Reagen Jimmy Mandias
Profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Klabat

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Shift Kerja Dan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Reagen Mandias; Lea Andy Shintya; Monica Valery Paral
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 8 No 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v8i1.2851

Abstract

Latar belakang: Setiap pekerjaan tidak terlepas dari resiko mengalami kecelakaan kerja, baik kecelakaan kerja ringan, sedang maupun berat. Kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya shift kerja yang menyebabkan para pekerja kelelahan dan tidak memperhatikan keselamatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan PT Vale Indonesia Tbk. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasional analitik dengan pendekatan retrospektif, dengan menggunakan uji statistik chi-square. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 sampel. Proses pengumpulan data menggunakan data sekunder. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa didapati 23 karyawan (76,7%) bekerja pada shift pagi, empat karyawan (13,3%) bekerja pada shift siang dan tiga karyawan (10,0%) bekerja pada shift malam. Terkait dengan kecelakaan kerja terdapat 11 karyawan (36,7%) mengalami kecelakaan kerja ringan, 15 karyawan (50,0%) mengalami kecelakaan kerja sedang dan empat karyawan (13,3%) mengalami kecelakaan berat. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara shift kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan dengan p value= 0,040 dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,501 Kesimpulan: Penelitian ini mengindikasikan perlunya untuk tetap mempertahankan penerapan aturan keselamatan, meningkatkan kualitas penanganan kecelakaan kerja, mengedukasi karyawan tentang pentingnya menerapkan aturan keselamatan kerja, melakukan pengawasan terhadap penerapan aturan keselamatan kerja.Diskusi: Bagi perusahaan, direkomendasikan untuk melakukan penelitian yang dapat menggunakan variabel perilaku pekerja, lingkungan atau peralatan kerja serta mengambil sampel penelitian yang dalam hubungannya dengan kecelakaan kerja
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN LULUSAN PROFESI NERS UNIVERSITAS KLABAT Reagen Jimmy Mandias
Klabat Journal of Nursing Vol 3 No 1 (2021): I am your Nurse
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v3i1.537

Abstract

Salah satu tolak ukur mutu suatu program studi adalah kecepatan penyerapan alumni yang dihasilkan dalam dunia pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyerapan lulusan profesi NERS Universitas Klabat di dunia kerja dalam persepsi para alumni. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang melibatkan 71 alumni yang meresponse google form yang dikirimkan pada group alumni Fakultas Keperawatan profesi Ners Universitas Klabat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 20 faktor yang berperan dalam penyerapan lulusan profesi NERS di lapangan pekerjaan, namun lima faktor teratas adalah sikap, ketrampilan, lulusan dari universitas unggulan, sertifikat dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, peneliti ingin mengajukan saran kepada Fakultas Keperawatan Universitas Klabat, agar memperbanyak praktek untuk pengembangan soft skill para mahasiswa, serta pengembangan kepribadian dalam membentuk sikap atau attitude para calon perawat, mengasah skill para mahasiswa dan melaksakan sertifikasi sesuai kebutuhan pasar sehingga dalam dunia pekerjaan, para alumni akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan.
Hubungan Intensitas Penggunaan Internet Dengan Carpal Tunnel Syndrome Reagen Jimmy Mandias; Hermi Meidelin Dengah
Klabat Journal of Nursing Vol 1 No 2 (2019): Nursing as a Profession and Passion
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.99 KB) | DOI: 10.37771/kjn.v1i2.415

Abstract

Abstract The intensity of excessive internet use through electronic media can increase the risk of carpal tunnel syndrome, which is a musculoskeletal disorder involving the human body system such as skeletal, nerve, and muscle. This relates to hand positions and repetitive movements such as tapping, swiping and scrolling. The purpose of this research is to analyze the relationship between the intensity of internet use with the symptoms of carpal tunnel syndrome in the students of the Faculty of Computer Science, University of Klabat. The research method uses descriptive correlation with cross sectional approach. 216 students from various levels have become respondents in this study, selected through purposive sampling. The results of this study found out that there was a positive and significant relationship between the intensity of internet use with symptoms of carpal tunnel syndrome with p = 0,000 (r = 0.33), where the higher the intensity of internet use the higher the symptoms of carpal tunnel syndrome. Based on the results of study researchers suggest that students can use the internet wisely for things that are useful, both in lecture activities and daily life. Keywords: Carpal tunnel syndrome, Intensity of internet use
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa dalam Penggunaan Masker yang Benar Yunus Elon; Evelin Malinti; Reagen Mandias
JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan Raflesia, Prodi Keperawatan Curup, Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.125 KB) | DOI: 10.33088/jkr.v4i1.742

