Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN BURNOUT DAN KELUHAN NYERI MUSKULOSKELETAL PADA MAHASISWA PROFESI NERS DI UNIVERSITAS KLABAT James Richard Maramis; Claudia Priscilla Kandowangko
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 5 No 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v5i2.2207

Abstract

Mahasiswa perawat rentan mengalami keadaan lelah baik emosional, psikologi dan fisik yang dirasakan akibat melakukan aktivitas ataupun tuntutan praktik yang dilakukan secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama. Keluhan nyeri muskuloskeletal merupakan salah satu gejala yang terjadi pada gangguan musculoskeletal (MSDs). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara burnout dan keluhan nyeri musculoskeletal pada mahasiswa profesi ners di Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif correlation dengan menggunakan pendekatan cross sectional study dan menggunakan rumus Spearman's rho, proses pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner burnout dengan kuesioner Nordic Body Map yang diberikan kepada 127 mahasiswa profesi ners di Universitas Klabat, Didapati pada umumnya sebanyak 109 mahasiswa (85,8%) memiliki tingkat burnout sedang, dan 100 mahasiswa (78,7%) merasakan keluhan musculoskeletal ringan. Daerah tubuh yang paling banyak dikeluhkan ialah di punggung dengan jumlah nilai sebanyak 273 Sedangkan hasil uji statistic antara burnout dengan keluhan nyeri musculoskeletal menunjukkan nilai p=0,000<0,05, dengan demikian ada hubungan antara burnout dengan keluhan nyeri musculoskeletal. Nilai r=0,337 yang menunjukkan arah korelasi positif antara dua variabel atau searah. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pengaruh rutinitas kegiatan tertentu dan postur tubuh yang dilakukan oleh perawat ketika bekerja terhadap keluhan MSD-nya, dan juga agar mencari tahu hubungannya dengan keluhan-keluhan MSD yang dirasakan responden lebih dari tujuh hari. Kata kunci : Burnout, keluhan nyeri musculoskeletal, Nordic Body Map
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN HARDINESS DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA MAHASISWA PROFESI NERS DI UNIVERSITAS KLABAT James Richard Maramis; Juliana Claudia Cong
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 6 No 1 (2020): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v6i1.2259

Abstract

Pendahuluan: Angka pengangguran pada lulusan Universitas di Indonesia tergolong cukup tinggi. Hal tersebut menjadi masalah khususnya bagilulusan Universitas Klabat di Sulawesi Utara. Informasi di atas memberikan gambaran situasi yang akan dihapi oleh mahasiswa Profesi Ners selaku calon pencari kerja. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara kepribadian hardinessdengan optimisme masa depan pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Klabat. Metode: Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Jumlah sampel penelitianyaitu 90 responden. Hasil: Hasil analisis univariatefrekuensidan persentasemenunjukkan 61 responden (67,8%) memiliki kepribadian hardinesstinggi, 21 responden (23,3%) memiliki kepribadian hardinesssangat tinggi dan 8 responden (8,9%) memilliki kepribadian hardinesssedang. Selanjutnya, untuk optimisme masa depan terdapat 68 responden (75,6%) memiliki optimisme masa depan rendah, 21 responden (23,3%) memiliki optimisme masa depan sangat rendah dan 1 responden (1,1%) memilliki optimisme masa depan sedang. Hasil uji bivariateSpearmencorrelationmenunjukkan nilai signifikan yaitu p value=0,000. Diskusi: Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang lain seperti wawancara atau observasi sertamenambahkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhioptimisme masa depan seperti dukungan sosial dan self esteem.
HUBUNGAN PEMBELAJARAN DARING DENGAN BURNOUT PADA MAHASISWA PROFESI NERS UNIVERSITAS KLABAT DI ERA PANDEMI COVID 19 James Richard Maramis; Esther Tawaang
Klabat Journal of Nursing Vol 3 No 1 (2021): I am your Nurse
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v3i1.546

