Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The Association of Parenting Styles with Premarital Sexual Behavior in Adolescents Lumolo, Merry Rosdiana; Shintya, Lea Andy
NUTRIX Vol 9 No 2 (2025): Volume 9, Issue 2, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i2.1412

Abstract

One form of curiosity in adolescents is sexual behavior that can be misused, leading to premarital sexual behavior and resulting in teenage pregnancies, increased maternal and infant mortality rates, economic immaturity, mental development immaturity, and difficulty controlling emotions, ultimately leading to divorce. To prevent sexual behavior, proper parental upbringing is necessary to shape a child's behavior, and it also serves as proof of parental responsibility in the increasingly mature development and growth stages of a child. The purpose of this study is to determine the relationship between parental parenting styles and premarital sexual behavior in adolescents at SMA Negeri 1 Siau Barat. This research uses a quantitative research method and a cross-sectional research design with 130 research samples, employing convenience sampling as the sample collection technique. The research results show that 124 (95.4%) respondents have an authoritarian parenting style, 3 (2.3%) respondents have a permissive parenting style, and 3 (2.3%) respondents have a democratic parenting style. Premarital sexual behavior was found in 129 (99.2%) respondents who exhibited deviant behavior and 1 (0.8%) respondent who did not exhibit deviant behavior. The results of the Kruskal-Wallis statistical test showed a p-value of 0.009 < 0.05, indicating a significant relationship between parental parenting styles and premarital sexual behavior in adolescents at SMA Negeri 1 Siau Barat. Recommendations for future researchers to add other variables such as peers, social media use, and sex education in schools. Salah satu bentuk rasa ingin tahu pada remaja adalah perilaku seksual yang dapat disalahgunakan, mengarah pada perilaku seksual sebelum menikah dan mengakibatkan kehamilan remaja, peningkatan angka kematian ibu dan bayi, ketidakmatangan ekonomi, ketidakmatangan perkembangan mental, dan kesulitan mengendalikan emosi, yang pada akhirnya menyebabkan perceraian. Untuk mencegah perilaku seksual, pendidikan orang tua yang tepat diperlukan untuk membentuk perilaku anak, dan juga berfungsi sebagai bukti tanggung jawab orang tua dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan anak yang semakin matang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara gaya pengasuhan orang tua dan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Siau Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian cross-sectional dengan 130 sampel penelitian, menggunakan convenience sampling sebagai teknik pengumpulan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 124 (95,4%) responden memiliki gaya pengasuhan otoriter, 3 (2,3%) responden memiliki gaya pengasuhan permisif, dan 3 (2,3%) responden memiliki gaya pengasuhan demokratis. Perilaku seksual sebelum menikah ditemukan pada 129 (99,2%) responden yang menunjukkan perilaku menyimpang dan 1 (0,8%) responden yang tidak menunjukkan perilaku menyimpang. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p sebesar 0,009 < 0,05, yang mengindikasikan adanya hubungan signifikan antara gaya pengasuhan orang tua dan perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Negeri 1 Siau Barat. Rekomendasi bagi peneliti di masa depan untuk menambahkan variabel lain seperti teman sebaya, penggunaan media sosial, dan pendidikan seks di sekolah.
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA IBU-IBU DI DESA MOTOLING Shintya, Lea Andy
Klabat Journal of Nursing Vol. 4 No. 1 (2022): New Start
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i1.798

