Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT IMUNISASI DAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Pusung, Barina L.; Malonda, Nancy S.H; Momongan, Nita
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi di pengaruhi secara langsung oleh penyakit infeksi. Salah satu upaya untuk mencegah penyakit infeksi yaitu dengan dilakukanya imunisasi. Imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang untuk suatu penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat imunisasi dan penyakit infeksi dengan status gizi pada anak balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan potong lintang. Responden ialah ibu yang memiliki balita usia 24 – 59 bulan sebanyak 100 orang di wilayah kerja Puskesmas Touluaan. Data dianalisis menggunakan SPSS, uji statistik yang digunakan ialah chi-square dengan melihat hasil Fisher’s Exact Test. Hasil penelitian memperlihatkan riwayat imunisasi di temukan 1 (1,0%) balita yang tidak lengkap imunisasi, dan riwayat penyakit infeksi titemukan 16 (16,0%) balita yang menderita penyakit infeksi, dibagi dengan yang menderita ISPA sebanyak 7 (7,0%) balita dan diare 9 (9,0%) balita. Status gizi BB/U ditemukan gizi baik 94 balita (94,0%) dan gizi kurang 4 balita (4,0%). TB/U ditemukan normal 85 balita (85,0%) dan pendek 15 balita (15,0%). BB/TB ditemuka normal 95 balita (95,0%) dan kurus 5 balita (5,0%). Analisi Bivariat menunjukan riwayat imunisasi dengan status gizi BB/U p= 0.960, TB/U p= 0.850, BB/TB p= 0.950. Riwayat penyakit infeksi dengan status gizi BB/U p= 0.000, TB/U p= 0.000, BB/TB p= 0.028.Tidak terdapat hubungan antara riwayat imunisasi dengan status gizi (BB/U, TB/U, dan BB/TB), dan terdapat hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan status gizi (BB/U, TB/U, dan BB/TB) pada balita usia 24 – 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Touluaan.Kata Kunci: Riwayat Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi, Balita usia 24-59 bulan.ABSTRACTNutritional status is directly affected by infectious diseases. One of the efforts to prevent infectious diseases is immunization. Immunization is a way to increase a person's immunity to a disease. This study aims to determine the relationship between the history of immunization and infectious diseases with nutritional status in children aged 24 - 59 months in the working area of Touluaan Health Center in Southeast Minahasa Regency. This study uses a correlation method with a cross-sectional approach. Respondents were mothers who had toddlers aged 24 - 59 months as many as 100 people in the Touluaan Health Center work area. Data were analyzed using SPSS, the statistical test used was chi-square by looking at the results of Fisher's Exact Test. The results showed that immunization history found 1 (1.0%) toddlers with incomplete immunizations, and a history of infectious diseases found 16 (16.0%) children under five who suffered from infectious diseases, divided by 7 people with ARI (7.0% ) toddlers and diarrhea 9 (9.0%) toddlers. The nutritional status of BB / U found good nutrition of 94 toddlers (94.0%) and malnutrition of 4 toddlers (4.0%). TB / U found normal 85 toddlers (85.0%) and short 15 toddlers (15.0%). BB / TB was found to be normal for 95 toddlers (95.0%) and thin 5 toddlers (5.0%). Bivariate analysis shows immunization history with nutritional status of BB / U p = 0.960, TB / U p = 0.850, BB / TB p = 0.950. History of infectious diseases with nutritional status BB / U p = 0.000, TB / U p = 0.000, BB / TB p = 0.028. There is no correlation between the history of immunization with nutritional status (BB / U, TB / U, and BB / TB), and there is a relationship between the history of infectious diseases with nutritional status (BB / U, TB / U, and BB / TB) in infants aged 24 - 59 months in the Touluaan Health Center work area.Keywords: Immunization History, Infectious Disease, Nutritional Status, Toddlers aged 24-59 months
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Mondigir, Brenda V.J; Malonda, Nancy S.H; Rumayar, Adisti A.
