Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2018 Wiyono, Weny Indayany; Poana, Nony
PHARMACON Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.9.2020.27470

Abstract

ABSTRACTHemorrhagic Stroke caused by blood vessel rupture that makes pressure around brain tissues. One of hemorrhagic risk factor especially intracerebral hemorrhagic is hypertension. The Use of proper antihypertensive is needed for Stroke patient especially hemorrhagic stroke. This research aim is to evaluate the use of antihypertensive in hemorrhagic stroke inpatient at RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado during January-December 2018. This research was conducted retrospectively with descriptive approach. Sample was taken is Inpatient which diagnosed with hemorrhagic stroke both intracerebral hemorrhagic and subarachnoid hemorrhagic. Medical Record data was taken and made recap such as age, sex, type of antihypertensive and compared with guidelines to determine each of the use evaluation category covers right indication, right medicine, right patient and right dose. Research result shows evaluation of antihypertensive drug use with category right indication is 98,57%, right medicine is 100,00 %, right patient 100,00% and right dose 68,57%Keywords : Hemorrhagic Stroke, Drug Use Evaluation ABSTRAKStroke perdarahan disebabkan pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan tekanan pada sekitar jaringan otak. Salah satu faktor risiko stroke perdarahan khususnya perdarahan intraserebral adalah hipertensi. Penggunaan obat antihipertensi yang tepat diperlukan bagi penderita stroke khususnya penderita stroke perdarahan.  Penelitian ini ditujukan untuk melihat Evaluasi penggunaan antihipertensi pada penderita stroke perdarahan rawat inap di  RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2018. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan pendekatan deskriptif. Sampel yang diambil yaitu Pasien yang terdiagnosa Stroke Perdarahan baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan subaraknoid yang rawat inap. Data rekam medis yang diambil dibuat rekap yang meliputi usia, jenis kelamin, jenis obat antihipertensi dan dibandingkan dengan pedoman untuk menentukan setiap kategori evaluasi penggunaan obat meliputi Tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Hasil Penelitian menunjukkan evaluasi penggunaan obat antihipertensi dengan kategori tepat indikasi sebesar 98,57 %, tepat obat 100,00 %, tepat pasien 100,00% dan tepat dosis 68,57 %. Kata Kunci : Stroke Perdarahan, Evaluasi Penggunaan Obat
TINJAUAN PENGGUNAAN DAN POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIKEJANG DENGAN OBAT LAIN PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Porogoi, Vionita L.; Wiyono, Weny Indayany; Tjitrosantoso, Heedy
PHARMACON Vol 9, No 2 (2020): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.9.2020.29277

Abstract

ABSTRACK Hemorrhagic stroke is a stroke caused by intra-cerebral hemorrhage or subarachniod hemorrhage due to rupture of cerebral blood vessels in certain areas so that blood fills the brain tissue. Seizures are the most common neurological problem in stroke patients. The occurrence of seizures due to stroke is believed to be the presence of lesions in the brain during a stroke and the formation of scar tissue. This study discusses the use of anti-seizures and the potential of anti-seizure interactions of hemorrhagic stroke patients in inpatient at RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This study is involved retrospective data on 30 medical records of stroke patients with Hemorrhage in inpatients that met the inclusion criteria. Phenytoin as many as 23 (76,67%), phenytoin combined with Diazepam can occur as many as 4 (13,33%) and Diazepam by 3 (10%). Drug interactions, phenytoin combined with nicardipine which occurs as many as 2 (40%) interactions occur, phenytoin combined with Diazepam can occur as many as 3 (60%) interactions occur. Based on interactions, pharmacokinetic interactions were 5 (100%) occurrences.  Keywords: Hemorrhagic Stroke, anti-seizures, drug interactions ABSTRAK Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral atau perdarahan subaraknoid akibat pecahnya pembuluh darah otak di daerah tertentu sehingga darah mengisi jaringan otak. Kejang adalah masalah neurologis yang paling umum pada pasien stroke. Terjadinya kejang akibat stroke dipercayai adanya lesi di otak selama stroke dan pembentukan jaringan parut. Penelitian ini membahas penggunaan anti-kejang dan potensi interaksi anti-kejang pasien stroke hemoragik di rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini melibatkan data retrospektif pada 30 catatan medis pasien stroke dengan Perdarahan pada pasien rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Fenitoin sebesar 23 (76,67%), Fenitoin dikombinasikan dengan Diazepam sebesar 4 (13,33%)., dan Diazepam sebesar 3 (10%). Interaksi obat, fenitoin yang dikombinasikan dengan nicardipine yang terjadi sebanyak 2 (40%) interaksi terjadi, fenitoin yang dikombinasikan dengan Diazepam dapat terjadi sebanyak 3 (60%) interaksi terjadi. Berdasarkan interaksi, interaksi farmakokinetik adalah 5 (100%) kejadian.  Kata kunci: Stroke Hemoragik, anti-kejang, interaksi obat
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2018 Wiyono, Weny Indayany; Poana, Nony
PHARMACON Vol 9, No 2 (2020): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.9.2020.29279