Abstract

Pengunaan kontrasepsi hormonal bertujuan untuk mencegah kehamilan saat berhubungan seks. Ada efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya adalah kenaikan berat, karena didalam kontrasepsi hormonal terdapat hormon Depo Medroxy progresteron Axetate (DMPA) yangmenyebabkan meningkatnya nafsu makan.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling. Metode penelitian yaitu survey analitik menggunakan pendekatan crosssectional . Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampe 80 responden. Hasil Penelitian: gambaran penggunaan kontrasepsi hormonal ibu-ibu di desa Motoling, suntik berjumlah 40 responden (50,0%), pil 22 responden (27,5%), dan implan 18 responden (22,5). Untuk gambaran kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling 43 responden (53,7%) mengalami kenaikan berat badan 2 - 4 kg, 28 responden (35,0 % ) mengalami kenaikan berat badan > 5kg, dan 9 responden (11,3) mengalami penurunan berat badan. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling dengan p-value 0,033 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal mempunyai hubungan terhadap kenaikan berat badan dari ibu-ibu di Desa Motoling. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak, variabel khusus kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan. Kata kunci : Berat badan, Kontrasepsi KB
PENGETAHUAN DAN PERILAKU VULVA HYGINE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Shintya, Lea Andy; Kasenda, Gincya
Klabat Journal of Nursing Vol. 6 No. 1 (2024): Nursing Overarches All Clinical Setting
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v6i1.1113

Abstract

Pengetahuan remaja putri tentang perawatan kesehatan organ reproduksi sangalah penting, karena pada usia remaja akan terjadi perkembangan baik secara biologis maupun psikologis yang berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, ada juga faktor-faktor yang bisa mempengaruhi remaja seperti informasi yang diterima orang tua, orang terdekat, dan seringnya diskusi. Perilaku Vulva hygiene upaya merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar atau bibir vagina, perilaku vulva hygiene yang buruk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan reproduksi remaja putri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi SMP SLA Tompaso. Metode penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 61 siswi SMP sebagai responden dan menggunakan metode total sampling. Hasil penelitian didapati 19 responden (31,1%) kategori perilaku baik dan 42 responden (68,9%) perilaku cukup. Pengetahuan vulva hygiene didapati 27 responden (44,3%) perilaku baik, 33 responden (54,1%) cukup dan 1 responden (1,6%) perilaku kurang. Hasil uji korelasi pearson correlation menunjukkan p-value = 0,947 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan perilaku vulva hygiene saat menstruasi pada siswi SMP SLA Tompaso. Rekomendasi kepada remaja untuk lebih memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik dan untuk peneliti selanjutnya bisa menambahkan variabel yang lain seperti sikap, keyakinan remaja, emosi dan pengalaman remaja. Knowledge of adolescent about reproductive health care is vital, because in adolescence there will be both biological and psychological developments that influence daily activities, there are also factors that can influence adolescents such as information received by parents, close people, and frequent discussion. Vulva hygiene is an attempt to treat the hygiene of the external female organs or vagina lips, poor hygienic behavior of the vulva can lead to disorders of the reproductive health of adolescent. The purpose of this study is to find out the relationship between knowledge and vulva hygiene behavior during menstruation in high school students SLA Tompaso. Descriptive research methods correlated with cross sectional approaches in 61 high school students as respondents and used total sampling methods. The results of the study found 19 respondents (31.1%) in the category of good behavior and 42 respondents (68.9%) in sufficient behaviour. Pearson correlation test results showed p-value = 0.947 > 0.05. It can be concluded that there is no significant association of knowledge with vulva hygiene behavior during menstruation in high school students SLA Tompaso. Recommendations to adolescents to have better knowledge and good behavior and for future researchers can add other variables such as attitudes, adolescent beliefs, emotions andadolescentexperriences. KEYWORDS: Behavior, Menstruation, Knowledge, Vulva Hygiene
Hubungan Perilaku Vaginal Hygiene dan Kejadian Leukorea Pada Remaja Zougira, Nelvada; Shintya, Lea Andy
NUTRIX Vol 8 No 1 (2024): Volume 8, Issue 1, 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v8i1.1108