Abstract

Pandemi COVID-19 mengharuskan mahasiswa Profesi Ners melaksankan sistem pembelajaran daring, namun pembelajaran daring akan efektif jika didukung dengan jaringan yang stabil. Belajar daring yang cukup lama membuat mahasiswa Profesi Ners mengalami rasa bosan dan jenuh karena tidak bisa praktik langsung dilapangan. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui hubungan antara pembelajaran daring dengan burnout. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah 79 responden. Data di analisis dengan menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil analisis univariate frekuensi dan persentase menunjukkan 53 responden (67,1%) memiliki tingkat pembelajaran daring tidak efektif, 26 responden (32,9%) memiliki pembelajaran daring efektif. Selanjutnya, untuk burnout terdapat 34 mahasiswa (43%) memiliki burnout rendah, 41 mahasiswa (51,9%) memiliki burnout sedang dan 4 responden (5,1%) memiliki burnout tinggi. Hasil uji bivariate Spearman’s rho menunjukkan nilai signifikan yaitu ρ value=0,002 ≤ 0,05 dan nilai r= -0,341 yang menunjukkan arah korelasi negative antara dua variabel atau tidak searah. Kesimpulan yang didapat bahwa ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran daring dengan burnout pada mahasiswa Profesi Ners di Universitas Klabat. Peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran daring dan dapat dilihat dari segi sarana dan prasarana.
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR PROFESI NERS UNIVERSITAS KLABAT James Richard Maramis; Virna Velty Mokalu
Klabat Journal of Nursing Vol 3 No 2 (2021): The First and Last Frontier
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v3i2.584

Abstract

Abstrak Kecerdasan emosional individu akan mempengaruhi mekanisme koping dalam memecahkan suatu masalah, terutama sebagai mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan mekanisme koping pada mahasiswa Profesi Ners tahun terakhir di Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi, dengan pendekatan cross-sectional. Proses pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan angket kecerdasan emosional dan angket mekanisme koping yang diberikan kepada 96 mahasiswa akhir Profesi Ners di Universitas Klabat. Gambaran kecerdasan emosional siswa sebagian besar berada pada kategori rendah dengan 67 responden (69,8%). Terdapat 95 responden (99,0%) yang memiliki mekanisme koping adaptif, sedangkan 1 responden (1,0%) dengan mekanisme koping maladaptif. Uji Korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan mekanisme koping mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat dengan nilai p = 0,000 < 0,05, derajat hubungan Cukup (r = 0,541). Lembaga pendidikan harus menyediakan program untuk meningkatkan kecerdasan emosional mahasiswa mereka agar dapat membantu mengatasi stres di lapangan. Kata kunci: Kecerdasan emosional, mekanisme koping, Mahasiswa Profesi Ners Abstract Individual emotional intelligence will affect the coping mechanism in solving a problem, especially as a student. The purpose of the study was to determine the relationship between emotional intelligence and coping mechanisms in the final year of nursing profession students at the Universitas Klabat. The research method used was a descriptive correlation, with a cross-sectional study approach. The sampling process in this research was a total sampling technique. Data was collected using an emotional intelligence questionnaire with a coping mechanism questionnaire given to 96 students at the end of the nursing profession practicum at the Universitas Klabat. The description of the emotional intelligence of students is mostly in the low category with 67 respondents (69.8%). There are 95 respondents (99.0%) who have adaptive coping mechanisms, while 1 respondent (1.0%) with maladaptive coping mechanisms. Pearson Correlation test showed a positive relationship between emotional intelligence and the coping mechanism of the Nursing Profession student at the University of Klabat with p-value = 0.000 < 0.05, with a Moderate degree relationship (r = 0.541). Educational institutions should provide programmes to increase the emotional intelligence of their students to help them cope with stressors in the field. Keywords: Emotional Intelligence, Coping Mechanism, Nurse Profession student
Pengalaman Perawat Instalasi Gawat Darurat Merawat Pasien Do Not Resuscitate Christine Stephanny Lintang; James Richard Maramis
Klabat Journal of Nursing Vol 1 No 1 (2019): Klabat Journal of Nursing
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.789 KB) | DOI: 10.37771/kjn.v1i1.369