Abstract

Wearing masks is one of the important protocols in protecting yourself and others from the risk of transmitting COVID-19. This study aimed to evaluate the relationship between knowledge, attitude, and action. Students in using masks correctly. This research is quantitative research with a correlational approach. A total of 120 students at Adventist University Bandung, were selected using a non-probability sampling technique. Validity and reliability tests were carried out before distributing the questionnaire through the Google Form platform, with a cronbach alpha value of 0.602. This research has received an ethical certificate with the number 018/EKS-SU/II/21. The results of the univariate analysis showed that 90.0% of respondents had good knowledge, 97.5% had good attitudes and 73.3% had good actions. Bivariate analysis showed a significant and positive relationship between knowledge and attitudes r=.373 p-value=.000, there was also a significant and positive relationship between knowledge and action r=.049 p-value =.000. The conclusion of this study, the level of knowledge is positively and significantly correlated with attitudes and actions in using masks. The better the knowledge, the better the attitudes and actions.
SOCIAL SUPPORT WITH THE QUALITY OF ELDERLY LIFE Reagen Jimmy Mandias; Fendsly Bryan Mokorowu
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.903

Abstract

Social support atau dukungan sosial merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, tidak terkecuali lansia. Lansia lebih rentan mengalami gangguan terhadap kesehatan fisik maupun mental, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Social support yang baik, dipercaya dapat membantu lansia dalam mencapai kebutuhan fisik dan emosional yang lebih baik, serta dapat meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan social support dengan kualitas hidup lansia di Desa Olobaru Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Indonesia. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 52 sampel. Proses pengumpulan data meggunakan kuesioner WHOQOL-Bref dan Multidimensional Scale of Percieved Social support (MSPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden terdapat 40 lansia (76,9%) yang memiliki social support baik. Sementara untuk kualitas hidup terdapat 41 lansia (78,8%) yang memiliki kualitas hidup tinggi. Hasil penelitian lebih lanjut untuk hubungan social support dengan kualitas hidup lansia dengan menggunakan uji statistik spearman rank/rho mendapatkan p value .016 < .05 dengan nilai r = 0,334 yang artinya ada hubungan yang lemah dan signifikan dengan arah positif. Direkomendasikan, bagi masyarakat desa untuk mempererat hubungan sosial dengan lansia, sehingga lansia dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Kata kunci : Kualitas Hidup, Lanjut Usia, Social Support ABSTRACT Social support is very important for every individual, including the elderly. The elderly is more prone to experiencing disturbances of physical and mental health, so that it can affect the quality of life of the elderly. Good social support is believed to be able to help the elderly in achieving better physical and emotional needs and can improve their quality of life. This study aims to determine the relationship between social support and the quality of life of the elderly in Olobaru Village, Parigi Moutong District, Central Sulawesi, Indonesia. The research method used is descriptive correlation with cross-sectional approach. The sampling technique used a total sampling technique with a total of 52 samples. The data collection process used the WHOQOL-Bref questionnaire and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). The results showed that out of 52 respondents there were 40 elderly (76.9%) who had good social support. Meanwhile, for the quality of life, there were 41 elderly (78.8%) who had a high quality of life. The results of further research on the relationship between social support and the quality of life of the elderly using the Spearman rank/rho statistical test obtained a p value of .016 <.05 with a value of r = 0.334 which means that there is a weak and significant relationship in a positive direction. It is recommended for rural communities strengthen social relations with the elderly, so that the elderly can have a good quality of life. Keywords: Elderly, Social Support, Quality of Life
Lama Kerja dengan Burnout Syndrome Pada Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Injilia Desgia Kawalod; Reagen Jimmy Mandias
NUTRIX Vol 7 No 1 (2023): Volume 7, Issue 1, 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v7i1.918