KESMAS Vol 6, No 3 (2017): Volume 6, Nomor 3, Mei 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keluhan muskuloskeletal atau musculoskeletal Disorder (MSD) masih banyak di terjadi di tempat kerja. Studi tentang keluhan muskuloskeletal sudah banyak dipublikasikan namun hanya sedikit yang mengevaluasi hubungan keluhan muskuloskeletal dengan merokok. Data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa di Indonesia terdapat 25,14% masyarakatnya adalah nelayan. Salah satu masalah penyakit akibat kerja yang sering dikeluhkan para nelayan khususnya di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara yaitu sistem otot dan jaringan pengikat, karena mayoritas pekerjaan di desa tersebut 80% nelayan. Penelitian Ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik individu dan kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2017 di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Responden sebanyak 97 orang pekerja Nelayan. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan analisis bivariate menggunakan uji korelasi spearman dengan nilai Confident Interval (CI) = 95%. Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan antara umur dengan keluhan musculoskeletal (ρ=0,000), terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan musculoskeletal (ρ=0,000) dan tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan musculoskleletal (ρ=0,231). Kesimpulannya faktor individu merupakan faktor yang penting untuk terjadinya keluhan gangguan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.Kata Kunci: Karakteristik Individu, Merokok, Keluhan MusculoskeletalABSTRACTThe symptoms of Musculosceletal disorders (MSDs) are still common in workplaces. There are many MSDs studies have been published, however limited study evaluate the assosiation between MSDs with smoking among the fishermen. The report from Badan Pusat Statistik showed that there are 25.14% of Indonesian work as fishermen. One of the occupational diseases reported by the fishermen in Kalinaun Village is the diseases on the mucles and joint tissue system. This research aims to analyze the association between the individual factors and smoking, and the symptoms of musculoskeletal disorders among the fisherman in Kalinaun village, East Likupang District. This research is an analitic survey with cross sectional design. It was undertaken on April to June 2017 in Kalinaun village, East Likupang District, North Minahasa. There were 97 fishermen participated in this research. The research instrument was a questioner. The univariate and bivariate analysis were undertaken using the correlation spearman test with 95%CI. This study revealed that there were significan association between the symptoms of Musculoskeletal disorder and age (p=0.000), and the length of employment (p=0.000), however there was no statistically significant asociation between the symptoms of MSD and smoking (p=0.231). Conclusion the individual factors are important to the development of MSD among the fishermen in Kalinaum Village, East Likupang District, North Minahasa.Keywords: Individual Characteristic, Smoking, Musculosceletal disorders
HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Latta, Jasmiaty; Punuh, Maureen I.; Malonda, Nancy S.H
KESMAS Vol 6, No 4 (2017): Volume 6, Nomor 4, Juli 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik yang diberikan pada bayi usia 6 bulan pertama kehidupannya. ASI eksklusif akan berpengaruh pada status gizi bayi, karena ASI mengandung semua asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh bayi. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara yang mendapat ASI eksklusif hanya 12 bayi (36,3%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study. Sampel dalam penelitian ini yaitu bayi berusia 6-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 93 bayi sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Hasil analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian dari 93 bayi didapatkan sebanyak 76,3% bayi yang diberikan ASI eksklusif, berdasarkan indeks BB/U sebanyak 87,1% bayi berstatus gizi baik, berdasarkan indeks PB/U sebanyak 88,2% bayi bestatus gizi normal, dan berdasarkan indeks BB/PB sebanyak 83,9% bayi bestatus gizi normal. