Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN KETAMIN TERHADAP DERAJAT INFLAMASI MUKOSA USUS TIKUS MODEL SEPSIS sintara, sindu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 2 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM2.6553

Abstract

Sepsis dapat mengakibatkan hilangnya pertahanan mukosa usus sehingga menyebabkan translokasi produk bakteri ke dalam sirkulasi darah yang meningkatkan inflamasi pada organ lain.  Pemberian ketamin secara intraperitoneal diharapkan dapat menutunkan derajat inflamasi pada mukosa usus yang akan mengurangi terjadinya sepsis sehingga menurunkan morbiditas maupun mortalitas akibat sepsis.  Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan derajat inflamasi dan pengaruh perbedaan waktu pemberian ketamin terhadap derajat inflamasi usus tikus.  Penelitian menggunakan metode experimental, dengan sampel hewan coba tikus putih rattus norvegicus dari galur wistar model sepsis menggunakan metode fecal induced peritonitis (FIP). Sampel dibagi menjadi enam kelompok perlakuan yaitu : kontrol negatif (A), kontrol positif (B), pemberian ketamin 5mg/kgbb pada jam ke-0 (C), ke-3 (D), ke-5 (E) dan pemberian berturut-turut pada jam ke 0,2,4 (F).  Analisa data menggunakan kruskal wallis dan regresi sederhana.  Hasil analisis kruskal wallis diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada perbedaan bermakna antar tiap kelompok perlakuan. Hasil uji regresi didapat nilai koefisien korelasi sebesar 0,730 dan nilai R2 yaitu 0,533 yang menunjukkan waktu pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap derajat inflamasi mukosa usus tikus model sepsis.  Kesimpulan penelitian menunjukkan waktu pemberian ketamin berpengaruh positif terhadap derajat inflamasi mukosa usus tikus serta terdapat perbedaan derajat inflamasi pada setiap kelompok perlakuan pemberian ketamin Kata Kunci. Ketamin, derajat inflamasi
PERBEDAAN EFEK EPHEDRINE 10 MG DAN PHENYLEPRINE 50 MG DALAM TATALAKSANA HIPOTENSI PADA SECTIO CAESAREA DENGAN ANESTESI SPINAL Sintara, Sindu; Syamsudin, Syamsudin; Rodli, Muhammad; Negoro, Widigdo Rekso; Permana, Annes Rindy
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.41287

Abstract

Anestesi spinal merupakan salah satu teknik anestesi untuk tindakan Sectio caesarea. Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan obat anestesi lokal ke subarachnoid yang bertujuan untuk menghilangkan sensasi nyeri saat dilakukan tindakan pembedahan. Namun, anestesi spinal dapat menyebabkan komplikasi salah satunya yang paling sering terjadi yakni hipotensi. Ephedrine 10 mg dan phenyleprine 50 mg dianggap dapat membantu meningkatkan tekanan darah pasien yang mengalami hipotensi. Penelitian ini bertujuan menganalisis untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara ephedrine 10 mg dengan phenylephrine 50 mg pada pasien Sectio caesarea pasca tindakan anestesi spinal. Metode yang digunakan yakni quasy eksperimen dengan desain penelitian pre-experimental one group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini merupakan pasien RSU Mahkota Bidadari Langkat yakni sebanyak 100 pasien. Dari 100 pasien dipilih 60 pasien yang digunakan sebagai sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis menggunakan teknik univariat dan bivariat dengan teknik pengujian uji independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tekanan darah pasien Sectio caesarea setelah diberikan ephedrine 10 mg dan phenyleprine 50 mg di RSU Mahkota Bidadari Langkat dengan nilai p=0,000 < 0,05. Tekanan darah sistolik dengan nilai t-hitung = -4,079 dan tekanan darah diastolik dengan nilai p=0,000 < 0,05 dan nilai t-hitung = -3,433.
Edukasi Sistem Penilaian Apache II Sebagai Alat Prognosis dan Prediksi Mortalitas pada Pasien di ICU Rumah Sakit Umum Pindad Turen Sintara, Sindu
TRI DHARMA MANDIRI: Dissemination and Downstreaming of Research to the Community (Journal of Community Engagement) Vol 5 No 1 (2025)
Publisher : SMONAGENES Research Center, Univeritas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtridharma.2025.005.01.83

