Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Indonesian-Timor Leste Western Demarcation Line Dispute Settlement on Unresolved Segment of Neoliberalism Perspective: Endeavors and Challenges Korbaffo, Yosef Serano; Kalembang, Elpius; Nurak, Ronaldus
Global Strategis Vol. 18 No. 1 (2024): Global Strategis
Publisher : Department of International Relations, Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jgs.18.1.2024.183-202

Abstract

This article discusses the resolution of the land border dispute between Indonesia and Timor Leste at Bidjaele Sunan-Oben and Noelbesi-Citrana, two points that are classified as unresolved segments. Border negotiations between the two countries have been going on since 2000 and only two remain, namely Bidjaele Sunan-Oben and Noelbesi-Citrana, due to the different perceptions of the two countries at these points. In 2019, a final agreement regarding the two points was reached and outlined in the Agreed Principles on The Final Settlement 2019. This research uses a qualitative method with a case study approach. Using the theory of neoliberalism, this article finds that the cooperation between Indonesia and Timor Leste through the mediation of international regimes has proven effective in resolving land border disputes at the two points in question. However, the Covid-19 epidemic and Timor Leste's absence from demarcation activities continue to obstruct the two countries' technical settlement. Keywords: Neoliberalism, International Regime, Land Boundary Disputes, Unresolved Segment, Indonesia-Timor Leste Artikel ini mendiskusikan penyelesaian sengketa batas darat Indonesia dan Timor Leste di Bidjaele Sunan-Oben dan Noelbesi-Citrana, dua titik yang tergolong unresolved segment. Perundingan batas kedua negara Leste telah dimulai sejak tahun 2000 hingga saat ini. Proses tersebut menyisahkan 2 titik tersisa yakni Bidjaele Sunan-Oben dan Noelbesi-Citrana akibat adanya perbedaan persepsi kedua negara pada titik dimaksud. Pada tahun 2019, kesepakatan final terkait kedua titik tersebut berhasil dicapai dan dituangkan dalam Agreed Principles on The Final Settlement 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dengan menggunakan teori neoliberalisme, artikel ini menemukan bahwa kerjasama Indonesia dan Timor Leste melalui perantaraan rezim internasional terbukti ampuh dalam menyelesaikan sengketa batas darat pada kedua titik dimaksud. Namun Pandemi Covid-19 dan ketidakhadiran Timor Leste dalam kegiatan demarkasi masih menjadi penghambat penyelesaian teknis kedua negara. Kata-kata kunci: Neoliberalisme, Rezim Internasional, Sengketa Batas Darat, Unresolved Segment, Indonesia-Timor Leste
Pola Penanganan Warga Binaan Pelaku Kekerasan Seksual Anak di Bawah Umur Pada Rumah Tahanan Negara Kelas II B Kefamenanu Eman, Riki Patrisius; Kalembang, Elpius; Naif, Imanuel
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pemerintahan (JIAPP) Vol 4, No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pemerintahan (JIAPP) - February
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jiaap.v4i1.3956

Abstract

This study aims to find out how the pattern of handling inmates of minor sexual violence in the state prison class II B Kefamenanu. The research method used is qualitative descriptive. The results of the study show that the coaching pattern carried out by the prison officers runs well in accordance with the coaching pattern that has been implemented where the inmates obey every regulation in the prison and always follow the coaching carried out. The skill development pattern shows that the inmates can master their skills so that they can develop these skills through handicrafts and make many forms of handicrafts such as tissue boxes, donation boxes, ashtrays and others. In conclusion, personality development, such as religion, nation, and legal awareness, is going well, while intellectual development has stopped because it is no longer applied in prisons. Patterns of skill development, such as independent businesses, small industries, and agriculture, have been going well. However, coaching according to talent is still constrained due to the lack of facilities and infrastructure in the detention center.
POLITICAL IDENTITY OF THE IKATAN SARJANA MELAYU INDONESIA LANGKAT REGENCY (ISMI) IN LANGKAT ELECTION YEAR 2018 Regif, Surya Yudha; Kalembang, Elpius; Ode, Samsul
JOURNAL OF GOVERNMENT (Kajian Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah) Vol 5, No 2 (2020): Journal Of Government : Manajemen Pemerintahan dan Otonomi Daerah
Publisher : Program Studi Ilmu Pemeritahan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas 17 Agustu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/gov.v5i2.4174

