Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Potential of Biostimulants to Enhance the Growth of Kappaphycus alvarezii (Rhodophyta) Propagules Fadilah, Siti; Septiana, Shinta; sumiarsih, Sumiarsih; Wulan, Dyah Retno; khaerudin, Khaerudin; Prama, Ega Aditya; Putri, Lala Priyantika Adinda
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 9, No 1 (2025): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v9i1.25348

Abstract

Kappaphycus alvarezii is a globally significant tropical red seaweed renowned for its carrageenan content. While tissue culture is a valuable technique for enhancing seedling quality and stress resilience in vegetative propagation, it is time-consuming and costly. Biostimulants have demonstrated the potential to enhance plant growth. This study aimed to evaluate the potential of biostimulants in enhancing the growth of K. alvarezii propagules. Three different biostimulant products were tested: biostimulant A (amino acid-based), biostimulant B (bacteria-based), and biostimulant C (seaweed extract-based). Each biostimulant was applied at two different concentrations and compared to a negative control and a positive control. Artificial seawater enriched with PES and supplemented with biostimulants according to the treatment was used as the growth medium. Growth of K. alvarezii propagules was monitored weekly, with the primary parameters being propagule weight and specific growth rate. Growth medium quality was assessed by in situ pH measurements and ex situ nitrate and phosphate analyses. Fermented biostimulants negatively impacted growth by reducing the pH of the culture medium, while biostimulant B (photosynthetic bacteria) maintained a near-neutral pH and showed the most promising results, with treatment B2 displaying stable growth and treatment B1 achieving the highest specific growth rate at week 6. Though treatments A1 and A2 showed higher nitrate and phosphate concentrations, these did not correlate with improved growth, likely due to the low pH. While these findings suggest the potential of photosynthetic bacteria for K. alvarezii growth, further research is necessary to fully understand the underlying mechanisms and to develop strategies to overcome the limitations associated with the acidic nature of fermented biostimulants.
EVALUASI KEMAMPUAN KONSUMSI IKAN CUPANG (Betta splendens) TERHADAP JENTIK NYAMUK BERDASARKAN KATEGORI UKURAN TUBUH Krettiawan, Hary; Sumiarsih, Sumiarsih; Septiana, Shinta
JARI : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Vol. 13 No. 1 (2025): JARI : JURNAL AKUAKULTUR RAWA INDONESIA
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jari.v13i1.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan predasi ikan cupang (Betta splendens) terhadap jentik nyamuk berdasarkan kategori ukuran tubuh: kecil (Panjang Standar (PS) < 2 cm), sedang (2 cm ≤ PS ≤ 3 cm), dan besar (PS > 3 cm). Sebanyak 31 ekor ikan cupang telah digunakan dalam penelitian ini sebagai hewan uji, yang masing-masing ditempatkan secara soliter dalam wadah uji dan pengujian telah dilakukan sebanyak dua kali. Setiap ikan diberikan 20 jentik nyamuk sebagai pakan alami, dan jumlah jentik yang dikonsumsi dihitung. Penambahan dilakukan jika jentik nyamuk habis dimakan. Pemberian jentik nyamuk telah dilakukan sampai ikan cupang tidak lagi merespon atas pemberian jentik nyamuk atau tidak menelan atau memuntahkan jentik nyamuk. Analisis data telah dilakukan menggunakan uji ANOVA untuk membandingkan konsumsi jentik nyamuk antar kategori ukuran tubuh dan regresi linier untuk menentukan hubungan antara panjang standar tubuh ikan dengan jumlah jentik nyamuk yang dikonsumsi. Hasil menunjukkan perbedaan signifikan konsumsi jentik nyamuk antara kategori ukuran tubuh (F = 174,865; p < 0,05), dengan kategori besar mencatat konsumsi tertinggi (rata-rata 30 jentik nyamuk/ekor). Hubungan positif yang signifikan ditemukan antara panjang standar tubuh dan konsumsi larva (r = 0,863; p < 0,05), dengan persamaan regresi y = 10,581x – 12,667 dan koefisien determinasi 74,45%. Temuan ini menegaskan bahwa ikan cupang, memiliki efektivitas predasi yang lebih tinggi, menjadikannya sebagai agen pengendalian biologis yang potensial untuk menekan populasi jentik nyamuk secara alami, sebagai strategi pengendalian vektor yang ramah lingkungan dan efektif.