Abstract

Intensive Care Unit (ICU) merupakan salah satu unit perawatan di rumah sakit yang menangani pasien kritis. Angka kematian di ICU Rumah Sakit Umum Pindad Turen pada Januari–Maret 2025 termasuk tinggi dengan rata-rata 28,3%. Sistem penilaian klinis telah dikembangkan sebagai upaya meningkatkan akurasi terhadap prediksi risiko mortalitas dan melakukan pengambilan keputusan medis. Sistem penilaian tersebut salah satunya adalah Acute Physiology and Chronic Health Evaluation (APACHE) II Score. Pelaksanaan penerapan sistem penilaian dengan APACHE II haruslah sama pada setiap pasien yang masuk ke ICU. Keragaman latar belakang pendidikan dan pengalaman dari setiap profesional kesehatan di tim ICU dapat memengaruhi perbedaan pengetahuan tentang sistem penilaian APACHE II. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan edukasi tentang sistem penilaian APACHE II. Edukasi dilaksanakan dengan metode presentasi dan diikuti oleh 11 orang peserta yang merupakan tim tenaga kesehatan ICU. Pre-test dan post-test menggunakan kuesioner diberikan untuk melihat peningkatan pengetahuan peserta. Hasil pengetahuan peserta sebelum edukasi adalah sebesar 68,3% dan meningkat menjadi 98,0% setelah pemberian edukasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan persentase pengetahuan dari tim ICU tentang sistem penilaian APACHE II.
Preoperative Anxiety Levels and the Incidence of Postoperative Nausea and Vomiting in Patients Undergoing General Anesthesia Rekso Negoro, Widigdo; Sintara, Sindu; Rindy Permana, Annes; Rodli, Muhammad; Priyonggo, Reko; Suryanto
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 21 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang in collaboration with Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI Tingkat Pusat) and Jejaring Nasional Pendidikan Kesehatan (JNPK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v21i2.27115

Abstract

Postoperative nausea and vomiting (PONV) are common complications after general anesthesia, negatively impacting patient comfort, recovery, and hospital stay. While many factors contribute to PONV, psychological aspects such as preoperative anxiety are often underestimated despite their influence on postoperative outcomes. This study aimed to analyze the relationship between preoperative anxiety levels and the incidence of PONV in patients undergoing surgery under general anesthesia. Using a cross-sectional design, 45 elective surgical patients were assessed for anxiety using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), and PONV incidence was recorded within 24 hours post-surgery. Chi-square analysis revealed a significant association between anxiety levels and PONV occurrence (p = 0.002). Among patients with moderate to severe anxiety, 73.3% experienced PONV, compared to only 26.7% among those with mild anxiety. These findings indicate that higher preoperative anxiety increases the risk of PONV. Therefore, integrating psychological assessment and anxiety management into perioperative care is crucial to reducing postoperative complications and improving anesthetic outcomes through a more holistic patient care approach.
Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Edukasi tentang Sistem Skoring APACHE II di ICU RS TK II DR Soepraoen Ambarika, Rahmania; Sintara, Sindu; Rodli, Muhammad; Susanto, Noor Annisa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bhinneka Vol. 4 No. 2 (2025): Bulan November
Publisher : Bhinneka Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58266/jpmb.v4i2.156