Abstract

ABSTRACTHemorrhagic Stroke caused by blood vessel rupture that makes pressure around brain tissues. One of hemorrhagic risk factor especially intracerebral hemorrhagic is hypertension. The Use of proper antihypertensive is needed for Stroke patient especially hemorrhagic stroke. This research aim is to evaluate the use of antihypertensive in hemorrhagic stroke inpatient at RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado during January-December 2018. This research was conducted retrospectively with descriptive approach. Sample was taken is Inpatient which diagnosed with hemorrhagic stroke both intracerebral hemorrhagic and subarachnoid hemorrhagic. Medical Record data was taken and made recap such as age, sex, type of antihypertensive and compared with guidelines to determine each of the use evaluation category covers right indication, right medicine, right patient and right dose. Research result shows evaluation of antihypertensive drug use with category right indication is 98,57%, right medicine is 100,00 %, right patient 100,00% and right dose 68,57%Keywords : Hemorrhagic Stroke, Drug Use Evaluation ABSTRAKStroke perdarahan disebabkan pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan tekanan pada sekitar jaringan otak. Salah satu faktor risiko stroke perdarahan khususnya perdarahan intraserebral adalah hipertensi. Penggunaan obat antihipertensi yang tepat diperlukan bagi penderita stroke khususnya penderita stroke perdarahan.  Penelitian ini ditujukan untuk melihat Evaluasi penggunaan antihipertensi pada penderita stroke perdarahan rawat inap di  RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2018. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan pendekatan deskriptif. Sampel yang diambil yaitu Pasien yang terdiagnosa Stroke Perdarahan baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan subaraknoid yang rawat inap. Data rekam medis yang diambil dibuat rekap yang meliputi usia, jenis kelamin, jenis obat antihipertensi dan dibandingkan dengan pedoman untuk menentukan setiap kategori evaluasi penggunaan obat meliputi Tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Hasil Penelitian menunjukkan evaluasi penggunaan obat antihipertensi dengan kategori tepat indikasi sebesar 98,57 %, tepat obat 100,00 %, tepat pasien 100,00% dan tepat dosis 68,57 %. Kata Kunci : Stroke Perdarahan, Evaluasi Penggunaan Obat
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS (DRPS) PADA TAHAP ADMINISTRATION PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO Kawengian, Sartika; Wiyono, Weny Indayany; Mamarimbing, Marina
PHARMACON Vol 8, No 1 (2019): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.8.2019.29227