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi bayi (p>0,05) berdasarkan indeks BB/U (p=0,542), PB/U (p=0,291), dan BB/PB (p=0,716) di Wilayah Kerja Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Semua ibu diharapkan agar lebih memperhatikan kesehatan dan gizi bayinya dengan cara selalu aktif datang ke Posyandu dan mencari informasi yang benar tentang peningkatan gizi bayinya.Kata Kunci : Pemberian ASI Eksklusif, Status Gizi ABSTRACTBreast milk is the best food to give for babies of the first 6 months of their life. Exclusive breastfeeding will affect nutritional status of the baby, since breast milk contains all the nutrients needed by the baby. The coverage of exclusive breastfeeding in the working area of Kolongan Health Care Center, Kalawat, North Minahasa with exclusive breastfeeding was only 12 babies (36.3%). The purpose of this study is to determine the relationship between exclusive breastfeeding with nutritional status of infants 6-12 months in the working Area of Kolongan Health Care Center, Kalawat, North Minahasa. This research is using cross-sectional study. Samples in this study were 93 infants of 6-12 months in the working Area of Kolongan Health Care Center, Kalawat, North Minahasa as accordance with the inclusion and exclusion criteria. Data analysis using Chi-Square test. The result of the research was 93.3% of the babies were given exclusive breastfeeding, based on weight-for-age index 87.1% of the infants were in good nutritional status, based on the height-for-age index 88.2% of the infants were normal, and based on weight-for-height index 83.9% of the infants were normal. The conclusion of this research is that there is no relationship between exclusive breastfeeding and infant nutritional status (p> 0,05) based on index of weight-for-age (p = 0,542), height-for-age (p = 0,291), and weight forheight (p = 0.716) in the working Area of Kolongan Health Care Center, Kalawat, North Minahasa. All the mothers are expected to pay more attention to the health and nutrition of their babies by always active visiting Posyandu and finding the right information about baby nutritional improvement.Keywords : Exclusive Breastfeeding, Nutritional Status
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Agow, Mersi S; Malonda, Nancy S.H; Mayulu, Nelly
KESMAS Vol 7, No 4 (2018): Volume 7, Nomor 4, Juli 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Status gizi masyarakat termasuk balita ditentukan oleh asupan gizi yang baik. Kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi dari penyakit. Ketidaseimbangan asupan gizi bisa mengakibatkan gizi kurang maupun gizi lebih. Ada faktor utama penyebab kekurangan gizi yaitu kemiskinan. Konsumsi makanan yang beragam, bergizi dan seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. Desain penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 24-59 bulan Kecamatan Touluaan dengan jumlah 100 balita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel penelitian ini diambil secara purposive sampling. Berdasarkan uji statistik Fisher?s Exact Test diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara praktik merawat dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U, dengan nilai p= 1,000, TB/U dengan nilai p=1,000 dan BB/TB dengan nilai p=1,000. Tidak terdapat hubungan antara praktik pemberian makan dengan status gizi berdasarkan indeks BB/U dengan nilai p= 1,000 dan BB/TB dengan nilai p= 0,140. Terdapat hubungan antara praktik pemberian makan anak dengan status gizi berdasarkan indeks TB/U dengan nilai p= 0,045. Terdapat hubungan antara pola asuh dalam hal ini praktik pemberian makan anak dengan status gizi (TB/U) pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara.Kata Kunci: Pola Asuh, Status GiziABSTRACTThe community nutritional status include the toddler determined of a good nutrition. The body debriefing and the influence of disease interactions. Disproportion of nutritional can be intaken malnutrition and over nutrition. The main factor causing malnutrition is poverty. The balanced of Diverse nutritious and good consumption can meet children's nutritional adequacy for growth evolution. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between parenting with nutritional status in children aged 24-59 months in Touluaan District, Southeast of Minahasa. The research design used was analytic observational with cross sectional research design. The population in this study were children aged 24-59 months in Touluaan Subdistrict with a total of 100 toddlers who met the inclusion and exclusion criteria. The research sample was taken by purposive sampling. Based on the ?Fisher's Exact test? statistical results obtained that there was no relationship between the practice of caring for nutritional status based on BB / U index, with a value of p = 1,000, TB / U with a value of p = 1,000 and BB / TB with a value of p = 1,000 . There was no correlation between feeding practices and nutritional status based on BB / U index with p = 1,000 and BB / TB values with p = 0.140. There is a relationship between the practice of feeding children with nutritional status based on TB / U index with a value of p = 0.045. There is some relationship amongst parenting, in this case the practice of feeding children with nutritional status of children (TB / U) in Touluaan District, Southeast of Minahasa.Keywords: breastfeeding patients, nutritional status