Abstract

Latar belakang: DNR atau Do Not Resuscitate merupakan keputusan untuk tidak melanjutkan tindakan CPR, keputasan diambil setelah 30 menit tidak menunjukan ada Return of spontaneous circulation (ROSC) dari pasien. Tujuan: Mengetahui pengalaman perawat IGD merawat pasien do not resuscitate pada fase perawatan end of life di Ruangan IGD RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode Penelitian penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data dengan In-depth interview. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak empat orang perawat. Hasil: empat tema yang didapati yaitu: Penentuan DNR, Protap Penanganan Pasien, Pengambil Keputusan DNR, dan Proses Setelah DNR Kesimpulan: Pengambilan keputusan DNR (Do Not Resuscitate) yang tepat memerlukan kolaborasi antara dokter dan perawat agar penanganan tepat sasaran sesuai tujuan berfokus pada prioritas tidak dapat membuat keputusan secara sepihak, keterlibatan keluarga dalam penentuan DNR juga penting. Kata kunci : Pengalaman, Merawat, Do Not Resucitate, Gawat Darurat Background: DNR or Do Not Resuscitate is a decision not to continue the CPR action; the decision taken after 30 minutes does not indicate the Return of Spontaneous Circulation (ROSC) of the patient. Objective: To find out Emergency Department nurses caring expriences for Do Not Resuscitate patients in the end of life treatment phase at the RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Method: Qualitative research methods with phenomenological approaches was implemented in this research. Purposive sampling technique was used based on inclusion criteria. Data collection techniques with In-depth interviews. The participants of this study were four nurses. Result: Four themes emerged, namely determination of DNR Status, Patient handling procedures, DNR status decision maker, and process following DNR status announced. Conclusion: The proper decision of Do Not Resuscitate requires collaboration between doctors and nurses so that the right handling of the patients, objectives of the treatment, and in order to focus on priorities will not based on unilateral decisions. Family involvement in determining DNR is also important. Keywords : Experience, Caring, Do Not Resucitate, Emergency Room
INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET DAN GEJALA SINDROM TEROWONGAN KARPAL Hermi Meidelin Dengah; James Richard Maramis
NUTRIX Vol 4 No 2 (2020): Volume 4, Issue 2, 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol4.Iss2.432

Abstract

Abstrak Internet merupakan salah satu media komunikasi yang diakses melalui handphone, laptop, tablet, dll. Hingga saat ini internet banyak digemari diberbagai kalangan terlebih pada mahasiswa. Sindrom terowongan karpal merupakan kondisi dimana terhimpitnya saraf median akibat tekanan dari terowongan karpal yang dapat disebabkan oleh penggunaan internet yang berlebihan. Tujuan: untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan internet dengan gejala sindrom terowongan karpal pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat. Metode: menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 122 orang. Hasil: didapatkan p= 0,002 (<0,05) yang artinya terdapat hubungan antara intensitas penggunaan internet dengan gejala sindrom terowongan karpal pada mahasiswa Profesi Ners Universitas Klabat. Saran: Pada penelitian selanjutnya peneliti memberikan saran agar dapat menambahkan jumlah responden serta memastikan kuesioner dapat kembali sesuai jumlah responden. Abstract The internet is one of the communication media that can be accessed via mobile phones, laptops, tablets, etc. Until now, the internet is popular with many groups, especially students. Carpal tunnel syndrome is a condition where the median nerve is squeezed due to pressure from the carpal tunnel, which can be caused by excessive internet use. Objective: to find out the correlation between the intensity of internet use with symptoms of carpal tunnel syndrome in the Profesi Ners students of Universitas Klabat. Method: using descriptive correlation with cross sectional approach with a total sample of 122 people. Result: obtained p = 0.002 (<0.05), which means there is a correlation between the intensity of internet use in the Profesi Ners at Universitas Klabat. Recomendation: On the next research, the researcher gives a suggestion in order to be able to add more respondents and make sure the questionnaire returns according to the total number of respondents.
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANGGOTA JEMAAT GMAHK PANASEN James Richard Maramis; Natalia Vanesa Emor
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 2 (2022): Nurses: Ready to Lead
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i2.853