Abstract

ABSTRACT Pharmaceutical care are activities that aim to identify, prevent and resolve drug related problems (DRPs). In the process of pharmacy services, especially in patients who receive many types and amounts of drugs is the risk of medication errors. The more risk factors you have, the more likely you are to get coronary heart disease, causing the complexity of the therapy given. This study aims to determine the characteristics of patients and the percentage of Drug Related Problems (DRPs) at the administration stage of coronary heart disease patients at the inpatient installation of Prof. RSUP DR. R. D. Kandou Manado for the period December 2017 - April 2018. This research was a descriptive study with prospective data retrieval of 38 inpatient CHD medical record data that met the inclusion criteria. The results of the study based on the characteristics of CHD patients showed that the number of male patients was higher than that of females as many as 29 patients (78.38%) and the highest number of patients in the elderly group (60-69) were 15 patients (39.47%). (5-10) types of drugs prescribed in 22 patients (57,90%) and the highest class of drugs in 38 patients (100%) cardiovascular therapy classes and circulatory drug. Percentage of DRPs based on the indication without therapy (10.34%), therapy without indication (10.34%), low drug dose (79.31%), high drug dose (0%), non-compliance (0 %). Keywords: CHD, Drug Related Problems (DRPs), Administration ABSTRAK Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah terkait obat/Drug Related Problems (DRPs). Dalam proses pelayanan kefarmasian khususnya pada pasien yang menerima banyaknya jenis dan jumlah obat merupakan resiko terjadinya kesalahan pengobatan (medication errors). Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki, semakin berlipat pula kemungkinan terkena penyakit jantung koroner menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien dan presentase Drug Related Problems (DRPs) pada tahap administration pasien penyakit jantung koroner di instalasi rawat inap RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado periode Desember 2017 - April 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara prospektif terhadap 38 data rekam medik pasien PJK rawat inap yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pasien PJK menunjukkan jumlah pasien laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan yaitu sebanyak 29 pasien (78,38%) dan jumlah pasien terbanyak pada kelompok usia lansia (60 – 69) sebanyak 15 pasien (39,47%). Hasil penelitian terkait menunjukkan bahwa mayoritas pasien PJK menerima menerima (5 – 10) jenis obat yaitu sebesar 22 pasien (57,90%) dan golongan obat yang  paling banyak digunakan oleh pasien PJK yaitu golongan obat dengan kelas terapi kardiovaskular dan golongan obat yang mempengaruhi darah sebanyak 38 pasien (100%). Presentase DRPs indikasi tanpa terapi sebesar (10,34%), terapi tanpa indikasi sebesar (10,34%), dosis obat rendah sebesar (79,31%), dosis obat tinggi sebesar (0%), ketidakpatuhan (0%). Kata kunci : PJK, Drug Related Problems (DRPs), Administration
Identifikasi Potentially Inappopriate Medication (PIM) Pada Resep Pasien Diabetes Melitus Usia Yang Keluar Dari 3 Rumah Sakit di Sulawesi Utara Wiyono, Weny Indayany; Lolo, Widya Astuty; Citraningtyas, Gayatri
Jurnal MIPA Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.8.3.2019.25777

