Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Kerentanan Mata Pencaharian Masyarakat Pesisir Teluk Depapre, Jayapura, Papua Yunus Pajanjan Paulangan; Muh. Arsyad Al Amin; Barnabas Barapadang; Yudi Wahyudin; Taryono Taryono
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1157.72 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1516

Abstract

Understanding the vulnerability of livelihoods is very important in identifying and developing alternative livelihoods for communities to achieve their welfare. Alternative livelihoods are intended so that people do not depend their livelihoods entirely on the use of natural resources. Thus, the exploitation pressure on natural resources, especially the coast and the sea can be minimized. The purpose of this study is to analyze the level of livelihood vulnerability of the people in Depapre Bay using the Livelihood Vulnerability Matrix method. The results of the analysis showed that the level of vulnerability of people's livelihoods is in the vulnerable category (2.44), where the variable value is still low in terms of disaster disruption, social networks, savings, means of production, production costs, and fulfillment of basic needs.Keywords: Vulnerability; Livelihood; Coastal Community; Exploitation Pressure; Natural Resources; Teluk Depapre; Papua
Fermentasi Ampas Tahu dan Limbah Sayuran Sebagai Media Pertumbuhan Cacing Sutra (Tubifex Sp.) Untuk Kebutuhan Pakan Ikan Riska Agustina; Ervina Indrayani; Barnabas Barapadang
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.678 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1519

Abstract

Tubifex Sp. is an alternative feed for the growth of fish larvae and seeds. This study aims to determine the growth of Tubifex Sp. using fermentation media tofu pulp and vegetable waste. The research will be carried out from September to October 2020. Sample Tubifex Sp. taken at the Acai river, Jayapura City. Effective Microorganisms (EM-4) are used as a solution for the fermentation process. After 30 days, weighing is carried out to determine the growth of Tubifex Sp. The results showed that the growth of Tubifex Sp. on tofu pulp media (55.61 g) was higher than the vegetable waste media (46.7 g) and the control variable (35.5 g). There is a significant difference in the average growth of Tubifex Sp. on tofu dregs media with control variables. Otherwise, there is no significant difference between the growth rates of Tubifex Sp. on tofu dregs medium with vegetable waste, as well as between the average growth of Tubifex Sp. on vegetable waste media with control variables. Tofu pulp fermentation is better than vegetable waste as a substrate for the cultivation of Tubifex Sp. The availability of tofu pulp which is quite abundant and easy to obtain is highly recommended as a substrate fermentation medium for the growth of Tubifex Sp.Keywords: Tubifex Sp.; Fermentation; Tofu pulp; Vegetable waste; Fish feed
SISTEM PENGETAHUAN DAN KEARIFAN LOKAL “DABOM” DI KAMPUNG MURIS, DISTRIK DEMTA KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Yunus Pajanjan Paulangan; Barnabas Barapadang; Muh. Arsyad Al. Amin
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 13, No 1 (2021): (Mei) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.13.1.2021.1-8

Abstract

Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang mengandung nilai-nilai luhur dan dipedomani, diterapkan dan ditaati oleh masyarakat secara turun-temurun dan telah terbukti berhasil dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, sehingga masih sangat relevan digali dan diadopsi dalam sistem pengelolaan modern yang seringkali tidak dapat menjawab tujuan dari pengelolaan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggali sistem kearifan lokal di Kampung Muris Besar, guna mendukung pengelolaan sumber daya pesisir dan laut berkelanjutan sebagai model pengelolaan. Penelitian ini menggunakan tiga metode pendekatan, yakni studi literatur, survei, dan wawancara mendalam. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa sistem kearifan lokal Dabom memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi terkait dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Kampung Muris Besar. Oleh karena itu, praktik Dabom tidak hanya menjadi model pengelolaan di kampung Muris guna mempertahankan sumber daya pesisir dan laut yang ada, tetapi juga telah menjaga eksistensi masyarakat Kampung Muris Besar sebagai Masyarakat Adat dalam mengelola sendiri sumber daya yang dimilikinya.Local wisdom is knowledge that contains noble values and is guided, applied and adhered to by the community from generation to generation and has been proven to be successful in managing coastal and marine resources so that it is still very relevant to be explored and adopted in modern management systems. The purpose of this study is to explore the local wisdom system in Muris Besar Village in order to support sustainable coastal and marine resource management as a management model. This research uses three approach methods, namely literature study, survey, and in-depth interviews. Results indicated that the Dabom local wisdom system had very high values related to the management of coastal and marine resources which the people of Muris Besar Village still adhere to. Therefore, the practice of Dabom has not only become a management model in Kampung Muris Besar to maintain existing coastal and marine resources, but has also maintained the existence of the people of Kampung Muris Besar as Indigenous Peoples in managing their own resources.
Transplantasi Karang dengan Metode SPIDER di Pantai Harlen Kampung Tablasupa Kabupaten Jayapura Provinsi Papua Yunus Pajanjan Paulangan; Syafyudin Yusuf; Barnabas Barapadang; Baigo Hamuna; Kristopholus Rumbiak; Popi Ida Laila Ayer; Vera Kostansie Mandey; Efray Wanimbo; Natan Baransano
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i3.359