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TATELI WERU KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Waani, Miracle B.; Malonda, Nancy S.H; Kapantow, Nova H.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan. Pola asuh merupakan interaksi antara anak dengan orang tua dalam hal mendidik, membimbing, merawat, memberikan makan, pemeliharaan kesehatan dan mendisiplinkan anak. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis apakah ada hubungan antara pola asuh dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Desa Tateli Weru Kec. Mandolang Kab. Minahasa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh anak berusia 24-59 bulan di Desa Tateli Weru Kec Mandolang, dan penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel, jadi sampel berjumlah 72 balita. Hasil uji statistik dalam penelitian ini menunjukkan status gizi dengan indikator BB/U gizi baik 75,0%, dan gizi kurang 25,0%. Indikator TB/U tinggi 6,9%, normal 63,9%, pendek 22,2%, dan sangat pendek 6,9%. Indikator BB/TB gemuk 8,3% normal 59,7%, kurus 18,1%, sangat kurus 13,9%. Sedangkan, Pola asuh ibu dalam hal ini praktik pemberian makan anak yang baik berjumlah 48,8% dan kurang baik sebesar 51,4%. Praktik merawat anak yang baik berjumlah 72,2% dan kurang baik berjumlah 27,8%. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara praktik pemberian makan anak dengan status gizi BB/U, dan TB/U, juga tidak terdapat hubungan antara praktik merawat anak dengan status gizi BB/U dan TB/U, tetapi terdapat hubungan antara praktik praktik pemberian makan anak dengan status gizi BB/TB dan praktik merawat anak dengan status gizi BB/TB pada anak usia 24-59 bulan di Desa Tateli Weru, Kec Mandolang, Kab Minahasa Kata kunci: Balita, Pola Asuh, Status Gizi. ABSTRACTNutrition is an organisms process of using food that is consumed normally through the process of digestion, absorption, transportation, storage, metabolism, and release of substances that are not used. Parenting is an interaction between children and parents in terms of educating, guiding, caring, providing food, maintaining health and disciplining children. The purpose of this research was to analyze whether there is a relationship between parenting and nutritional status in children aged 24-59 months in Tateli Weru Village, Mandolang District, Minahasa Regency. This research uses analytic observational research with cross sectional approach. The population of this research was all children aged 24-59 months in the village of Tateli Weru, Mandolang District, and this study used a total sampling which the entire population was sampled, so the sample was 72 toddlers. The results of statistical tests in this study indicate the nutritional status with indicators of Body Weight/Age good nutrition 75.0%, and malnutrition 25.0%. The indicator of Body Height/Age is high 6.9%, normal 63.9%, short 22.2%, and very short 6.9%. Indicator of Body Weight/Body Height is 8.3% fat, 59.7% normal, 18.1% thin, 13.9% very thin. Meanwhile, the mother's parenting in this case good child feeding practices amounted to 48.8% and less than good at 51.4%. The practice of caring for good children is 72.2% and not good is 27.8%. Based on the results of the chi square test shows there is no relation between the practice of child feeding with nutritional status of Body Weight/Age, and Body Height/Age, also there is no relation between the practice of caring for children with the nutritional status of Body Weight/Age and Body Height/Age, but there is a relationship between practice the practice of feeding children with Body Weight/Body Height nutritional status and the practice of caring for children with Body Weight/Body Height nutritional status in children aged 24-59 months in Tateli Weru Village, Mandolang District, Minahasa Regency. Keywords: Toddler, Parenting, Nutritional Status
HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Toliu, Siti Nurjanah K.; Malonda, Nancy S.H; Kapantow, Nova H.
