, batubara lignit akan melalui proses pirolisis guna mengurangi kadar air (moisture) dan kadar zat terbang (volatile matter). Char batubara hasil pirolisis diaktivasi menggunakan larutan KOH 10%, 11% dan 12%. Char pirolisis yang tidak diaktivasi mempunyai bilangan iodine sebesar 735,19 dan bilangan iodine tertinggi terdapat pada char pirolisis yang teraktivasi KOH 12% yaitu sebesar 2.085,29. Masing-masing char ba-tubara teraktivasi divariasikan dengan larutan elektrolit berupa NaOH 0,1 M, 0,5 M dan 1 M. serta H2SO4 0,1 M, 0,5 M dan 1 M. Angka tertinggi diperoleh dari baterai dengan char ter-aktivasi KOH 12% dan elektrolit NaOH 1,5 M, yaitu tegangan 1,372 V dan arus 7,91 mA. Sedangkan angka terendah diperoleh dari char yang tidak teraktivasi dengan elektrolit H2SO4 0,5 M, yaitu tegangan 0,447 V dan arus 0,19 mA.