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem utama di wilayah pesisir dan laut yang memiliki peran yang sangat besar terutama dalam mendukung sektor perikanan dan pariwisata. Perairan pantai Harlen Kampung Tablasupa memiliki ekosistem terumbu karang yang baik dan potensial untuk dimanfaatkan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ironisnya, pada beberapa lokasi telah mengalami kerusakan akibat penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak (bom) maupun akar tuba. Oleh karena itu, perlu upaya rehabilitasi yang telah rusak salah satunya dengan transplantasi karang. Transplantasi karang merupakan teknologi memperbanyak koloni dengan memanfaatkan reproduksi aseksual karang secara fragmentasi dari suatu koloni karang. Transplantasi bertujuan untuk mempercepat regenerasi karang yang telah mengalami kerusakan. Metode yang digunakan adalah metode rangka besi yang menyerupai jaring laba-laba sehingga dikenal dengan Metode Spider. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Studi Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Universitas Cenderawasih dengan melibatkan beberapa mitra dengan dukungan pendanaan dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat melalui Program PLN Peduli. Hasil transplantasi menunjukkan bahwa metode Spider sangat berhasil, dimana tingkat kelangsungan hidup mencapai 92%. Tingkat kelangsungan hidup tersebut diduga karena pemilihan lokasi yang tepat dan kemampuan jenis yang ditransplantasi dapat beradaptasi terhadap lingkungan perairan sekitarnya. Coral reef ecosystems are one of the main ecosystems in coastal and marine areas which have a very large role, especially in supporting the fisheries and tourism sectors. The coastal waters of Harlen Kampung Tablasupa have a good coral reef ecosystem and have the potential to be utilized for improving people's welfare. Ironically, several locations have been damaged by fishing using blast fishing and tuba roots poison. Therefore, rehabilitation efforts that have been damaged are needed, one of which is coral transplantation. Coral transplantation is a technology to multiply colonies by utilizing the asexual reproduction of corals by fragmentation of a coral colony. Transplantation aims to accelerate the regeneration of corals that have been damaged. The method used is the Spider Method. This activity was carried out by the Center for the Study of Marine and Fisheries Resources, University of Cenderawasih, involving several partners with funding support from PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua and Papua Barat through the PLN Care Program. The results showed that the Spider method was very successful with a 92% survival rate. The survival rate is thought to be due to the selection of the right location and the ability of the transplanted species to adapt to the surrounding aquatic environment.
Kualitas Air dan Status Ekosistem Terumbu Karang (Coral Reef) di Perairan Pesisir Kampung Holtekam Distrik MuaraTami Kota Jayapura Mandey, Vera Kosntansie; Wanimbo, Efray; Ayer, Popi Ida Laila; Barapadang, Barnabas
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 5 No 2 (2022): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v5i2.2716