Abstract

Political identity refers to the political mechanisms of organizing identity, both as a political identity as well as a social identity and also as a resource and political means. The view of scholars is a study that can be used as a basis for society to make political choices. Indonesian-Malay Scholar Association Langkat is a scholar as part of the ethnic Malay with the population of the highest number two ethnic identity in the district of Langkat but the winner of the regional head election of 2018 is derived from the Karo ethnic the third largest population in the area. The design of the research uses a qualitative approach based on the phenomenology and Constructivism paradigm in developing science. Research is done on a natural object that develops as is, researchers do not manipulate and researchers are also not affected by the dynamics of the object. The result shows the strength of the alignments of the Malay ethnic group in Langkat Regency in the election of Langkat Regency which makes it one of the victory factor of the Bupati election and vice regent of Langkat Regency in 2018 but not the main factor of victory.
STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM PENYEDIAAN SARANA PENAMPUNGAN AIR BERSIH: STUDI KASUS DESA TESA, KECAMATAN LAEN MANEN, KABUPATEN MALAKA Fkun, Egidius; Kalembang, Elpius; Melin Wula, Handrianus Vianey; Kehi, Februnia Bete
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Vol 5, No 1 (2025): Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/juispol.v5i1.4148

Abstract

Penelitian ini tentang Strategi Pemerintah Desa Dalam Penyedian Prasarana Penampungan Air Bersih (Fiber) ) Bagi Masyarakat (Studi Kasus: Didesa Tesa Kecamatan Laen Manen Kabupaten Malaka) dengan Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya prasarana air bersih. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui strategi pemerintah dalam menyediakan prasarana tempat penampungan air bersih (fiber) bagi masyarakat (2) Untuk mengetahui cara pemerintah mengatasih kekurangan air bersih bagi masyarakat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik penggumpulan data yang digunakan adalah menggunakan teknik obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Pemerintah melakukan perencanaan untuk menyediakan fiber bagi masyarakat yang kekurangan air bersih. Namun tidak semua masyarakat mendapatkan prasarana fiber tersebut, karena akan dilakukan secara bertahap pada setiap tahun, (2) Pemerintah membentuk organisasi sehingga rencana penyediaan fiber kepada masyarakat bisa berjalan dengan lancar dan mencapai tujuan, sehingga organisa yang terdiri dari kepala dusun, rukun tetangga (RT), rukun warga (RW) bisa membantu pemerintah desa dalam melaksanakan penyediaan fiber kepada masyarakat, (3) Pemerintah melakukan pergerakan sehingga perencenanaan penyediaan fiber bisa cepat terlaksana dan sampai ke tangan masyarakat dengan tepat waktu, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan prasarana fiber tersebut untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat, (4) Pemerintah melakukan pengawasan terhadap prasarana fiber yang sudah diberikan kepada masyarakat. Namun, tidak berlangsung lama karena pemerintah memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk menjaga prasarana fiber tersebut.
PUAH MANUS TFE MANU SU’IF SEBAGAI AWAL TUTUR BAGI MASYARAKAT ATOIN METO DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SENGKETA TANAH (BATAS TANAH) DI DESA ATMEN, KECAMATAN INSANA BARAT, KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Nonseo, Yosefinus; Kalembang, Elpius
Jurnal Poros Politik Vol. 6 No. 3 (2024): JPPOL : Jurnal Poros Politik
Publisher : Program Studi Imu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/jpp.v6i3.8012

Abstract

Puah manus (Sirih pinang) merupakan salah satu sumber pedoman belajar masyarakat suku Timor, Nusa Tenggara Timur. Puah manus yang berarti sirih dan pinang seakan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan masyarakat suku Timor dawan. Dalam budaya Suku Atoin Meto tradisi mengunyah sirih pinang disebut “mamat”. Peranan sirih pinang sebagai simbol budaya sangat mendasar dalam kehidupan masyarakat adat. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan puah manus tfe manu su’if sebagai awal tutur bagi masyarakat atoin meto dalam penyelesaian konflik sengketa tanah (batas tanah). Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan naturalistik atau kualitatif. Adapun yang menjadi sumber informasi dari penelitian ini adalah kepala suku ,tokoh adat, tokoh masyarakat, dan masyarakat. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observas,wawancara, dokumentasi dan teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data,penyajian data, verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pah manus tfe manu su’if sebagai awal tutur bagi masyarakat atoin meto dalam peneyelesaian konflik sengketa tanah (batas tanah) memiliki tiga indikator yaitu yang pertama adalah puah manus sebagai simbol persaudaraan. Yang kedua adalah puah manus sebagai media perdamian. Yang ketiga adalah puah manus sebagai relasi sosial dalam masyarakat suku atoin meto.