Abstract

Leukorrhea is an occurrence that occurs in women, where the fluid discharge occurs from the vagina, does not feel itching and does not smell, on the contrary that is a concern when leukorrhea smells, and itches for that reason to avoid abnormal leukorrhea is important for teenagers to carry out proper vaginal hygiene. The purpose of this study is to find out the relationship between vaginal hygiene behaviour and the occurrence of leukorrhea in teenagers. Research method is the descriptive correlation using the Cross Sectional approach. Sampling was carried out purposive sampling with a total sample of 199 respondents. The results of the study showed vaginal hygiene behaviour of 199 respondents there were as many as 164 respondents (82.4%) in the good category and 35 respondents (17.6%) with the bad category, for the incidence of leukorrhea as much as 178 respondent (89.4%) on the normal category and 21 respondents (10.6%) at the abnormal category. There's a connection between vaginal hygiene behaviour and the occurrence of leukorrhea in teenagers, with a p-value of 0.020 < 0.05. The recommendation for teenagers to maintain good vaginal behavior and for the following researchers it is recommended to study the factors of knowledge, attitudes, daily activities Lekorea merupakan suatu kejadian yang terjadi pada wanita, dimana terjadinya pengeluaran cairan dari vagina berwarna bening, tidak terasa gatal dan tidak berbau, sebaliknya yang menjadi perhatian bila leukorea berbau, dan terasa gatal oleh sebab itu untuk menghindari leukorea yang tidak normal penting bagi remaja untuk melakukan vaginal hygiene yang benar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku vaginal hygiene dengan kejadian leukorea pada mahasiswi. Metode penelitian yaitu deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan Cross-Sectional. Pengambilan sampel dilakukan purposive sampling dengan jumlah sampel 199 responden. Hasil penelitian didapati perilaku vaginal hygiene dari 199 responden terdapat sebanyak 164 responden (82,4%) pada kategori baik dan 35 reponden (17,6%) dengan kategori buruk, untuk kejadian leukorea sebanyak 178 responden (89,4%) pada kategori normal dan 21 responden (10,6%) pada kategori tidak normal. Ada hubungan antara perilaku vaginal hygiene dengan kejadian leukorea pada remaja, dengan nilai p-value 0,020 < 0.05. Rekomendasi bagi remaja tetap mempertahankan perilaku vaginal yang baik dan untuk peneliti berikut disarankan untuk meneliti faktor pengetahuan, sikap, aktivitas sehari-hari.
The Correlation Between Age of Marriage with Cervical Cancer Incidence in X Hospital Manado Shintya, Lea Andy
NUTRIX Vol 8 No 2 (2024): Volume 8, Issue 2, 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v8i2.1177

Abstract

Cervical cancer is one of the most common cancers affecting women. Marriage at a very young age is suspected to be one of the risk factors for the occurrence of cervical cancer. This study aims to analyze the relationship between the age of marriage and the incidence of cervical cancer. Method: This study uses a case control design with 120 sample respondent using total sampling method. Data were collected through medical records and interviews. Data analysis using the chi-square test. Results: Of the 27 respondents 54 % of women who married at age < 20 years suffered from cervical cancer, while in the age group 20 years, only 23 respondent 46 % cancer cervix. The statistical test results indicate a significant relationship between the age of marriage and the incidence of cervical cancer (p=0.026), with a correlation value of 0.222, which is considered weak as it falls within the range of (0.20-0.399). There is a significant relationship between the age of marriage and the incidence of cervical cancer. Women who marry at age < 20 years have a higher risk of suffering from cervical cancer compared to those who marry at age 20 years. Recommendation future researchers should conduct further studies to identify other factors that play a role in the relationship between marriage age and cervical cancer, and evaluate cervical cancer prevention interventions among women who marry at a young age.
Increasing Knowledge about Pregnancy Prevention among Adolescents through Education Intervention Shintya, Lea Andy
NUTRIX Vol 9 No 1 (2025): Volume 9, Issue 1, 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.v9i1.1285