Abstract

Excessive anxiety can lead to individual behavior disorders. One of the treatments is a non-pharmacological approach using brain exercise therapy. This study aims to determine the effect of giving brain exercises on anxiety in the GMAHK Panasen congregation. The research method used is quasi-experiment, one group pre-test-post-test. The sampling technique used a consecutive sampling technique with a total of 69 samples. The process of collecting data using an anxiety questionnaire. The results showed that before being given brain exercise therapy, of 69 respondents there were 63.8% (44 respondents) experiencing moderate anxiety, 33.3% (23 respondents) experiencing mild anxiety, and 2.9% (2 respondents) experiencing severe anxiety. Then after being given brain exercise therapy, there were 88.4% (61 respondents) experiencing mild anxiety, 8.7% (6 respondents) experiencing moderate anxiety, and 2,9% (2 respondents) experiencing severe anxiety. The Wilcoxon test got a p value of 0.000 <0.05, which means that there is a significant effect of brain exercise therapy on anxiety. Recommendations to the public to be able to apply brain exercise therapy when they feel anxious because brain exercise therapy can reduce anxiety. KEYWORDS: Anxiety, Brain Exercise, SDA Church Members Kecemasan yang berlebihan dapat berujung pada gangguan perilaku individu. Salah satu upaya penanganan dengan pendekatan non-farmakologis yaitu menggunakan terapi senam otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian senam otak terhadap kecemasan di jemaat GMAHK Panasen. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasy experiment, one group pre-test-post-test. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling dengan jumlah 69 sampel. Proses pengumpulan data meggunakan kuesioner kecemasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi senam otak, dari 69 respondents terdapat 63,8% (44 orang) mengalami kecemasan sedang, 33,3% (23 orang) mengalami kecemasan ringan, dan 2,9% (2 orang) mengalami kecemasan berat. Kemudian sesudah diberikan terapi senam otak terdapat 88,4% (61 orang) mengalami kecemasan ringan, 8,7% (6 orang) mengalami kecemasan sedang, dan 2 orang (2,9%) mengalami kecamasan berat. Uji Wilcoxon test mendapatkan nilai p value 0,000 < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan terapi senam otak terhadap kecemasan. Rekomendasi kepada masyarakat untuk dapat mengaplikasikan terapi senam otak ketika merasa sedang cemas karena terapi senam otak dapat menurunkan kecemasan. KATA KUNCI: Anggota Jemaat GMAHK, Kecemasan, Senam Otak
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan di Kelurahan Makawidey Frendy Fernando Pitoy; Elisa Anderson; Grace Kaparang; Denny Maurits Ruku; Reagen Jimmy Mandias; Ellen Padaunan; Lea Andy Shintya; Nova Gerungan; James Richard Maramis
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11174

Abstract

ABSTRAK Kecelakaan ataupun bencana merupakan fenomena yang dapat terjadi tanpa dikehendaki oleh setiap orang. Tanpa penanganan awal yang tepat, suatu kecelakaan dapat membuat seseorang kehilangan nyawanya. Pertolongan pertama penting untuk dilakukan pada korban kecelakaan agar terhindar dari kematian atau kecacatan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi Kader Kesehatan di kelurahan Makawidey. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan workshop kepada kader kesehatan kelurahan Makawidey. Evaluasi pengetahuan dan praktik dilakukan pada awal dan akhir kegiatan dengan menjalankan angket evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BHD setelah dilakukan kegiatan pelatihan, dimana terjadi peningkatan dari segi nilai pengetahuan sebesar 20.43%. Selain itu dari segi nilai ujian praktik, rata-rata nilai ujian para peserta cukup baik yaitu 69.90%. Dapat disimpulkan bahwa Kegiatan pelatihan BHD dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan kelurahan Makawidey. Lebih lanjut, pengetahuan para para kader kesehatan sudah cukup baik untuk mempraktikkan pemberian Bantuan Hidup Dasar dalam kehidupan bermasyarakatnya. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Kader Kesehatan, Edukasi.  ABSTRACT Accidents or disasters are phenomena that can happen unexpectedly by everyone. Without proper initial treatment, an accident can occur in people’s life. First aid is important for the accident victims to avoid death or disability. Therefore, the knowledge of Basic Life Support (BHD) is needed to handle the cases. This activity aimed to increase knowledge and skills in implementing Basic Life Assistance (BHD) for Health Cadres in Makawidey. The method used was socialization and workshops for health cadres in Makawidey. Evaluation of knowledge and practice was at the beginning and the end of the activity questionnaire. There was an increase in the participants' knowledge about BHD after the training activities, where there was an increase in terms of the knowledge by 20.43%. Apart from that, in terms of practical, the average scores of the participants were quite good, namely 69.90%. It can be concluded that BHD training activities can increase the knowledge of Makawidey’s health cadres. Furthermore, the knowledge of the health cadres is good enough to be practice in the provision of Basic Life support in their community. Keywords: Basic Life Support, Health Cadres, Education.
ASSESSING THE IMPACT OF ADVERSITY QUOTIENT ON THE ACADEMIC ACHIEVEMENT OF NURSING STUDENTS James Richard Maramis; Queency Waas
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 2 (2023): Ever-evolving Nursing
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i2.1023

