Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA Anggraeni, Ari
EKUIVALEN - Pendidikan Matematika Vol 29, No 01 (2017): EKUIVALEN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) model pembelajaran CTL dapat memberikan kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional; (2) pembelajaran dengan model pembelajaran CTL efektif digunakan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Prembun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMPN 1 Prembun Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah dua kelas, yaitu kelas VIIIB dan VIIIA. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan tes. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa. Pengujian hipotesis menggunakan uji multivariat dan dilanjutkan uji univariat secara terpisah. Berdasarkan perhitungan dapat disimpulkan: (1) kemampuan komunikasi matematis dan prestasi belajar siswa yang dikenai model pembelajaran CTL lebih baik daripada model pembelajaran konvensional; (2) pembelajaran dengan model pembelajaran CTL efektif digunakan terhadap kelas VIII SMPN 1 Prembun. Sehingga model pembelajaran CTL dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran di SMP.   Kata Kunci: CTL,  konvensional,  komunikasi  matematis, prestasi belajar
Penyuluhan Pentingnya Perilaku Hidup Bersih Sehat Dalam Mencegah Demam Berdarah (DBD) dan Kerja Bakti Membersihkan Lingkungan di Alun-Alun Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 2025 Zaelani, Ahmad; Fidzikri, Nanda Berliana Tania; Purba, Sulastri; Aba, Matheus; Anggraeni, Ari; Kuraesin, Siti; Widiansyah, Wiwid
Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan untuk Masyarakat Vol 2, No 3 (2024): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Kesehatan Untuk Masyarakat
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jppkm.v2i3.5654

Abstract

Musim yang tidak menentu dan mengkibatkan hujan di wilayah Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkatkan potensi penyaki tersebut. Kabupaten bandung menjadi penyumbang tetnggi angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) teratat 29 kasus kematian, Sehingga perlunya edukasi terhadap masyarakat sekitar tentang pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta pertolongan pertama terhadap penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan kondisi bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan membuka saluran komunikasi, memberikan informasi dan pendidikan untuk membantu masyarakat mengenali dan memecahkan masalah sendiri. Tingginya angka kejadian DBD yaitu kepadatan penduduk, kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat, rendahnya pengetahuan dan pendidikan masyarakat, tertinggalnya informasi, Salah satu upaya pemberantasan penyakit DBD adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan dan edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat dan cara 3M plus yang dilakukan di Alun-alun kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung tahun 2025. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan kesadaran para masyarakat, pedagang dan pengunjung dalam menjaga kebersihan lingkungan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan pada bulan Januari di Alun-Alun Ciparay. Kata Kunci: Perilaku hidup bersih sehat, Demam Berdarah, Penyuluhan.
PROSEDUR PEMERIKSAAN OS FEMUR PEDIATRIK DENGAN INDIKASI INTOEING FOOT DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD SIDOARJO BARAT Ningsih, Dwi Syukuriah; Mahanani, Ayu; Anggraeni, Ari
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45523

Abstract

Intoeing foot adalah kondisi rotasi medial ekstremitas bawah yang umum terjadi pada anak-anak dan dapat bersifat unilateral maupun bilateral. Evaluasi klinis menggunakan Foot Progression Angle (FPA). Penyebabnya meliputi peningkatan anteversi femoralis, torsi tibialis internal, adduktus metatarsus, atau kombinasi ketiganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur serta peran pemeriksaan os femur pediatrik dengan indikasi intoeing foot di Instalasi Radiologi RSUD Sidoarjo Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka terhadap tiga radiografer, satu dokter radiologi, dan satu dokter ortopedi selama periode September 2024 hingga April 2025. Analisa data dibentuk secara naratif, diverifikasi dengan teori dan ditarik  kesimpulan. Pemeriksaan os femur pediatrik dilakukan dengan melepas benda logam dan alas kaki yang dapat mengganggu citra radiograf. Teknik yang digunakan adalah proyeksi anteroposterior (AP) dengan posisi pasien erect, kaki sejajar dan lurus. Batas atas ditentukan pada spina iliaca anterior superior dan batas bawah hingga pertengahan cruris, dengan titik bidik pada distal femur. Proyeksi lateral tidak digunakan karena proyeksi AP dinilai cukup untuk evaluasi panjang, simetri, dan derajat kedua femur. Peran pemeriksaan ini mendukung analisis ortopedi terhadap gangguan pertumbuhan tulang, saraf, otot, atau struktur lain. Prosedur pemeriksaan memiliki perbedaan dengan teori, adanya variasi pada proyeksi serta batas anatomi. Peran pemeriksaan telah sesuai dengan penelitian sebelumnya. Disarankan agar pemeriksaan dilakukan sesuai teori yang mencakup os femur hingga ankle joint untuk hasil evaluasi yang lebih komprehensif.
Studi kasus prosedur pemeriksaan radiografi nasofaring dengan klinis hipertrofi adenoid Silfiyana, Dian; Anggraeni, Ari; Astari, Fisnandya Meita
Jurnal Inovasi Kesehatan Masyarakat Vol 5 No 2 (2025): Journal of Public Health Innovation (JPHI)
Publisher : Lembaga Penelitian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan Garawangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jphi.v5i2.1622