Abstract

Adolescent pregnancy has become a significant public health issue worldwide, including in Indonesia which has a negative impact on the holistic health of adolescents. One effective approach to addressing the issue of teenage pregnancy is through health education interventions aimed at increasing adolescent knowledge and awareness of reproductive health. The research aims to analyze the influence of health education on the prevention of adolescents pregnancy. The research method used was quasi-experimental with a pre-post design, involving 30 female student respondents in this study, with samples taken using the total sampling method. Data were collected by distributing questionnaires before and after the health education intervention. Data analysis was conducted using the Wilcoxon Signed Ranks Test formula. The results of the pretest and post-test scores from 30 participants. The minimum score on the pretest was 41, while the maximum score was 76, with an average of 56.90. After the treatment, the posttest scores showed a minimum of 71, a maximum of 94, with an average of 82.17. The analysis used the Wilcoxon Signed Ranks Test to see the significant difference in knowledge before and after the treatment, obtaining a p-value of 0.000 < α. 0.05. Indicates that Ho is rejected, which means that the intervention conducted has successfully increased adolescents' knowledge about pregnancy prevention among Adolescent. Further research is required to investigate other variables like video on demand or Google slide media that may affect the efficacy of interventions and to ascertain the optimal means for disseminating information to adolescents. Kehamilan remaja telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang berdampak negatif pada kesehatan holistik remaja. Salah satu pendekatan yang efektif untuk mengatasi masalah kehamilan remaja adalah melalui intervensi pendidikan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran remaja tentang kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pencegahan kehamilan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi-eksperimental dengan desain pre-post, melibatkan 30 responden siswi dalam penelitian ini, dengan sampel diambil menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner sebelum dan setelah intervensi Pendidikan Kesehatan. Analisis data dilakukan menggunakan rumus Uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil skor pretest dan post-test dari 30 peserta. Skor minimum pada pretest adalah 41, sedangkan skor maksimum adalah 76, dengan rata-rata 56,90. Setelah perlakuan, skor posttest menunjukkan minimum 71, maksimum 94, dengan rata-rata 82,17. , Analisis menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks untuk melihat perbedaan signifikan dalam pengetahuan sebelum dan setelah perlakuan, memperoleh nilai p sebesar 0.000 < α. 0.05. ,Menunjukkan bahwa Ho ditolak, yang berarti bahwa intervensi yang dilakukan telah berhasil meningkatkan pengetahuan remaja tentang pencegahan kehamilan di kalangan remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki variabel lain seperti media video on demand atau google slide yang mungkin mempengaruhi efektivitas intervensi dan untuk menentukan cara terbaik dalam menyebarkan informasi kepada remaja.
Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Shintya, Lea Andy; Adodo, Esterinda Cindyantonia Putri
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.429 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i6.10490

Abstract

ABSTRACT Excessive smartphone use can cause insomnia, which is a sleep disorder experienced by a person, thus causing unfulfilled sleep needs in quantity and quality. This is related to the continuous smartphone uses where difficult for teenagers to control the duration of smartphone use. The purpose of this study was to determine the relationship between smartphone use and the incidence of insomnia in adolescents at SMA Negeri I Airmadidi. The research method used a descriptive correlation with a cross sectional approach. The sampling technique was using purposive sampling with 136 respondents. A total of 136 (100.0%) respondents were highly addicted to smartphone use, and 80 (58.8%) respondents experienced mild insomnia. The results of the analysis using spearman's rank found a value of p = 0.000; r = 0.337. There is a significant relationship between smartphone use and the incidence of insomnia in adolescents of SMA Negeri I Airmadidi. The relationship is low with a positive direction, which means that the higher the use of a smartphone, the higher the incidence of insomnia. It is recommended for the students to be wiser in using smartphones. Teenagers can be more selective in using it, especially related to the academics. As for future research, it is necessary to add variables such as the length of time using a smartphone and factors that influence the incidence of insomnia such as co-morbidities, namely depression. Keywords : Adolescents, Insomnia, Smartphone Use   ABSTRAK Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya insomnia, yang merupakan ganggguan tidur yang dialami seseorang sehingga menyebabkan kebutuhan tidur tidak terpenuhi secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini berhubungan dengan penggunaan smartphone secara terus menerus sehingga menyebabkan remaja sulit untuk mengontrol durasi penggunaan smartphone. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara penggunaan smartphone dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri I Airmadidi. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 136 responden. Sebanyak 136 (100.0%) responden berada pada adiksi tinggi penggunaan smartphone, dan 80 (58.8%) responden mengalami insomnia ringan. Hasil analisis dengan menggunakan spearman’s rank menemukan nilai p = 0.000; r= 0.337. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan smartphone dengan kejadian insomnia pada remaja SMA Negeri I Airmadidi. Keeratan hubungan tergolong rendah dengan arah hubungan positif, yang berarti semakin tinggi penggunaan smartphone maka semakin tinggi kejadian insomnia. Direkomendasikan kepada siswa untuk dapat lebih bijaksana dalam penggunaan smartphone. Remaja dapat lebih selektif dalam menggunakan khususnya pada hal-hal yang berhubungan dengan akademik. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel seperti lama menggunakan smartphone dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian insomnia seperti penyakit penyerta yaitu depresi. Kata Kunci: Insomnia, Penggunaan Smartphone, Remaja
Skrining dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Airmadidi Ruku, Denny Maurits; Mandias, Reagen Jimmy; Shintya, Lea Andy; Pitoy, Frendy Fernando; Anderson, Elisa; Moedjahedy, Jimmy Herawan; Ella, Eunike; Nander, Gabriel Christovel; Siwu, Nikita Ribka Maya
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15272