Abstract

Prestasi akademik merupakan hasil pengetahuan yang diperoleh melalui aktivitas kognitif dalam pendidikan tinggi dan sering diukur atau dinilai. Namun, prestasi ini tidak semata-mata didasarkan pada kapasitas kognitif. Ini dipengaruhi oleh berbagai situasi, dan salah satunya adalah gagasan mengenai Adversity Quotient, yang merupakan kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi hambatan dalam hidup dengan menggunakan potensi bawaan, proses berpikir, dan metode pemecahan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara Adversity Quotient dan prestasi akademik mahasiswa tingkat III di Fakultas Keperawatan Universitas Klabat. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan cross-sectional, menggunakan kuesioner valid yang diadopsi dari Alita. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 31 mahasiswa. Data dan informasi yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan koefisien korelasi Spearman menggunakan IBM SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 responden (80.0%) telah mencapai prestasi akademik yang Sangat Baik, sementara 22 responden (71.0%) memiliki Adversity Quotient Moderat. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan nilai p 0.850 > 0.05. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Adversity Quotient dan Prestasi Akademik mahasiswa keperawatan di Fakultas Keperawatan. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi faktor-faktor tambahan yang memengaruhi prestasi akademik, seperti motivasi, kebiasaan belajar, dan metode pengajaran, sementara institusi pendidikan dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan program peningkatan Adversity Quotient dalam kurikulum keperawatan guna meningkatkan adaptabilitas dan ketangguhan mahasiswa, kualitas yang bermanfaat untuk karier keperawatan mereka. KATA KUNCI: Adversity Quotient, Prestasi Akademik, Mahasiswa Keperawatan. ABSTRACT Academic achievement is the outcome of knowledge gained through cognitive activities in higher education and is often assessed or measured. However, it is not exclusively based on cognitive capacity. It is influenced by a variety of circumstances, and one of these is the idea of adversity quotient, which is the ability of a person to face and overcome obstacles in life by utilizing their innate potential, thought processes, and methods of problem-solving. The goal of this study is to look into the connection between Adversity Quotient and the academic achievement of Level III nursing students at the Faculty of Nursing at Universitas Klabat. The research method employed in this study is a survey with cross-sectional approach, using a valid questionnaire adopted from Alita. Total respondents involved was 31 students. Data and information gathered was analyzed by Spearman correlation coefficient using IBM SPSS, The study's findings show that 25 respondents (80.0%) have achieved Very Good academic achievement, while 22 respondents (71.0%) have a Moderate Adversity Quotient. The results of the Spearman correlational test show a p-value of 0.850>0.05. This indicates that the Adversity Quotient and the Academic Achievement of nursing students at the Faculty of Nursing do not have a meaningful relationship. Future research should explore additional factors influencing academic achievement, such as motivation, study habits, and teaching methodologies, while educational institutions may consider developing Adversity Quotient enhancement programs within the nursing curriculum to foster adaptability and resilience, beneficial qualities for students in their future nursing careers. KEYWORDS: Adversity Quotient, Academic Achievement, Nursing Students.
HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DAN KEJADIAN ACNE VULGARIS PADA MAHASISWA Pitoy, Frendy Fernando; Maramis, James Richard; Kawuwung, Christin Virginia
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 11 No. 2 (2023): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Acne vulgaris is a skin problem caused by excessive sebum or oil production which can cause inflammation and blockage of the pores. The emergence of acne vulgaris can be influenced by several factors, one of which is the quality of sleep. Objective: This study aims to determine the relationship between quality of sleep and the incidence of acne vulgaris in Nursing students at Universitas Klabat. Methods: This research is quantitative with a descriptive correlation method through a cross sectional approach. Total sampling technique was used with a sample of 90 people. Data was collected using a questionnaire, where the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to measure The quality of sleep, while the Global Acne Grading System (GAGS) questionnaire was used to measure the incidence of acne vulgaris.Results: The data analysis showed that most of the respondents' sleep quality was in the bad category with a total of 80 people (88.9%). While the level of acne vulgaris is mostly at a mild level with 70 respondents (77.8%). Bivariate analysis using Spearman's rho was used and it was found that there was no significant relationship between quality of sleep and the incidence of acne vulgaris in college students as proved by a p value > 0.05. conclusion: It is recommended for the students to balance the study and rest time to get the optimal sleep quality and it is also suggested to do facial care properly to prevent the acne vulgaris that is sustainable. For future researchers to be able to examine other factors that influence the incidence of acne vulgaris, such as a family history of acne, use of cosmetics, work, stress, lifestyle, and diet. Keywords: Acne Vulgaris, Quality of Sleep, Student.