KESMAS Vol 7, No 5 (2018): Volume 7, Nomor 5, September 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pervalensi stunting pada tahun 2017 terdapat 23% dari seluruh anak di dunia usia dibawah 5 tahun mengalami stunting. Stunting masih merupakan masalah gizi yang menjadi tantangan bagi Indonesia, terdapat  36,4% anak-anak di indonesia usia dibawah 5 tahun mengalami stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan ayah, ibu, dan orang tua dengan kejadian stunting. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional, dilaksanakan di Kecamatan Pasan pada bulan Mei sampai Oktober tahun 2018. Populasi pada penelitian ini berjumlah 248, sampel di ambil dengan cara purposive sampling dengan jumlah sampel 100 responden. Data tinggi badan balita dan orang tua diperoleh dengan mengukur tinggi badan dengan menggunakan microtoise ketelitian 0,1 cm. Analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh pervalensi ayah pendek sebesar 9%, pervalensi ibu pendek sebesar 15%, dan  kejadian stunitng balita 19%. Hasil uji chi square tidak terdapat hubungan antara tinggi badan ayah dengan kejadian stunting (p value = 0,064), sadangkan untuk tinggi badan ibu terdapat hubungan dengan kejadian stunting (p value = 0,000), untuk tinggi badan orang tua terdapat hubungan dengan kejadian stunting (p value = 0,000).  Kata Kunci : orang tua, stunting, anak usia 24-59 bulan ABSTRACTThere are 23% of stunting prevalence from all children across the world that under 5 years old in 2017 that experiencing stunting. Stunting is still a nutritional problem, that is a challenge for Indonesia, there are 36.4% of children in Indonesia under the age of 5 years experiencing stunting. The purpose of this study was to determine the relationship between height of father, mother, and parents with the incidence of stunting. This study was an analytic observational study with a cross sectional research design, carried out in Pasan Sub-District in May to October 2018. The total population in this study are 248, samples were taken by purposive sampling with a sample of 100 respondents. Data on the toddlers and parents height is obtained by measuring height by using a microtoise accuracy of 0.1 cm. The Data analysis that the researcher used was the chi square test. The results showed that the prevalence of short fathers was 9%, short mother prevalence was 15%, and the incidence of stunting in under-fives was 19%. The results of the chi square test did not have a relationship between father's height and the incidence of stunting (p value = 0.064), while that mother height was associated with the incidence of stunting (p value = 0,000), for parents  height there is a relationship with the incidence of stunting ( value = 0,000). Keyword : parents, stunting, children aged 24-59 months­
HUBUNGAN ANTARA STATUS IMUNISASI DAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TATELI DUA KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA Kumayas, Valentine; Malonda, Nancy S.H; Punuh, Maureen I.
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah gizi masih menjadi masalah global diseluruh dunia terutama masalah gizi pada anak.Penyebab langsung terjadinya masalah gizi anak salah satunya penyakit infeksi.Infeksi yang terjadi dapat menghambat penyerapan asupan gizi sehingga meningkatkan risiko terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada anak. Rentannya anak menderita penyakit infeksi salah satunya akibat imunisasi dasar yang tidak lengkap. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara status imunisasi dan penyakit infeksi dengan status gizi balita usia 24-59 bulan di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi yang diambil anak usia 24-59 bulan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2019. Sampel penelitian berjumlah 115 balita usia 24-59 bulan. Analisis data menggunakan SPSS dan uji statistik menggunakan chi-square. Hasil penelitian yaitu terdapat 28,7% gizi kurang dan 71,3% gizi baik. Status imunisasi lengkap 68,7%, tidak lengkap 31,3%. Balita yang menderita penyakit infeksi 29,6%, tidak menderita penyakit infeksi 70,4%. Hasil uji chi square didapati tidak ada hubungan antara status imunisasi dengan status gizi berdasarkan indeks antropometri BB/U (p=0,554), TB/U (p=0,374), BB/TB (p=0,146), terdapat hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi (BB/U dan BB/TB) dan tidak terdapat hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi (TB/U). Kesimpulan penelitian tidak terdapat hubungan antara Status Imunisasi dengan Status Gizi dan terdapat hubungan antara Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Tateli Dua Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Melalui penelitian ini diharapkan pusat kesehatansetempat dapat melakukan tindakan promosi dan edukasi agar masyarakat dapat mengetahui pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap serta pencegahan terhadap penyakit infeksi. Kata kunci: Balita, Imunisasi, Penyakit Infeksi, Status Gizi. ABSTRACTNutrition problem is still a global problem throughout the world, especially the problem of nutrition in children. The direct cause of the occurrence of children's nutritional problems is an infectious disease. Infection that occurs can inhibit the absorption of nutritional intake thereby increasing the risk of malnutrition and poor nutrition in children. Vulnerable to children suffering from infectious diseases one of which is due to incomplete basic immunization. The purpose of this study was to determine the relationship between immunization status and infectious disease with the nutritional status of children aged 24-59 months in Tateli Dua Village, Mandolang District, Minahasa Regency. This study uses a cross sectional design. Population taken by children aged 24-59 months. The study was conducted in May-August 2019. The research sample was 115 toddlers aged 24-59 months. Data analysis using SPSS and statistical tests using chi-square. The results of the study are that there are 28.7% malnutrition and 71.3% good nutrition. Immunization status is 68.7%, incomplete is 31.3%. Infants suffering from infectious diseases 29.6%, did not suffer from infectious diseases 70.4%. Chi square test results found no relationship between immunization status and nutritional status based on anthropometric index BB / U (p = 0.554), TB / U (p = 0.374), BW / TB (p = 0.146), there is a relationship between infectious diseases and nutritional status (BB / U and BB / TB) and there is no relationship between infectious diseases and nutritional status (TB / U). The conclusion of the study there is no relationship between Immunization Status and Nutritional Status and there is a relationship between Infection Disease and Nutritional Status of Children Age 24-59 Months in Tateli Dua Village, Mandolang District, Minahasa Regency. Through this research, it is hoped that the local health center can carry out promotional and educational actions so that the public can know the importance of providing complete basic immunization and prevention of infectious diseases. Keywords: Toddler, Immunization, Infectious Disease, Nutritional Status.
PENGARUH PENYULUHAN DENGAN TEKNIK CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN PELAJAR TENTANG GIZI SEIMBANG DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TOMPASO (STUDI KASUS SD GMIM 2 DAN SD NEGERI 2 TOMPASO) Goni, Geraldy; Rattu, Joy A.M; Malonda, Nancy S.H
KESMAS Vol 8, No 7 (2019): Volume 8, Nomor 7, NOVEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor yang mempengaruhi gizi seseorang adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi. Berkurangnya pengetahuan tersebut juga akan mengurangi kemampuan seseorang untuk menerapkan informasi gizi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan seseorang yaitu dengan cara memberikan pendidikan gizi sedini mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan dengan teknik ceramah terhadap pengetahuan pelajar tentang gizi seimbang di sekolah dasar Kecamatan Tompaso (SD GMIM 2 Tompaso dan SD Negeri Tompaso). Jenis penelitian yang digunakan true eksperiment dengan random pretest-posttest control group design. Tempat penelitian di sekolah dasar Kecamatan Tompaso dari bulan Agustus sampai September 2019. Jumlah sampel yaitu 40 yang terdiri dari 20 eksperimen dan 20 kontrol. Penelitian ini menggunakan analisis data uji t test. Hasil penelitian ini yaitu pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan penegtahuan pada pre-test dan post-test dengan nilai p value = 0,97 (α>0,05). Hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen terdapat perbedaan dengan nilai p value = 0,00 (α<0,05). Terdapat pengaruh penyuluhan dengan teknik ceramah terhadap pengetahuan anak tentang gizi seimbang pada anak sekolah dasar di Tompaso Kabupaten Minahasa pada kelompok kontrol dan eksperimen dengan hasil p value = 0,000 (α<0,05). Kesimpulannya yaitu tidak terdapat peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang pada pelajar di kelompok kontrol yaitu SD GMIM 2 Tompaso, terdapat peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang pada pelajar di kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Tompaso, dan terdapat pengaruh penyuluhan dengan teknik ceramah tentang gizi seimbang pada pelajar sekolah dasar dengan hasil yang bermakna pada kelompok kontrol dan eksperimen. Kata Kunci: Metode ceramah, gizi seimbang ABSTRACTOne of the factors that influence a person’s nutrition is a lack of knowledge about nutrition. The reduced knowledge will also reduce a person’s ability to apply nutritional information in daily life. One way to increase one’s knowledge is to provide nutrition education as early as possible. This study