Abstract

Latar Belakang. Penduduk lanjut usia atau geriatrik tidak dapat dipisahkan dari kondisi kesehatan. Hal tersebut mendorong pentingnya mengidentifikasi adanya ketidaktepatan peresepan bagi pasien lanjut usia khususnya pada pasien yang menderita Diabetes Mellitus (DM). Prevalensi DM di Sulawesi Utara mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Potentially Inapopriate Medication (PIM) pada Resep pasien DM lanjut usia yang keluar dari Tiga Rumah sakit (RS) terletak di kota dengan prevalensi DM terbanyak di Sulawesi Utara. Metode. Penelitian dilakukan pada RS A Kota Manado, RS B Bitung dan RS C Tomohon. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif secara retrospektif dengan mengambil data rekam medis setiap 3 bulan per Rumah Sakit lalu membandingkan dengan Beers Criteria 2015. Hasil. Kejadian PIM pada Resep Keluar Pasien DM Lanjut Usia di RS A, RS B dan RS C sebesar 81,26 %, 40,91 % dan 37,38%  secara berturut-turut. Klasifikasi PIM terbanyak yaitu PIM dan Kelas Obat yang harus dihindari pada lanjut usia (50,00%, 66,67%, 73,91%). Golongan Obat terbanyak dalam PIM yaitu Sistem Gastrointestinal khususnya Pemblok Pompa Proton (30,47 %)Background. Elderly or geriatric population can’t be separated from health conditions. This encourages the importance to identifying the inaccuracy of prescribing for elderly patients, especially in patients with Diabetes Mellitus (DM). The prevalence of DM in North Sulawesi has increased. This study aims to identify Potentially Inapopriate Medication (PIM) in prescriptions for elderly DM patients who are discharged from the Three Hospitals (RS) located in the city with the highest prevalence of DM in North Sulawesi. Method. The study was conducted at Hospital A at Manado City, Hospital B at Bitung and Hospital C at Tomohon. This study used quantitative descriptive method retrospectively by taking medical record data every 3 months/Hospital and then comparing with the 2015 Beers Criteria. Results. The incidence of PIM in the Out Prescription for Elderly DM Patients in Hospital A, Hospital B and Hospital C was 81.26%, 40.91% and 37.38%, respectively. Most PIM classifications are PIM and Drug Class which must be avoided in the elderly (50.00%, 66.67%, 73.91%). The most drug group in PIM is Gastrointestinal System especially Proton Pump Inhibitors (30.47%)
PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA SWAMEDIKASI PADA MASYARAKAT DI KOTA MANADO Tandjung, Hendra; Wiyono, Weny Indayany; Mpila, Deby Afriani
PHARMACON Vol 10, No 2 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.34044

Abstract

ABSTRACTAntibiotics are drugs to prevent and treat infections disease, the use of antibiotics must be in accordance with a doctor’s prescription therefore it is safe for patients. Improper use of antibiotics is often done in self-medication. Incorrect use of antibiotics will cause negative impacts, such as resistance to one or several antibiotics, increased drug side effect, expensive health care costs and even death. This research was conducted to determine the level of knowledge and behaviour of using antibiotics in the community in Manado City. This research is a prospective study using a descriptive – analytic research method that is observational to 323 respondents who fit the inclusion criteria. The results show that at the level of knowledge of the respondent’s antibiotics 25% falls in good category, 24% in enough, and less category 51%. At the level of antibiotics use, the percentage of respondent’s were in the categorized as good 25%, in enough 54%, and 21% in less. Spearman test results obtained a significant value of 0,000, the correlation coefficient value of 0,322, and the direction of the correlation is positive (+). This study shows a meaningful correlation between knowledge and use of antibiotics in the community of Manado City. Keyword  : Knowledge, Uses, Antibiotics, Self-Medicated, Resistance ABSTRAKAntibiotik merupakan obat untuk mencegah dan mengobati penyakit infeksi, penggunaanya harus sesuai dengan resep dokter supaya aman bagi pasien. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat sering dilakukan dalam swamedikasi. Penggunaan antibiotik yang salah akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadi resistensi terhadap satu atau beberapa antibiotik, meningkatnya efek samping obat, biaya pelayanan kesehatan yang mahal bahkan akan mengakibatkan meninggal dunia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan antibiotik pada masyarakat di Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif - analitik yang bersifat observasional tehadap 323 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil menunjukkan bahwa pada tingkat pengetahuan antibiotik responden yaitu kategori baik 25%, cukup 24% dan kurang 51%. Pada tingkat penggunaan antibiotik responden yaitu kategori baik 25%, cukup 54% dan kurang  21%. Hasil uji spearman didapatkan nilai signifikan 0,000, nilai koefisien korelasi sebesar 0,322, dan arah korelasi yaitu positif (+). Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan penggunaan antibiotik pada masyarakat di Kota Manado Kata Kunci : Pengetahuan, Penggunaan, Antibiotik, Swamedikasi, Resistensi
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS ENEMAWIRA Bidulang, Crunny Bidhya; Wiyono, Weny Indayany; Mpila, Deby Afriani
PHARMACON Vol 10, No 3 (2021): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.10.2021.35611