Abstract

Nursing profession is required to provide fast and optimal service in making decisions in an environment that is basically full of pressure because it is related to the patient's life. The demands of this job for a long time can cause stress for nurses. Continuous stress can cause burnout syndrome. The purpose of this study was to determine the relationship between tenure and burnout syndrome in practicing nurses at Prof. Hospital. Dr. R.D. Kandou Manado. The sampling technique used purposive sampling. The Slovin formula is used to determine the sample size. Meanwhile, to assess burnout syndrome using the Maslach Burnout Inventory questionnaire. The results showed that of the 129 respondents, the majority of respondents, 72.1%, worked for less than 6 years or were in the new category of length of service. For Burnout syndrome, there were 45% of respondents who had low Burnout syndrome, 27.9% moderate, 26.3% quite high, and 0.8% had high Burnout syndrome. Meanwhile, the results of the Spearmen rank/rho statistical test showed a p value of .226 > .05, which means that there was no significant relationship between length of work and burnout syndrome in nurses at Prof. RSUP. Dr. R.D Kandou Manado. Recommendations for hospital management to find out the factors that trigger Burnout syndrome in practicing nurses, so as to increase nurse satisfaction in serving so that service quality will increase and ultimately patient satisfaction and safety will be created. Abstrak Profesi perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat dan optimal dalam pengambilan keputusan di tengah lingkungan yang pada dasarnya penuh tekanan karena berhubungan dengan nyawa pasien. Tuntutan pekerjaan ini dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan stress bagi perawat. Stress yang terus menerus dapat mengakibatkan Burnout syndrome. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama kerja dengan Burnout syndrome pada perawat pelaksanan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Rumus Slovin digunakan dalam menentukan besaran sampel. Sementara untuk menilai burnout syndrome menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory. Hasil penelitian menunjukkan dari 129 responden mayoritas responden 72.1% bekerja kurang dari 6 tahun atau berada pada lama kerja kategori baru. Untuk Burnout syndrome terdapat 45 % responden mengalami Burnout syndrome rendah, 27.9% sedang, 26.3% cukup tinggi, dan 0.8% mengalami Burnout syndrome tinggi. Sementara untuk hasil uji statistik spearmen rank/rho menunjukkan p value .226 > .05 yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan Burnout syndrome pada perawat di RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Manado. Rekomendasi bagi management rumah sakit untuk mencari tahu faktor-faktor yang memicu terjadinya Burnout syndrome pada perawat pelaksana, sehingga dapat meningkatkan kepuasan perawat dalam melayani sehingga kualitas pelayanan akan meningkat dan pada akhirnya kepuasan dan keselamatan pasien akan tercipta. Kata kunci : Burnout Syndrome, Lama kerja, Perawat Pelaksana
Factors Influencing the Incidence of Phlebitis in Hospitalized Patients Reagen Jimmy Mandias; Frendy Fernando Pitoy; Lea Andy Shintya; Windy Jennyfer Longdong
Journal Nursing Care Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Gorontalo Vol 9, No 2 (2023): JOURNAL NURSING CARE
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jnc.v9i2.722