for determine the effect of counseling with lecture techniques on student knowledge about balanced nutrition in elementary schools in Tompaso Distrct (Elementary School of GMIM 2 Tompaso and State of Elementary School Tompaso). The type of research used is true experiment with randomized pretest-posttest control group design. The research site was in the elementary school of Tompaso district from August to September 2019. The number of samples was 40 consisting of 20 experiments and 20 controls. This research uses t-test data analysis. The results of this study are that in the control group there were no differences in knowledge in the pre-test and post-test with p value = 0,97 (α>0,05). The results of the pre-test and post-test experimental groups there are differences with p value = 0,000 (α<0,05). There is an influence of counseling with lecture techniques on children’s knowledge about balanced nutrition in elementary school children in Tompaso Minahasa Regency in the control and experimental groups with the results of p value = 0,000 (α<0,05). The conclusion is that there is no increase in knowledge about balanced nutrition for students in the control group Elementary School of GMIM 2 Tompaso, there is an increase in knowledge about balanced nutrition for students in the experimental group State of Elementary School Tompaso, and there is an influence of counseling with lecture techniques on balanced nutrition in Elementary School. Students with meaningful result in the control and experimental groups. Keywords: Lecture technique, balanced nutrition
GAMBARAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PEMASANGAN JARINGAN SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH DI PT.MATRACOM KOTAMOBAGU Mewengkang, Christin; Kawatu, Paul A.T; Malonda, Nancy S.H
KESMAS Vol 8, No 6 (2019): Volume 8, Nomor 6, Oktober 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya untuk mencegah kecelakaan kerja adalah dengan menghilangkan risiko atau mengendalikan sumber bahaya dan usaha yang terakhir adalah mengunakan alat pelindung diri (APD). Menurut International Labour Organization hirarki pengendalian bahaya terdapat lima pengendalian bahaya yaitu eliminasi, substitusi, engineering, administrasi dan alat pelindung diri (APD).  Untuk itu pekerja diwajibkan menggunakan APD guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja menurut International Labour Organization (ILO) tahun 2015, diperkirakan secara global ada 60.000 kecelakaan fatal per tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada pekerja pemasangan jaringan saluran udara tegangan menengah di PT.MATRACOM Kotamobagu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, dengan model penelitian survei yang bersifat deskriptif. Objek penelitian ini diambil secara total sampling atau secara keseluruhan. Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pekerja bagian pemasangan jaringan saluran udara tegangan menengah sudah memiliki pengetahuan baik yaitu 100%, sementara pekerja yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 82,9% dan pekerja yang memiliki sikap baik hanya 17.1%, begitu juga dengan kepatuhan pekerja yang patuh hanya 45.7% dan yang tidak patuh 54.3%. Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Kepatuhan, Alat Pelindung Diri ABSTRACK Efforts to prevent work accidents are to eliminate risk or control the source of danger and the last effort is to use personal protective equipment (PPE). According to the International Labor Organization, the hazard control hierarchy contains five hazard controls, namely elimination, substitution, engineering, administration and personal protective equipment (PPE). For this reason, workers are required to use PPE to prevent work accidents. Work accidents according to the International Labor Organization (ILO) in 2015, estimated globally there are 60,000 fatal accidents per year. This study aims to determine the description of compliance with the use of personal protective equipment for workers in the installation of medium voltage air duct networks at PT. MATRACOM Kotamobagu. This research is a type of quantitative research, with a descriptive survey research model. The object of this study was taken in total sampling or as a whole. The results obtained showed that the workers of the middle voltage network installation section had 100% good knowledge, while the workers who had a bad attitude were 82.9% and the workers who had a good attitude were only 17.1%, as well as the compliance of obedient workers only 45.7% and 54.3% were not compliant.   Keywords: Knowledge, Attitude, Compliance, Personal Protective Equipment
HUBUNGAN ANTARA USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PERTAMA KALI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOMBOS KOTA MANADO Mahardhika, Fajri; Malonda, Nancy S.H; Kapantow, Nova H.