Abstract

ABSTRACTDiabetes mellitus (DM) is a non-communicable disease and it ranks 6th for the cause of death in the world. The patients treatment adherence is important to achieve therapeutic goals and avoid mortality and morbidity. This study aims to determine the level of adherence to the use of anti-diabetic drugs in patients with DM type 2 at Puskesmas Enemawira. This observational study used the MMAS-8 questionnaire involving 64 patients selected with a purposive sampling technique. Data were analyzed descriptively through editing, coding, and tabulation stages. The results showed that the majority of patients were female (70.69%), aged 25-64 years (73.44%), had primary education level (45.31%), worked as housewives (73.44%), suffered and treated for <5 years (75%), had monotherapy treatment (79.69%) and had comorbidities (54.69%). The category of patient with high adherence was (35.94%), moderate adherence (17.19%), and low adherence (46.88%). Adherence with drug use in patients with DM type 2 at Puskesmas Enemawira is classified as low adherence. Keywords: Adherence, Anti-diabetic, Diabetes Mellitus Type 2.   ABSTRAKDiabetes melitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang menduduki peringkat ke-6 penyebab kematian dunia. Kepatuhan pengobatan pasien DM menjadi faktor penting agar tujuan terapi dapat tercapai serta menghindari mortalitas dan morbiditas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan penggunaan obat antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Enemawira. Penelitian dilakukan secara observasional menggunakan kuisioner MMAS-8 terhadap 64 pasien dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis secara deskriptif meliputi tahap editing, coding dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan sebesar 70,69%, berusia 25-64 tahun sebesar 73,44%, pendidikan terakhir SD sebesar 45,31 %, pekerjaan ibu rumah tangga sebesar 73,44%, lama menderita dan lama pengobatan <5 tahun sebesar 75%, jenis pengobatan monoterapi sebesar 79,69% dan penyakit penyerta sebesar 54,69%. Kategori pasien dengan kepatuhan tinggi  sebesar 35,94%, kepatuhan sedang 17,19% dan kepatuhan rendah 46,88%. Kepatuhan penggunaan obat pada pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Enemawira tergolong kepatuhan rendah. Kata kunci: Kepatuhan, Antidiabetik, Diabetes Melitus Tipe 2.
Profil Penetrasi Sediaan Gel Antioksidan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii) dengan Variasi Hydrocolloid sebagai Gelling agent Siampa, Jainer Pasca; Wiyono, Weny Indayany; Lestari, Utami Sasmita; Lebang, Julianri Sari; Antasionasti, Irma
Jurnal MIPA Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.v11i1.35787

Abstract

The exposure of sunlight consisting UV radiation has been reported to be the main cause of skin cancer and contribute about 80% of the incidence of skin damage. In an attempt to overcome this problem, antioxidant agents have been used both orally and topically. Compared to oral administration, topical route has been found to be preferred due to the direct action to the desired site. Amongst topical preparation, gel possesses numerous because it provides a cool and fresh sensation. Here, we developed gel antioxidant containing cinnamon extract as active ingredient. Cinnamon was selected as it has a very strong antioxidant activity. This study aimed to obtain the penetration profile of the antioxidant gel of cinnamon extract prepared from two different hydrocolloid agents. The gels were made using various concentrations of Carbopol 940 and NaCMC. The prepared gels were further characterized for their antioxidant capacities using the DPPH free radical scavenging method and their total phenolic contents using the spectrophotometric method. The formulation possessing the strongest antioxidant capacity was continued for ex vivo penetration study using Franz diffusion cells. The results exhibited that the total phenolic value of the cinnamon extract obtained was 908.38 ± 6.54 mg GAE/g extract. The penetration percentages for the formula with Carbopol and NaCMC bases were 53.310 ± 1.217% and 27.969 ± 1.151%, respectively, and the retention percentages were 28.495 ± 0.031% and 18.356 ± 0.191%, respectively. Based on these findings, we concluded that cinnamon extract could potentially be formulated into antioxidant gel preparations and formulas based on Carbopol showed the best penetration profile.
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Melalui Pelatihan Pembuatan Bio Spray Anti Nyamuk Di Kelurahan Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Lolo, Widya Astuty; Wiyono, Weny Indayany
The Studies of Social Sciences Vol. 5 No. 2 (2023): The Studies of Social Sciences
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35801/tsss.v5i2.51692