Abstract

Intensive care unit (ICU) merupakan perawat unit kritis di rumah sakit. Berbagai sistem skoring klinis dikembangkan untuk meningkatkan akurasi prediksi resiko mortalitas dan pengambilan keputusan medis, salah satunya sistem skoring APACHE II. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada tim ICU RS TK II dr.Soepraoen tentang APACHE II serta melihat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi. Pengabdian menggunakan metode participatory action research (PAR). Instrumen menggunakan kuesioner lalu dianalisa dengan uji willcoxone. Edukasi diikuti oleh 25 peserta dan diperoleh hasil pengetahuan peserta sebelum edukasi yaitu 67,6% dan 79,2% setelah edukasi. Hasil uji willcoxone didapat nilai p=0,031 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna dari pengetahuan responden terhadap sistem skoring dengan APACHE II sebelum dan sesudah pemberian edukasi.
PERBEDAAN EFEK EPHEDRINE 10 MG DAN PHENYLEPHRINE 50 MG DALAM TATALAKSANA HIPOTENSI PADA SECTIO SESAREA DENGAN ANASTESI SPINAL DI RSU PINDAD MALANG Sintara, Sindu; Rodli, Muhammad; Syamsudin, Syamsudin
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27186

Abstract

Anestesi spinal merupakan teknik anestesi yang umum digunakan untuk tindakan seksio sesarea, di mana obat anestesi disuntikkan ke ruang tulang belakang untuk menghentikan sensasi nyeri dan memungkinkan operasi pada area perut dan rahim. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh Ephedrine 10 mg dan kelompok 2 Phenylephrine 50 mg pada pasien hipotensi pasca spinal. Metode Penelitian quasi experiment dengan menggunakan preexperimental one group pretest-posttest. Penelitian di Rumah Sakit Umum Pindad Malang, pada bulan Maret-April 2023. Populasi penelitian sebanyak 60 orang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok sebanyak 30 orang. Pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dalam tabel distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Independent Sample T Test. Hasil Ada perbedaan tekanan darah sistolik pasien seksio sesarea dengan tindakan anestesi spinal setelah diberikan Ephedrine 10 mg dan Phenylephrine 50 mg (posttest) di Rumah Sakit Umum Pindad Malang dengan nilai p = 0,000 < 0,05. Tekanan darah sistolik dengan nilai thitung = -4,079, tekanan darah diastolik dengan nilai p = 0,000 < 0,05 dan nilai thitung = -3,433. Kesimpulan Ephedrine 10 mg lebih efektif dalam meningkatkan tekanan darah ibu seksio sesarea yang mengalami hipotensi pasca anastesi spinal dibandingkan Phenylephrine 50 mg.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRA ANESTESI UMUM DI RST MALANG Rodli, Muhammad; Sintara, Sindu; Sapriandhy, Rizky Nanda
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27187

Abstract

Latar Belakang: anestesi umum merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar dan menyebabkan amnesia yang bersifat sementara dan dapat diprediksi. Pelaksanaan tindakan operasi memiliki tahapan yang mana didalamnya terdapat beberapa fase, salah satunya yaitu fase preoperative, respon paling umum pada pasien pre operasi dan pre anestesi salah satunya adalah psikologi (kecemasan), Pada dasarnya kecemasan adalah kondisi psikologis seseorang yang penuh rasa takut dan khawatir akan sesuatu hal yang belum pasti akan terjadi. Menurut American Psychological Association (APA) dalam (Muyasaroh, et al., 2020). Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa korelasi observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampling pada penelitian ini menggunakan teknik metode purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan maksud atau tujuan tertentu yang ditetapkan peneliti. Hasil : Hasil analisis uji spearman rho didapatkan hasil angka sig. (2tailed) 0,002 yang artinya nilai ? value lebih kecil dari batas kritis ? = 0,05 menunjukan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan anestesi umum, arah korelasi disimpulkan positif dan kekuatan korelasi kriteria rendah dengan nilai angka -.336. Kesimpulan : Secara umum terdapat hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien yang dilakukan tindakan anestesi umum di RST Malang. Dengan hasil angka sig. (2tailed) 0,002 yang artinya nilai ? value lebih kecil dari batas kritis ? = 0,05. Kata Kunci : Kecemasan, Praoperasi, General Anestesi