KESMAS Vol 7, No 3 (2018): Volume 7, Nomor 3, Mei 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelompok usia dibawah 5 tahun (Balita) merupakan kelompok yang rawan gizi karena mempunyai kebutuhan untuk tumbuh kembang yang relatif tinggi dibandingkan orang dewasa. Sedangkan umur 7 bulan merupakan titik awal timbulnya masalah gizi kurang karena diperkirakan pada usia 6 bulan kandungan zat gizi ASI sudah mulai berkurang, sedangkan pemberian makanan pendamping ASI mulai mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara usia pemberian makanan pendamping asi (MP-ASI) pertama kali dengan status gizi anak usia 6-12 bulan di wilayah kerja puskesmas kombos kota manado. Metode penelitian ini bersifat observasional analitik dengan mengunakan rancangancros-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulai Mei 2017- Juni 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Kombos Kota Manado. Populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 216 bayi yang berusia 6-12 bulan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 bayi yang memenuhikriteria inklusi dan eklusi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analais data yang digunakan adalah analisis univariat dana analisi bivariat dengan mengunakan uji chi-square. Hasil penelitian menujukan bayi yang diberikan MP-ASI tidak tepat (54,4%) dan diberiakan MP-ASI tepat (45,6%). Penelitian ini terdapat (82,4%) bayi yang memiliki status gizi baik, (12,7%) bayi yang memiliki status gizi kurang dan (2,9%) bayi yang memiliki status gizi lebih. Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara usia pemberian makanan pemdamping ASI (MP-ASI) pertama kali dengan status gizi anakKata Kunci: Pemberian Makanan Pendamping Asi, Status Gizi AnakABSTRACTChildren under 5 years old (Balita) is a susceptible group to nutrition because their need for growth is relatively high compared to adults. The age of 7 months is the starting point of the emergence of malnutrition problems because it is estimated that at the age of 6 months the nutritional content of breast milk has begun to decrease, while the complementary feeding of breast milk (weaning food/MP-ASI) begins to suffice. This study was aim to analyze the relationship of the age of first providing weaning food (MP-ASI) to nutritional statues of children age 6-12 months in Kombos Manado city primary health center coverage area. This study used analytical observational method using a cross-sectional design. The study was conducted in May 2017 to June 2017 at Kombos Manado city primary health center coverage area. The population in this study was 216 infants aged from 6 to 12 months. The number of samples in this study was 68 infants who fulfilled inclusion and exclusion criteria. The instrument used was a questionnaire. Data analysis were carried out in univariate and bivariate analysis by chi-square test. The study showed that infants who are given MP-ASI at age of ≤ 6 months (54.4%) and infants who are given MP-ASI at age > 6 months (45.6%). This study also revealed that infants with good nutritional status (82.4%), infants with poor nutritional status (12.7%) and infants with excessive nutritional status (2.9%). From this study it can be concluded that there was no relationship of age first providing MP-ASI to the nutritional status of infants aged from 6 to 12 months.Keywords : Complementary Feeding, Nutrional Status Of The Child