Abstract

ABSTRACTBackground: Phlebitis is a nosocomial infection that often occurs and can be found in hospitals. Phlebitis is an infection that occurs in the walls of the veins which can be caused by various factors such as internal factors namely age and gender, as well as external factors such as the size of the infusion needle, the type of infusion fluid, the aseptic technique of infusion, and the number of days the infusion has been installed. Because of many factors influencing the phlebitis, lack of focus on phlebitis prevention often occurs.Purpose: This study aimed to determine the relationship between risk factors of phlebitis such as age, gender, infusion size, type of infusion fluid, location of infusion, length of infusion installed, and aseptic technique with the incidence of phlebitis in patients at a Private Hospital in Manado.Methods: The research method was quantitative, descriptive correlation with a cross-sectional approach. The sampling technique was used consecutive sampling with a total sample of 192 patients. Data was collected using an observation form for phlebitis risk factors and Visual Infusion Phlebitis (VIP) to measure phlebitis.Results: An analysis was carried out using the chi-square test and it was found that there were three risk factors that had a significant relationship with the incidence of phlebitis. These factors were the type of fluid (p= 0.000), aseptic technique (p= 0.011), and length of infusion installed (p= 0.020). While age (p= 0.383), sex (p= 0.948), infusion size (p= 0.247), and location of infusion (p= 0.826) had no relationship with the incidence of phlebitis. Furthermore, after logistic regression analysis, it was found that the type of fluid has a 13,539 times greater risk of developing phlebitis compared to the length of infusion installed and aseptic technique.Conclusion: The risk factors such as type of fluid, aseptic technique, and the length of infusion installed had a significant relationship with the incidence of phlebitis in a patient at a Private Hospital in Manado. The type of fluid is the most influential risk factor for the incidence of phlebitis in patients. It is recommended for nurses to minimize the use of hypertonic fluids, unless there are no contraindications. In addition, further attention is also needed regarding aseptic technique during infusion and pay attention to the condition of the patient's infusion during the treatment period.  ABSTRAKPendahuluan: Flebitis merupakan infeksi nosocomial yang sering terjadi dan banyak ditemui di rumah sakit.  Flebitis adalah infeksi yang terjadi pada dinding pembuluh darah vena yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal yaitu usia dan jenis kelamin, serta faktor eksternal seperti ukuran jarum infus, jenis cairan infus, teknik aseptik pemasangan infus, dan lama hari infus terpasang. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis mengakibatkan kurangnya fokus pencegahan flebitis pada sumber penyebabnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko terjadinya flebitis seperti usia, jenis kelamin, ukuran infus, jenis cairan infus, lokasi pemasangan infus, lama infus terpasang, dan teknik aseptik dengan kejadian flebitis pada pasien di salah satu Rumah Sakit swasta di Manado.Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebesar 192 pasien. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi faktor resiko flebitis dan Visual Infusion Phlebitis (VIP) untuk mengukur flebitis.Hasil: Telah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi-square dan ditemukan bahwa terdapat tiga faktor resiko yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian flebitis. Faktor tersebut adalah jenis cairan (p= 0,000), teknik aseptik (p= 0,011), dan lama infus terpasang (p= 0,020). Sedangkan usia (p= 0,383), jenis kelamin (p= 0,948), ukuran infus (p= 0,247), lokasi pemasangan (p= 0,826) tidak memiliki hubungan dengan kejadian flebitis.  Lebih lanjut setelah dilakukan analisa regresi logistik, ditemukan bahwa jenis cairan memiliki risiko 13.539 kali lebih besar terjadinya flebitis dibandingkan dengan lama infus terpasang dan teknik aseptik.Kesimpulan: Faktor resiko jenis cairan, teknik aseptic, dan lama infus terpasang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian flebitis pada pasien di salah satu Rumah Sakit Swasta Di Manado. Jenis cairan merupakan faktor resiko yan g paling berpengaruh terhadap kejadian flebitis pada pasien. Diharapkan bagi perawat untuk meminimalisir penggunaan cairan hipertonik, kecuali tidak ada kontraindikasi. Selainitu, dibutuhkan juga perhatian lebih lanjutg mengenai teknik aseptik pada saat pemasangan infus serta memperhatikan kondisi infus pasien selama masa perawatan. 
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan di Kelurahan Makawidey Frendy Fernando Pitoy; Elisa Anderson; Grace Kaparang; Denny Maurits Ruku; Reagen Jimmy Mandias; Ellen Padaunan; Lea Andy Shintya; Nova Gerungan; James Richard Maramis
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11174