Abstract

Pada awal tahun 2023 telah tercatat sejumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Utara. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan melalui dinas terkait bekerjasama dengan masyarakat. Mitra pada program ini yaitu kelompok ibu-ibu PKK Kelurahan Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Kegiatan ini dipandang perlu karena berdasarkan hasil survey diketahui bahwa kesadaran masyarakat akan perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang, seperti membuang sampah di sembarang tempat maupun sanitasi lingkungan yang belum memadai sehingga banyak ditemukan genangan air yang dapat menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD. Salah satu upaya untuk menghindari gigitan nyamuk yaitu dengan menggunakan anti nyamuk sintetik yang mengandung bahan kimia yang digunakan dengan cara dibakar, semprot maupun dalam bentuk lotion. Bahan-bahan kimia yang terkandung dalam insektisida anti nyamuk antara lain organoklorin, organofosfat, karbamat, piretroid, dan DEET. Bahan kimia ini akan berdampak buruk bagi kesehatan jika digunakan secara terus-menerus dan tidak terjangkau oleh semua warga karena harga yang relatif mahal. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan ini yaitu membuat bio spray anti nyamuk yang aman dengan memanfaatkan bahan alam di lingkungan tempat tinggal warga sehingga terjangkau dan mudah diperoleh. Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini antara lain (1) ceramah untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit DBD, nyamuk Aedes Aegypti, pencegahan DBD, serta tanaman pengusir nyamuk; dan (2) pelatihan pembuatan bio spray anti nyamuk.  Kegiatan ini telah terlaksana dengan baik dan diikuti oleh 57 orang peserta. Kegiatan ini menghasilkan produk bio spray anti nyamuk dengan dua jenis formula. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang DBD dan upaya pencegahannya serta masyarakat telah memiliki keterampilan dalam membuat bio spray anti nyamuk.
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Regimen Antibiotik Pada Pasien Pneumonia di Instalasi Rawat Inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Wori, Preicy Augenia; Wiyono, Weny Indayany; Jayanti, Meilani
Jurnal Lentera Farma Vol. 4 No. 1 (2025): Jurnal Lentera Farma
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/a0c2cq37

Abstract

Pengobatan pneumonia sangat bergantung pada penggunaan antibiotik sebagai terapi utama yang disebabkan oleh bakteri. Meskipun penggunaan antibiotik cukup masif, masih ditemukan ketidaktepatan dalam praktik klinisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan regimen antibiotik pada pasien pneumonia di instalasi rawat inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif yang dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah sebanyak 73. Hasil penelitian didapatkan dari 73 pasien pneumonia periode Mei-Juli 2024 total 79 regimen antibiotik diberikan. Penggunaan regimen antibiotik yang rasional sesuai kriteria tepat indikasi sebesar 100%, tepat pasien sebesar 100%, tepat dosis sebesar 84,81%, dan tepat obat sebesar 48,10%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pemberian regimen antibiotik pada pasien pneumonia di instalasi rawat inap RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sudah rasional untuk kriteria tepat indikasi dan tepat pasien, namun masih perlu peningkatan pada kriteria tepat obat dan tepat dosis.