Abstract

Holtekam village has potential resources in coastal waters. Potential coastal resources in the waters of Kampung Holtekam include coral reefs and fish. The waters of Kampung Holtekam become a source of livelihood for fishermen to find fish and become a tourist destination for various communities. Population growth and development continues to grow and develop in the coastal area of Kampung Holtekam. This has a negative impact on the waters of Kampung Holtekam. Based on the above, it is suspected that the water quality of Holtekam Village has decreased and the health of the coral reef ecosystem is also disturbed. This study aims to determine the condition of the waters based on physical and chemical factors and to determine the health status and condition of coral reefs in the waters of Holtekam Village, Muara District. Water quality data collection techniques are carried out in situ at 5 data collection points which are considered representative of the area around coral reefs and to obtain data and information on coral reef ecosystems using the Point Intercept Transec (PIT) method (Manuputty and Djuwariah. (2009). Analysis of the data in this study, the water condition data obtained were analyzed descriptively and compared with the Decree of the Minister of the Environment No. 51 of 2004 concerning Water Quality Standards for Marine Biota. Coral reef data obtained, analyzed the percentage of coral reef cover following the Manuputty and Djuwariah formula (2009). From the research that has been done it can be concluded that the water quality of Kampung Holtekam is based on the Decree of the Minister of Environment ganHidup Number 51 (2004) concerning water quality standards for marine biota, water quality parameters for temperature, DO and pH are still suitable for coral reef growth. Unless brightness, current speed and salinity do not match accordingly. The percentage of coral reef cover at point 1 is 22%, point 2 is 14%, point 3 is 26%, point 4 is 26% and point 5 is 40%.Shows the condition of the coral reefs in the waters of Kampung Holtekam in a damaged to moderate condition.
PELATIHAN REHABILITASI DAN TRANSPLANTASI KARANG BAGI KELOMPOK SELAM DI KAMPUNG TABLASUFA KABUPATEN JAYAPURA PAPUA Paulangan, Yunus Pajanjan; Warpur, Maklon; Wanimbo, Efray; Barapadang, Barnabas
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 6 No 1 (2023): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v6i1.6447

Abstract

Kurangnya pemahaman dan keterampilan transplantasi karang oleh masyarakat merupakan salah satu kendala dalam melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang telah rusak di Teluk Depapre. Diketahui bahwa kerusakan ekosistem terumbu karang di kawasan Teluk Depapre akibat penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, racun akar tuba serta kegiatan wisata yang kurang profesional dan tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu pelatihan yang melibatkan kelompok masyarakat agar dapat melakukan rehabilitasi khususnya transplantasi karang pada ekosistem yang telah mengalami kerusakan dengan teknologi yang murah dan mudah diadopsi sehingga dapat dilakukan secara mandiri. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan pemberian teori dan praktek kepada peserta dengan melibatkan beberapa kelompok selam yang beraktivitas di Teluk Depapre, yakni Papua Diving Academy dan Lumba-Lumba Diving Club serta Octopus Diving Club. Berdasarkan hasil evaluasi, peserta sangat mengapresisasi materi yang disampaikan oleh narasumber yakni 10 peserta dari 12 peserta menyebutkan sangat baik. Selain itu, antusias dan minat kelompok selam tersebut sangat tinggi, bahkan juga kelompok masyarakat sekitar dalam upaya rehabilitasi ekosistem terumbu karang khususnya transplantasi karang. Hal ini terlihat dari tingkat kehadiran dan keaktifan peserta dalam kegiatan pelatihan mulai dari persiapan sampai pelaksanaan transplantasi. 
KERAGAAN SOCIAL-ECOLOGICAL SYSTEM SUMBER DAYA PESISIR DAN LAUT DI TELUK YOTEFA, KOTA JAYAPURA, INDONESIA Paulangan, Yunus Pajanjan; Warpur, Maklon; Manalu, Khristhoper Aris Arianto; Barapadang, Barnabas; Tangkelayuk, Herman; Hisyam, Muhammad; Rumahorbo, Basa Tunggul; Ramba, Fitria Yunia; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Baransano, Natan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 21, No 2 (2025): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.21.2.97-106

Abstract

Social-Ecological System (SES) sebagai konsep interaksi manusia dan alam sangat penting dalam konteks pengelolaan sumber daya di kawasan pesisir secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap komponen dan pola interaksi sebagai bagian dari konsep SES sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi karakteristik SES, yakni komponen dan pola interaksinya di Kawasan Teluk Yotefa. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui survey langsung di lapangan dengan cara observasi dan wawancara.  Wawancara dilakukan terhadap 120 responden yang mewakili masyarakat kampung terpilih, instansi pemerintah,  swasta dan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang dipilih secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dari berbagai jurnal, laporan penelitian dan sumber data ilmiah lainnya yang relevan dengan kajian. Data yang telah dikumpulkan dibahas secara deskriptif dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan keragaan SES yang cukup beragam, yakni terdapat 6 (enam) komponen pembentuk SES di Teluk Yotefa dengan pola interaksi yang kompleks dan saling ketergantungan, dimana masyarakat sangat tergantung pada sumber daya yang ada di kawasan Teluk Yotefa, dan sebaliknya keberadaan dan kualitas sumber daya dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan interaksi yang kuat dan saling bergantung antara manusia dan sumber daya alam sehingga perlu pengelolaan yang mampu meningkatkan ketahanan dalam kerangka SES. Oleh karena itu, perlu dukungan melalui peran pemerintah, swasta dan NGO dalam merespon kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya tanpa merusak lingkungan.