Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kelimpahan Dan Keanekaragaman Ikan Karang Pada Lokasi Transplantasi Karang Di Pantai Harlem Teluk Depapre Kabupaten Jayapura Paulangan, Yunus Pajanjan; Wally, Alex Ricko
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 6 No 2 (2023): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Volume 6 No. 2 Edisi Desember
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v6i2.3406

Abstract

Coral transplantation is a method of planting and growing a coral colony using the fragmentation method with the aim of accelerating the regeneration of damaged coral reefs, or as a way to improve the coral reef ecosystem. The aim of this research is to determine the abundance and diversity of coral fish in the transplant area which was carried out by the Center for Marine Resources and Fisheries Studies in collaboration with PT. PLN (Persero) Main Unit for Papua and West Papua Regions on Harlem Beach, Tablasufa Village. Data collection on reef fish was carried out using the underwater visual census method. The abundance of reef fish analyzed was a group of major fish, indicator fish and target fish, and the Diversity Index used Shannon-Wiener. Based on the research results, there were 437 reef fish found in monitoring I and 589 reef fish in monitoring II with a total of 35 species from 10 families dominated by major fish groups, namely around 82.52-88.56%, and target fish. which is around 10.98-17.15%. The highest abundance of individual reef fish was found in Monitoring II. This shows that the number of reef fish presence is increasing. On the one hand, higher diversity was found in monitoring I, namely 2.00 than monitoring II, namely 1.90. Based on the Shannon-Wiener category, the diversity index is categorized as moderate. This diversity index is thought to be because transplantation has not been effective in functioning as a habitat for reef fish, as indicated by the very low presence of indicator fish, namely only around 0.34-0.46%. The research results show that coral transplantation has had a positive impact on improving reef fish habitat and coral reef ecosystems.
PELATIHAN REHABILITASI DAN TRANSPLANTASI KARANG BAGI KELOMPOK SELAM DI KAMPUNG TABLASUFA KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Paulangan, Yunus Pajanjan; Warpur, Maklon; Wanimbo, Efray; Barapadang, Barnabas
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 6 No 1 (2023): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v6i1.6447

Abstract

Kurangnya pemahaman dan keterampilan transplantasi karang oleh masyarakat merupakan salah satu kendala dalam melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak di Teluk Depapre. Diketahui bahwa kerusakan ekosistem terumbu karang di kawasan Teluk Depapre akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun akar tuba serta kegiatan wisata yang kurang profesional dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu pelatihan yang melibatkan kelompok masyarakat agar dapat melakukan rehabilitasi khususnya transplantasi karang pada ekosistem yang telah mengalami kerusakan dengan teknologi yang murah dan mudah diadopsi sehingga dapat dilakukan secara mandiri. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan pemberian teori dan praktek kepada peserta dengan melibatkan beberapa kelompok selam yang beraktivitas di Teluk Depapre, yakni Papua Diving Academy dan Lumba-Lumba Diving Club serta Octopus Diving Club. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta sangat mengapresisasi materi yang disampaikan oleh narasumber yakni 10 peserta dari 12 peserta menyebutkan sangat baik. Selain itu, antusias dan minat kelompok selam tersebut sangat tinggi, bahkan juga kelompok masyarakat sekitar dalam upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang khususnya transplantasi karang. Hal ini terlihat dari tingkat kehadiran dan keaktifan peserta dalam kegiatan pelatihan mulai dari persiapan sampai pelaksanaan transplantasi. 
KERAGAAN SOCIAL-ECOLOGICAL SYSTEM SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK YOTEFA, KOTA JAYAPURA, INDONESIA Paulangan, Yunus Pajanjan; Warpur, Maklon; Manalu, Khristhoper Aris Arianto; Barapadang, Barnabas; Tangkelayuk, Herman; Hisyam, Muhammad; Rumahorbo, Basa Tunggul; Ramba, Fitria Yunia; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Baransano, Natan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.97-106

Abstract

Social-Ecological System (SES) sebagai konsep interaksi manusia dan alam sangat penting dalam konteks pengelolaan sumber daya di kawasan pesisir secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap komponen dan pola interaksi sebagai bagian dari konsep SES sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik SES, yakni komponen dan pola interaksinya di Kawasan Teluk Yotefa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survey langsung di lapangan dengan cara observasi dan wawancara.  Wawancara dilakukan terhadap 120 responden yang mewakili masyarakat kampung terpilih, instansi pemerintah,  swasta dan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dipilih secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari berbagai jurnal, laporan penelitian dan sumber data ilmiah lainnya yang relevan dengan kajian. Data yang telah dikumpulkan dibahas secara deskriptif dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan keragaan SES yang cukup beragam, yakni terdapat 6 (enam) komponen pembentuk SES di Teluk Yotefa dengan pola interaksi yang kompleks dan saling ketergantungan, dimana masyarakat sangat tergantung pada sumber daya yang ada di kawasan Teluk Yotefa, dan sebaliknya keberadaan dan kualitas sumber daya dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan interaksi yang kuat dan saling bergantung antara manusia dan sumber daya alam sehingga perlu pengelolaan yang mampu meningkatkan ketahanan dalam kerangka SES. Oleh karena itu, perlu dukungan melalui peran pemerintah, swasta dan NGO dalam merespon kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa merusak lingkungan.