Abstract

ABSTRAK Gangguan Kesehatan tidak pernah lepas dari masyarakat meskipun peningkatan teknologi dibilang sudah cukup pesat. Gangguan kesehatan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyakit yang menular dari satu ke yang lain dan penyakit tidak menular (PTM) yang mana dapat ditularkan dari orang lain. Penyakit tidak menular adalah penyakit katastropik dengan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Penyakit ini diantaranya adalah hipertensi, diabetes, dan gout arthritis, dan hiperkolesterol. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan skrining dan penanggulangan PTM di RW 10 Kelurahan Airmadidi Atas dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian edukasi kesehatan pada masyarakat. Metode yang diterapkan pada program ini adalah survey observasi dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di RW 10 kelurahan Airmadidi Atas. Data hasil analisis skrining kesehatan menunjukan bahwa pada sebagian besar penderita PTM berada pada kategori usia lanjut atau diatas dari usia 60 tahun dengan nilai persentase penderita Hipertensi sebanyak 18 (66.6%) orang, Diabetes Melitus 12 (60%) orang, dan Hyperkolesterolemia 15 (51%) orang. Sehubungan dengan angka penderita hipertensi yang cukup tinggi, maka telah diberikan edukasi kesehatan mengenai hipertensi pada Masyarakat. PTM ditemukan dengan angka kejadian yang cukup tinggi dikalangan Masyarakat. Kegiatan seperti in harus diadakan agar masyarakat lebih peduli mengenai kesehatannya.  Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular, Skrining, Edukasi  ABSTRACT Health problems have never been separated from society even though the technological improvements are increasing rapidly. Health problems can be divided into two types, namely diseases that are transmitted from one person to another and non-communicable diseases (NCDs) which can be transmitted from other people. Non-communicable diseases are catastrophic diseases with the highest cause of death in Indonesia. These diseases include hypertension, diabetes, gouty arthritis and hypercholesterolemia. This community service program aims to carry out the health screening and PTM prevention in RW 10 Airmadidi Atas Village by conducting health observation and providing health education to the community. The data from health screening analysis shows that the majority of NCDs sufferers are in the elderly category or above the age of 60 years with a percentage of 18 (66.6%) people suffering from hypertension, 12 (60%) people with diabetes mellitus, and 15 (51%) people with hypercholesterolemia. According to the high number of hypertension sufferers, health education regarding hypertension has been provided to the community. NCDs is found to have high incidence rate among the community. Activities like this must be held so that people care more about their health. Keywords: Non-Communicable Disease, Screening, Education