Abstract

Latar Belakang: Nasofaring mengandung jaringan adenoid yang jika membesar (hipertrofi) dapat mengganggu pernapasan, tidur, dan pendengaran. Radiografi proyeksi lateral digunakan untuk menilai ukuran adenoid dan derajat obstruksi. Di Instalasi Radiologi RSUD Banyumas, terdapat perbedaan prosedur pemeriksaan dengan teori, sehingga perlu dianalisis metode dan teknik yang digunakan untuk memastikan kesesuaian dan efektivitasnya.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus untuk menganalisis prosedur radiografi nasofaring pada hipertrofi adenoid di RSUD Banyumas, dengan data diperoleh melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi, lalu dianalisis secara sistematis.Hasil: Pemeriksaan radiografi nasofaring dengan klinis hipertrofi adenoid di RSUD Banyumas menggunakan proyeksi kepala lateral, cukup untuk menilai pembesaran adenoid. Pengukuran adenoid menggunakan metode Fujioka, untuk menghitung rasio adenoid terhadap nasofaring.Kesimpulan: Pemeriksaan radiografi nasofaring di RSUD Banyumas menggunakan proyeksi kepala lateral tanpa persiapan khusus, efektif sebagai skrining awal. Pengukuran dengan metode Fujioka (rasio 0,6) menunjukkan hipertrofi, dan proyeksi tambahan soft tissue dilakukan jika diperlukan.
PENINGKATAN KAPASITAS PENANGANAN KEGAWATDARURATAN DENGAN KASUS PATAH TULANG (FRAKTUR) PADA REMAJA Mar'athus Nasokha, Ildsa Maulidya; Utami, Asih Puji; Anggraeni, Ari; Fadhila, Hafidzoh Q.; Triwahyuningsih, Aprillia; Salsabila, Shelvira; Nugroho, Anshor
Hawa : Jurnal Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): Agustus 2023 Hawa : Jurnal Pemberdayaan Dan Pengabdian Masyarakat (HAWAJPPM)
Publisher : Yayasan Wayan Marwan Pulungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69745/hawajppm.v1i2.19

Abstract

One of the most common consequences of a traffic accident is a femur fracture. Those fractures can cause bleeding, internal organ injury, wound infection, respiratory syndrome and disability. Several studies state that the age range of 16-20 years old has the most traffic accidents and fractures. A fracture is a disturbance of the normal continuity of a bone, if a fracture occurs, the surrounding soft tissue is also often disturbed. Radiographs (s-rays) can show bone injuries but are unable to show torn muscles or ligaments, severed nerves, or broken blood vessels which can complicate the client’s recovery. An open fracture is a condition where fragments are or have been in contact with the outside world (Black and Hawks, 2014). Inspection for a fracture by looking for swelling, visible bone protruding from soft tissue. Treatment in general in this emergency situation, one which is to immobilize the fracture with support, bandage or splint. Efforts to improve students’ skills in handling
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI THORAX TAMPAK CERVICAL KLINIS SUSPECT CROUP AND COUGH PEDIATRIC DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA Soraya, Gustiana Eva; Anggraeni, Ari; Wati, Retno
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i2.5778

Abstract

Croup and cough (laryngotracheobronchitis) is an upper respiratory tract infection that causes swelling of the larynx and trachea. This condition typically resolves on its own with the use of analgesics or warm steam. However, if the swelling worsens, further treatment is required, including radiological imaging. Generally, the radiographic projections used for patients with clinical croup and cough are cervical upper airway AP (AnteroPosterior) and lateral views. At the Radiology Department of Dr. R. Soetijono General Hospital in Blora, patients with clinical croup and cough are examined using AP (AnteroPosterior) thoracic projections with a cervical view. This study aims to determine the technique and role of cervical thorax imaging in suspected croup and cough cases. The method used is qualitative with a case study approach. The study subjects include 1 radiology specialist and 3 radiographers. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The results of the study revealed that the examination technique used in clinical cases of suspected croup and cough at the Radiology Department of Dr. R. Soetijono General Hospital in Blora is the cervical axial cephalad 15º projection, combining two objects simultaneously. However, this projection has not been able to optimally play a role in diagnosing clinical cases of suspected croup and cough. In conclusion, the use of the AP cervical thoracic projection has not been able to optimally show narrowing in the larynx and trachea regions. ABSTRAKCroup and cough (laryngotracheobronchitis) adalah suatu infeksi saluran pernapasan atas yang menyebabkan pembengkakan pada laring dan trakea, penyakit ini biasanya dapat sembuh sendiri dengan penggunaan obat analgetik maupun uap hangat. Namun jika pembengkakan semakin parah maka dibutuhkan penanganan lebih lanjut, salah satunya adalah pemeriksaan penunjang radiologi. Pada umumnya proyeksi radiografi yang digunakan pada pasien dengan klinis croup and cough adalah cervical upper airway AP (AnteroPosterior) dan lateral, sedangkan di Instalasi Radiologi RSUD dr. R. Soetijono Blora pada pasien klinis croup and cough menggunakan proyeksi AP (AnteroPosterior) thorax tampak cervical. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik dan peranan pemeriksaan thorax tampak cervical pada klinis suspect croup and cough. Metode menggunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian 1 dokter spesialis radiologi, dan 3 radiografer. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa teknik pemeriksaan yang digunakan dalam klinis suspect croup and cough di instalasi radiologi RSUD dr. R. Soetijono Blora adalah proyeksi thorax tampak cervical axial chepalad 15º dengan menggabungkan dua objek secara bersamaan, namun proyeksi tersebut belum mampu secara optimal berperan dalam mendiagnosis klinis suspect croup and cough. Kesimpulannya penggunaan proyeksi thorax AP tampak cervical belum mampu secara optimal untuk memperlihatkan penyempitan pada daerah laring dan trakea.