Abstract

ABSTRAK Kecelakaan ataupun bencana merupakan fenomena yang dapat terjadi tanpa dikehendaki oleh setiap orang. Tanpa penanganan awal yang tepat, suatu kecelakaan dapat membuat seseorang kehilangan nyawanya. Pertolongan pertama penting untuk dilakukan pada korban kecelakaan agar terhindar dari kematian atau kecacatan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi Kader Kesehatan di kelurahan Makawidey. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan workshop kepada kader kesehatan kelurahan Makawidey. Evaluasi pengetahuan dan praktik dilakukan pada awal dan akhir kegiatan dengan menjalankan angket evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BHD setelah dilakukan kegiatan pelatihan, dimana terjadi peningkatan dari segi nilai pengetahuan sebesar 20.43%. Selain itu dari segi nilai ujian praktik, rata-rata nilai ujian para peserta cukup baik yaitu 69.90%. Dapat disimpulkan bahwa Kegiatan pelatihan BHD dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan kelurahan Makawidey. Lebih lanjut, pengetahuan para para kader kesehatan sudah cukup baik untuk mempraktikkan pemberian Bantuan Hidup Dasar dalam kehidupan bermasyarakatnya. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Kader Kesehatan, Edukasi.  ABSTRACT Accidents or disasters are phenomena that can happen unexpectedly by everyone. Without proper initial treatment, an accident can occur in people’s life. First aid is important for the accident victims to avoid death or disability. Therefore, the knowledge of Basic Life Support (BHD) is needed to handle the cases. This activity aimed to increase knowledge and skills in implementing Basic Life Assistance (BHD) for Health Cadres in Makawidey. The method used was socialization and workshops for health cadres in Makawidey. Evaluation of knowledge and practice was at the beginning and the end of the activity questionnaire. There was an increase in the participants' knowledge about BHD after the training activities, where there was an increase in terms of the knowledge by 20.43%. Apart from that, in terms of practical, the average scores of the participants were quite good, namely 69.90%. It can be concluded that BHD training activities can increase the knowledge of Makawidey’s health cadres. Furthermore, the knowledge of the health cadres is good enough to be practice in the provision of Basic Life support in their community. Keywords: Basic Life Support, Health Cadres, Education.
Health Expo: Upaya Penanggulangan 4 Hypers di Kelurahan Makawidey, Bitung Reagen Jimmy Mandias; Grace Kaparang; Frendy Fernando Pitoy; Elisa Anderson; Denny Maurits Ruku; Lea Andy Shintya; Ellen Padaunan; Christina Angel Umboh; Kathleen Sharon Boling; Injilia Desgia Kawalod; Cesilia Kolesy; Thesalonika Margaretha Laluraga; Chintiya Zhou Chen Mariam Somba; Bella Elisabeth Sabathama Hadibrata; Jennifer Telly Rumuat
Servitium Smart Journal Vol 2 No 1 (2023): Servitium Smart Journal
Publisher : Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31154/servitium.v2i2.21

Abstract

Meskipun selama beberapa dekade terakhir terjadi peningkatan teknologi dan penelitian ekstensif yang signifikan dalam dunia medis dan kesehatan secara keseluruhan, Penyakit Tidak Menular (PTM) atau penyakit degeneratif atau dalam istilah lain yaitu Man-made Disease menjadi seperti enigma yang tidak kunjung dapat diatasi. Program Pengabdian kepada Masyarakat pada artikel ini adalah mengacu pada skrining dan penanganan 4 Hypers dengan cara pemberian edukasi melalui konsultasi pola hidup dan pemberian obat pada warga Masyarakat Kelurahan Makawidey, Aertembaga, Bitung. Penanganan 4 Hypers terus perlu digalakkan untuk mencegah peningkatan kasusnya pada waktu ke depan. Para dokter, perawat, tenaga kesehatan serta pemerintah harus terus berkolaborasi untuk mengadakan skrining, edukasi, pencegahan serta pengobatan penyakit tidak menular. Kegiatan seperti ini perlu diadakan oleh sivitas akademika fakultas keperawatan, fakultas ilmu kesehatan atau sekolah tinggi ilmu kesehatan yang lain secara regular dan menyeluruh di seluruh Indonesia sesuai cakupan jangkauan wilayah institusi tersebut.
Dukungan Keluarga Dan Kepatuhan Menjalankan Diit Pasien Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ratahan Pitoy, Frendy Fernando; Mandias, Reagen Jimmy; Shintya, Lea Andy; Manawan, Kenny Julisa
Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal Vol. 14 No. 02 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Science Journal
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jikbh.v14i02.775

Abstract

Latar Belakang: Salah satu cara untuk menangani penyakit DM adalah dengan melakukan diet yang ketat dimana bukanlah hal yang mudah untuk tetap konsisten dalam menjalankanya. Dukungan dari keluarga merupakan suatu kontribusi nyata yang sangat berperan aktif dalam mempengaruhi pelaksanaan diet DM. Diet yang dilakukan terus-menerus dengan jangka waktu yang lama dan disertai dengan kurangnya dukungan dari keluarga sering kali menimbulkan perasaan bosan sehingga mengakibatkan kelalaian dalam menjalankanya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan diet pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 94 responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Dukungan Keluarga dan Kuesioner Kepatuhan Diet DM. Analisis data menggunakan rumus Spearman’s Rho dengan menggunakan program Statistical Package For The Social Science (SPSS) 21. Hasil: Ditemukan bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori dukungan keluarga baik dengan jumlah 67 (71,3%) responden dan memiliki kepatuhan diet DM dalam kategori patuh dengan jumlah 59 (62,8%) responden.  Lebih lanjut, hasil analisis bivariat menggunakan rumus Spearman’s rho menunjukan nilai p=0,271. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan kepatuhan menjalankan diet DM di wilayah kerja Puskesmas Ratahan.